Social Icons

Blog Keris Pusaka;silakan call/sms ke nomor;087855335960 @ 081235415435

Pages

Selasa, 04 Desember 2012

TUAH KERIS-JAMAN SEKARANG 2

Keris-Keris Pada Jaman Sekarang
 Yang Masih Memiliki Karakter Yang Sama
 Dengan Saat Awal Pembuatannya.Pada jaman sekarang, masih ada keris-keris tertentu yang masih membawa / memiliki tuah / karakter asli seperti saat pertama keris-keris itu diciptakan. Walaupun mungkin hawa aura mistisnya sudah menurun karena terpengaruh perkembangan jaman dimana pengaruh aura keris sudah mulai diabaikan, tetapi kekuatan aura keris-keris tersebut akan terasa kembali ketika sudah menyatu dengan seorang pemilik yang sesuai.

Contohnya adalah sebagai berikut :


1. Keris Pulanggeni / Pandawa / Keris ber luk 5, dan Keris Singa Barong.

Yang tergolong dalam jenis keris-keris ini adalah pusaka-pusaka yang dahulu menjadi lambang kebesaran sebuah kerajaan / kadipaten / kabupaten. Selain itu, yang tergolong dalam jenis keris-keris ini adalah juga keris-keris yang dahulu diperuntukkan untuk keningratan / kebangsawanan, yaitu keris-keris ber luk 5, keris-keris berdapur nagasasra dan keris-keris berdapur singa barong.

Keris-keris jenis ini pada saat pembuatannya dikhususkan untuk raja dan keluarga raja dan para bangsawan, dan orang-orang keturunan bangsawan. Sampai sekarang pun keris-keris ini hanya mau dimiliki oleh orang-orang yang memiliki garis keturunan bangsawan, yang sadar bahwa dirinya memiliki keturunan darah bangsawan dan menjaga kebangsawanannya. Kalau tidak terpenuhi, maka keris-keris itu hanya akan diam saja, pasif, tidak akan memberikan tuahnya, dan tidak menyatukan dirinya dengan si pemilik keris, karena pribadi pemiliknya tidak sesuai dengan peruntukkan kerisnya.

Keris-keris jenis ini diciptakan untuk menjaga wibawa dan karisma kebangsawanan, dihormati dan dicintai rakyat dan bawahan, menunjang kekuasaan dan kewibawaan dan menyediakan kesaktian yang diperlukan untuk menjaga wibawa kebangsawanan itu.

2. Keris-keris jawa berdapur Banyak Angrem.

Keris-keris jawa berdapur Banyak Angrem adalah jenis-jenis pusaka yang sangat sederhana bentuk dan modelnya dan sejak dulu sampai sekarang tidak banyak mendapatkan sentuhan variasi di dalam pembuatannya. Karena kesederhanaannya itu tidak banyak orang yang memberikan perhatian atau keinginan untuk memilikinya.

Tetapi satu hal yang tidak diketahui oleh banyak orang adalah bahwa keris-keris tua berdapur banyak angrem ternyata memiliki kekuatan dan keistimewaan kegaiban yang jauh lebih baik daripada keris-keris atau pun pusaka-pusaka jenis lain yang umum.

Pada awal pembuatannya keris-keris berdapur banyak angrem biasanya menjadi pusaka pribadi sang empu keris atau seorang panembahan / pemuka kerohanian, tetapi banyak juga yang kemudian diberikan kepada raja-raja dan orang-orang yang sedang berkuasa untuk pengayoman moral. Tetapi karena bentuknya yang sederhana dan ketidaktahuan manusia akan manfaatnya, banyak jenis keris ini yang kemudian diterlantarkan, tidak diinginkan, atau diberikan kepada orang lain, sehingga hilang dari daftar perbendaharaan pusaka.

Gaib dari keris-keris berdapur banyak angrem memiliki sifat karakter yang mirip dengan sifat karakter gaib mustika keong buntet dan kegaiban di dalam perkutut majapahit. Keris-keris banyak angrem bisa memberikan tuah apa saja yang bisa diberikan oleh keris-keris lain, tuah-tuah untuk kesaktian, wibawa, kekuasaan, keselamatan, kerejekian, pengasihan, pengobatan gaib, keilmuan, kesepuhan, pengayoman dan banyak macam kegaiban lain sesuai sugesti pemiliknya (banyak fungsinya).

Gaib di dalam keris-keris berdapur banyak angrem bila sudah cocok dengan manusia pemiliknya atau pembawanya, akan menyelaraskan dirinya dan membantu setiap usaha / aktivitas yang dilakukan oleh orang tersebut. Apalagi bila orang tersebut menunjukkan rasa sayang dan merawatnya dan dapat mengsugesti sang gaib keris untuk membantunya.

Gaib di dalam keris-keris banyak angrem berkarakter seperti Dewa Semar, yaitu berwatak keras dan berwibawa, tetapi bersifat mengayomi seperti orang tua, sehingga sifat wataknya serupa dengan keris tindih, dan mampu meredam gangguan / keanehan gaib dari jimat, pusaka atau sosok-sosok gaib lain di sekitarnya. Tuah dari keris-keris ini juga melunturkan (meredam) ilmu kesaktian dan jimat / pusaka yang bersifat agresif dan menonjolkan kesaktian / kegagahan. Bila anda ingin memiliki keris berdapur banyak angrem, usahakan untuk mendapatkan keris yang asli tua buatan jaman Kediri, Singasari / Majapahit atau jaman sebelumnya, karena biasanya tingkat kesaktian dan kegaibannya jauh lebih tinggi dibandingkan keris-keris yang dibuat pada jaman sesudahnya.


3. Keris-keris Lurus.
Banyak keris lurus, tetapi tidak semuanya, yang sampai sekarang masih memberikan satu rangkaian tuah yang lengkap, sama dengan saat pertama keris tersebut diciptakan.

Misalnya keris lurus yang dahulu pertama dibuat adalah untuk memberikan tuah kesaktian, keselamatan, kekuasaan dan wibawa, sampai sekarang pun keris-keris tersebut masih memberikan tuah yang sama.

Begitu juga untuk keris-keris lurus yang bertuah kerejekian, kesuburan dan penglarisan
, sampai sekarang pun keris-keris tersebut masih memberikan tuah yang sama.




Sebagai catatan, sebuah keris yang sama, dapat memberikan bentuk tuah yang berbeda-beda, tergantung penyesuaiannya dengan karakter kepribadian pemiliknya, karena pasti ada perbedaan karakter kepribadian antara pemilik yang pertama dengan pemilik yang kemudian. Keris tersebut masih memberikan sifat tuah yang sama, tetapi bentuk tuahnya tidak selalu sama karena disesuaikan dengan kebatinan pemiliknya.Seperti contoh yang sudah dituliskan dalam tulisan berjudul Tuah Keris Jaman Sekarang, sebuah keris pandawa luk 5 yang sama, dapat memberikan bentuk tuah yang berbeda-beda, tergantung penyesuaiannya dengan karakter kepribadian pemiliknya, karena ada perbedaan karakter kepribadian antara pemiliknya yang pertama dengan pemilik yang kemudian. Keris tersebut masih memberikan sifat tuah karisma dan wibawa keningratan / kebangsawanan dan terkandung juga kesaktian di dalamnya, tetapi bentuk tuah yang diberikannya kemudian tidak selalu sama karena menyesuaikan dengan kebatinan pemiliknya yang baru. 
Keris-keris berdapur Banyak Angrem adalah jenis-jenis pusaka yang sangat sederhana bentuk dan modelnya dan sejak dulu sampai sekarang tidak banyak mendapatkan sentuhan variasi di dalam pembuatannya. Karena kesederhanaan bentuknya itu tidak banyak orang yang memberikan perhatian atau keinginan untuk memilikinya. Jenis pusaka lain yang sejenis dan bentuknya juga sederhana adalah keris berdapur gunungan, semaran dan yang berbentuk kudi. Sampai sekarang jenis-jenis pusaka itu masih banyak yang memberikan tuah yang sama seperti saat awal pembuatannya.



Sebagai tambahan cerita, kakek buyut Penulis pernah mempunyai sebuah tombak bergagang pendek dan sebuah keris yang berbentuk kudi. Kudi adalah sebuah senjata tajam yang di Jawa biasa digunakan untuk memotong ranting-ranting pohon, memotong rumput (ngarit) atau membelah kelapa. Bentuk kudi ini ujungnya melengkung ke dalam, sedangkan kujang kuno yang
bentuknya mirip kudi ujungnya melengkung keluar. Pusaka tombak dan keris kudi tersebut memberikan tuah kesaktian dan melindungi pemakainya dari serangan mahluk halus, penjahat dan binatang liar. Tombak dan kudi itu dulu biasa dibawa ketika bepergian jauh, keluar masuk hutan dan semak belukar atau melewati tempat yang angker dan wingit. Tombak itu biasa dibawa dengan digantung di belakang punggung, sedangkan kudi dengan sarungnya digantung di samping pinggang. Ketika ada binatang liar atau mahluk halus dan orang jahat yang mengancam, tombak itu akan bergetar dan bergerak naik ke atas dan kudi itu akan bergetar di dalam sarungnya membuat suara kelotokan sebagai isyarat pemberitahuan kepada si pembawa kudi.


Tombak dan kudi itu juga biasa digunakan ketika akan menebang pohon yang terkenal keangkerannya, yang sudah beberapa kali dicoba ditebang oleh orang lain tetapi tidak berhasil, malahan penebangnya mengalami serangan dan gangguan gaib dari mahluk halus penghuni pohon tersebut. Tombak atau kudi itu digunakan untuk mengusir para mahluk halus yang menjadi penghuni pohon tersebut dengan cara ditusukkan / dipukulkan 3 kali pada batang pohonnya. Sesudah itu barulah pohon itu ditebang dengan menggunakan kapak, golok atau alat lain. Sampai sekarang tombak dan kudi itu masih memberikan tuah yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERI MASUKAN UNTUK MENUNJANG KARYA