tag:blogger.com,1999:blog-79015439734516351872024-02-08T00:18:34.923+07:00pamor kinasihAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.comBlogger280125tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-81303342332925897562012-12-29T00:24:00.001+07:002013-01-02T17:56:31.658+07:00ARTI DAN MAKNA PADA RICIKAN KERIS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><span style="font-size: medium;"><b>Ricikan Keris</b></span><b>, </b></span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">RICIKAN adalah
bagian-bagian atau komponen bilah keris, tombak, atau pedang, yang
masing-masing mempunyai nama. Ricikan sebilah keris atau tombak dapat
dibandingkan dengan suku cadang atau komponen mobil. Di antara komponen
mobil ada yang namanya piston, gardan, bumper, pelek, dashboard,
altenator, dlsb. Demikian pula, tiap bagian keris berlainan bentuknya
dan berlainan pula namanya. Lengkap atau tidaknya ricikan ini, ikut
menentukan nama dapur sebilah keris atau tombak.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br />
Secara garis besar, sebilah keris dapat dibagi atas tiga bagian, yakni bagian atau bilah atau wilahan, bagian <i>ganja</i>, dan bagian <i>pesi.</i> Bagian wilahan juga dapat dibagi tiga, yakni bagian pucukan yang paling atas, <i> awak-awak</i> atau tengah, dan sor-soran atau pangkal. Pada bagian sor-soran inilah ricikan keris paling banyak ditempatkan.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br />
Nama-nama ricikan keris adalah:<br />
1. Pesi<br />
2. Ganja<br />
3. Bungkul atau bonggol atau genukan<br />
4. Blumbangan atau pejetan<br />
5. Sraweyan atau srewehan<br />
6. Gandik<br />
7. Jalu memet<br />
8. Lambe gajah atau lambe liman<br />
9. Kembang kacang atau tlale gajah<br />
10. Jenggot atau janggut<br />
11. Tikel alis atau wideng<br />
12. Jalen<br />
13. Sogokan Depan<br />
14. Lis-lisan atau elis<br />
15. Gusen<br />
16. Dada<br />
17. Ucu-ucu ngandap<br />
18. Gandu<br />
19. Tengel<br />
20. Kruwingan atau plunturan<br />
21. Ada-ada atau sada<br />
22. Tampingan<br />
23. Janur<br />
24. Puyuhan<br />
25. Bebel<br />
26. Sogokan belakang<br />
27. Tumperan<br />
28. Palemahan atau lemahan<br />
29. Ucu-ucu nginggil<br />
30. Penatas atau penitis<br />
31. Wadidang atau wedidang<br />
32. Ron da nunut<br />
33. Tungkakan<br />
34. Greneng<br />
35. Ri pandan atau eri pandan<br />
36. Kanyut<br />
37. Tingil<br />
38. Pudak sategal</span></span> <br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Nama-nama ricikan keris ini belum dibakukan secara
nasional. Itulah sebabnya sampai pertengahan tahun 2001, hampir
semuanya masih merupakan nama-nama dan istilah yang berasal dari
daerah Jawa. Meskipun demikian sebagian istilah ricikan ini juga sudah
difahami oleh para pecinta keris dari daerah lain di luar Pulau Jawa,
juga di manca negara, terutama di Singapura, Malaysia, dan Brunei
Darussalam.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br />
Khusus dalam Ensiklopedi Keris ini, nama padanan dari ricikan di atas,
dari daerah lain di luar Pulau Jawa, tetapi dipakai sebagai
sinonimnya. Misalnya sebutan pesi, kalau ada daerah lain yang menyebut
peksi atau paksi, tidak dianggap salah, melainkan dianggap sebagai
salah satu padanan dari kata pesi. Padanan lain misalnya, punting,
putiang, unting, atau oting.<br />
Tentang ricikan keris ini, hampir di setiap daerah mempunyai nama dan
istilahnya sendiri. Walaupun pada umumnya nama-nama daerah itu tetap
mengacu pada nama-nama dan istilah ricikan yang berasal dari Pulau
Jawa. Misalnya, sirah cecak di daerah lain disebut kepala cicak.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br />
Berikut ini adalah nama-nama bahagian-bahagian keris yang umumnya
berlaku di daerah Palembang, Sumatra Timur, Riau Kepulauan, Kalimantan
Barat, Singapura, Brunei, dan Malaysia.<br />
1. Bilah atau awak atau mata keris<br />
2. Aring atau ganja<br />
3. Punting atau unting, atau oting<br />
4. Pucuk atau ujung mata<br />
5. Tuntong<br />
6. Belalai gajah<br />
7. Lambai gajah<br />
8. Bunga kacang<br />
9. Gandik<br />
10. Dagu keris<br />
11. Kepala cicak<br />
12. Leher cicak<br />
13. Gading gajah<br />
14. Ekor cicak<br />
15. Kepit<br />
16. Lurah atau kambing kacang<br />
17. Tulang atau tulangan</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br />
Catatan nama bahagian-bahagian (ricikan) keris ini masih banyak
digunakan sampai dengan tahun 1980-an, tetapi setelah masa itu, nama
ricikan yang berasal dari Indonesia mulai banyak digunakan. Pada awal
tahun 2001, sebutan ganja lebih banyak digunakan daripada aring,
terutama di Singapura, Johor, Serawak, Sabah, dan Negeri Sembilan.
Demikian pula lambe gajah, bukan lagi lambai gajah; dan sogokan bukan
lagi lurah atau kambing kacang.<br />
Perubahan ini terjadi berkat beredarnya buku-buku perkerisan Indonesia
yang beredar di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, serta
banyaknya keris-keris buatan Madura yang dipasarkan di ketiga negara
itu.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br />
Bagi peminat yang ingin terjun dalam dunia perkerisan, baik sebagai
pengagum, pemerhati, apalagi kalau hendak menjadi kolektor, mengetahui
secara luas dan mendalam masalah ricikan keris ini sangat penting.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br />
Seseorang tidak akan mungkin mengetahui nama dapur dan dan mampu
menangguh keris, bilamana ia tidak memahami soal ricikan keris ini.</span></span> <br />
<div class="content">
<div id="post_message_460740">
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Keris terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni bilah (<i>wilahan</i>), ganja, dan pesi. Sebagian buku kuno menyebutkan, bilah keris adalah lambang dari bentuk <i> lingga</i> (phallus) atau alat kelamin pria, ganja keris adalah lambang dari <i>yoni</i>,
yakni alat kelamin perempuan. Sedangkan pesi adalah pemersatu antara
lingga dan yoni. Menurut filsafat kuno, persatuan antara lingga dan
yoni melambangkan kesuburan, kesinambungan, dan kekuatan.BILAH keris atau wilah, atau wilahan, juga terbagi menjadi tiga bagian, yakni bagian <i> pucuk,</i> tengah atau <i>awak-awak</i>, dan bagian<i> sor-soran</i> atau <i> bongkot. Ricikan</i> atau komponen keris hampir seluruhnya menempai bagian <i> sor-soran</i> keris ini.Di Palembang, Riau, Malaysia, dan Brunei wilahan disebut awak keris.Panjang bilah keris yang normal, maksudnya keris Jawa, berkisar antara
33 sampai 37 cm, dan lebar ganjanya antara 8,5 cm bagian paling bawah
dan sekitar 4 cm di bagian tengahnya.Di tengah bilah, membujur dari atas ke bawah, kadang kadang memakai <i> ada-ada</i> semacam tulangan penguatBentuk permukaan wilahan keris ada lima macam. Yang memakai ada-ada ada tiga macam, yaitu yang <i> nggigir sapi</i> atau <i> nggigir lembu</i>; yang <i> ngadal meteng</i>, dan yang <i>ngeruwing</i>. Sedangkan yang tidak memakai ada-ada, ada dua macam. Pertama adalah yang <i>nglimpa</i>, dan kedua yang <i>rata</i>.Dilihat dari konturnya atau bentuk keseluruhannya, wilahan terbagi
atas tiga macam, yakni yang mbambang atau nilam upih atau anggodong
pohung, yang mucuk bung, dan yang nyujen. </span></span><br />
<blockquote class="postcontent restore ">
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Sedangkan di tinjau dari kemiringan posisi bilahnya terhadap garis ganja, dibagi tiga macam, yaitu yang <i>condong</i>, yang <i>leleh</i>, dan yang <i>mayat.</i></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"> Yang <i> leleh</i> lebih miring ketimbang yang <i>condong.</i> Sedangkan bilah keris yang<i> mayat</i>, adalah yang miring sekali.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">GANJA
adalah bagian bawah dari sebilah keris, seolah-olah merupakan alas
atau dasar dari bilah keris itu. Pada tengah ganja, ada lubang untuk
memasukkan bagian pesi. Bagian bilah dan bagian ganja dari sebilah
keris, merupakan kesatuan yang tak boleh dipisahkan. Beberapa pengamat
budaya keris mengatakan bahwa bagian-bagian itu melambangkan kesatuan
lingga dan yoni. Bagian ganja mewakili lambang yoni, sedangkan bagian
bilah keris melambangkan lingganya. Dalam budaya lama, persatuan
antara lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan, kesinambungan, dan
keabadian.<br />
Bentuknya ganja sepintas lalu mirip dengan bentuk tubuh cecak atau tokek
tanpa kaki. Bagian depannya mirip kepala cecak dan disebut sirah
(kepala) cecak. Ujung <i> sirah cecak</i>, pada bagian yang agak meruncing, disebut <i>cocor</i>. Di belakang Sirah cecak ada bagian ganja yang menyempit seperti leher, lazim disebut <i> gulu meled.</i><br />
Begitu pula bagian perut dan ekor ganja, sebutannya selalu dikaitkan
dengan bagian tubuh cecak. Bagian 'perut' ganja disebut wetengan,
waduk, atau gendok, sedang bagian 'ekor' disebut buntut cecak.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br />
Tepat di tengah waduk, ada lobang bergaris tengah kira-kira 0,8 cm
untuk jalan masuknya pesi keris. Pada keris buatan Palembang, lubang
pesi ini lebih lebar, yakni sekitar 1 cm. Lubang ini, di arah endas
cecak dan arah kepet, terdapat alur kecil, sebesar jarum, untuk tempat
lalunya ****** atau sindik, yang membuat ganja itu rapat dengan
pesinya.<br />
Pada keris-keris jenis nom-noman pada bagian belakang ganjanya, persis di bawah wadidang, kadang-kadang dibuat tungkakan.<br />
Ragam bentuk ganja ada beberapa macam, yakni ganja Sebit Rontal,
Mbatok Mengkurep, Wuwung, Wilut (Welut), Dungkul, Sepang, dan Kelap
Lintah. Ganja wuwung adalah bentuk ganja yang paling tua. Keris-keris
tangguh Segaluh, Pajajaran, dan Tuban kebanyakan memakai ganja wuwung.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"> Di Bali orang membagi ganja menurut ragam bentuknya, ganja leser, ganja celeg, ganja dungkul, dan ganja ombak-ombakan.<br />
Ragam bentuk ganja itu tidak menentukan nama dapur sesuatu keris,
tetapi menjadi pertimbangan untuk menentukan tangguh-nya. Jadi, sebuah
keris berdapur Pasopati, misalnya, bisa memakai ganja wuwung, bisa
ganja yang mbatok mengkureb, atau wilut. </span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"> Tetapi sebuah
keris berdapur Tilam Upih, misalnya, kalau memakai ganja wuwung, bisa
diperkirakan keris itu tergolong tangguh tua. Mungkin tangguh
Pajajaran, mungkin Tuban. Dan, kalau ganjanya kelap lintah, itu tidak
mungkin keris tangguh Pajajaran, atau Tuban.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Di Semenanjung Melayu, Brunei, Serawak,
dan Sabah Serta Riau, sebagian pecinta keris menyebut ganja dengan
istilah aring. Sedangkan bentuk ganja yang berombak disana disebut
atikasana. Sedangkan ganja yang meruncing cocornya disebut aring
sikunyir. Namun mereka yang sering membaca buku-buku keris terbitan
Indonesia, pada akhirnya tetap menyebutnya dengan istilah ganja.<br />
Pada keris-keris yang mewah, keris yang diberi hiasan kinatah emas,
misalnya, bagian ganjanya pun juga diberi hiasan kinatah emas,
biasanya dengan pola hias lung-lungan. Ada yang di-kinatah kaligrafi.
Bahkan ada ganja yang dihias dengan intan atau berlian yang ditanam di
ganja itu.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Selanjutnya mengenai ricikan keris yang disebut Kembang Kacang.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><b>KEMBANG KACANG,</b> atau <i>telale gajah</i>, atau <i>Sekar Kacang</i>
adalah nama bagian yang bentuknya. Di Semenanjung Malaya, Brunei,
Serawak, Sabah, dan Palembang, Pontianak, serta Riau, bagian ini
disebut <i>belalai gajah.</i></span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><i><br />
Kembang kacang</i>, yang termasuk salah satu <i>ricikan</i> keris, ini selalu menempel pada bagian atas dan bagian atas dari bagian <i>gandik</i>, pada bagian depan <i>sor-soran</i>. Di bawah ketiak <i>kembang kacang</i> biasanya terdapat <i>jalen</i>. Di bawahnya sering kali terdapat <i>lambe gajah</i> dan <i>jalu memet.</i></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Tidak semua keris mempunyai <i>kembang kacang.</i> Banyak juga yang tidak. Keris yang tidak memakai <i>kembang kacang </i>disebut keris ber-<i>gandik polos</i>, atau ber-<i>gandik lugas.</i></span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Walaupun secara umum bentuknya sama, tetapi <i>kembang kacang</i> mempunyai cukup banyak variasi bentuk, yaitu <i>Nguku Bima,Pogok, Gula Milir, Malik atau Kuwalik, Bungkem, Nyunti</i> atau <i>Nggelung Wayang,</i> dan <i>Gatra</i>. <i>Kembang kacang</i> yang patah atau putus, biasanya disebut <i>pugut</i>.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Dalam sejarah perkerisan, <i>ricikan</i> <i>kembang kacang</i> baru ada setelah zaman Segaluh, dan baru sempurna bentuknya pada keris-keris <i>tangguh</i> Jenggala. Keris <i>tangguh</i> Buda tidak ada yang memakai <i>kembang kacang</i>.</span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Keris-keris buatan Riau Kepulauan dan Semenanjung Malaya pun mempunyai beberapa ragam bentuk <i>kembang kacang</i>. Di sana, ragam bentuk <i>kembang kacang</i> yang disebut <i>belalai gajah</i>, ragam bentuknya terbagi atas: <i>Saing, Kuku Ala,</i> dan <i>Lidah Tiang</i>.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Selain itu, walau pun bentuk dasarnya sama, <i>kembang kacang</i> daerah satu tidak sama bentuknya dengan daerah satu dengan lainya.</span></span>
</blockquote>
</div>
</div>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><i>MAKNA,PADA RICIKAN PUSAKA</i></span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Istilah makna berarti makna, arti dan maksud. </span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Murad menurut kamus berarti keterangan arti. </span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Sedang rahsa berarti rahasia. </span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Dalam pengartian umum rahsa sering diartiknn sebagai air Mani.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">Berikut ini Ki Nom memberi urutan sbb :</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(1) Ganja,hanya Allah Subkhana Tangala paling luhur, njeng Rasul
tutupnya Allah ( nabi penutup ), nabi pemimpin dunia serta kekasih Hyang
Agung. Keduanya merupakan tanda ( keberadaan ) Gusti dan Kawulanya.
Keduanya satu wujud. Disebut satu tapi sebenarnya dua. Disebut dua
nyatanya satu.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(2) Sirah cecak : adalah Betal Makmur atau kepala manusia.Artinya, situlah asal mula segala kesenangan dan ingatan manusia.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(3) Tikel Alis : mengiaskan tiga nafsu hati agar suci dan selamat ( rahayu ), yakni sabar,rela dan maklum.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(4) Sekar Kacang : artinya Gunung Tursina yang mengetahui keluar
masuknya nafas melalui hidung, merupakan tanda adanya Kawula dan Gusti.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(5) Lambe gajah : sebenarnya mulut kita, merupakan tempatnya 1nsan
Kamil, tempat pengucapan Hyang Agung menjadi kenyataan, yaitu sabda Kun
Fayakun.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(6) Greneng : berupa huruf (Jawa) DHA , </span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(7) Greneng : berupa huruf MA, artinya di-DHADHA-lah tempatnya MA-ti (kematisn), mustahil jika mati mengeluarkan hidup.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(8) Gandik : artinya titian jantung yang mampu menimbulkan lahirnya napsu birahi manusis</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(9) Sogokan : artinya di dalam purus ( sumbu tiang )manusia mampu
membuka tabir 9 lubang hawa nafsu, yaitu : mata(2), telinga (2),hidung
(2), mulut(l), zakar (l) dan rakhim (kmmaluan wanita).</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(lO) Bawang sebungkul mengiaskan kemaluan wanita ( rakhim ), yakni tempatnya Betal Mukadas atau tempat pesucian manusia.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(11) Sraweyan : artinya musibah atau murka Tuhan.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(12) Kruwingan : maksudnya sosok tubuh kita agar selalu ditata dan dipatut yang baik supaya pantas(serasi).</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(13) Pasikutan : artinya keluwesan manusia, artinya tingkah laku kita
hendaknya jangan kaku dan tanggap atas kias ( pasemon ) yang diberikan
oleh orang lain.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(14) Pejetan : artinya ibu jari kita yang mampu menyangga dengan kuat pekerjaan dalam penghidupan.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(15) Wadidang : maksudnya kaki kita yang menguasai tubuh kita.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(16) Tungkakan : maksudnya kemauan manusia itu tidak boleh kalah dengan kemauan yang mau menang sendiri.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(17) Kepet : artinya telapakan kita sebagai tali cambuk manusia.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(18) Jalen : artinya hidup kita jangan sampai terpukau, kita pasti kemhali ke asalnya Tuhan.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(19) Waja ( baja ) : adalah tulang yang memperkuat tubuh kita.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(20) Wesi ( besi ) : artinya daging kita selama kita hidup di dunia.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(21) Seratnya besi : artinya kulit kita.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(22) Pamor : artinya di dalam otot bayu kita memancar cahaya Nur Buwat, menandakan bahwa hidup kita bener-benar suci.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(23) Pesi : artinya pusar, merupakan keadaan dalam hati kita yang sebenarnya.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">(24) Kodhokan : artinya pendengaran kita tentang 4 hal.</span></span><br />
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span>
<span style="color: #eeeeee;"><span style="background-color: black;">( Sumber Paheman Memetri Wesi Aji " PAMETRI WIJI " Jogjakarta " )</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-1258158170668286252012-12-29T00:12:00.000+07:002012-12-29T00:12:46.922+07:00EMPU DAN KERIS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"></span>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 18.0pt;">KERIS Dan EMPU</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 18.0pt;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">(Bawa Rasa Tosan Aji)</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ada pepatah yang <span class="GramE">menyatakan :</span> "Penghargaan pada seseorang tergantung
karena busananya." Mungkin pepatah itu lahir dari pandangan psikolog
yang mendasarkan pada kerapian, kebersihan busana yang dipakai seseorang itu menunjukkan
watak atau karakter yang ada dalam diri orang itu.Di kalangan masyarakat Jawa
Tengah pada umumnya untuk suatu perhelatan tertentu, misalnya pada upacara
perkawinan, para kaum prianya harus mengenakan busana <i>Jawi jangkep</i>
(busana Jawa lengkap)<i>.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dan kewajiban itu
harus ditaati terutama oleh mempelai pria, yaitu harus menggunakan/memakai
busana pengantin gaya
Jawa yaitu berkain batik, baju pengantin, tutup kepala (<i>kuluk</i>) dan
juga sebilah keris diselipkan di pinggang. Mengapa harus keris? Karena keris
itu oleh kalangan masyarakat di Jawa dilambangkan sebagai simbol
"kejantanan." Dan terkadang apabila karena suatu sebab pengantin
prianya berhalangan hadir dalam upacara temu pengantin, maka ia diwakili
sebilah keris. <span class="GramE">Keris</span> merupakan lambang pusaka.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pandangan ini
sebenarnya berawal dari kepercayaan masyarakat Jawa dulu, bahwa awal mula
eksistensi mahkluk di bumi atau di dunia bersumber dari filsafat agraris,
yaitu dari menyatunya unsur lelaki dengan unsur perempuan. Di dunia ini Allah
Swt, menciptakan makhluk dalam dua jenis seks yaitu lelaki dan perempuan,
baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Kepercayaan pada filsafat
agraris ini sangat mendasar di lingkungan keluarga besar Karaton di Jawa,
seperti Karaton Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan lain-lain.
Kepercayaan itu mulanya dari Hinduisme yang pernah dianut oleh masyarakat di
Jawa. Lalu muncul pula kepercayaan tentang <i>bapa angkasa</i> dan <i>ibu
bumi/pertiwi.</i> Yang juga dekat dengan kepercayaan filsafat agraris di
masyarakat Jawa terwujud dalam bentuk upacara <i>kirab pusaka</i> pada
menjelang satu Sura dalam kalender Jawa dengan mengkirabkan pusaka unggulan
Karaton yang terdiri dari senjata tajam: tombak pusaka, pisau besar (<i>bendho</i>).
Arak-arakan pengirab senjata pusaka unggulan Karaton berjalan mengelilingi
komplek Karaton sambil memusatkan pikiran, perasaan, memuji dan memohon
kepada Sang Maha Pencipta alam semesta, untuk beroleh perlindungan,
kebahagiaan, kesejahteraan lahir dan batin.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Fungsi utama dari senjata tajam pusaka dulu adalah alat untuk
membela diri dari serangan musuh, dan binatang atau untuk membunuh musuh.
Namun kemudian fungsi dari senjata tajam seperti keris pusaka atau tombak
pusaka itu berubah. Di masa damai, kadang orang menggunakan keris hanya
sebagai kelengkapan busana upacara kebesaran saat <i>temu pengantin</i>. Maka
keris pun dihias dengan intan atau berlian pada pangkal hulu keris. Bahkan
sarungnya yang terbuat dari logam diukir sedemikian indah, berlapis emas
berkilauan sebagai</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span class="GramE"><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">kebanggaan</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"> pemakainya. Lalu, tak urung
keris itu menjadi komoditi bisnis yang tinggi nilainya. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Tosan Aji</span></i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">atau senjata pusaka
itu bukan hanya keris dan tombak khas Jawa saja, melainkan hampir seluruh
daerah di Indonesia
memiliki senjata tajam pusaka andalan, seperti <i>rencong</i> di Aceh, <i>badik</i>
di Makasar, pedang, tombak berujung tig (<i>trisula</i>), keris bali, dan
lain-lain.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ketika Sultan Agung menyerang Kadipaten Pati dengan gelar perang <i>Garudha
Nglayang, Supit Urang, Wukir Jaladri, </i>atau gelar<i> Dirada Meta</i>, prajurit
yang mendampingi menggunakan senjata tombak yang wajahnya diukir gambar <i>kalacakra</i>.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Keris pusaka atau tombak pusaka yang merupakan pusaka unggulan itu
keampuhannya bukan saja karena dibuat dari unsur besi baja, besi, nikel,
bahkan dicampur dengan unsur batu meteorid yang jatuh dari angkasa sehingga
kokoh kuat, tetapi cara pembuatannya disertai dengan iringan doa kepada Sang
Maha Pencipta Alam (Allah SWT) dengan suatu upaya spiritual oleh Sang Empu.
Sehingga kekuatan spiritual Sang Maha Pencipta Alam itu pun dipercayai orang
sebagai kekuatan magis atau mengandung tuah sehingga dapat mempengaruhi pihak
lawan menjadi ketakutan kepada pemakai senjata pusaka itu. Pernah ada suatu
pendapat yang berdasarkan pada tes ilmiah terhadap keris pusaka dan dinyatakan
bahwa keris pusaka itu mengeluarkan energi/kekuatan yang tidak kasat mata
(tak tampak dengan mata biasa).</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Yang menarik hati adalah keris yang dipakai untuk kelengkapan busana
pengantin pria khas Jawa. Keris itu dihiasi dengan untaian bunga mawar melati
yang dikalungkan pada hulu batang keris. Ternyata itu bukan hanya sekedar
hiasan, melainkan mengandung makna untuk mengingatkan orang agar jangan
memiliki watak beringas, emosional, pemarah, <i>adigang-adigung-adiguna</i>,
sewenang-wenang dan mau menangnya sendiri seperti watak Harya Penangsang.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Kaitannya dengan Harya Penangsang ialah saat Harya Penangsang
berperang melawan Sutawijaya, karena Penangsang pemarah, emosional, tidak
bisa menahan diri, perutnya tertusuk tombak Kyai Plered yang dihujamkan oleh
Sutawijaya. Usus keluar dari perutnya yang robek. Dalam keadaan ingin balas
dendam dengan penuh kemarahan Penangsang yang sudah kesakitan itu
mengalungkan ususnya ke hulu keris di pinggangnya. Ia terus menyerang
musuhnya. Pada suatu saat Penangsang akan menusuk lawannya dengan keris Kyai
Setan Kober di bagian pinggang, begitu keris dihunus, ususnya terputus oleh
mata keris pusakanya. Penangsang mati dalam perang dahsyat yang menelan
banyak korban. Dari peristiwa itulah muncul ide keris pengantin dengan hiasan
untaian bunga mawar dan melati.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Tosan aji</span></i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">atau senjata pusaka
seperti tombak, keris dan lain-lain itu bisa menimbulkan rasa keberanian yang
luar biasa kepada pemilik atau pembawanya. Orang menyebut itu sebagai <i>piyandel</i>,
penambah kepercayaan diri, bahkan keris pusaka atau tombak pusaka yang
diberikan oleh Sang Raja terhadap bangsawan Karaton itu mengandung
kepercayaan Sang Raja terhadap bangsawan unggulan itu. Namun manakala
kepercayaan sang raja itu dirusak oleh perilaku buruk sang adipati yang
diberi keris tersebut, maka keris pusaka pemberian itu akan ditarik/diminta
kembali oleh sang raja.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Hubungan keris dengan sarungnya secara khusus oleh masyarakat Jawa
diartikan secara ilosoi sebagai hubungan akrab, menyatu untuk mencapai
keharmonisan hidup di dunia. Maka lahirlah filosofi <i>"manunggaling
kawula – Gusti",</i> bersatunya abdi dengan rajanya, bersatunya insan
kamil dengan Penciptanya, bersatunya rakyat dengan pemimpinnya, sehingga
kehidupan selalu aman damai, tentram, bahagia, sehat sejahtera. Selain saling
menghormati satu dengan yang <span class="GramE">lain</span> masing-masing juga
harus tahu diri untuk berkarya sesuai dengan porsi dan fungsinya
masing-masing secara benar. Namun demikian, makna yang dalam dari <i>tosan
aji</i> sebagai karya seni budaya nasional yang mengandung pelbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya<span class="GramE">,kini</span>
terancam perkembangannya karena aspek teknologi sebagai sahabat budayanya
kurang diminati ketimbang aspek legenda dan magisnya.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">RICIKAN ATAU ANATOMI KERIS</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Anatorni keris dikenal juga dengan istilah <i>ricikan </i>keris.<b> </b>Berikut
ini akan diuraikan anatorni keris satu persatu : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ron Dha</span></i></b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">, yaitu ornamen pada
huruf Jawa <i>Dha.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sraweyan</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">yaitu dataran yang merendah di
belakang <i>sogogwi, </i>di atas <i>ganja.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Bungkul</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">bentuknya seperti bawang,
terletak di tengah-tengah dasar bilah dan di atas <i>ga~qa.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pejetan</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">bentuknya seperti bekas pijatan
ibu jari yang terletak di belakang <i>gandik.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Lambe Gajah</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">bentuknya menyerupai bibir
gajah. Ada
yang rangkap dan Ietaknya menempel pada <i>gandik.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Gandik</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">berbentuk penebalan agak bulat
yang memanjang dan terletak di atas <i>sirah cecak </i>atau ujung <i>ganja.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Kembang Kacang</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">menyerupai belalai
gajah dan terletak di <i>gandik </i>bagian atas.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Jalen</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">menyerupai taji ayam jago yang
menempel di <i>gandik.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Greneng</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">yaitu ornamen berbentuk huruf
Jawa <i>Dha </i>( ) yang berderet.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Tikel Alis</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">terletak di atas <i>pejetan
</i>dan bentuknya rnirip alis mata.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Janur</span></i></b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">, bentuk <i>lingir </i>di
antara dua <i>sogokan.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sogokan depan</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">bentuk alur dan merupakan
kepanjangan dari <i>pejetan</i>.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sogokan belakang</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">bentuk alur yang
terletak pada bagian belakang.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pudhak sategal</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">yaitu sepasang bentuk menajam
yang keluar dari bilah bagian kiri dan kanan.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Poyuhan</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">bentuk yang menebal di ujung <i>sogokan.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Landep</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">yaitu bagian yang
tajam pada bilah keris. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Gusen</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">terletak di be<span class="GramE">!akang</span>
<i>landep, </i>bentuknya memanjang dari <i>sor-soran </i>sampai <i>pucuk.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Gula Milir</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">bentuk yang meninggi di antara <i>gusen
</i>dan <i>kruwingan.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Kruwingan</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">dataran yang terietak di kiri
dan kanan <i>adha-adha.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 63.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -54.0pt;">
<b><i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Adha-adha</span></i></b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">, </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">penebalan pada pertengahan bilah
dari bawah sampal ke atas.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 1;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; mso-font-kerning: 18.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR KERIS (jenis lurus)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; mso-font-kerning: 18.0pt;"> <span style="mso-bidi-font-weight: bold;"></span></span></b></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 38.18%;" valign="top" width="38%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 103.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 0cm 4.5pt 9.0pt 13.5pt 18.0pt 27.0pt 40.5pt 63.0pt; text-indent: -103.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">1.BETHOK </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 103.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 0cm 4.5pt 9.0pt 13.5pt 18.0pt 27.0pt 40.5pt 63.0pt; text-indent: -103.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">2.BROJOL </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 103.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 0cm 4.5pt 9.0pt 13.5pt 18.0pt 27.0pt 40.5pt 63.0pt; text-indent: -103.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">3.JAKA LOLA</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 103.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 0cm 4.5pt 9.0pt 13.5pt 18.0pt 27.0pt 40.5pt 63.0pt; text-indent: -103.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">4.KEBO LAJER </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 103.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 0cm 4.5pt 9.0pt 13.5pt 18.0pt 27.0pt 40.5pt 63.0pt; text-indent: -103.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">5.TILAM UPIH </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 103.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 0cm 4.5pt 9.0pt 13.5pt 18.0pt 27.0pt 40.5pt 63.0pt; text-indent: -103.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">6.PULANG GENI (
A ) </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 103.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 0cm 4.5pt 9.0pt 13.5pt 18.0pt 27.0pt 40.5pt 63.0pt; text-indent: -103.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">7.SEPANG</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 103.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 0cm 4.5pt 9.0pt 13.5pt 18.0pt 27.0pt 40.5pt 63.0pt; text-indent: -103.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">8.YUYU RUMPUNG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 103.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 0cm 4.5pt 9.0pt 13.5pt 18.0pt 27.0pt 40.5pt 63.0pt; text-indent: -103.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">9.KELAP LINTAH </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">10. REGOL
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">11. TILAM
SARI </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">12. KALA
MUNYENG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">13. MARAK
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">14. JAKA
TUWA</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">15.
PINARAK </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">16. PANJI
NOM </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">17. JALAK
NGUWUNG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">18. JALAK TILAM SARI </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">19. JALAK DINDING </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">20. JALAK NGORE </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">21. JALAK SUMELANG GANDRING </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">22. JALAK SANGU TUMPENG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">23. KEBO DHUNGKUL </span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 26.96%;" valign="top" width="26%">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><img height="391" src="http://djonny.sman1pramb-yog.sch.id/senibudayajawa/kerisdanempu_files/image005.gif" width="101" /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">24. LAR
NGATAP </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">25. LALER
MENGENG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">26. SINEBA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">27. CENGKRONG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">28. CUNDRIK </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">29. KEBO DHENDHENG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">30. DHUWUNG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">31. MUNDHARANG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">32. RONING TEKI </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">33. PASUPATI </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">34. MENGKURAT </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">35. JAMANG MURUB </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.56%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">36.
SARDULA MANGSAH </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">37. SUJEN
AMPEL </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">38. KEBO
TEKI </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">39. MESEM
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">40.
TUMENGGUNG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">41. SEPANER
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">42. KALA
MISANI </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">43. SINOM
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">44. SINOM WORA-WARI </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">45. CAMPUR </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">46. CADHONG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">47. TEBU SAUYUN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">48. CONDHONG CAMPUR ( A ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">49. SEMAR
TINANDHU </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">50. PANJI
PENGANTHEN </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">51. KARNA TANDING </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">52. SEMAR PETHAK </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">53. RASEKSA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">54. PUTHUT </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">55. GAJAH
SINGA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">56. SINGA
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">57. SINGA
SANGU TUMPENG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">58. SONA</span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR KERIS (jenis LUK 3)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">
</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> 59. JANGKUNG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">60. JANGKUNG MAYANG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">61. JANGKUNG PACAR </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">62. JANGKUNG SAGARA WINOTAN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">63. PUDHAK JANGKUNG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">64. SAGARA WINOTAN </span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">65. TEBU
SAOYOTAN </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">66.
SAMBADA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">67. LARA
SIDUWA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">68. MAHESA NEMPUH </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">69. URUBING DILAH </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">70. PANJI CALURING </span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 34.0%;" valign="top" width="34%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">71. CAMPUR BAWUR ( A ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">72. CAMPUR BAWUR ( B ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">73. BANGO DHOLOK </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">74. MAYAT </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">75. LAR MONGA </span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR
KERIS (jenis LUK 5)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">76. PULANG GENI ( B ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">77. KAL NADHAH </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">78. KEBO TEDHAN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">79. DHOLOG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">80.
PANDAWA LARE </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">81.
PANDAWA SINGA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">82.
PANDAWA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">83.
PANDAWA CINARIT0 </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">84.
PANDAWA KARNA TANDHING </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">85. CUNDRIK PANDAWA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">86. KEBO DHENGEN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">87. NAGA
SARI </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">88.
PUNDHAK SATEGAL </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 34.0%;" valign="top" width="34%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">89. MANGKURAT MANGKU NEGRA
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">90. HANOMAN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">91. URAP-URAP </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">92. SINGA SINEBANING DILAH </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">93. PANJI KUDA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">94. SINERASAH </span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="font-size: 11.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR KERIS (jenis LUK 7)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">
</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">95. SEMPANA BUNGKEM </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">96. SEPOKAL ( A ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">97. JARAN GUYANG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">98. PANJI SEMEDI </span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 63.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">99. SEMPANA PANJUL </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">100. CARUBUK </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">101. MURDA MALELA </span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 34.0%;" valign="top" width="34%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">102. .KIDANG SOKA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">103. BELEBANG ( A ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">104. CONDHONG CAMPUR ( B ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">105. NAGA KERAS </span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR
KERIS (jenis LUK 9)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">106. KIDANG MAS </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">107. BUTA IJO </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">108. JARUMAN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">109. CARANG SOKA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">110. SEMPANA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">111. SABUK TAMPAR </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">112. PANIWEN </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;"><img height="282" src="http://djonny.sman1pramb-yog.sch.id/senibudayajawa/kerisdanempu_files/image003.gif" width="74" /></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 34.0%;" valign="top" width="34%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">113. PANIMBUL </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">114. JARADEH </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">115. BALEBANG ( B ) </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">116. PUDHAK PANIMBAL </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">117. BALE KENCANA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">118. SAGARA MUNCAR </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR
KERIS (jenis LUK 11)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">119. JAKA WARU </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">120. SEPOKAL ( B ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">121. BANDHOTAN </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">122. SABUK INTEN </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">123. CARITA GENENGAN </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">124. CARAITA BUNGKEM </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">125. CARITA GANDHU </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">126. CARITA PRASAJA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">127. CARITA KAPRABON
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 34.0%;" valign="top" width="34%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">128. CARITA GULA MILIR </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">129. CARITA DALEMAN </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">130. SANTAN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">131. WALURING </span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR
KERIS (jenis LUK 13)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">132. JOHAN MANGAN KALAK </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">133. KARA WELANG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">134. LUNG GANDHU </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">135. KANTAR ( A ) </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">136. KANTAR ( B ) </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">137. SANGKELAT </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">138. PARUNG SARI ( A ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">139. PARUNG SARI ( B ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">140. PARUNG SARI ( C ) </span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 34.0%;" valign="top" width="34%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">141. NAGA SASRA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">142. NAGA SELUMAN </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">143. NAGA BONGKOKAN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">144. PANJI PANIWEN </span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR
KERIS (jenis LUK 15)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">145. BIMA KRODHA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">146. MAHESA NYABRANG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">147. RANGGA PASUNG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">148. RANGGA WILAH </span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 34.0%;" valign="top" width="34%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">149. SEDHET </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">150. CARITA BUNTALA
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR
KERIS (jenis LUK 17)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 50.0%;" valign="top" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">151. NGAMPAR BUTA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 50.0%;" valign="top" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">152. LANCINGAN </span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR KERIS (jenis LUK 19)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">
</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">153. TRI MURDA. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR KERIS (jenis LUK 21)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">
</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">154. KALA
TINANTANG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">155. TRI SIRAH </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">156. DRAJIT </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR KERIS (jenis LUK
25)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">157. BIMA RANGSANG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR KERIS (jenis LUK
27)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">158. RANGGA WIRUN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">159. KALA BENDU </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR KERIS (jenis LUK
29)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">160. RANGGA WULUNG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;">NAMA/BENTUK/DAPUR TOMBAK </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<br /></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">161. GODHONG PRING </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">162. GODHONG ANDONG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">163. KUDHUP CEPAKA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">164. KUDHUP MELATI </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">165. KUDHUP GAMBIR </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">166. SUJEN AMPEL </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">167. TUMBUK </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">168. SADAK </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">169. TOTOG </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">170. BUNG AMPEL </span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 33.0%;" valign="top" width="33%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><img height="311" src="http://djonny.sman1pramb-yog.sch.id/senibudayajawa/kerisdanempu_files/image004.gif" width="60" /></span></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 34.0%;" valign="top" width="34%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">171. BIRING DRAJIT </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">172. BIRING SUMBEN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">173. BIEING JALER </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">174. BIRING ISTRI </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">175. CEKEL BELULUK </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">176. CEKEL PANGRAWIT </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">177. CEKEL ADILUWIH </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">178. PLERET </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">179. SEKAR JANTUNG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">180. TUMPER INGAS </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom: ridge 3.75pt; border-color: windowtext; border-left: solid 2.25pt; border-right: ridge 3.75pt; border-top: solid 2.25pt; mso-border-bottom-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-color-alt: windowtext; mso-border-insideh: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-insidev: 3.75pt three-d-emboss windowtext; mso-border-left-alt: solid 2.25pt; mso-border-right-alt: three-d-emboss 3.75pt; mso-border-top-alt: solid 2.25pt; mso-cellspacing: 1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 32.32%;" valign="top" width="32%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">181. BARU </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">182. BARU KARNA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">183. BARU KALANTAKA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">184. BARU PANATAS </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">185. BARU TROPONG </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">186. BANYAK ANGREM </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">187. GODHONG DHADHAP </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">188. GODHONG SEDAH</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">189. SEMAR TINANDHU </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">190. PANDU </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<br /></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 34.76%;" valign="top" width="34%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">191. KUDHI </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">192. SAPIT ABON </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">193. SAPU ABON </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">194. DARA DASIH MENGGAH
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">188. GODHONG SEDAH </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">195. DORA MANGGALA.
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">196. SIPAT KELOR </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">197. BUTA MELER </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">198. SLADHANG HASTA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">199. RANGGA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">200. PANGGANG WELUT </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<br /></div>
</td>
<td style="border: solid windowtext 2.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 31.62%;" valign="top" width="31%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">201. PANGGANG LELE </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">202. CACING KANIL </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">203. MANGKON </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">204. MEGANTARA </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">205. KARACAN </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">206. LUNG GANDHU </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">207. SANGA-SANGA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">208. CITRA </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">209. DARA DASIH </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt; text-indent: -76.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;">210. MASTAKA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 76.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: -9.0pt -4.5pt 0cm 4.5pt 9.0pt 18.0pt 22.5pt 27.0pt 49.5pt; text-indent: -76.5pt;">
<br /></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US">Beberapa
hal yang berhubungan mengenai keris</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US">ADEG IRAS,
PAMOR</span></b><span lang="EN-US">, adalah nama pamor yang menyerupai garis lurus
mulai dari ujung bilah sampai pangkalnya yang bersinggungan dengan bagian
ganja. Pada bagian ganja, pamor ini seolah menyambung lagi sampai kebagian
yang bersinggungan dengan pesi. Pamor ini dinilai baik tuahnya dan tergolong
pamor langka. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US">AENGTONG
TONG,</span></b><span lang="EN-US"> nama desa di Serunggi, Sumenep yang sampai
kini masih membuat keris dan tombak. Desa ini dulu merupakan tempat tinggal
para EMPU yang memenuhi kebutuhan kerajaan Sumenep dan kini masih ada
beberapa orang yang bekerja sebagai pandai keris seperti Jaknal, Jembar,
Jekri, Hoji dan lain lain. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US">AEROLIT,</span></b><span lang="EN-US"> adalah batu pamor yang sangat keras dan berasal meteor, bila
telah menjadi pamor akan berwarna kuning keabu-abuan. Gradasi warnanya tidak
terlalu kontras dibandingkan dengan kehitaman warna besi dasar sehingga sulit
dilihat mata, pamor dari bahan ini sering juga disebut <b><i>Jalada</i></b>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">AKHODIYAT, PAMOR</span></b><span lang="EN-US">, adalah bagian dari kelompok pamor yang memiliki kecemerlangan
lebih gemerlap dari bagian pamor lainnya. Pada satu permukaan bilah keris,
ada bagian yang kecemerlangan pamornya menonjol dibanding kecemerlangan pamor
disekitarnya dan sepintas lalu mirip dengan lelehan logam keperakan yang
putih mengkilap. Menurut EMPU Fausan Pusposukadgo, ini terjadi karena suhu
yang tepat pada saat penempaan dan bukan dibuat oleh logam perak seperti
dugaan orang, Pamor ini tidak dapat direncanakan dan tergolong pamor Tiban,
pamor ini banyak disukai orang, di Madura dan Jawa Timur disebut <b><i>Pamor
Deling.</i></b> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">AKIM, </span></b><span lang="EN-US">nama
seorang pembuat keris yang hidup diawal abad 20, dijaman penjajahan Belanda
dan tinggal di kampung 21 Ilir, Palembang.
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ALIAMAI,</span></b><span lang="EN-US">
sebutan orang Serawak, Brunei, Sabah
dan sebagian penduduk Mindanau Selatan untuk menyebut keris. </span><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Diperkirakan dari bahasa Sulu di
Mindanau Selatan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">ALIP</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">, nama pamor yang selalu menempati
sor-soran, terutama pada sebilah keris, namun kadang ditemui juga di tombak. </span><span lang="EN-US">Termasuk pamor titipan dan pamor Rekan. Bentuknya hanya merupakan
garis lurus, tebal sepanjang sekitar 4 sampai 6 cm dan kadangkala ujung garis
itu membelok patah sedikit. Pamor Alip bukan merupakan pamor Sada Saler
terputus, tetapi sengaja dibuat begitu dan karena titipan kadangkala terdapat
disela pamor lainnya yang lebih dominan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US">Bagi sebagian orang, pamor ini mempunyai
tuah baik yakni memperkuat iman, tahan godaan dan tidak tergolong pamor
pemilih hanya pemiliknya harus berpantang terhadap beberapa hal. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">AMBER, MINYAK</span></b><span lang="EN-US">, campuran minyak keris dengan bau yang keras memberi kesan
sakral, ada yang menyebut <b><i>minyak Misik</i></b>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ANDA AGUNG</span></b><span lang="EN-US">, salah satu bentuk pamor berbentuk garis-garis menyudut, bersusun-susun,
berjajar keatas dari pangkal keujung bilah, tergolong pamor tidak pemilih dan
dipercaya dapat memperlancar karier. Termasuk pamor <b><i>Miring.</i></b> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ANGGA CUWIRI,</span></b><span lang="EN-US"> EMPU terkenal pada jaman kerajaan Majapahit sekitar abad 14,
buatannya dikenali dengan tanda sebagai <span class="GramE">berikut :</span>
Ganjanya relatif berukuran panjang dibanding dengan keris buatan jaman
Majapahit lainnya. Gulu melednya berkesan kekar dan kokoh. Buntut cecaknya
tergolong ngunceng mati. Bagian gendokannya montok, gembung. Bilah kerisnya
berukuran sedang tetapi agak ramping dan agak tebal, besinya matang tempaan
berwarna hitam kebiruan namun mempunyai kesan kering. Dibanding dengan bentuk
keris secara menyeluruh, bagian sor-soran agak terlalu lebar, blumbangannya
juga lebar dan luas. Pamornya sederhana, kebanyakan Wos Wutah atau Pulo
Tirto. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span class="GramE"><span lang="EN-US">Keris</span></span><span lang="EN-US"> buatan EMPU <b><i>Angga Cuwiri</i></b> mempunyai kesan penampilan
yang keras, berwibawa dan meyakinkan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US"> <b>ANDORAN</b>, salah satu cara
mengenakan keris sebagai pakaian kelengkapan Adat Jawa Tengah terutama di Surakarta. <span class="GramE">Keris</span> diselipkan di sela lipatan sabuk lontong, diantara
lipatan kedua dan ketiga. Kedudukan keris tegak, ditengah punggung si pemakai
sedangkan hulu dan warangka keris menghadap kekiri. Cara ini dipakai untuk
menghadap orang yang dihormati, umpamanya Raja atau berada ditempat yang
perlu dihormati seperti mesjid, makam dan sebagainya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ANGGABAH KOPONG,<span class="GramE">
<span style="font-weight: normal;">salah</span></span></span></b><span lang="EN-US"> satu dari 4 macam<b> </b>bentuk ujung sebilah keris atau tombak,
menyerupai sekam padi kopong biasanya buatan Pajajaran atau Tuban banyak yang
berbentuk Anggabah Kopong. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ANJANI, NI EMPU,</span></b><span lang="EN-US"> EMPU wanita terkenal dijaman Pajajaran sekitar abad 11, umumnya
bilahnya tipis, panjangnya cukup dan manis, besinya pilihan, tempaan matang
dan berwarna hitam. Pamornya tergolong Mubyar, biasanya Udan Mas, Wos Wutah
atau Pendaringan Kebak dan pamor sejenis itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ANGGREK KAMAROGAN, KINATAH,</span></b><span lang="EN-US"> adalah hiasan berupa pahatan relief (gambar timbul) pada sebilah
keris atau tombak. Bentuknya berupa rangkaian bunga anggrek. Pahatan ini
hampir selalu dilapisi dengan logam emas atau emas dan perak, paling sedikit
hiasan ini memenuhi setengah bilah. Dahulu yang berhak memakai ini hanya
kerabat Raja dan Patihnya saja. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ANOMAN</span></b><span lang="EN-US">,
Nama dapur <i>keris Luk Lima</i>.
Ukuran panjang bilahnya sedang, memakai kembang kacang, lambe gajahnya hanya
satu, pakai ri pandan, sogokannya rangkap dan panjang sampai kepucuk bilah,
selain itu tidak ada ricikan lain. <span class="GramE">Keris</span> ini gampang
dikenali karena sogokannya yang panjang tersebut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">ANUKARTO,
PAMOR</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">, lihat
pamor rekan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">AREN,
KAYU</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">, jenis kayu
biasanya untuk tangkai tombak (Landeyan, bahasa Jawa), karena cukup berat
biasa dipakai prajurit berbadan cukup kuat. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">ARJANATI,
KANJENG KYAI,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">
salah satu tombak pusaka Pura Pakualaman, Yogyakarta. Bentuknya tidak biasa
termasuk Kalawija, bilah lurus, pipih dan dibagian pangkal seolah digigit
moncong Naga bersayap. </span><span lang="EN-US">Sayap naga tersebut dua susun,
depan dan belakang dan masing masing susun memiliki lima bulu. Tombak ini tergolong nom-noman. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ASIHAN, PAMOR,</span></b><span lang="EN-US"> gambar motifnya seolah menyatu antara gambar yang ada di bilah
keris dan pamor yang ada di bagian ganja nya, pamor ini tidak berdiri sendiri
dan selalu digabingkan dengan pamor lain yang lebih dominan seperti Ngulit
Semangka Asihan dan sebagainya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">AWAR-AWAR, KAYU</span></b><span lang="EN-US">, sering dipakai untuk rangka keris karena memiliki poleng hitam seperti
kayu Timoho walau tidak seindah Timoho serta bahannya lunak. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BALEBANG,</span></b><span lang="EN-US">
dapur keris luk lima,
ukuran panjang bilah sedang, kembang kacang, lambe gajah satu, sogokan
rangkap pakai sraweyan, tanpa greneng. Selain luk lima juga ada Balebang luk tujuh dengan
kembang kacang, lambe gajah satu, sogokan rangkap dan sraweyan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BALEWISA, KANJENG KYAI</span></b><span lang="EN-US">, pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Parungsari, wrangka dari kayu
Timoho dengan pendok bunton terbuat dari suasa. Semula milik Tumenggung
Sasranegara kemudian diberikan ke anaknya Tumenggung Sasradiningrat yang
menjadi menantu Sri Sultan HAMENGKU BUWONO I, keris ini kembali ke Kraton
dijaman Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BANGO DOLOG,</span></b><span lang="EN-US"> Dapur keris luk <span class="GramE">tiga ,</span> ukuran bilah
sedang, memakai kembang kacang, lambe gajah dua, pejetannya dangkal, memakai
tikel alis. Bagian belakang bilah, dipangkal (sor-soran) tepinya tidak tajam
sampai ke luk yang ke dua selain itu tidak ada ricikan lainnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BENDO SAGODO,</span></b><span lang="EN-US"> pamor yang gambarnya merupakan bentuk gumpalan yang mengelompok rapat,
masing masing gumpalan terpisah jarak 0.5 cm – 1 cm dan tergolong pamor
rekan. Tuahnya gampang mencari rezeki dan pamor ini tidak pemilih. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BERAS WUTAH,</span></b><span lang="EN-US"> lihat <b>WOS WUTAH.</b> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BERAS WUTAH PELET,</span></b><span lang="EN-US"> gambaran pada wrangka kayu Timoho yang berupa bintik besar dan
kecil berwarna hitam tersebar tak beraturan, katanya mempunyai tuah yang baik
untuk mencari rezeki. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BESI KUNING,</span></b><span lang="EN-US"> atau wesi kuning sebutan senjata tradisional yang terbuat logam
bewarna kuning biasa berbentuk bukan keris tetapi pangot, patrem, golok pendek
dan orang orang tua mengatakan bahwa besi kuningan merupakan campuran unsure
besi, timah putih, perak, seng, timbal, tembaga, emas. Dipercaya mempunyai
kekuatan gaib menjadi orang kebal terhadap senjata lain. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BESUT</span></b><span lang="EN-US">,
lihat MASUH. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BETOK,</span></b><span lang="EN-US">
salah satu dapur keris berukuran bilahnya lebar dibandingkan bilah keris
lainnya. Panjang bilahnya pendek lurus, gandiknya panjang, pejetannya
dangkal, dan merupakan keris yang tua umurnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BIMA KURDA,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur keris luk 13, memakai kembang kacang, jenggot
susun, lambe gajah satu, tanpa sogokan, tanpa tikel alis. Selain itu memakai
Sraweyan dan greneng lengkap. Selain luk 13 ada juga yang luk 23 dan ukuran
kerisnya lebih panjang dari kalawija, ricikannya memakai kembang kacang,
lambe gajah dua, sogokannya dua, ukurannya normal, memakai greneng lengkap
atau hanya ri pandan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BIRAWA, KANGJENG KYAI</span></b><span lang="EN-US">, keris pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur<i> Carita</i>, luk 11.
Wrangkanya terbuat dari kayu Timoho dengan pendok dari emas bertahta berlian.
Semula ini punya Sultan HAMENGKU BUWONO I yang dianugrahkan ke Pangeran
Hadikusuma, putranya, akhirnya setelah berganti ganti pemilik kembali lagi ke
Kraton dengan harga 300 ripis. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BIRING DRAJIT</span></b><span lang="EN-US">, salah satu dapur tombak lurus, bilahnya simetris. Sisi bilah
tombak di bagian tengah ada lekukan dalam<span class="GramE">,bentuknya</span>
menyerupai pinggang yang sempit dan ramping, bagian bawah pinggang ini lebih
lebar dibandingkan bagian atas pinggang. Disisi paling bawah ada dua bagian
yang menyudut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US">Tombak ini memakai ada-ada tipis
ditengah bilah mulai bawah sampai ke ujung. Separuh bilah tombak kebawah
permukaannya berbentuk ngadal meteng tetapi selebihnya datar saja. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BIRING LANANG</span></b><span lang="EN-US">, salah satu dapur tombak lurus seperti Biring Drajit, Sisi bilah
tombak di bagian tengah ada lekukan dalam,bentuknya menyerupai pinggang yang
sempit dan ramping, bagian bawah pinggang ini lebih lebar dibandingkan bagian
atas pinggang. Disisi paling bawah ada dua bagian yang menyudut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US">Tombak ini memakai ada-ada tipis
ditengah bilah mulai bawah sampai ke ujung. Separuh bilah tombak kebawah
permukaannya berbentuk ngadal meteng tetapi selebihnya datar saja. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BLABAR, KANGJENG KYAI,</span></b><span lang="EN-US"> nama pusaka kraton Yogyakarta
berdapur Pasopati berpamor sekar pala dengan wrangka kayu cendana, pendok
dibuat emas murni dan berbentuk blewehan. <span class="GramE">Keris</span> ini
merupakan <i>putran </i>atau duplikat dari pusaka kraton Surakarta yang juga bernama Kyai Blabar.
Semula dimiliki Pangeran Hadikusumo tetapi pada pemerintahan HAMENGKU BUWONO
V ditarik kembali ke kraton. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BLARAK NGIRID,</span></b><span lang="EN-US"> termasuk pamor miring dan rekan bentuknya mirip daun kelapa
dengan pelepahnya dan tuahnya untuk kewibawaan dan kepemimpinan, pamor ini
kadang disebut Blarak Sinered atau Blarak Ginered. Pamor ini tergolong mahal
dan susah pembuatannya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BLANDARAN , LANDEYAN,</span></b><span lang="EN-US"> tangkai tombak sekitar 3 atau 4 meter panjangnya, dahulu
digunakan prajurit berkuda mengejar musuh atau acara <i>Rampogan</i> dan <i>Watangan</i>
(latihan perang-perangan untuk prajurit berkuda) setelah ujungnya diganti
dengan semacam bahan lunak. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BLANDONGAN,</span></b><span lang="EN-US"> alat untuk merendam tosan aji sebelum dicuci dan diwarangi,
terbuat dari kayu keras dengan ukuran 70 cm x 20 cm x 15 cm, tengahnya
ada lekukan dan kadang diukir. Blandongan disebut juga Kowen. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BLUMBANGAN</span></b><span lang="EN-US">, atau Pejetan atau Pijetan adalah bagian keris yang berupa
cekungan atau lekukan pada bagian bawah bilah keris letaknya dibelakang
bagian <i>gandik</i> dan didepan bagian <i>bungkul</i> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BANCEAN,</span></b><span lang="EN-US">
Wrangka kombinasi gaya Surakarta
dan Yogyakarta<span class="GramE">
disebut</span> juga Bincihan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BANDOTAN,</span></b><span lang="EN-US">
Salah satu dapur tombak luk tujuh, sepertiga panjang tombak lurus sedangkan
dua pertiga baru ada luk nya, sisi kiri/kanan bawah ada gandiknya berukir
naga kadang dihias kinatah, badan kedua naga tersebut menyatu dan menghilang
membentuk ada-ada yang besar dan menonjol mengikuti luk. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BANJURA, KI EMPU</span></b><span lang="EN-US">, seorang EMPU pada kerajaan Demak dan jarang tercatat dibuku,
buatannya bentuk ganjanya datar, rata dan tipis, guru melednya kecil , sirah
cicaknya panjang tetapi tidak sampai meruncing pada bagian ujung. Bilahnya
sedang dan ramping seperti buatan EMPU Majapahit tetapi besinya memberi kesan
<i>“kering<b>”</b></i> berpori dan kurang tempaan, pamornya sederhana,
kembang kacangnya ramping tetapi lingkarannya besar, blumbangannya berukuran
dalam tapi sempit, sogokannya dangkal dan panjangnya cukup, secara
keseluruhan memberi kesan wingit. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BANYAK ANGREM,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur tombak seperti angsa mengeram, tidak symetris,
lebar bagian bawah, permukaan datar tetapi memakai ada-ada tipis ditengah
bilah, ricikan lain tidak ada. Dapur ini banyak terdapat pada tombak lama dan
dibuat bukan untuk berperang tetapi sebagai pusaka. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BANYAK WIDE, EMPU,</span></b><span lang="EN-US"> hidup jaman Pajajaran, ada yang menyebut namanya Ciung Wanara,
hasil karyanya ganjanya tergolong panjang (ganja wuwung), guru meled juga
panjang, sirah cecak membulat tetapi tepat bagian cocor meruncing kecil ,
besi keris hitam berkesan padat dan liat dan secara keseluruhan memberi kesan
angker, wingit. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BARU,</span></b><span lang="EN-US">
nama salah satu dapur tombak lurus, Bilahnya simetris. Bentuk menyerupai daun
bambu dengan sedikit lekukan landai dibagian bawah pinggangnya. Lebar bilah
bagian bawah sedikit lebih lebar daripada bagian atas pinggang. Tombak ini
memakai bungkul dibagian sor-soran, bilah diatas sor-soran berbentuk ngadal
meteng. Dapur Baru ini tergolong popular, banyak dijumpai terutama pada
tombak buatan Majapahit dan Belambangan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BARU CEKEL,</span></b><span lang="EN-US"> nama salah satu dapur tombak lurus, bagian tengah bilah agak
kebawah ada tekukan landai membentuk semacam pinggang yang cukup ramping,
memakai ada-ada dan bungkul kecil. Sisi bilah paling bawah bentuknya
menyudut, tetapi permukaan bilah yang menghadap kebawah bentuknya datar. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BARU GRONONG</span></b><span lang="EN-US">, nama salah satu dapur tombak lurus, bilahnya simetris, bentuknya
pipih, tipis, mempunyai lekukan landai dibagian tengah bilah yang menyerupai
pinggang. Lebar bilah bagian atas lebih sempit disbanding bagian bawah
pinggang. Diatas metuk ada bungkul. Tombak ini memakai kruwingan dikiri kanan
bagian bungkul tetapi permukaan bilahnya tidak memakai ada-ada. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BARU KALANTAKA,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur tombak lurus, dibagian sisi tengah bilah ada
lekukan landai membentuk semacam pinggang yang tidak begitu ramping. Bagian
dibawah pinggang ini lebih besar daripada bagian diatasnya. Memakai ada-ada,
dibawah ada-ada ada bungkul kecil. Sisi bilah yang menghadap kearah bawah
membulat membentuk semacam separuh elips. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BARU, KANGJENG KYAI</span></b><span lang="EN-US">, tombak pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur baru, semula milik Ki
Sawunggaling dari Bagelen kemudian diberikan ke Pangeran Mangkubumi melawan
penjajahan Belanda. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BARU KUPING</span></b><span lang="EN-US">, nama salah satu dapur tombak lurus, bilahnya simetris, menyerupai
daun bambu, dengan sedikit lekukan landai pada bagian bawahnya. Hampir mirip
bentuknya dengan tombak dapur Baru. Lebar bagian bawah pinggang sedikit lebih
kecil dari atas pinggang, memakai <i>bungkul</i> diatas <i>mentuk</i>,
permukaan bilah tombak diatas bagian bungkul berbentuk <i>ngadal meteng</i>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BARU PENATAS,</span></b><span lang="EN-US"> tombak salah satu dapur lurus, simetris, pipih dan tipis.
Mempunyai lekukan seperti pinggang ditengah, lebar bagian bawah pinggang
lebih besar daripada bagian atas, diatas bagian<i> metuk </i>ada <i>bungkul
besar</i>, permukaan bilah tombak diatas bungkul berbentuk <i>ngadal meteng.</i>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BARU TEROPONG,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur tombak lurus, bagian tengah ada tekukan landai
seperti pinggang tetapi tidak begitu ramping. Bilahnya agak tebal, tidak
memakai ada-ada tetapi memakai bungkul berukuran besar namun tipis dan tidak
begitu menonjol. Permukaan bilah tombak berdapur umumnya <i>nggigir sapi.</i>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BASSI PAMARO,</span></b><span lang="EN-US"> sebutan bagi <b><i>pamor Luwu</i></b>, biasa dipakai orang Malaysia, Singapore
dan Brunei
dan menjadi bahan dagangan semenjak jaman Majapahit. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BATANG GAJAH, KANGJENG KIAI, </span></b><span lang="EN-US">Keris pusaka Kraton Yogyakarta berdapur Carita Luk 11, wrangkanya
kayu Trembalo, pendoknya emas blimbingan rinaja warna. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BATU LAPAK,</span></b><span lang="EN-US"> pamor yang selalu menempati bagian sor-soran sebuah keris, badik,
pedang atau tombak. Bentuknya merupakan berkas garis yang melengkung setengah
lingkaran atau menyudut dan tergolong pamor miring serta pamor <span class="GramE">rekan ,</span> tuahnya bisa melindungi dari bahaya tak terduga. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BAWANG SEBUNGKAL,</span></b><span lang="EN-US"> pamor dengan bentuk mirip dengan irisan bawang, menempati
sor-soran keris tergolong pamor miring dan rekan. Tuahnya memelihara
ketenangan dan ketentraman rumah tangga. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BEKEL JATI, EMPU</span></b><span lang="EN-US">, hidup di Tuban pada jaman Majapahit, tanda kerisnya Panjang
bilah sedang, condong kedepan sehingga berkesan menunduk, lebar bilah dan ketebalannya
cukup, bagian ganja agak sempit dibandingkan buatan Tuban lainnya dan
termasuk ganja wuwung. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BADAELA</span></b><span lang="EN-US">,
pamor yang dianggap kurang baik termasuk pamor tiban dan terletak di
sor-soran, karena tuahnya buruk maka sering diberikan ke museum atau dilarung.
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">BAKUNG,</span></b><span lang="EN-US">
nama dapur keris luk lima,
ukuran panjang bilahnya sedang. Cekungan pejetannya dalam, tikel alis dan
greneng, selain itu tidak ada ricikan lain. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CACAP, </span></b><span lang="EN-US">Suatu
kebiasaan keliru yang dilakukan pemilik keris dimasa lampau yaitu merendam
bilah kerisnya dengan bisa ular atau isi perut ketonggeng, hal ini bisa
merusak <span class="GramE">bilah .</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CACING KANIL, </span></b><span lang="EN-US">nama salah satu dapur tombak luk 3, 5 atau 7, mirip cacing
menggeliat dan berbentuk beda dengan luk keris biasa, pada cacing kanil maka
luk mengarah kesegala arah. Tombak dengan motif cacing kanil tidak pipih
tetapi bulat atau persegi, bisa segi 3, 4 atau berbentuk belimbing.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US">Tombak cacing kanil sekarang berubah
fungsi bukan sebagai tombak tetapi banyak digunakan sebagai tongkat komando.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CALURING, </span></b><span lang="EN-US">atau Cluring merupakan dapur keris luk 11, memakai kembang kacang
dengan sogokan rangkap tanpa ricikan lain, bilah panjang dan tebal, luk nya
makin keujung makin rapat, keris ini mudah dikenali dari luk nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US">Ada</span><span lang="EN-US"> juga Caluring
luk 13 dengan ricikan yang sama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CAMPUR BAWUR</span></b><span lang="EN-US">, keris luk 3, ukuran bilah sedang, luk ada di atas, bawah dan
tengah keris sehingga keris cenderung lurus. sogokan<span class="GramE">
keris</span> rangkap, memakai greneng dan pejetan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CANCINGAN,</span></b><span lang="EN-US"> lihat <i>KANCINGAN.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CARANG MUSTOPO, EMPU,</span></b><span lang="EN-US"> hidup dijaman PAKU BUWONO IV, dikenal juga sebagai EMPU Kyai
Mustopo, kerisnya dikenali sebagai <span class="GramE">berikut ,</span> ganja
model Sebit Ron Tal, gulu meled sempit, buntut cicak model buntut urang,
ukuran ganja seimbang dan serasi dengan panjang bilah. Bilah ramping dengan
posisi agak merunduk, matang tempaan dan rapih, keris yang lurus rata rata
lebih tebal dibandingkan yang luk. Pamornya sederhana berpenampilan tampan,
sopan dan rapi menyenangkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CARANG SOKA,</span></b><span lang="EN-US"> <span class="GramE">Keris</span> luk 9, memakai kembang kacang,
lambe gajah satu, sraweyan, ri pandan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CARITA,</span></b><span lang="EN-US">
keris luk 13, ukuran bilah sedang memakai kembang kacang, lambe gajah satu,
sogokan rangkap dan greneng. </span><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Ada juga Carita luk 11. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">CARITA
BUNTALA,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> keris
luk 13, bilah sedang, kembang kacang, lambe gajah satu, sraweyan, ri pandan,
kruwingan tidak melengkung landai tetapi berbentuk patah kaku. Ada juga luk
15, memakai kembang kacang, lambe gajah dua, memakai jalen, sraweyan, ri
pandan.<b> </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CARITA DALEMAN,</span></b><span lang="EN-US"> keris luk 11, panjang bilah sedang, kembang kacang bungkem,
jenggot dan greneng serta lis-lisan dan gusen.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CARITA GANDU,</span></b><span lang="EN-US"> keris luk 11, ukuran sedang, kembang kacang, jenggot, lambe gajah
satu, sraweyan dan ri pandan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CARITA GENENGAN<span class="GramE">, <span style="font-weight: normal;"> keris</span></span></span></b><span lang="EN-US"> luk 11, bilah sedang, luknya dalam, kembang kacang, jenggot dan
lambe gajah satu, sogokan rangkap, sraweyan dan ri pandan. </span><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Dapur ini disebut juga Carita
Gunungan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">CARITA
KANAWA, </span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">keris luk
9, panjang bilah sedang, kembang kacang, lambe gajah dua, jalen dan jalu
memet, dus sogokan normal, sraweyan, lis-lisan, gusen, kruwingan.<b> </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">CARITA
KAPRABON, </span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">keris
luk 11, bilah sedang, gusen sampai keujung bilah, kembang kacang, tikel alis,
jenggot, jalen, jalu memet, lambe gajah dua, sraweyan, ri pandan, greneng
tanpa sogokan.<b> </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CARITA PRASAJA,</span></b><span lang="EN-US"> keris luk 11, bilah sedang, kembang kacang dan lambe gajah dua.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CARUBUK, </span></b><span lang="EN-US">keris
luk 7, panjang bilah normal, kembang kacang, lambe gajah dua, sraweyan dan
greneng lengkap, ada yang mengatakan harus ditambahi dengan kruwingan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CELURIT,</span></b><span lang="EN-US">
senjata tradisional Madura, mirip arit, sabit tetapi bagian lengkung
diujungnya lebih panjang dan runcing.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CENDANA KAYU, </span></b><span lang="EN-US">bahan pembuat wrangka yang banyak disukai terutama didaerah Surakarta sekitarnya.
Pohonnya berkayu keras dengan tinggi bisa mencapai 15 m, kayu cendana dari Sumbawa terkenal harum baunya lebih dari cendana jawa.
Urat kayu cendana yang bagus disebut ngulit urang, doreng, makin bagus makin
mahal harganya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CENGKRONG</span></b><span lang="EN-US">,
salah satu dapur keris lurus, bilahnya sedang posisinya agak membungkuk,
bagian gandik terletak dibelakang, panjang sampai lebih dari setengah bilah,
tanpa ricikan apa apa, beberapa jenis dapur cengkrong ada yang luk 3, 5, 7,
luk terletak diujung keris, dulu banyak dimiliki oleh alim ulama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CENDANA MINYAK, </span></b><span lang="EN-US">untuk meminyaki keris, karena mudah menguap dan terlalu kental
maka dicampur minyak klentik atau minyak mesin.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CEPLOK BANTENG, PELET,</span></b><span lang="EN-US"> pelet kayu timoho yang bintik bintik besar rapat satu sama
lainnya, kadang bersinggungan dan menyebar diseluruh permukaan kayu wrangka.
Tuahnya baik untuk kewibawaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CEPLOK KELOR, PELET,</span></b><span lang="EN-US"> pelet kayu timoho, bulatan bulatan sebesar daun kelor agak
lonjong, menyeluruh di wrangka, tuahnya dapat menawarkan ilmu jahat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CINCIN KERIS, </span></b><span lang="EN-US">lihat <i>Mendak</i><b>,</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CITRO,</span></b><span lang="EN-US">
salah satu dapur tombak luk 13 mempunyai semacam kembang kacang, dua lambe
gajah ditepi bilah menghadap kebawah didekat bagian mentuk, selain itu memakai
ada-ada tipis disepanjang bilah, kebanyakan buatan Mataram.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">COCOR</span></b><span lang="EN-US">,
bagian <span class="GramE">paling depan</span> dari ganja dan merupakan bagian
ujung dari sirah cicak. Cocor ada yang tumpul ada yang runcing, kadang
disebut cucuk.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CONDONG CAMPUR</span></b><span lang="EN-US">, salah satu dapur keris lurus, panjang bilah sedang dengan
kembang kacang, lambe gajah satu, sogokan hanya satu didepan dan ukuran
panjang sampai ujung bilah, sogokan belakang tidak ada, selain itu juga
memakai gusen dan lis-lisan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CUNDRIK,</span></b><span lang="EN-US">
salah satu dapur keris lurus berukuran kecil sekitar sejengkal bilahnya
umumnya agak tebal dan membungkuk, gandik terletak dibelakang berukuran
panjang dan terdapat kruwingan yang jelas dan tegas, sepintas seperti keris
Cengkrong.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CUNDUK UKEL,</span></b><span lang="EN-US"> keris yang diberikan mertua kepada menantu nya sebagai ikatan
keluarganya, biasanya sebelum diberikan ke menantu terlebih dahulu diberikan
kepada anak perempuannya. Bila suatu saat mereka bercerai maka keris itu
dikembalikan kepada anak perempuan tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">CURIGA, </span></b><span lang="EN-US">kata
lain dari keris yang lebih halus dan sopan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DADUNG MUNTIR,</span></b><span lang="EN-US"> pamor yang hampir mirip pamor Sada Saler, bedanya garis yang
menjulur sepanjamg bilah tidak berbentuk garis biasa tetapi lukisan pamor
yang mirip dengan pintalan tambang atau pintalan tali. Tuahnya menambah
kewibawaan dan keberanian serta keteguhan hati, tergolong pamor rekan dan
banyak terdapat<span class="GramE"> pada</span> keris dan tombak buatan
Madura, termasuk pamor pemilih, tidak setiap orang bisa cocok.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DAMAR MURUB, </span></b><span lang="EN-US">lihat <i>URUBING DILAH.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DAN RIRIS</span></b><span lang="EN-US">,
lihat <i>PANDAN IRIS.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DANUWARSA, KANGJENG KYAI,</span></b><span lang="EN-US"> keris pusaka Kraton Yogyakarta berdapur <i>Jalak Sangu Tumpeng</i>,
warangkanya dari kayu trembalo, pendoknya dari suasa, merupakan putran dari <b><i>KKA
KOPEK,</i></b> buatan Empu Supo dibuat jaman HAMENGKU BUWONO V.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DAPUR</span></b><span lang="EN-US">,
adalah penamaan ragam bentuk atau tipe keris, sesuai dengan ricikan yang
terdapat pada keris itu dan jumlah luk nya. Penamaan dapur keris ada
patokannya, ada pembakuannya. Dalam dunia perkerisan, patokan dan pembakuan
ini biasanya disebut pakem dapur keris.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DARADASIH</span></b><span lang="EN-US">,
nama salah satu dapur tombak luk 5, ditengah bilahnya memakai ada-ada yang
ukurannya besar dan tebal sehingga terlihat jelas, bilahnya tebal dan
ditepinya ada gusen serta lis-lisan, sisi bilah bagian bawah tombak ini
berbentuk menyudut. Ricikan lainnya tidak ada.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DARADASIH MENGGAH</span></b><span lang="EN-US">, salah satu dapur tombak luk 5, pada luk pertama terdapat pudak
sategal, serta kruwingan dibagian sor-soran, permukaan bilah pada separuh
bagian atas cenderung datar tetapi bagian bawah berbentuk ngadal meteng. Sisi
bilah yang menghadap terdapat semacam kembang kacang dan dua lambe gajah yang
kecil kecil ukurannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DEDER</span></b><span lang="EN-US">,
bagian hulu keris terbuat dari kayu untuk pegangan keris itu, bentuk deder
itu ada ratusan, tiap daerah punya ciri sendiri, di Yogyakarta dan surakarta disebut juga
ukiran. Kayunya biasanya dipilih yang gampang diukir tetapi harus keras dan
punya urat yang indah, kayu yang dianggap baik di Jawa adalah kayu <b><i>Tayuman</i></b>
sedang di Malaysia, Riau, Brunei
adalah kayu <b><i>kemuning</i></b>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DELING, PAMOR,</span></b><span lang="EN-US"> nama lain dari Akhodiat di Madura, kalau menyebar dibilah keris
disebut <i>Delung Settong</i>, kalau mengumpul diujung bilah disebut Deling
Pucuk dan kalau dibagian pesi disebut <i>Deling Paksi</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DEWADARU, PELET,</span></b><span lang="EN-US"> nama gambar pada warangka yang berupa garis garis tipis dan tebal
berwarna hitam atau coklat tua berjajar dari atas kebawah atau miring,
tuahnya bisa mendapat keberuntungan, karena indahnya maka timoho pelet
dewadaru banyak dicari orang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DORA MENGGALA,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur tombak luk 5, memakai pudak sategal dan <span class="GramE">kruwingan ,</span> bilah bagian bwah sor-soran agal tebal, tetapi
mulai tengah bilah sampai ujung tipis dan datar. Pada sisi bilah uang
menghadap kebawah terdapat bentuk yang menyerupai kembang kacang dan satu
lambe gajah berukuran kecil.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DORENG PELET</span></b><span lang="EN-US">, gamvaran warangka kayu timoho berupa jurai jurai berwarna hitam
atau coklat pada permukaan kayu, sepintas mirip kulit harimau, gambaran ini
selain di kayu timoho juga ada pada kayu cendana dan kayu yang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DRAJIT,</span></b><span lang="EN-US">
nama keris luk 21, tergolong kalawija, ukuran kerisnya sedikit lebih panjang
daripada keris bukan kalawija. Mempunyai kembang kacang, lambe gajah dua dan
sraweyan. Tergolong keris langka dan buatan lama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DUNGKUL</span></b><span lang="EN-US">,
lihat <i>WUNGKUL.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DUWUNG</span></b><span lang="EN-US">,
padanan kata keris, dianggap lebih halus dan biasa digunakan oleh priyayi
Jawa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">DWISULA,</span></b><span lang="EN-US"> tombak
bercabang dua, ada yang lurus dan ada yang ber luk 3, 5 atau lebih, tidak
terlalu populer dibandingkan tombak Trisula, kegunaannya lebih sebagai tombak
pusaka yang tidak dipakai secara langsung dalam pertempuran, biasanya dibuat
indah bahkan ada yang diberi kinatah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">EKSOTERI KERIS,</span></b><span lang="EN-US"> ilmu mengenai keris yang tampak dari luar<span class="GramE">
dan</span> merupakan lawan dari esoteri keris.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ENDAS BAJA,</span></b><span lang="EN-US"> pamor yang menurut banyak orang bertuah buruk, katanya pemiliknya
akan sering mendapat musibah karena ulahnya sendiri. Apa yang dilakukan serba
salah, sebaiknya dibuang atau <span class="GramE">dilarung ,</span> pamornya
selalu terdapat pada bagian sor-soran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">ENTO-ENTO</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">, atau ngento-ento merupakan nama
desa di Sleman yang pada masa silam merupakan tempat Empu Supo Winangun.
Menurunkan Empu Jeno Harumbrojo dan Empu Genyo. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">ENTO
WAYANG</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">, Empu yang
hidup zaman Kartasura, anak Empu Supanjang dan leluhur Empu Jeno. Tanda tanda
kerisnya tidak tercatat hanya selalu membuat keris gaya Mataraman. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">EPEK,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> semacam ikat pinggang tradisional
dan merupakan kelengkapan pakaian Jawa, terbuat dari bludru dan kadang dihiah
benang emas atau manik manik, lebar sekitar 6 cm dan panjang sekitar 95 cm
sampai 140 cm. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Sebuah
epek baru dapat dikenakan bila dilengkapi <b><i>timang,</i></b> semacam
kepala ikat pinggang, pada umumnya berwarna dasar hitam, kadang ada yang
berwarna dasar merah, biru atau hijau. Disesuaikan dengan baju yang
dipakai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">ERI
CANGKRING,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> bagian
yang menonjol pada sisi atas ditepi sebuah warangka gaya Surakarta,
Yogyakarta, Madura atau Bali, berbentuk menyudut tajam menonjol sekitar 0.5
cm dan tempatnya sejajar dengan tengah lobang searah dengan garis pesi keris.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ERI WADER,</span></b><span lang="EN-US"> pamor yang menyerupai tulang ikan, sepintas seperti pamor Ron
Genduru, bedanya lebih kurus dan tergolong pamor miring. Pembuatannya
tergolong sukar dan karena dapat dirancang maka termasuk pamor rekan. Pamor
ini tergolong pemilih dan dipercaya dapat menambah wibawa pemiliknya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">ESOTERI KERIS,</span></b><span lang="EN-US"> ilmu yang memusatkan pada apa yang tidak tampak dari luar,
membicarakan mengenai tuah, tanjeg, tayuh, khasiat, daya magis, manfaat,
pengaruh, penunggu dan semacamnya. Terlepas dari benar atau tidaknya maka
esoteri ini merupakan salah satu budaya per-kerisan dan dibicarakan juga
dinegara <span class="GramE">lain</span> dan kadang sering dibicarakan dari
sudut agama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GABILAHAN</span></b><span lang="EN-US">,
sebutan orang Madura untuk warangka model <i>Gayaman</i>, khususnya bergaya
Madura.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GADA
TAPAN, KANGKENG KYAI</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">, tombak pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Gada. Kini <i>KK Gada
Tapan </i>dan <i>KK Gada Wahana</i> menjadi dua tombak pendamping pusaka <i>KK
Ageng Pleret.</i> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GADA
WAHANA, KANGJENG KYAI,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> puasa Kraton Jogya, berdapur Gada dengan hiasan sinarasah emas,
berasal dari pemberian pendeta dari Pratiwagung pada Sri Sultan HAMENGKU
BUWONO III. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GADING,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> bahan baku untuk warangka yang
banyak jumlahnya, gading gajah afrika umumnya panjangnya mencapai 2 m
dengan berat rata-rata 21 kg sedang gajah asia beratnya sekitar 19 kg dengan
panjang rata-rata 160 cm saja. Gajah Sumatra gadingnya termasuk paling mahal
dengan warna lebih putih dan keretakan tidak banyak, gajah Thailand agak
kekuningan warna gadingnya dan keretakan agak banyak, sedang gajah Afrika
banyak retak gadingnya. Sebagian pecinta keris menolak menggunakan warangka
gading ini karena kekerasannya dapat membuat aus bilah keris dan merusak
pamor, itulah sebabnya keris pusaka tidak ada yang diberi warangka gading. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GAJAH
MANGLAR, KANGJENG KYAI,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> keris pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Gajah Manglar, warangka dari
kayu <i>Timoho, </i>pendoknya dari emas bertahtakan intan berlian. Semula
milik Sri Sultan HAMENGKU BUWONO I, diserahkan kepada putranya Pangeran
Demang dan pada zaman Sultan HAMENGKU BUWONO V kembali ke Kraton. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GAJAH SINGA</span></b><span lang="EN-US">, nama salah satu jenis hiasan kinatah yang ditempatkan bagian
bawah ganja. Permukaan yang tidak tertutup hiasan gajah singa dihiasi ornamen
hiasan lain. Kinatah gajah singa diberikan karena keris tersebut telah
berjasa membantu pemiliknya, terjadi pada pemerintahan Sultan Agung
Anyokrokusumo. waktu itu didaerah Pati, Jawa Tengah bagian utara, terjadi
pemberontakan yang dipimpin Adipati Pragola, sesudah pemberontakan berhasil dipadamkan
maka Raja Mataram memberikan tanda kehormatan Kinatah Gajah Singa pada
prajuritnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US">Semua keris para prajurit sampai perwira
dikumpulkan dan diberi hiasan kinatah Gajah Singa kemudian dikembalikan lagi
kepada yang punya, ini untuk peringatan Mataram memadamkan pemberontakan Pati
karena Gajah Singa artinya perlambang angka tahun sesuai dengan candra
sengkala, Gajah melambangkan angka 8 sedangkan Singa angka 5, curiga (keris)
angka 5 dan tunggal melambangkan angka 1 dan karena candra sengkala (lambang
angka tahun) selalu dibaca dari belakang maka yang dimaksud adalah 1558
kalender Jawa. Walau penghargaan kinatah Gajah Singa diberikan pada zaman
Mataram tetapi ada juga keris buatan Majapahit, Tuban, Jenggala dan Singasari
menggunakan hiasan itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GANA KIKIK,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur keris lurus yang panjang bilahnya berukuran
sedang, keris ini memakai gusen, ada-adanya tebal dan nyata, gandik keris ini
diukir dengan bentuk srigala sedang melolong, kaki depan tegak sedang kaki
belakang ditekuk. Ada
yang menyebutnya dapur Kikik saja atau Naga Kikik, dapur ini tergolong
populer dan banyak penggemarnya karena indah bentuknya dan tinggi mutunya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GANDAR,</span></b><span lang="EN-US">
adalah salah satu bagian dari warangka keris, dibuat dari kayu yang tidak
terlalu kerasbentuknya bulat panjang dan pipih, kegunaannya untuk melindungi
bilah keris, banyak gandar dilapisi selongsong logam berukir indah dan
disebut <i>pendok</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GANDAR IRAS,</span></b><span lang="EN-US"> warangka yang menyatu dengan <span class="GramE">gandar ,</span>
jadi seluruhnya dibuat dari satu bongkah kayu tanpa sambungan apapun.
Warangka Gandar <span class="GramE">Iras</span> selalu lebih mahal dari
warangka biasa karena bahan kayu yang utuh dan cukup untuk membuat warangka
ini sulit dicari dan banyak bahan terbuang dalam proses pembuatannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GANDAWISESA, KANGJENG KYAI,</span></b><span lang="EN-US"> keris pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Naga Siluman, warangka
dari kayu Trembalo dan pendok bertahta <i>rajawarna</i>. <span class="GramE">Keris</span>
ini buatan Penembahan Mangkurat dizaman pemerintahan Sri Sultan HAMENGKU
BUWONO V.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GANDIK,</span></b><span class="GramE"><span lang="EN-US"> adalah</span></span><span lang="EN-US"> bagian “<i>raut muka”
</i>dari sebilah keris. Ada
gandik polos, ada yang dilengkapi racikan lain. Letaknya tepat diatas sirah
cecak. Bagian gandik ini hampir selalu berada dibagian depan keris, hanya
pada beberapa dapur keris antara lain dapur “<b><i>cengkrong</i></b>” yang
letaknya dibelakang dari bilah keris. </span><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Kata “<b><i>gandik”</i></b> dalam bahasa Jawa
berarti batu penggilas yang bentuknya bulat panjang. </span><span lang="EN-US">Ukuran
dan ketebalannya bermacam-macam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GANJA</span></b><span lang="EN-US">,
bagian bawah dari sebilah keris, seolah-olah merupakan alas atau dasar keris
tersebut, pada bagian tengahnya ada lobang untuk memasukan bagian pesi.
Bagian bilah dan bagian ganja dari sebilah keris merupakan kesatuan yang tak
terpisahkan<span class="GramE"> melambangkan</span> kesatuan <i>lingga</i>
dan <i>yoni,</i> ganja mewakili lambang yoni sedang bilahnya melambangkan
lingga. Bentuknya sepintas mirip buntut cecak tanpa kaki, bagian depanya
mirip kepala cecak disebut sirah cecak, begitu pula bagian perut dan ekornya
, bagian <i>“perut</i>” ganja disebut <i>Wetengan </i>atau Gendok, sedang
bagian “ekor” disebut buntut cecak. </span><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Ragam bentuk ganja ada beberapa macam, ganja <i>Sebit Ron Tal, Wulung,
Wilut, Dungkul, Kelap Lintah</i>. Disemenanjung Melayu, Brunei, Serawak
dan Sabah serta Riau disebut juga Aring, namun sering disebut ganja saja. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GANJA
WULUNG,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">
Ganja yang tidak berpamor, banyak pendapat emngapa kerisnya berpamor bagus
sedangkan ganjanya tidak berpamor. Pertama, keris itu adalah keris yang bagus
kemudian dibuatkan putran-nya (duplikat), bagian ganja keris yang bagus itu
dilepas lalu dijadikan campuran bahan baku pembuatan keris duplikat,
sedangkan keris aslinya dibuatkan ganja wulung. Kedua, pada jaman dulu banyak
orang yang memahami ilmu keris terutama isoterinya, dengan hanya melihat
bagian ganjanya yang tampak orang akan menduga keris itu berdapur apa,
pamornya apa, dan apa tuahnya dengan demikian apabila orang tersebut telah
tertebak apa tuah kerisnya dia merasa seperti “ditelanjangi” sehingga untuk
menutupinya dia memesan ganja wulung. Ketiga karena ganjanya rusak dan
diganti. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GANDRUNG,
PELET,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> gambaran
pada warangka kayu Timoho berupa bulatan besar tidak teratur
dipermukaan, selain indah bertuah baik dan disenangi orang sekeliling, banyak
dicari oleh Dalang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GAYAMAN</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">, nama salah satu bentuk warangka
didaerah Surakarta dan Yogyakarta, mirip bentuk buah <i>gayam,</i> makanya
disebut <i>gayaman.</i> Bentuk gayaman Yogyakarta agak beda dengan gayaman
Surakarta, begitu pula gayaman Madura <i>(gabilahan), </i>warangka ini paling
banyak dipakai orang karena lebih sederhana , ringkas ukurannya dan tidak
mudah patah dan umum digunakan sehari-hari sebagai kelengkapan pakaian
daerah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GEDONG
PUSAKA,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> bangunan
khusus di keratom tempat penyimpan pusaka, hanya petugas khusus dan kerabat
raja tertentu yang boleh masuk. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GENDOK,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> atau wetengan atau waduk adalah
nama bagian tengah ganja, bentuknya menggembung bagaikan perut kenyang. </span><span lang="EN-US">Ditengah bagian gendok terdapat lubang untuk memasukan pesi.
Sebagian orang menyebutnya wadukan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GENYODIHARDJO,</span></b><span lang="EN-US"> pandai keris dari Yogyakarta,
kakak empu Jeno walau garapannya masih kalah dari empu Genyo.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GIRIREJO, KANGJENG KYAI</span></b><span lang="EN-US">, keris pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Carita luk 11, warangka
dari kayu Timoho, pendok dari pendok <i>slorok</i> terbuat dari suasa, sedang
seloroknya dari emas murni. </span><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Keris ini dibeli Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V dari abdi dalem bernama <i>Bekel
Wasadikara</i>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GRENENG,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> salah satu bagian keris yang
merupakan bagian tepi dari punggung keris sebelah pangkal, bagian tepi bilah
ini bentuknya menyerupai gerigi dengan ujung-ujung runcing. Bentuk variasi
dari gerigi ini berbeda dari daerah satu ke yang lain tetapi bentuk dasarnya
sama. Ada yang mengatakan bahwa bentuk greneng merupakan tandatangan sang
empu karena setiap empu terutama bagian Ron Da selalu berbeda satu dengan
lainnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GODONG
ANDONG</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">, salah
satu dapur tombak bilah lurus dan bilahnya simetris, bentuknya mirip gadong
andong, ditengah memakai ada-ada dari pangkal hingga ujung bilah, ricikan lain
tidak ada , dapur ini banyak terdapat pada tombak kuno terutama buatan zaman
Pajajaran dan Segaluh. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">GODONG
DADAP</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">, salah satu
dapur tombak lurus seperti daun dadap, lebar, simetris dan tipis. Ditengah
bilah dari bawah sampai atas memakai ada-ada tipis, ricikannya yang lain
tidak ada. </span><span lang="EN-US">Biasanya tombak ini berukuran kecil kadang
disebut dapur <i>Ron Dadap.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GODONG SEDAH,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur tombak lurus berukuran kecil, menyerupai daun
sirih, lebar ditengah pipih, simetris dan tipis, bagian tengah dari bawah ke ujung
terdapat ada-ada, biasa disebut<i> Ron Sedah</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GODONG PRING,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur tombak lurus seperti daun bamby, simetris kiri
dan kanan, bilahnya tipis, hampir tak ada ada-ada, pada bagian bawah ada
lekukan landai yang berbentuk semacam pinggang, pamor ini tergolong populer
dan banyak dijumpai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GOLOK,</span></b><span lang="EN-US">
salah satu jenis pedang sabet dan berat bobotnya, bentuknya agak beragam
umumnya berbentuk <i>lameng pendek </i>bagian punggungnya cembung<span class="GramE"> pada</span> ujungnya, sedang bagian depannya lurus. Yang
tajam hanya sisi depannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GOTHITE,</span></b><span lang="EN-US">
mineral besi terdiri dari trioksida besi yang terikat air berwarna
kekuningan, merah dan kecoklatan, rumus kimianya Fe2O3.H2O. <span class="GramE">besi</span> ini kurang baik untuk bahan keris karena mudah
keropos dan berpori.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GUMBOLO GENI,</span></b><span lang="EN-US"> pamor yang menyerupai <i>binatang kala</i> atau <i>ketonggeng</i>
dengan <i>ekor mencuat keatas</i>, pamor ini tergolong baik untuk menolak
sesuatu yang tidak dikehendaki dan tergolong pemilih. </span><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Pamor ini selalu terletak di
sor-soran. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GULING, EMPU</span></b><span lang="EN-US">, empu terkenal di zaman Mataram. Karya karyanya demikian indah.
Tanda tandanya adalah, ukuran bilah lebih besar dari rata rata buatan
Majapahit tapi lebih ramping, ganjanya melengkung, gulu melednya sempit sirah
cecak berbentuk lonjong dan meruncing pada ujungnya, buntut urangnya
berbentuk nguceng mati dan tidak pakai tunggakan, banyak keris karya Ki Empu
Guling memakai Ganja Wulung.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US">Besi yang dipakai 2 rupa, yaitu hitam
keabu-abuan dibagian tengah dan hitam legam dibagian pinggir bilah. Pamornya
rumit dan halus, lembut dan padat. Penampilan keris secara keseluruhan
memberi kesan gagah, berwibawa dan anggun. Kalau membuat kembang kacang
bentuknya melingkar sekali, jalennya pendek tapi lambe gajahnya menonjol
panjang. Sogokannya dangkal tapi panjang, janurnya berbentuk mirip lidi,
terus tetap kecil sampai kebawah. Kalau membuat bagian Dha pada Ron Dha,
lekukannya tergolong <span class="GramE">dangkal .</span> <span class="GramE">jika</span>
tidak memakai kembang kacang maka gandiknya agak panjang dan tidak begitu
miring.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GULU MELED,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu bagian dari ganja yang letaknya dibelakang sirah
cecak, dibagian gulu meled ini, ukuran ganjanya menyempit dibandingkan dengan
bagian depannya. Jadi mirip bagian leher seekor cicak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GUNAWISESA, KANGJENG KYAI,</span></b><span lang="EN-US"> pusaka Keraton Yogyakarta, berdapur Carita dengan bagian ganja
bertahtakan intan. Warangkanya dari kayu Timoho dengan pendok emas rajawarna.
<span class="GramE">Keris</span> ini buatan empu keraton pada jaman
pemerintahan Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GUNUNGAN</span></b><span lang="EN-US">,
nama salah satu dapur tombak yang bentuknya menyerupai gunungan wayang kulit.
Tombak ini umumnya menyerupai gunungan wayang kulit, berbilah tipis dan
lebar, selain ada-ada pada bagian sor-soran tombak ini tidak punya ricikan
apapun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GUTUK API, KANGJENG KYAI,</span></b><span lang="EN-US"> keris pusaka keraton Yogyakarta, berdapur Jalak, warangkanya dari
kayu Timaha, pendoknya jenis blewahan terbuat dari emas bertahtakan intan
permata raja warna. <span class="GramE">semula</span> milik Sri Sultan HAMENGKU
BUWONO I diberikan ke Pangeran Adinegara, putranya, selanjutnya jatuh
ketangan Temenggung Mertadiningrat dan dikembalikan ke keraton pada mas Sri
Sultan HAMENGKU BUWONO V.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GUSEN,</span></b><span lang="EN-US">
adalah daerah sempit sepanjang tepi bilah keris atau tombak, daerah sempit
itu yang dibatasi oleh tepi bilah yang tajam dengan garis lis-lisan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">GUNA, KYAI,</span></b><span lang="EN-US"> empu terkenal yang hidup dijaman penjajahan Belanda, tinggal di
Magetan, Madiun. Kerisnya berukuran panjang dan besar dan pada umumnya
berdapur lurus. Karena dari bahan baja maka keris Kyai Guna terkenal amat
kuat dan dapat melubangi kepingan logam, sampai saat ini keris buatan Kyai
Guna masih populer didaerah Madiun dan Ponorogo dan sekitarnya. Banyak
diantaranya tidak memakai bahan pamor, orang Madiun dan Jawa Timur
menyebutnya <i>keris pamor waja</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">HARJAMULYA, KANGJENG KYAI,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu keris pusaka Kraton Yogyakarta
berdapur Cengkrong, warangka dari kayu Timoho, pendok blewahan terbuat dari
emas, dengan ukiran bahan gading. <span class="GramE">Keris</span> ini didapat
Sri Sultan Hamengku Buwono II dari “Kangjeng Gubermen” sewaktu Sultan ditawan
di Penang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">HULU PEKAKAK</span></b><span lang="EN-US">, nama hulu keris terkenal disemenanjung Malaka, Riau, Jambi,
Serawak, Brunei dan Sabah, terbuat dari kayu keras, gading atau perak.
Bentuknya menyerupai kepala raksasa dengan mata besar dan hidung panjang yang
distilir. Dipulau Jawa bentuk ini dijumpai juga didaerah Surakarta dan disebut Rajamala.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">HULU BURUNG</span></b><span lang="EN-US">, nama salah satu jenis hulu keris berbentuk burung, bentuk ini
sudah jarang dipakai namun dulu banyak dibuat orang di Jambi, Bangkinang,
Riau dan Semenanjung Melayu serta Pathani (Thailand Selatan), terbuat dari
bahan kayu yang keras, gading atau gigi ikan duyung, bahkan ada pula yang
dari perak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">YASADIPURA
II,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> pujangga
terkenal Kraton Solo. Tahun 1814 beliau menulis Serat Centini bersama <b><i>RM
Ranggasutrasna</i></b> dan <b><i>RM Sastrodipura</i></b>, membahas mengenai
Pakem Keris dan Tombak Jawa dibawah koordinasi Paku Buwono V, pekerjaan ini
selesai tahun 1823. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">YOGAPATI,</span></b><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;"> pamor yang oleh banyak penggemar
keris dianggap buruk, pemiliknya akan sering dirundung malang, sehingga
sebaiknya dilarung atau diserahkan ke Museum saja, pamor ini terletak di
sor-soran dan tergolong pamor Tiban. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">YONI</span></b><span lang="EN-US">,
semacam daya atau kekuatan gaib yang menurut ahli esoteri<span class="GramE">
dianggap</span> sebagai kekuatan yang ada pada tuah keris. Ini menunjukan
ketinggian ilmu empu yang membuat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">YUYU RUMPUNG,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur keris lurus, ada 2 versi mengenai keris berdapur
ini, yang pertama, bilahnya berukuran sedang, gandiknya panjang dan diatas gandik
ada kembang kacangnya berukuran kecil. Yang kedua gandiknya berada
dibelakang, panjang, bilahnya agak membungkuk, ganjanya kelap lintah.
Biasanya dimiliki petani dan mempunyai tuah membantu menangkal serangan hama dan menyuburkan
tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">YASADIPURA II,</span></b><span lang="EN-US"> pujangga terkenal Kraton Solo. Tahun 1814 beliau menulis Serat
Centini bersama <b><i>RM Ranggasutrasna</i></b> dan <b><i>RM Sastrodipura</i></b>,
membahas mengenai Pakem Keris dan Tombak Jawa dibawah koordinasi Paku Buwono
V, pekerjaan ini selesai tahun 1823.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">YOGAPATI,</span></b><span lang="EN-US">
pamor yang oleh banyak penggemar keris dianggap buruk, pemiliknya akan sering
dirundung malang,
sehingga sebaiknya dilarung atau diserahkan ke Museum saja, pamor ini
terletak di sor-soran dan tergolong pamor Tiban.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">YONI</span></b><span lang="EN-US">,
semacam daya atau kekuatan gaib yang menurut ahli esoteri<span class="GramE">
dianggap</span> sebagai kekuatan yang ada pada tuah keris. Ini menunjukan
ketinggian ilmu empu yang membuat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">YUYU RUMPUNG,</span></b><span lang="EN-US"> salah satu dapur keris lurus, ada 2 versi mengenai keris berdapur
ini, yang pertama, bilahnya berukuran sedang, gandiknya panjang dan diatas
gandik ada kembang kacangnya berukuran kecil. Yang kedua gandiknya berada
dibelakang, panjang, bilahnya agak membungkuk, ganjanya kelap lintah.
Biasanya dimiliki petani dan mempunyai tuah membantu menangkal serangan hama dan menyuburkan
tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span lang="EN-US">NABI SULAIMAN</span></b><span lang="EN-US">, nama pamor yang letaknya didaerah sor-soran, merupakan pamor
titipan, pamor yang dibentuk kemudian setelah bilah keris selesai dikerjakan.
Bentuk pamor menyerupai bintang segi enam, tuahnya baik terutama dalam
keadaan darurat tetapi pamor ini pemilih dan katanya hanya raja atau
keturunannya yang bisa memilikinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US">NAGA GAJAH</span></b><span lang="EN-US">, keris luk 7, gandik keris diukir kepala gajah lengkap dengan
telinga dan belalai tetapi tanpa badan. Ricikan lain adalah sraweyan, ri
pandan<span class="GramE"> dan</span> greneng. Kadang memakai gusen,
selain itu tak ada ricikan lain. Keris ini tergolong langka, seandainya ada
kemungkinan bikinan baru atau tangguh muda, adapun pecinta keris menyebutnya
Naga Liman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 16.0pt; line-height: 150%;">PARA</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 16.0pt; line-height: 150%;"> EMPU</span></b></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">EMPU
PANGERAN SEDAYU </span></b></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><br />
</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Menurut
cerita rakyat, di masa mudanya bernama Supa Mandrangi. Karena ketekunannya,
ia menjadi empu yang mahir. Keris-keris buatannya selalu indah dan disukai
banyak orang. Karena itu Supa Mandrangi dan adiknya yang bernama Supagati
berniat untuk mengabdi pada Keraton Majapahit.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Kebetulan sewaktu ia datang ke keraton, saat itu
Majapahit sedang geger. Pusaka kerajaan yang bernama Kanjeng Kyai Sumelang
Gandring hilang dari tempat penyimpanannya di Gedong Pusaka. Ki Supa
Mandrangi lalu dipanggil menghadap raja. Sang Raja bertitah, jika Empu Supa
sanggup menemukan kembali keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring, maka raja
akan berkenan menerima pengabdiannya di Keraton Majapahit, dan akan
dianugerahi berbagai macam hadiah.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ki Supa menyatakan kesanggupannya.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Setelah memohon petunjuk Tuhan, empu muda itu bersama
adiknya berjalan ke arah timur, sesuai dengan firasat yang diterimanya.
Selama dalam perjalanan Ki Supa menggunakan nama Empu Rambang. Nama ‘rambang’
berasal dari kata <i>‘ngelambrang’</i> yang artinya berjalan tanpa tujuan yang
pasti. Beberapa bulan kemudian sampailai ia di Kadipaten Blambangan. (Sumber
lain menyebutkan, sebelum Ki Supa alias Ki Rambang sampai di Blambangan,
lebih dulu ia mampir ke Madura untuk menuntut ilmu pada empu Ki Kasa. Tetapi
sumber yang <span class="GramE">lain</span> lagi mengatakan bahwa Ki Kasa juga
merupakan nama samaran atau nama alias Ki Supa).</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Di Kadipaten Blambangan, lebih dahulu Ki Supa Mandrangi
menjumpai Ki Luwuk, empu senior yang menjadi kesayangan Sang Adipati Menak
Dadali Putih. Berkat jasa baik Ki Luwuk, akhirnya Ki Supa bisa diterima
menghadap adipati itu. Pada saat itu Ki Supa mengaku bernama Pitrang, dan
menyatakan ingin mengabdi pada Sang Adipati. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ketika beberapa waktu kemudian Adipati Blambangan tahu
hasil kerjanya, ia menyuruh Ki Pitrang membuat <i>putran</i> (duplikat)
sebilah keris lurus yang indah. Setelah mengamati keris yang harus dibuatkan
duplikatnya itu, Ki Pitrang segera tahu bahwa itulah keris Kanjeng Kyai
Sumelang Gandring yang hilang dari Kerajaan Majapahit.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ki Pitrang alias Ki Supa menyanggupi membuat <i>putran</i>
keris itu dalam waktu 40 hari, dengan satu syarat, yaitu agar selama ia
membuat keris <i>putran</i> itu, tidak seorang pun boleh memasuki <i>besalen
-</i>nya. Adipati Blambangan menyanggupi syarat itu, bahkan ia akan
menempatkan beberapa prajurit di sekitar <i>besalen </i>empu Pitrang, agar
jangan ada orang yang masuk mengganggu kerjanya.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Di <i>besalen-</i>nya, Ki Supa bekerja hanya dibantu
oleh adiknya, Ki Supagati, yang bertindak sebagai <i>panjak</i>-nya. Dalam
waktu 40 hari itu Ki Supa bukan membuat sebilah, melainkan dua bilah keris<i>
putran</i>, yang bentuk dan rupanya sama benar dengan keris Kanjeng Kyai
Sumelang Gandring.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Setelah pekerjaan itu selesai, KK Sumelang Gandring yang
aseli disembunyikan di balik kain di paha kirinya. Sedangkan kedua keris<i>
putran</i> yang dibuatnya dibahwa menghadap Adipati Blambangan, dan diakukan
sebagai keris yang <i>putran</i> dan yang aseli.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Karena sama bagusnya, sama indahnya, Adipati Blambangan
tidak bisa lagi membedakan kedua keris itu. Mana yang aseli, dan mana yang <i>putran</i>.
Padahal sebenarnya kedua keris itu merupakan keris<i> putran.</i></span><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></i></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Adipati Dadali Putih amat gembira melihat hasil karya
Empu Pitrang. Karenanya, empu muda itu lalu dinikahkan dengan salah seorang
adik perempuannya, dan diberi banyak hadiah.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Beberapa bulan kemudian Empu Pitrang berpamitan hendak
pulang ke Majapahit. Ia berpesan pada istrinya yang sudah hamil, agar jika
anaknya lahir kelak, jika laki-laki, agar diberi nama Jaka Sura. Setelah
cukup besar, agar anak itu disuruh menyusulnya ke Majapahit. (Baca juga <b>Jaka
Sura, Empu</b>).</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Betapa gembira Raja Majapahit ketika ternyata Ki Supa
berhasil menemukan dan mengembalikan keris pusaka keraton, Kanjeng Kyai
Sumelang Gandring. Karena dianggap berjasa besar bagi kerajaan, Empu Ki Supa
Mandrangi kemudian dinikahkan dengan salah seorang putrinya dan diangkat
menjadi pangeran, serta diberi tanah perdikan (bebas pajak, otonom) di daerah
Sedayu. Maka sejak itu Ki Supa lebih dikenal sebagai Empu Pangeran Sedayu.
Itu pula sebabnya, mengapa keris buatan Ki Supa hampir serupa dengan keris buatan
Pangeran Sedayu.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Walaupun telah hidup mulia sebagai pangeran dan kaya
raya berkat kedududkannya sebagai penguasa tanah perdikan, Pangeran Sedayu
masih tetap membuat keris. Bahkan keris buatannya makin indah, makin anggun.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Adapun keris buatan Pangeran Sedayu dapat ditandai
dengan mengamati ciri-ciri sebagai berikut:</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ganjanya datar atau ganja <i>wuwung, gulu meled</i>-nya
berukuran sedang, tetapi penampilannya memberi kesan kekar dan kokoh. <i>Buntut
cecak</i>-nya berbentuk <i>ambuntut urang</i> atau <i>mekrok</i>. Jika
membuat keris luk, maka loknya tergolong luk yang<i> rengkol,</i> atau <i>sarpa
lumampah.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Posisi bilah pada <i>ganja</i> agak tunduk, tidak
berkesan galak, tetapi anggun berwibawa. <i>Kembang kacang-</i>nya dibuat
ramping <i>nggelung wayang.</i> <i>Sogokan</i>-nya agak melengkung di bagian
ujung, menyerupai paruh burung. <i>Janur-</i>nya serupa lidi. <i>Tikel alis-</i>nya
tergurat jelas. Begitu pula <i>ron da</i>-nya juga dibuat jelas.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span class="GramE"><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Keris</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"> buatan Pangeran
Sedayu selalu matang tempaan, besinya berwarna hitam kebiruan, <i>nyabak</i>,
dan berkesan basah. Pamornya <i>lumer pandes </i>dan hampir selalu merupakan
pamor<i> tiban</i>. Bahkan terkadang tanpa pamor sama sekali, yakni yang
disebut keris <i>kelengan</i>. Besi keris<i> tangguh</i> Pangeran Sedayu ini
demikian prima, tahan karat, bahkan banyak di antaranya cukup diwarangi lima tahun sekali.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Secara keseluruhan penampilan keris buatan Pangeran
Sedayu membawakan karakter seorang ksatria yang anggun, berwibawa, tetapi
tidak galak, wingit, tetapi menyenangkan.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pendek kata, segalanya dibuat serasi. Seluruh bagian
keris termasuk <i>ricikan-</i>nya digarap dengan cermat, rapi, ayu, dan
sempurna. Begitu rapinya keris buatan Pangeran Sedayu, sampai sampai tepi
bagian <i>sogokan-</i>nya berkesan tajam. Oleh kebanyakan pecinta keris,
buatan Pangeran Sedayu dianggap sebagai keris yang paling sempurna dari semua
keris yang ada.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Salah satu tanda yang mencolok dari keris buatan Empu
Pangeran Sedayu adalah besinya yang selalu merupakan jenis pilihan, dan
matang <i>wasuhan</i>.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Selain tetap berkarya sebagai empu, Pangeran Sedayu juga
mendidik orang-orang di daerahnya yang berminat belajar menjadi empu.
Mula-mula mereka dijadikan <i>panjak</i>, dan setelah mahir disuruh membuat
keris sendiri. Akhirnya para <i>panjak</i> itu pun dapat mandiri bekerja
sebagai empu. Hasil karya mereka oleh orang yang hidup masa kini disebut
keris <i>Panjak</i> Sedayu, yang kualitasnya hampir menyamai keris buatan
Pangeran Sedayu.</span></div>
<div style="margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">JAKA SURA</span></b></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><br />
Disebut pula Empu Adipati Jenu, sebuah wilayah dekat Jipang di daerah
perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Ia diperkirakan hidup menjelang
akhir zaman Majapahit.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Keris buatannya dapat ditandai dengan memperhatikan
ciri-ciri sebagai berikut :</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ganjanya rata, <i>gulu meled</i>-nya sempit, <i>sirah
cecak</i>-nya lonjong. Kalalu membuat <i>kembang kacang</i> bentuknya kokoh
bagaikan kuku bima, <i>blumbangan</i>-nya dalam, guratan <i>tikel alis-</i>nya
jelas, <i>sogokan</i>-nya panjang, janurnya meruncing di ujungnya. Kalau Empu
Jaka Sura membuat <i>ron da</i>, bentuknya jelas dan runcing ujungnya.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Bilah keris buatan Empu Jaka Sura agak tebal,
penampilannya meyakinkan. Kalau membuat pamor ruwet (<i>muyeg</i> - Bhs.
Jawa). Secara keseluruhan keris buatan Empu Jaka Sura menampilkan karakter
berwibawa, terampil, gagah, dan meyakinkan.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Kakak Jaka Supa</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></b></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Jaka Sura sesungguhnya adalah kakak tiri Empu Jaka Supa,
sedangkan ayahnya bernama Supa Mandrangi yang kemudian dikenal sebagai
Pangeran Sedayu. Ia lahir di Blambangan, ibunya adalah putri bangsawan
kerabat Adipati Blambangan.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ketika menjelang remaja, Jaka Sura bertanya pada ibunya,
siapa dan dimana ayahnya. Si ibu mengatakan, ayah Jaka Sura adalah seorang
empu yang pernah mengabdi pada Kadipaten Blambangan. Sebelum Jaka Sura <span class="GramE">lahir,</span> sang Ayah harus kembali ke Majapahit. Sebelum pergi
sang Ayah berpesan, agar jika anak yang lahir nanti laki-laki, diberi nama
Jaka Sura. Dan, kalau anak itu sudah dewasa, agar pergi menyusulnya ke
Majapahit.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sesudah mendengar penjelasan dari ibunya, Jaka Sura lalu
belajar membuat keris. Ia banyak sekali membuat keris <i>sajen</i> - yang
biasanya dibutuhkan oleh para petani masa itu untuk sesaji sawahnya. <span class="GramE">Keris</span> <i>sajen</i> dalam jumlah besar itulah yang
dibawanya sebagai bekal perjalanan ke Majapahit. Agar lebih mudah membawanya,
keris <i>sajen</i> yang ukurannya cuma sejengkal itu dilubangi <i>pesi-</i>nya,
seperti lubang jarum jahit tangan. Pada lubang itu dimasukkan tali. Cara ini,
menurut bahasa Jawa disebut <i>direntengi</i>.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sepanjang perjalanan dari Blambangan ke Majapahit, ia
banyak bertanya pada petani yang dijumpainya, manakah arah jalan menuju
Majapahit. Sebagai terima kasih atas bantuannya menunjukkan arah, ia
menghadiahkan keris <i>sajen</i> buatannya pada para petani itu.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Dulu, para petani umumnya percaya, tuah keris <i>sajen</i>
karya Empu Jaka Sura ini berkhasiat untuk menyuburkan tanaman dan menangkal
serangan hama
tanaman. Bahkan sampai sekarang (akhir abad ke-20) sebagian petani di Jawa
Tengah dan Jawa Timur masih mempercayai hal tersebut.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Menjelang sampai di Ibukota Majapahit, Jaka Sura
menghentikan perjalanannya untuk membuat sebilah pedang. Rencananya pedang
itu akan dijadikan buah tangan untuk ayahnya, agar ayahnya tahu bahwa ia juga
mewarisi bakat menjadi empu.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sesampainya di Majapahit Jaka Sura ternyata ditolak
ketika hendak masuk ke keraton. Penjelasan yang diberikan oleh empu muda itu
tidak dihiraukan oleh para prajurit penjaga pintu gerbang. Karena kesal Jaka
Sura lalu menghantamkan pedang buatannya pada pintu gerbang itu sehingga
pecah berantakan. Keributan itu menyebabkan Raja Majapahit keluar dan
menanyakan apa yang terjadi.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sesudah mendengar laporan dari prajurit penjaga dan juga
dari Jakasura, raja itu memberi tahu bahwa ayahnya telah diangkat menjadi
Pangeran, dan tinggal di daerah Sedayu. Setelah mendapat penjelasan itu Jaka
Sura lalu mohon diri dan segera berangkat ke Sedayu. Sang Raja juga menugasi
Empu Salahita sebagai penunjuk jalan.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pedang yang ditinggalkan Jaka Sura kemudian dijadikan
pusaka Kerajaan Majapahit, dan diberi nama Kanjeng Kyai Lawang. Kata <i>lawang</i>
artinya pintu, karena mengingat bahwa kesaktian pedang itu telah
menghancurkan pintu gerbang Majapahit. Kini, Kyai Lawang menjadi salah satu
pusaka Keraton Kasunanan Surakarta.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sesampainya di Sedayu, Empu Salahita langsung membawa
Jaka Sura ke <i>besalen</i> (bengkel kerja) milik Pangeran Sedayu, bukan ke
rumahnya, karena mengira sang pangeran sedang berada di <i>besalen</i>-nya.
Waktu itu di <i>besalen</i> itu para panjak sedang ramai bekerja di bawah
pimpinan Empu Ki Jebat, karena Pangeran Sedayu sedang melakukan tapa brata.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Setelah Jaka Sura diperkenalkan dengan Ki Jebat, tangan
kanan Pangeran Sedayu itu bercerita bahwa sang pangeran saat itu sedang
gundah hatinya. Soalnya, Pangeran Sedayu mendapat perintah dari raja untuk
membuat keris <i>dapur</i> baru yang akan digunakan sebagai pusaka andalan
Majapahit, karena pusaka yang terdahulu, yaitu Kanjeng Kyai Sumelang
Gandring, pernah dicuri oleh Adipati Blambangan.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sudah berhari-hari Pangeran Sedayu melakukan tapa brata,
tetapi bentuk <i>dapur</i> keris yang baru itu belum juga terbayangkan.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Setelah mendengar penjelasan Ki Jebat, Jaka Sura segera
mengeluarkan besi sisa peninggalan ayahnya ketika di Blambangan dulu. Besi
sisa itu lalu dibakarnya di perapen, dan kemudian ditempanya. Tanpa lelah ia
terus bekerja, sehingga akhirnya jadilah sebuah keris dengan <i>dapur</i>
baru yang indah. Semua orang yang menyaksikan di <i>besalen</i> itu kagum.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ki Jebat lalu bertanya pada Jaka Sura, <i>dapur</i>
apakah keris yang baru dibuatnya itu. Jaka Sura mengatakan, tidak tahu karena
ia hanya bekerja berdasarkan ilham yang muncul tiba-tiba saat itu. Setelah
menyerahkan keris itu pada Ki Jebat, Jaka Sura lalu pergi ke kali untuk
membersihkan diri.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sementara itu Pangeran Sedayu datang ke <i>besalen</i>
dengan wajah muram. Ia masih merasa sedih karena belum juga mendapat ilham
mengenai <i>dapur</i> keris yang akan dibuat. Saat itulah Ki Jebat
memperlihatkan keris buatan Jaka Sura.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Betapa gembira hati Pangeran Sedayu melihat keris yang
indah itu. Ia bertambah gembira lagi ketika tahu bahwa yang membuatnya adalah
Jaka Sura, anaknya sendiri, yang lahir setelah ia meninggalkan Blambangan.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pangeran Sedayu yakin, Sang Raja tentu akan berkenan
menerima keris indah itu sebagai pusaka keraton. Karena itu ia segera
mengajak anaknya menghadap raja di Keraton Majapahit.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Benarlah dugaan Pangeran Sedayu. Raja amat senang dengan
keris itu, tetapi juga bingung ketika Pangeran Sedayu dan Jaka Sura
memintakan nama bagi <i>dapur</i> keris baru itu. Akhirnya, setelah berpikir
sejenak, raja menamakan <i>dapur</i> keris itu: Kanjeng Kyai Sengkelat.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Nama Sengkelat berasal dari kata <i>‘sengkel’</i> yang
artinya bingung dan kesal karena kehabisan akal. Saat itu raja Majapahit
memang sedang kehabisan akal untuk mencarikan nama <i>dapur</i> yang
merupakan perpaduan antara keris <i>dapur</i> Carita dengan <i>dapur</i> Parung
itu.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pangeran Sedayu lalu membawanya menghadap raja, untuk
memohon agar Jaka Sura diperkenankan mengabdi pada kerajaan. Permohonan
dikabulkan, dan karena keris-keris hasil karyanya memuaskan raja, beberapa
tahun kemudian Jaka Sura dianugerahi tanah <i>perdikan</i>, yaitu tanah bebas
pajak, di daerah Jenu. Selain itu Jaka Sura juga diangkat sebagai adipati di
daerah itu. Maka, Jaka Sura kemudian lebih dikenal sebagai Empu Adipati Jenu.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Banyak penggemar keris yang mengira bahwa hasil karya
Empu Jaka Sura hanya berupa keris <i>sajen</i>. Padahal keris <i>sajen</i>
itu hanyalah keris yang dibuat untuk petani guna keperluan sesaji sawah
mereka.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Empu Ki Jigja</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Terkenal sebagai salah seorang empu pada zaman Kerajaan
Majapahit. Ia adalah anak dari Empu Singkir alias Empu Angga, empu terkenal
dari Pajajaran. Adiknya, Ki Empu Surawisesa juga menjadi empu, tetapi tidak
bekerja bagi Kerajaan Majapahit, melainkan untuk Kadipaten Blambangan.
Menurut buku-buku kuno, jari jempol tangan kirinya berwujud kepala ular.<br />
Keris buatannya tidak banyak, tetapi semuanya merupakan keris indah dan
sakti.<br />
Tanda-tanda keris buatan Empu Jigja adalah, panjang bilahnya sedang (menurut
ukuran rata-rata keris tangguh Majapahit), tetapi menampilkan kesan kekar,
namun luwes. Sogokan dan blumbangan-nya dalam, kembang kacang-nya kokoh.
Greneng atau ri pandan keris buatannya jelas dan relatif besar.<br />
Kadang-kadang, kalau membuat kembang kacang Empu Jigja 'berani' keluar dari
pakem. Beberapa keris yang menurut pakem memakai kembang kacang biasa, oleh
Empu Jigja dibuat kembang kacang pogok. Walaupun demikian, keris yang seperti
itu tetap saja manis dan serasi.<br />
Besi keris buatan Empu Jigja ada dua macam. Yang pertama besi itu berkesan
kering dan madas. Warna besi itu hijau kecoklatan (serupa tlethong, warna
tahi kerbau). Jenis besi ini amat sukar termakan karat. Dan, bilamana
diputihkan, dibersihkan sebelum diwarangi, besi keris yang kehijauan itu
berbau ramuan rempah wangi jamu.<br />
Sedangkan jenis besi yang kedua yang digunakan Empu Jigja adalah yang
berwarna hitam ngelar glatik, Nglugutnglugut, pamornya ngawat ngembang
bakung.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Empu Modin</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Adalah nama <span class="GramE">lain</span> dari Empu
Bekeljati, adalah seorang empu dari daerah Tuban yang hidup pada akhir zaman
Majapahit.</span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span class="GramE"><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Keris</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"> hasil karyanya berukuran
sedang panjangnya, tetapi agak tebal dan lebar. Dibandingkan dengan keris
tangguh Tuban lainnya, karya empu Modin lebih tunduk ke depan. Besinya tampak
keras dan kenyal, berwarna keabu-abuan, memberi kesan 'mentah'. Pamor yang
sering digunakan adalah Wos Wutah dan Ngulit Semangka.</span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Keris buatan Empu Modin kebanyakan merupakan keris
lurus, dengan dapur Tilam Upih atau Brojol. Kalau membuat keris luk, maka
luknya kemba. Kesan penampilan keris itu keras dan lugas.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pengikut Sunan Bonang</span></b></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Tentang mengapa Empu Bekeljati kemudian lebih populer
dengan sebutan Empu Modin, manuskrip Serat Pratelan Bab Duwung yang ditulis
R. Moestopo Pringgohardjo pada tahun 1961, menyebutkan:</span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pada saat Empu Bekeljati berkarya, agama Islam baru
mulai berkembang di daerah tempat tinggalnya. Yang menjadi pemimpin mesjid
Tuban di kala itu adalah Sunan Bonang, yang bukan hanya dikenal sebagai
ulama, juga sebagai orang yang memiliki banyak kesaktian.</span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Empu Bekeljati yang semula beragama Hindu, kemudian
menjadi salah seorang pengikut dan murid Sunan Bonang. Karena ketekunannya
mempelajari agama, Empu Bekeljati menjadi kesayangan gurunya. Dan, karena
lantang suaranya, dan fasih lafalnya, Sunan Bonang lalu menugasi Empu
Bekeljati menjadi mua'zin atau penyeru azan. Dalam logat Jawa, kata mua'zin
sering diucapkan mua'din, dan lama kelamaan menjadi modin. Begitulah, sejak
saat itu Bekeljati lebih dikenal dengan sebutan Empu Modin.</span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Bagi mereka yang percaya akan tuah, keris buatan Empu
Modin dikenal sebagai keris yang memiliki angsar sabar, pemaaf, membuat
pemiliknya menjadi luwes dalam pergaulan dan disayang orang sekelilingnya.
Selain itu, keris karya Empu Modin juga bisa diharapkan mempermudah
pemiliknya mencari rejeki.<br />
Walaupun dibuat orang yang sama, ketika masih dikenal sebagai Empu Bekeljati,
keris buatannya lebih ramping dibandingkan sewaktu ia sudah dikenal dengan
panggilan Empu Modin. Selain itu, keris Empu Bekeljati tampilan pamornya
lebih mubyar. Jika keris itu memakai luk, maka luknya agak tanggung dan samar
(kemba - Jw.). Kembang kacang-nya mungil, agak kecil dibandingkan dengan
ukuran bilahnya. Sogokan-nya dangkal dan pendek. Bagian janur-nya dibuat
tumpul.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">KI NOM, EMPU</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">,</span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span class="GramE"><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">seorang</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"> empu yang terkenal
pada zaman Agung Hanyokrokusumo di Mataram. Beberapa orang tua ahli keris
menceritakan bahwa usia Ki Nom memang panjang sekali. Kata mereka, nama Ki
Nom atau Pangeran Warih Anom, atau Ki Supo Anom justru adalah gelar dan nama
pemberian Sultan Agung sebagai pernyataan kekaguman terhadap panjangnya umur
empu yang terkenal awet muda itu.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Konon, umur Empu Ki Nom lebih dari 100 tahun. Jika
cerita-cerita mengenai dirinya benat, angka 100 itu masuk akal, karena Ki Nom
dilahirkan pada menjelang akhir zaman Majapahit, jadi kira kira tahun 1520
an. Padahal, tatkala Sultan Agung Anyokrokusumo mempersiapkan penyerangan ke
Batavia tahu 1626, Ki Nom masih mendapat tugas sebagai salah seorang empu <i>tindih</i>,
yang membawahkan 80 orang empu lainnya. Berarti pada saat itu umurnya sudah
104 tahun!</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Empu Supo Anom, yang nama kecilnya Jaka Supa sebenarnya
adalah anak dari Ki Supa Mandrangi atau Pangeran Sedayu, yang hidup pada
akhir zaman Majapahit. Ibunya adalah putri kerabat kraton yang ‘dihadiahkan’
kepada Empu Supa Mandrangi ketika pembuat keris terkenal itu diangkat sebagai
pangeran dengan gelar Pangeran Sedayu. (Ada
cerita rakyat yang menyebutkan bahwa putri keraton itu bernama Dewi Tatiban).
Kakaknya, satu ayah lain ibu, bernama Jaka Sura, juga seorang empu terkenal.
Oleh raja Majapahit terakhir Empu Jaka Sura diangkat menjadi adipati di
daerah Jenu, sehingga juga dikenal sebagai Empu Adipati Jenu.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ki Nom sebenarnya hanya singkatan nama atau panggilan
bagi Empu Pangeran Warih Anom yang menguasai tanah <i>perdikan </i>(otonomi
& bebas pajak) di daerah Sendang. Itulah sebabnya ia juga dipanggil
dengan gelar Pangeran Sendang.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Tanda-tanda utama buatan empu Ki Nom adalah: <span class="GramE">Keris</span> dan tombak buatan Ki Nom selain indah selalu
mempunyai penampilan dan yang memberi kesan agung, anggun, mewah, berwibawa.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ganja buatan Ki Nom, kebanyakan merupakan ganja <i>wilut</i>
dan<i> kelap lintah.</i> <i>Sirah cecak-</i>nya montok dan meruncing
ujungnya, <i>gulu meled-</i>nya besar dan kokoh. Ukuran panjang bilahnya
sedang, lebarnya juga sedang, tetapi tebalnya lebih dibanding keris buatan
Mataram lainnya, terutama dibagian tengah bilah. Bilah buatan Ki Nom selalu
berbentuk <i>nggigir lembu</i>. Motif pamornya biasanya rumit, halus, dan
rapat serta rapi sekali penempatannya. Besi yang digunakan, dua rupa. Bagian
tengah yang bercampur pamor warna besinya hitam keabu-abuan atau hitam
keungu-unguan, tetapi dibagian pinggir hitam legam.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Bagian <i>kembang kacang-</i>nya dibuat seperti gelung
wayang, tetapi berkesan kokoh, dan kalau diamati dari sisi atas akan tampak
ramping. <i>Jalen-</i>nya kecil, <i>lambe gajah-</i>nya pendek. <i>Blumbangan-</i>nya
dangkal, penuh dengan pamor. <i>Sogokan-</i>nya juga dangkal dan menyempit ke
arah ujung. <i>Janur-</i>nya menyerupai batang lidi.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 6.0pt; margin-right: 6.0pt; margin-top: 4.5pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Salah satu keris adikarya hasil tempaan Ki Nom yang
masih dapat disaksikan hingga saat ini adalah keris ber<i>dapur</i> Singa
Barong yang dijadikan cenderamata lambang persahabatan antara Kasultanan
Mataram dengan Kesultanan Jambi. Keris itu bernama Si Ginje, dan saat ini
tersimpan di Museum Pusat di
Jakarta.(http://www.geocities.com/javakeris/istilah.htm)</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">EMPU DARI ZAMAN KE ZAMAN </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Dua arti dalam istilah empu, pertama dapat berarti
sebutan kehormatan misalnya Empu Sedah atau Empu Panuluh. Arti yang kedua
adalah ‘Ahli’ dalam pembuatan ‘Keris’. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Dalam kesempatan ini, Empu yang kami bicarakan adalah
seseorang yang ahli dalam pembuatan keris. Dengan tercatatatnya berbagai nama
‘keris’ pastilah ada yang membuat. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pertama-tama yang harus diketahui adalah tahapan zaman
terlahirnya ‘keris’ itu, kemudian meneliti bahan keris, dan ciri khas sistem
pembuatan keris. Ilmu untuk kepentingan itu dinamakan ‘Tangguh’. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Dengan ilmu tangguh itu, kita dapat mengenali nama-nama
para Empu dan hasil karyanya yang berupa bilahan-bilahan keris, pedang,
tombak, dan lain-lainnya. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Adapun pembagian tahapan-tahapan zaman itu adalah
sebagai berikut: </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">1.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kuno (Budho) tahun 125 M – 1125 M </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>meliputi kerajaan-kerajaan: Purwacarita,
Medang Siwanda, medang Kamulan, Tulisan, Gilingwesi, Mamenang, Penggiling
Wiraradya, Kahuripan dan Kediri.</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">2.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Madyo Kuno (Kuno Pertengahan) tahun 1126 M –
1250 M. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Meliputi kerajaan-<span class="GramE">kerajaan
:</span> Jenggala, Kediri, Pajajaran dan Cirebon. </span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">3.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sepuh Tengah (Tua Pertengahan) tahun 1251 M
– 1459 M </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Meliputi Kerajaan-<span class="GramE">kerajaan
:</span> Jenggala, Kediri,
Tuban, Madura, Majapahit dan Blambangan. </span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">4.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tengahan (Pertengahan) tahun 1460 M – 1613 M
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Meliputi Kerajaan-kerajaan : Demak, Pajang,
Madiun, dan Mataram </span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">5.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Nom (Muda) tahun 1614 M. Sampai sekarang </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 20.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Meliputi Kerajaan-<span class="GramE">kerajaan
:</span> Kartasura dan Surakarta.
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Telah kami ketengahkan tahapan-tahapan zaman Kerajaan
yang mempunyai hubungan langsung dengan tahapan zaman Perkerisan, dengan
demikian pada setiap zaman kerajaan itu terdapat beberapa orang Eyang yang
bertugas untuk menciptakan keris. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Keris-keris ciptaan Empu itu setiap zaman mempunyai
ciri-ciri khas tersendiri. Sehingga para Pendata benda pusaka itu tidak
kebingungan. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ciri khas terletak pada segi garap dan kwalitas besinya.
Kwalitas besi merupakan ciri khas yang paling menonjol, sesuai dengan tingkat
sistem pengolahan besi pada zaman itu, juga penggunaan bahan ‘Pamor’ yang
mempunyai tahapan-tahapan pula. Bahan pamor yang mula-mula dipergunakan batu
‘meteor atau batu bintang’ yang dihancurkan dengan menumbuknya hingga seperti
tepung kemudian kita mengenali titanium semacam besi warnanya keputihan
seperti perak, besi titanium dipergunakan pula sebagai bahan pamor. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Titanium mempunyai sifat keras dan tidak dapat berkarat,
sehingga baik sekali untuk bahan pamor. Sesuai dengan asalnya di Prambanan
maka pamor tersebut dinamakan pamor Prambanan. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Keris dengan pamor Prambanan dapat dipastikan bahwa
keris tersebut termasuk bertangguh Nom. Karena diketemukannya bahan pamor
Prambanan itu pada jaman Kerajaan Mataram Kartasura (1680-1744). Bila kita
telah mengetahui tangguhnya suatu keris maka kita lanjutkan dengan menelusuri
Empu-Empu penciptanya. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">I.Zaman Tangguh Budho (Kuno) : </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">1.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Purwacarita, Empunya adalah:
Mpu Hyang Ramadi, Mpu Iskadi, Mpu Sugati, Mpu Mayang, danMpu Sarpadewa.
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">2.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Tulis, Empunya adalah: Mpu
Sukmahadi. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">3.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Medang Kamulan, Empunya
adalah: Mpu Bramakedali. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">4.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Giling Wesi, Empunya adalah:
MpuSaptagati dan Mpu Janggita. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">5.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Wirotho, Empunya adalah Mpu
Dewayasa I. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">6.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Mamenang, Empunya adalah: Mpu
Ramayadi. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">7.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Zaman Kerajaan
Pengging Wiraradya, Empunya adalah Mpu Gandawisesa, Mpu wareng dan Mpu
Gandawijaya. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">8.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Zaman Kerajaan
Jenggala, Empunya adalah: Mpu Widusarpa dan Mpu Windudibya. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">II.Tangguh Madya Kuno (Kuno Pertengahan) </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-left: 29.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">1.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Pajajaran Makukuhan, Empunya
adalah: Mpu Srikanekaputra, Mpu Welang, Mpu Cindeamoh, Mpu Handayasangkala,
Mpu Dewayani, Mpu Anjani, Mpu Marcu kunda, Mpu Gobang, Mpu Kuwung, Mpu
Bayuaji, Mpu Damar jati, Mpuni Sumbro, dan Mpu Anjani. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">III.Tangguh Sepuh Tengahan (Tua Pertengahan) </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 29.95pt 47.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Zaman Kerajaan
Jenggala, Empunya adalah Mpu Sutapasana. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 29.95pt 47.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Zaman Kerajaan
Kediri, Empunya adalah : </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 29.95pt 47.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Zaman Kerajaan
Majapahit, Empunya adalah: </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 29.95pt 47.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Zaman Tuban/Kerajaan
Majapahit, Empunya adalah: Mpu Kuwung, Mpu Salahito, Mpu Patuguluh, Mpu
Demangan, Mpu Dewarasajati, dan Mpu Bekeljati. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 29.95pt 47.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Zaman Madura/Kerajaan
Majapahit, Empunya adalah: Mpu Sriloka, Mpu Kaloka, Mpu Kisa, Mpu Akasa,
Mpu </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 29.95pt 47.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Lunglungan dan Mpu
Kebolungan. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 29.95pt 47.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Zaman
Blambangan/Kerajaan Majapahit, Empunya adalah: Mpu Bromokendali, Mpu Luwuk,
Mpu Kekep, dam Mpu </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 29.95pt 47.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Pitrang. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">IV.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Tangguh Tengahan
(Pertengahan) </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">1.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Demak, Empunya adalah: Mpu
Joko Supo. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">2.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Pajang, Empunya adalah Mpu
Omyang, Mpu Loo Bang, Mpu Loo Ning, Mpu Cantoka, dan Japan. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 29.95pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">3.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Mataram, Empunya adalah: Mpu
Tundung, Mpu Setrobanyu, Mpu Loo Ning, Mpu Tunggulmaya, Mpu Teposono,
Mpu Kithing, Mpu Warih Anom dan Mpu Madrim </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">V.Tangguh Nom (Muda) </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-left: 29.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">1.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan Kartasura, Empunya adalah:
Mpu Luyung I, Mpu Kasub, Mpu Luyung II, Mpu Hastronoyo, Mpu Sendang Warih,
Mpu Truwongso, Mpu Luluguno, Mpu Brojoguno I, dan Mpu Brojoguno II. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="margin-left: 29.95pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">2.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Zaman Kerajaan/Kasunanan Surakarta, Empunya
: Mpu Brojosentiko, Mpu Mangunmalelo, Mpu R.Ng. Karyosukadgo, Mpu Brojokaryo,
Mpu Brojoguno III, Mpu Tirtodongso, Mpu Sutowongso, Mpu Japan I, Mpu Japan
II, Mpu Singosijoyo, Mpu Jopomontro, Mpu Joyosukadgo, Mpu Montrowijoyo, Mpu
Karyosukadgo I, Mpu Wirosukadgo, Mpu Karyosukadgo II, dan Mpu Karyosukadgo
III. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Demikian sekilas uraian tentang Mpu-Mpu dan zaman ke
zaman. Keberadaannya sudah tentu menyemarakkan dunia perkerisan selalu sarat
dengan karya-karya baru yang terus berkembang dari zaman ke zaman. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Dari keris-keris lurus hingga keris-keris yang ber luk.
Ditambah dengan beraneka macam ragam hias pada bilahannya. Semua menuju ke
arah maju, tetapi tidak meninggalkan pakem (<span class="GramE">standar(.</span>
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Ragam hias itu berupa kepala hewan yang diletakkan pada
gadik misalnya kepala naga, anjing, singabarong, garuda, bahkan puthut.
Dengan ditambahkannya bentuk-bentuk itu, sekaligus nama keris itupun berubah,
naga siluman, naga kembar, naga sosro, naga temanten, manglar monga, naga
tampar, singa barong, nogo kikik, puthut dan lain-lainnya. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Bahkan zaman Kasultanan Mataram sejak masa Pemerintahan
Sultan Panembahan Senopati, dunia Perkerisan tampak makmur lagi, lesan mewah
tampak pada bilahan keris yang diserasah emas. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Sultan yang arif dan bijaksana itu membagi-bagikan keris
sebagai tanda jasa kepada mereka yang berjasa kepada pribadi Sultan maupun
kepada Negara dan Bangsa. Tentu saja ragam hiasannya satu dengan <span class="GramE">lain</span> berbeda walaupun demikian tidak meninggalkan motif aslinya.
</span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 11.0pt;">Hiasan yang terasah emas itu terletak pada gonjo atau
wadhidhang dengan bentuk bunga anggrek atau lung-lungan dari emas. Atau
sebantang lidi yang ditempelkan pada gonjo atau dibawah gonjo terdapat Gajah
dan Singa terbuat dari emas juga. Tentu saja penciptanya adalah para pakar
perkerisan yang kita kenal dengan sebutan <b>Empu</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<strong><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; font-size: 16.0pt; font-style: normal; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-style: italic;">Keris
Brajaguna</span></u></strong><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; font-size: 16.0pt; font-style: normal; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;"></span></u></h2>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">
<hr align="center" size="2" width="100%" />
</span></div>
<h1 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">KERIS BROJOGUNO BISA MENEMBUS BAJA BESI </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></h1>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Para kolektor keris pernah menghindari koleksi
keris-keris dari jaman Pajang dan Kartasura. Mereka berpendapat tosan aji
dari kedua jaman itu ,dianggap kurang baik, karena berasal dari jaman Kraton
yang umurnya relatif pendek. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">Keraton Pajang umurnya hanya 32 tahun (1628-1660)
dan Kartasura hanya 75 tahun (1670-1745). </span><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Keduanya runtuh karena peperangan. Patut dipertanyakan apakah alasan
itu lebih didasarkan atas hasil karyanya ataukah oleh sebab filosophy lain.
Dalam sejarah memang disebutkan ,selama kedua kerajaan itu berdiri diwarnai
dengan banyak peperangan dan kerusuhan. sehingga menyimpulkan hasil
karya para empunyapun kurang bagus karena dibuat dalam suasana tidak aman. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Demikian antara lain terungkap dalam sarasehan
terbatas Pametri Wiji . Pakar keris KRT Sumosudiro mengatakan, Kerajaan
Pajang berdiri sebelum Keraton Mataram. Sedang Kerajaan Kartasura merupakan
perpanjangan Kerajaan Mataram. Disebutkan, sepeninggal Sri Susuhunan
Amangkurat Agung (Seda Tegalarum) tampuk pemerintahan dipegang oleh
puteranya, Pangeran Adipati Anom yang kemudian menjadi Sri Susuhunan
Amangkurat II. Pusat Kerajaan Mataram, Plered, ketika berhasil direbut dari
tangan pemberontak sudah dalam keadaan rusak. Itulah sebabnya keraton
dipindah kehutan Wonokerto yang kemudian dijadikan pusat kerajaan dan diberi
nama Kartasura Hadiningrat. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Di jaman Pajang dengan Raja Sri Sultan Hadiwijoyo
dikenal beberapa orang empu, diantaranya Empu Umyang dan Empu Cublak. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Empu Umyang adalah anak Empu Supa (Sepuh) dari jaman
Majapahit. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">Ki Umyang juga disebut Ki Tundhung Kudus. Disebut
demikian karena sewaktu mengabdi kepada Raja Pajang ia diusir dari keraton
gara-gara difitnah oleh rekannya Empu Cublak. Di Kudus pembuat keris ini
tidak lama, kemudian ia mengabdi ke kerajaan Mataram, bahkan dia diangkat
menjadi pemimpin para empu, dan diberi gelar Ki Supa Anom atau lebih kondang
disebut Ki Nom. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">Karya
Empu Umyang banyak dipercaya masyarakat jika digunakan untuk mengkreditkan
uang akan menguntungkan. Yang berhutang selalu akan risih karena diganggu
oleh dhemit dan thuyul yang bercokol di dalam keris Umyang itu. Keris Umyang
ditandai dengan bagian sor-sorannya yang mbekel (buncit) seperti perut
Bethara Narada atau ngedhe karena luknya berjalan kekiri, tidak kekanan
seperti lazimnya. Namun menurut pakar tayuh keris R. Oesodo, keris Umyang
tidak selalu ngedhe. Ada
juga keris Umyang yang berluk biasa bahkan ada juga yang berdapur lurus. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Mbah Prawirosudarmo (alm.) paranormal dari sentolo
pernah mengingatkan, tidak semua orang bisa memakai keris Umyang. Beliau
mengaku sudah beberapa kali kedatangan keturunan orang kaya di Kota gede.
Mereka mengeluh kehidupannya terlunta-lunta dan tidak merasa tentram.
Menururt pengamatan batin Mbah Prawirosudarmo ternyata mereka menyimpan keris
Umyang yang sewaktu orang tuanya selalu diberi sesaji gecoh daging mentah
pada waktu-waktu tertentu. Atas sarannya keris warisan orang tuanya itu
dilabuh di Laut Kidul meskipun pusaka itu sedah diberi busana yang mewah.
Nyatanya setelah hal itu dikerjakan, mereka dapat menjalani kehidupannya
dengan baik dan tenteram. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Pada umumnya keris tangguh Pajang memiliki besi
mentah, terkesan kurang tempaan Pamornya mubyar (menyala) putih seperti
perak. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">Baja sedang jika berluk, kellokannya terlihat rapat (kekar). </span><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Ganja umumnya besar. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">Sirah cecak
juga besar. Tantingannya agak berat, lebih berat dari keris-keris Mataram. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">Selain
Umyang di jaman Pajang juga dikenal Empu Cublak, Empu Wonogati, Empu
Surawangan, Empu Joko Puthut dan Empu Pengasih. Pembuatkeris yang disebut
terakhir ini ditandai dengan karyanya yang tidak berpamor. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Berbicara tentang keris tangguh Kartasura,
Sumosudiro mengutip uraian M Ng. Wirasukadga dari Keraton Surakarta sbb. :
ganja sebit lontar, sirah cecak lancip, badan bilah tebal, dan kau (janggal),
besi keropos dan keputihan, pamor mengambang dan mubyar (menyala putih
seperti perak) atau tidak berpamor. Gaya keris Kartasura mirip keris Mataram.
Pasikutannya nyatriya, terkesan seperti seorang satriya, tetapi kasar. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">Yang
luk umumnya rapat (kekar). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">Empu yang terkemuka di jaman itu adalah Empu
Brojo (Brojoguno I) yang mengabdi di kraton. Hasil karyanya terkesan sangat
keras, bisa menembus uang logam, bahkan konon bisa menembus baju besi (kere
waja). Empu lainnya adalah Empu Sentranaya III, Empu Sendhang Warih, Empu
Taruwangsa, Empu Japan
dan masih banyak lagi. Di jaman Keraton Kartasura telah dibat duplikat keris
pusaka Kangjeng Kyai Ageng Maesa Nualr. Tidak jelas apakah KKA Maesa Nular
yang dimiliki Keraton Yogyakarta itu asli
atau duplikatnya yang dibuat di jaman Kartasura. </span><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Menururt catatan keris pusaka itu berdapur Maesa Lajer. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: Arial;">Pada masa itu para empu keraton juga membuat
duplikat tombak pusaka Kangjeng Kyai Ageng Pleret. Sewaktu Geger Pacinan
tombak inventaris keraton ini diamankan oleh abdidalem Suranata. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow"; mso-bidi-font-family: Arial;">Namun
Pangeran Mangkubumi (kemudian menjadi Sri Sultan HB I) yang melihatnya segera
merebutnya. Selanjutnya menjadi milik Keraton Yogyakarta. Apakah yang
dilarikan itu tombak yang tulen ataukah tombak yang putran/tiruan..? <span class="GramE">sulit</span> untuk dijawab, karena hampir tidak mungkin
menelitinya.</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-83026444933834544142012-12-28T23:52:00.000+07:002012-12-28T23:52:05.657+07:00BADIK,SIMBOL STATUS DAN HARGA DIRI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img alt="" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAK4AAAEwCAIAAAChdd0+AAAgAElEQVR4nOy8ZXScW7rn93/2W1Uig5gZLLKYSsVVghIzW8zMZJElW2hJlizJlmXLeCwz+5gZjg/4YPPt1XeSzE0ynXVnkrXyIV87H94qWT59euZO0pjcvfbSksslVb3av/o//OIP/77+ff3hD3/4wx/wt34D/77+XpYOBYABDCQACcAYGEDQff3xFoCxjx5hWzb/CBjACAIGoQBCBo7w40XE8RtggAAQEIQEIUFAEAgg3NxCCEUQCcAEYBwgwIfncYCAwAiMAwjEAAIHiDgIAQMGIf+rwb8+AxiYEEwIzgAiYwgMAQEHgQjMCMwAMIDuR4hAWy6Nf5E/vX/q7/RT++9z/RQKuutmP7oCgv46CCD+aR9f2+YzOcYY4w+YP1TiD+vjBeBjghjANuFg4EQQGEJgAE6kPyEDwFC/jQETwATYBmwHtgPbtny/Hdi55ZttgLH+Bw2IRPzJgoF/OTABSAgyAIkAA9BWGj68O/zXafj/EAoCgAO4j9/u5gVwH10MIzABIAJEwNYfJIA+PlrGBIwJOE6o//Rv2YyYgPvJPxgjCAADwEh/5DsAc8AKcBExdxHzNhQGbDMINdsWZWkqtTaVW5vF2FjG2lrF2lpprC1UlmZy820yMxOJmUn4dsMAA4E7wR6wAiwBM2AnYAaYAIaASK8xIsYZEGcAzhBkCDLgaWD6y/sHPOB/+/oIhT9xrh+hoH+ccWACMBEgABP8ESgfPkcfFv+IgHEGAoFIIBBxxPgX4pEy2PJxNwa2ARaArQBuxsxnp2Gw1Q6xvbnCyTrWxUbjYBlrZ661NU2yM091sMx0tMx2tMpxsMy1MytwtCy0t8h3sMi125ltsz3fwSzP0Szf2SrXzTrXwz7HyyHVzVZluyN0G+cnhDNgC1gA5gQTprtwAWAAzhCcEcgQJAQYf9k6Vfj/Kwpbl944/FjSAcEWm8JAjDimV82Pf57jwHG86SFAABjqBdwacAJ8GIINOPE2I4XZNo2VaYKjhdbBVOtgmuiwI8l+R7LdjhTb7SnWxoWuVoUuFkXOFsXOZqXO5hUuZhUuZpXOZpUuO+t2WdZ5WrT42bX42TX52HQGOXcEOnUFu7QHObUEOjUHONb52ld621T42FT62RV5WcVYCnw42ANWHHYKYMxgBDICM4LAGAJjMENARGAEYrxQ8Z4UMdAHDj7Yuz/6k/3j8PLTBuIjDvQO4E9s2upjsq0XTPrfs2lERB+beVPAloOXkShgh4nU2lRpbRpvY5ZoY5pitSPdemem9Y4s2+2FLhb5TjsLnHYWuews87Ss8bGu87Nt8LNr8LZp9LVp8bNr9bftCLDvCrLvD3EZCHPpCbUdkroMRDsdUHkdUHmNSlwnlF77JW4HpO4HpO4Tcq8ppfcB2a6RKLeRKLdRmVd/lFtXtEdtmGuiy04vQ5gBOwBrQ6EJYAIyAWcCzhjE0yBkOiMiJLZJw+b+aRr+cVH48X+S3kMkwYcj3+pOcky39RzwBPCnzlt3U8ASsALsAG8gVCCS7TCNs7JKtLNJsrdOtrdKsbdIsDRKtjHOcNyZ42qe52Fe4GVe7G1V7mtV5r6zyn1Hjadp3S7zJj/r1gCb9iC7jmD7AbH7kMR9SOYxKHUdEDsPRDsNSVz3Kdwntbvm0/ynErwWMwIWMwIOJuxaTguYj9+1nLJ7IX7XrMZ9RuU6JXOZkDjNKNwOxXpPqj1HFB69Evc2sUdVuHuyp5WvEcwBc2AHsI1gQjAhZgwyBowIBgwG7INjISQI8Eeu40/8Af8xgPgYhT9+rx9o0O8tD/Pf0QcTC2O94FsBzgRfQy7C1FhhZRbvYJXqbJtjb11gZ1lgZ5lva5ZrvT3XZluB/fY9TjvK3E3Ld5lX+VpV+1lW+llU+JpW+JtV+5l3BNn1hTmORLntl3kckO3aL/MYlXuMyj2GJa6jcvf9Ss/9Ss8xhduYwm1C4zWj9Z5P9lnK9J9JcF9O9zuaFbCU5nuqIPxYVuDRVL8jKb7H0vxPZgefzA4+luZ/NMnvaLL/Ia33bLz3hMZ7v8Z3nyagW+VfFuKm9bCwBywBc8IOXVTCtoEZg4wI/OaBEOn9za1AfHTQ/8AoMN1hCwWMA0TEh+MQgDYNx6bUbwdMgO2AKWAOWANuHAVtM5aYm8baWiXaWaXaW6fbWmTbmufaWhTaWxTam+U7bit231HsvqPYxbhy147WYJuuMPu2AIvuUNvOEKuuYKueUJv+CPtBsdOwxGVE6nYw1v9grP+0ymdS4TWp2HVA6n4g2nVK7jkW5XxQ4Tmv9p5Vei3G+K6lhB5PDVvR+p/MDDqe5reW6nssxWct1f9cXvj5oqhTOSGfFIafzQ89mR24sSfyTF7IqbzgE5mBp3JD17PDllN2L8T5HNL6L6SEzKWE7NMGdmr8i8PcvEWwAawIOwFTxnZyBkYgE51OwITA6wRvO0Q/pRAAdGj8HR//1vUxChyfbNE58yaAJdNF57za7wB26g/eHvA15EK3GUktzDR2NvH2Ngm2lglWZonm2zOtTXNsTfc4mFc4WVY7W9a7WjZ52DTtsq72NqnxM24M2NEaatoTaTEgsdkntR2T2s2oXKYUTpNSxwmJw5TMaUbhMqvymFPtOqjymo3xm43xm1H7HFR5Tyu8ZtU+KwnBS/G7VxICV7QBh2P9jiQEnsmI2siVbeRKrpcqb1bIb1WoruyRnM8Nv1AkvlqhuFqhOFcYebVKfrVKfqVStlESdbVKfqFUfK4g4nxh9EaRdKNIciY/8lhW8FLq7vmU3QfTQwa0uzs0gRGmcCFY6y5csJMz2Em0k/S2Qx/pfABCrxD8Zno3+x9lfYQCIyMOAgPAFMRbdx8D5gL4G4qCtptEmJlFWZorrC3jnWxS3e0y3W1TbHamW+/kvbwcW9MiB/NyV+saD5saN8taN/MGT8tWb6t2X6tOP8veQNvBCIfBaOv+aNNhmeV0nMN8gsuheOclrcuxVK+VeNej8W6rWs9jCV7HErxXtbtWYrwOazxnlV4zSs8puftBlddivP9h7e7D2t1HkoPPFcjPFyk3SjUXy2OvVifcrE+505R+tzntYVva856sl315j7uzPm1N+bQ15UFXxuPe7NtNibebtDfqY++3JH3aHP+wNfFOfczdurib5errFeqrFYqLZdFniyNOFoaeyA9dyw8/khM5mRQ8pI2QmXJ8wGkuEGwnMgVMSbd3Ajv0HxITff5KpxD69BQD4R/GPnyMAsHAAIbGgI+FudLVIcnDMcfLKdvdIc3JOsvNMdvVMd3JOsPOPMfBNNdhe46dUZmrWaWrebWrRbWbWZ27RaOXVae/XV+gw0CoY3+wbX+wzWC47VCEzXCk7QGZ48FY94Ma+2m1zVyM7dFU9/VM75MZnmezvC/l776cH3QxN+Bcht/J5F1ribuOJe1aS/JdTfY/kha8kBownxSwnBlytlR9pSHxVlvmvd7cx4PFj0eKX43XfDnf9O1y1/dHun5+rP/X6wO/We//7am9vzu19zfrfb8+0fvLte6fHe34xdGOr+fqX4+WPOrJeDmQ92pv9tuB3Gddac870+7Vxt2p0lytkF2oEF+oEm9URn1SGnGmIHQtI2g5NWwuOWokMVq8XeBCsDegnYAFwZJ3IwBzwBQ6IHbos5nGW3KaIkCgd7n/IWj4UQRhYMwZmwCeJgZZuz1yPG3znM32uJrvcTItc7OudLet9rRt8rbvCnTuD3HqD3HoDrDpD3EYCnceCnccDLMfDLcdiXIYlzhNyp0mZA4TSqeDsa6zWtf5JNfDaZ5HM33Wkj1PJnudSdt1IWf3lcLAa3uCrxcFX9sTeLUo6HJRyMWCkLN5QWfyQs4XR14ol21UqU7XqK71ZryYqflmrfMXZwa/We/+fLXj3Vr7u7XOFyuNj+Zr789V3popvzZRdH2y5M5s+ZND1c8Wa58fqn11uOHLtY73J7q+PtH189P9/3Ru8HdnBn9Ybv5qpurdWNH305Xvx4re7s161pH6tCPpfmv89XrFpRrJxarIjdLwcwUh5/LC1zPD17Jk8xny3rjIICPYAY5C2AK2gDXBSp+1tNAzsQmEyRYghCA+n73V2fppGv4OAPkxCgSBMWADFAR7VgU7NQc59oY7dwc79QQ69gQ69gc5Doc67Y90Ho9ymhA7jksdJmSO41KHA2K7/VE2E1LbOY3LstZjSeu6kui2muZ1Isv7VK7Peq738WyvtQyPCzmBV/JCrheGXy8KvVkcfqss/FpJ6MWiwLu1kruNyjstMXc6tI+Hsj+fq/z5Wsevzvb99urYLy+NvD/V/WKl4f5s+bWxvItDWZdHc050aFda1csNysNNisUGxaEG2XKrZr03cbVVc6or4WRnwtnelGtj+XemSp4u1H53uu+Hkz2/3Rj+7Zn+3xzv+Gau+odD1d/OlH8/Xf7VgcLPRnKe9iTfbdPcalbeblRdrYw+Xxh6Ojvkwh7Fep5sKVM6mS5tUQX4MrgRnAB7wB4fMWEJWPC2A7STaCsQhmAiMBGY8GMg/hFQEJqAOGOCORDrbNIS7dEb7TQidj4gdR+NdBoOs98f6TgtdZmVOc/LHQ8pHObVTvMxzgtxrssJbmvJXutp3mcy/T7J9L1cEHBtT+DN4uBbpUG3y4JvlgVeKvA+k+56MTfoWmHUzWLJjdLoWxWSTxuUTzq1T/uTX+zL/Gax4rfne/6n22P/8f7UP98b/+7q4GdnO27PFl8ezTreEbNcL12ul67US1dqpEfrpEsV4pWKyNVKyfEqyVqldLU86liF5ES1fKVcvForX66MXqqKPt6oOdEad7Ev/cls1bO5qrfLjd8ca/312Z4fjjZ/t1T7/lDlz1fqv58vfz9V8HIo9XGX9nFH/JP2hLv16kvF4hMZwWeLZKt5ksXsqMUC9WhKZHO0px/gBjgRHLcAYU2wIliCLIjMiHYSeBp26GjgjMAZgdsEQrDFXny0/u5QEAjBMQFgBviL0B8fNKb0mlF6TkS7jITYDAVbj4udD6k9lmLcV+NcTiS6nc70O57ufSJ118mMXedz/a7tCbxZGnSrNOhJQ/TzZtmzBsnj2qgndeKnjZJPK0MvFwRcLYm+XqG+2xD/sD3p2UDGVwdL//lMx/92e+T/enPo/3wz/5+eTv3q+t43pxofLJddnSk8P5pxuifuZIdmtV6yVBW1VBG5WBa5VBp5tFIyk+U/l7V7ITtwMSdoMStgLs17PtV7Pt1nItlrMtN3f6rXZIbfUmnU0UrpiUbNjeHcGyN5z+erP1tp+Hq15f2Rhl+d6Phhpf79XPn3i5W/WKr8fq7ks5Gspx2JD5pj7zXG3K7TXKvSHE7xX8kOO7ZHcSgrcjFfNqTxy/PYsQtwA1wAJ/BAEE+DNZgVwYJgRmQK2gnsBNuhz0YY68oZTKQ3GX9SGP6m62MUjEV8DmEHwRZole+eiQs+pPJdUvktafwPyn2nZF7TCo/FOK+z6d6n0zyuFoZ9khNwIT/wSnHg9eKAu1XBjxsjHjeFve6SfjUY8/lA/Jue2Dc92mftsY+aNY/bk281pTwZKnk9Wf3dsY7f35v+P14t/P7Z5O9fTvzzg73vN+oeLxfcn8+9P5t3+0D6xT7tuTbV6VrpyUrJiYro9UrZaon4UE7QRKrfeIrvaILXgMalX+6wV+E4qHYcjnGaSPScy/A/mOE/k+43leoznrBrJm33fFbwbHbwkQrZxZ6MG0P5b5Ya36+2f3ek7bvDzf+02v2blbbvFqrez5b8cqnm66mS532p91tiH7ZqL1dIr1YqzxSJj+eGH82NWM6JWMoOn0sP3acNVJlzroAX4MUxB8CFiRw5kR04OyIbtkUhILCAoSkMdoLtAHaA8ZlsY0CXxt4ScH4MAMNPlbx/Yv0FVORHBkKXUxUB5kCgAIey1UvJEcdTIpZj/FaTgle0ASta/6NJfqta96uFYVeKoi7khV3KC7lWFHqrNOhhbfibTunnvYr3AzG/mEj95XTOL6bzf3mw/BcHq34+W/OrpbafHe383fmx//HaxL/cmfr90/nffTr67mzjs+PldxazL+yPX++SrjVHrNWFHykLXizwXcz2Xs7xP5TmM5vsPZPkPRHvNahw6ZHYd0c79MpdOqMdOsT2XRLHHrljj9x+QOm0L9Z9IslnIslnLjVwJsl/It77QLz3ZLL/col0rVpzqjnxfGfq0+mqp/tLvjxY9/lE1dfTNa9GC96OF3w1VfzVVPEPc5Uv96Y/aNM+70272xR3qVJxrlh8qihqLT9iNS9yKTt8IiWkbLddlAl8AE/AW2BoD7gLjRxIYA/YE+xIZzIswSxhaAFDc3A78SfCTnxoqNlyrH8/KIBxAhFjTACYczAHcgIcTzZknilTXimVXCkIPZngtiixORbjuZETdS4r+nyOdCNXciFXfL0g+l659Fmt9F2r6rs+7Q+DKb+dzP8P8+X/w1L9fzzW8S8n9/7L2ZH/dHn8X+9M/ZdHB//Xu+O/uzb080s9r45VXxvP3BhOWu9UHW2MXqoMXSwJPFSwez7L51CG92Kmz2S865jaYVTlOKZxGdO4DSpceqKduqIcOsROrRH2reGO7VGO7VGOLeE2LeE2bZF2vRLnnmin8VifKa3/eKzPWKzXfq33dFbwwp7IQ8VR641x51oTH40V3x/Iezla8nq05PPJ0ncTe54PZj7qTfl+tuKriT3P+1IftGkfdybdbIy5VKk4Vyo9URi1ViA+khc1lxG+Ny44b5etF+DP4A1yB+cMciHOicBvR8AOsAWzhtASAnPw7uSP4wvDLX0egi05yb/t+lFlkm8XYwKQiLCNYAq0pURudGVdqZPfq464U7T7cuqu88n+60mh62niM1nSjQLFlULF7RL1k+qEF7XxbxsTvu3O+s2+kn+eqfmX5dbfr/f/54uj//v1qf9yc/pf70z95wcT//PdwZ+daXq+sOfOeNb53rijjfKjdfKF8sj54rBDhSGHcgLnMvxnk73mkr0W0nwm491HNU6DMru9coe9MqeeaKfOSMf2cMemEIfGYMemEKfWcNe2CLe2CLf2SPeuaK9+6a5esdt+tf9+je+QzG00xnsiafdUZtBkVsDhMsmRKsXZlvgrnan39uY+6M99NVbyYqTgxUjeu/17ng1kvBjIfD2c/eX+ghf9ac/7Uu+1xF2tVZ4vl64XRfE0LOWKp9LFrVKfKAMEMXgD/gKhC+DJOHfAleACOOujDDswazDendyML7ZkIMhIbym2asPfEQqGYAZgm2kyEIxFsDVCT1b4RnvC9arQJ1Vhj8vCrmUF3S6JO5EadT4/+lKx7HKx4lZ53LP67JdN+e/aSn821PRPk93/PNf3L6vDv/9k/79enfjXW+P/y62R/3C194dTNe+O7Lk/kXq5L/Z0m/JojWSxOGK+MPxAqv+BZL/JRL+pBO+JOPcJtfOE0mFC7Twe6zaodOoR23VG2XVFOXRFuXRGuLaFu3dGebeF72oO8WgM9GgIcG8IcG8M9GgO8WgKcO4K95iKD5/Whh3Q7J5KDJ5MChxL8NuX6D1fGL5YHHGkQnK6TnOzJ/1Ob+ajwbxnw4WP+nLe7S/5cqL03VjBi4GML8by3+3Lfj2Y/rgr8VaT5lK1/HSJ5OSe6PU90mOFkuV86Uh8UGWAUxAQxmE3yA9sF9guYBfgAbgT3ABn6IDgvQcrYhZEupQUEd91Z0IwAvGtdR8lqjfXXz0t9WMUdnAGAujzpQxCY5EAcDLCbKXmSnPM7Wrxl93Jr5q1j+qTHzemXytXXCqVXiyWXauIvdeQ9bRtz+cDjb+YHvjNwsivF4f+aXX4dyeHfnOq9xen2r4+VvtyIf/WPu3FXsV6Y9TRyrDDxaFzecHTGUHjyQHDaq8RtdeY2ms8xmsixmMqxnVS5Tihdh5WuPTLXfqkLr0S1x6xR3uYa91ux0pvu3wH0xzbHWnmxonbhXGGXIyIYg2Y1pBStnFZ5oa1nrZdIR5jqsCFNMnBlLADWv/RJJ/xNL9DBaEz2QFnGjQbrdo7/Vk3OlOfDhU+Gyx8MVjwpC/riwPFn+8v+Hw07+1w5puhjGe9SQ86E241aS5Uys+USk8VS9YKxMf2yOYyIodigmJ3UigQBASA/ABfkA/gvQkE4AI4A/aADSNrghXpFOKj3AOxH2nDf6Oq+ddEQaBvYSIAjEgoAGMCATMm2ABTJbFvZhvf7Cv6fqL0i4G8LwfzH7em3K1PuNOQ+KA962FPwdPBktcT9Z8fav/6SO8XS+1fLnd8drjxyXTJvf25t4ZSNzo0Z5rlRysi5gsCJ9N8R+I9BpQue2UuvdFOAxKXQanrsMx1RO40pnQaUzoeUNrvUzr0S106xe7NoY41/jbFbjuzbAwStpFaCDWDiqCEbqsJMRzFchTLQQVogEQhSuy2dYa4jKn8FjLFM2nBM5mB0xn+x8qlR8vEG63a8y3xV9uSN6pj73ZkPh8qutOeerct4Ul/6tdTJe+nil4OpT4fSH2+N/1Jb+qt5rgLNcpz5fITe8THC6NX8iUHtEF1gU5iQhgQDASBBYD5A/6AzxZ5cCU4ERzoQ0rKCrDEpjzotIGPKQwB4X8Thb8wEB/XIAgAREJ9lzoBAgNeuowBBw7jZSlvFnvuD+R9PV3xdijn/Vjp670F70ZL38/UfnGw5tXBqteHal8cqnkwXXp3vOjueNGN4awzbbEnG5UnamXLxWHzucGTaf4TST77td4DSrc+idPeaOe+KMchmduQzHVQ6rJX4tAfZdMXZdkbadETadMS7FDpbZNjZxJvAjlBDiihg0ANaEAxxPgdC4oBtMQlMJYi5BII8UCyCGWOJuOa3UtZUQdTA1cKo46XS4+VS5eLI07Xqy80a681JX9SHvO4v+D5UOH1Bs3NZs1no3mPexNfDqW+Gk57tz/37b7cx32pt1vir9Sqz5bJThRGLmeFHkwJG1QHpFsZhwESA1EIGE/DbsD/Y21whs6dtAfsABvACrRJg96RJCPACBD9qbzT3wSFj6cYdG+G717kwIyJbQcaEiVfnTrw+eGmbxdqv5+r+9VSy88ON/ywUv+rk+3frTW+mC96PJt/ZShhoy/ufHfM8Trxep30eJVkvVKymBcykxY4nRo0mbh7NGbXXplLX5RDv9hxb7TToNSlO8q+PcymPcymPdy2JcSqzn9n+S7TNAthrCHkgBxQEdSAGohh0IDiiMUzimcUD8QDWqJEEiSCJYIlgRKBRCCZQ7oBsrdhVOZ1OD3iUHrwkcKok1WK1TLJiWr5iSrFxfrEjer4jaqYe12Zn7Yn32nV3mmLfT6Y9rhX+3Y089VwxvO96a+Gsl4MZD7sSrpapzpfLl3KCFzMCB+LDeqO9o8GogihQAQJg0BBYEHE+QBegCfBg7DpTjoBToCDHoit2cltW2sW/5bmly0P/4VR2OxZ2tKfCAhAIkBoLDIwAaKdTe7Ntf7uysTvzg39dr3nF2tt3682fnu07ovliieTWVf6VJd6VGdaxGebJZfa1adqxEeKglcKQ47vES9mhM8mB4/H+u5Teowo3IflboNSlz6JU1ekfVuYXXOwbV2ATZWPdYHLtiQzqESIEZEKUPAEEIsBYoB4sHiweCABlEBIgm6ngKVBkA5hOrg0IBVII2RwyBKhxIxGxe7rebJj+dGnyhTrlfKFgpAz9THna+Iv1iZcqI69VBt7vSH+blvSzWbN1Xr5p+0x76eKvpkpfj2S+bg38UFnwoPOhBsNqo3y6LNlspXsiP2x/mPx4bkOpmFANMdFQRgCFgIulIQBxPxAvhw86QMQLh9ylGQHbAYXpvoUNR9kGhDxHQ/ER5ibHQ9/AxQIH6ajiOGjlldmvNMCJBASLIWwBOpifL86tff98bbPVxqeTBbd6ku60aW93a290RZzsS76Yl30+WrxxTrpsYLdR/L8FzK8FtJ9D6UGzCT4HdB4jqncR9XuwwqX3mjH9nDbxkDLhiC7Gj/7fCezeBNOAogBCSAHFIAKiGdcPAniQPGgRBIkgZJAKUAKIQ26nQFkgnIgyCYum7gsQiaQSchiSAXKTHFQ6XMiW7JWID5ZIV8riz5WGn2mQnW+KmajKuZ0ifRCtfp6c/yt5riL1ZIHnQkvh9JfDWe8Hsl8NZB2vy3mTpPyRoPycrX0co1qNTfiYFLQTEpUj2S3QggJBzEoHCwMglAIAkCBjPPnyAvwJngTdgGe9MGXdMRmJkrnSG4moPT1zC35hj+m4a+Egs5C8IU0XYs6Bxga8DMAApAAEAiA7YAtB6kdZmvUN8crLuzNurk3+2pH8unyqAtV0RvlURfLI8/tCTlZEHQkw/tYTsBC2q6peNeJOPf9ard9CuchufOAxLlH7NAWZtMQZFPtZ13gtF27nckZpIAMTAqRFEI1BDGgOHBa4rQQxIOSwKVzwjSwdKIM3fEjE8gi5AA5QAEon1g+sTxQHpBHyCMUMmQDNZbcvNrvWHbk8cLoTxpiV0uizlYqT5fJzleqzpTKzlcqz5RKr9SqrzdoLldLH3YlvhzM/PxA3uvB1E9blA86VM/7Em83qs6VRK7lh6/miSe0gRMJESVu1tGAjEEMioIgDFwQEERcEMd8AD+Qz1Zf8kNkQXZEvDaYQ1e22LFlhOtD88vmgf+VUdjSjqVPLujn44QiEhkaME4IMAYyIDIGLAFXDgVij6WW7JPt2acatJ80xJ4pl5wuDj2S4b2a7r2S7nMkPWA+wftggs9krOeYynVY5tgntumJsOuKtG8Nta/zsyr3skgxFWoMwIuBHEzNjFVkpIRIywy0xGmJSySWDEEKWDq4TGKZoCxCLlEuIRfIBfIIhYRCYA9QBBQBhWB7iNtDVEKsBCgXIh9od9m2khRyJCtirSR6oyF2o05ztkK+UaP+pEq5UaU+XhBxukRyvkp+pVZ9vzP5fof2aX/yd9NFvz5c/v103tPu2Pstmk/2hK0XhJwukdh5aR4AACAASURBVMwk+U8nhQzI/bVGkANSQE5cNAkiwcIZFy4QBAK7Ad6X9P2YBieCPciGOD7loCtwQ1fVNOa9SNK7Dj915n80ZPLnRgG6IgT7CLqP1YmBDIQiA07ANz+aAWaAlxHyw12HsiTzxYq1ypjDuWEL6buP5oSupAcuZQTPaL0Pav3G1Z77FM6DEvveSPuuSPu2UKcqH+ssG6NYQ0QBckDNCTQkVIEpQRqIEjhDLXG8Q5DCKI2xDMYyQBlALlEeqJBQSLqDLwL2EMoIZYRSoJhQDCoGVwZBOQSVYKVAOYdyYwwG2a5mRRzNjzxTrTxfq9yoUV6qj71YF3OlPn6jSn22TH6iMHKjQnGnVfugM/HVcMYPB4t/s1T268Xir8eznnbF365Xni+LPF8uXc0PX0gPm00Kr/ayVJPOt1UwgRQsClw4WBAQDAQAAR9HFq4EZ8CBYEcfaOC1gQdi+5b2OOEfN9T/tVAw4PV/M0MOACSA0IhERkzAESBiMGDgAEMORgRTkcCUgylgx+DGIWQ7kl131kV5tIpdBzXe08mBh9KDD6UGzCZ6H1C7DMucB6KdusMdGnfblLqapZqJlAwRgIpxcjC53i1I5LhEBi2QQEggJBNSGTI5ymLEWwEegj1Ee4iKodtlRNUMVQxVhHJCBXEVJKyCQSUE9ZxREVAtpFIRys0xqfBaKxAfLQg7Uy65WK+80hh7tUl7tUF7oznpYk3M6RLpldqYC5XyjfKoJ31JP58v/sWhPT8czPlmMuv9WM7znpQ7Terr9cpPyiTrRZKljMjxmKCMHSyWoAAUIDlxYlAkEAqEEAIJvDzwxsIT8CC4gpwIDsRsGPEoWIBZQKcQmzQY/WkUfmoO8c+MghBg3EcoMF1TFhMCEAp0rb2GHAwYDDkY8NrAMQvAEnAEdgl0tTuxARoiXIdiA4ZjffukLsMqzwGJW0+Ue91u+2w7E5UQkYAUiOEEKjA1SAMWC4oD4vmIgJDKkMYhgyGDkAnkAPk8AUApUAoqB5WBKoBKUCVQC9QCVYQKhkomqCZBHUS14GpAjSSsASo4FAvQ6mq8khZ+vCjqZJn4Yr38SoP6dkvC5RrN1brYjSr1hWrNyT3ijQrJparohx1x70bT349nfDuT9e1M1m8Wy1/1Jz/tSXzUnbRRHnWhUrmWF30kU1LlvDPNmPhYVwGSgUUTi+a4cOKBoECAjyx8QF5E7iAXIieCHZGtPqDgvUhz6Ia0eC9S9MdZyL8WCpvFh48NBP/iBAEg4sdC9EMBfMnKQj//5Ag4A66AJ+BDCBFBZmqQ6mRR4u/eEObbLQ6oC3CLMxNFCREEKERCNbg4sHhQAkgDaAlJAqYFUsAyGMskZDJkM+QS8hmKGPYQSoEyoAKoAtUAtWB1QB1QDzQBDUA1o0qOqjhBLRM0gjXrNlqAZg4NHOpMMOBvfzxHsloYfKFBcrlWeq1adq1S/mlTwtU6zeWGmLWikJPFoZdrxA9a1S96Yr+eyPzlYuHXM1nfzxd8czDv7Wj6o574Gw3KCxWSU4Xi4zmSaXVQpgniGJTQaYNKIBIDYnC8sQgFBeu1wZv02kBwZsT7DXZEfExhrp/y5r1II9JNo/zEvM2fe/1RMPknolieAyFgCBiBjEHbgJ1EprpBd7IFHEFOgDPgxuBB8CR4AT6APxBCFMEgFSBumzAcCGck3b49GIgEEkioBeKBDCNhPCEeSBcKEoFcoWEuUd4Hc4BiQhlROagSqAJqgTqgAdQAagKa+MMGGojVMzQwrpFRC1Er0EFoBzqADkIzUM/QbW82K/dezQs+WR52riT8epXiSrn8Vl3szdaEG60Jp8ujjhcGXSyPfNWX9KRV9aRD9bO5gjf7k76cTP9qJvvLyazXI6n3O+Ou1so3yuTnS9QLCaEtPrZJImgFUAExHKcASQAJODG4SLAwUAgQDL6CRd6gDzQAjoAjYEe6XKSFnoZtWyraP9Xn8rdAgdGPUTAhxqNgRmRBZA1mD3ICcwZcQa6AO+DF4Eu0GwgAeB8qikEhgAwIByRmO5tjNTE7zWSgHMNtKiBZRKmGlAjkCISZ4HLACgl7eB+QUEZUQayCoYpQDVQDdYR6hgZCA6ERaAZaQe1AB6gT6ABrI7QROghdQCfQAXQyNDHUAh2GbNTVfD0z9FRRxOnCiCvVmgtlyktVmjvtaXe7Mm40J57MD7tRrXzZmfKsLeFFT8Lb4fQvxrPfDCe+3pf02b6UN8Mpjzrjr1XLNoqjzxbJDieHTCr9c00pQYA4QizjNGAqcDIwKRjvOvA0BILt5mtXBA+CGwNvKRx1zZKMR4HPTG+jH/uPf9HOhn8rCj+SBBNi2/UcWBGzJtiDeA7cAQ+CF4MPIz+GQEahjIUzihJQKBABaJlQAa4wLPTp6RPjxcXqHdtTRIbJoDggRYhsRnmgEoFhLlAKKgPKQeWgKmJVhBqiGqI6UB1PAKMmoiaiFqIWQhuhC+gH9gK9oC5CJ0MnQzf0NAioQ4RmoAcY2CE4otx1JjfiTH7kRrlyo0r9SYXyZlvKva6M6w3xdxu1p7ICb1ZIX3Ym32tUPe9JetmX9MVoxpvBxFd7E1/vTXnel/xpS8yVStmFEvnR9LD5+OAWL+skARIFiAESOFEMCVXg5MTpaeC1gfE0+BJ5EXkQ3Ii5EPHVCj7ZYAWy2FKkMNabCeHfDAU9BEw/NSwi3Tz8NmA7kV4SYE2wI50kuIM8gV2M+TDyAXyB3UAQEAaEE6JFTErQgovlDEaKi24cX75yeK5epZAC2SY7kgQsAcgDioASsApQNVCjcwh4c0B1oE0laCJqYmhlaGX6Tz+hDxgGhoEBoI/QzaGL031tY+gQoFfEugmDwBDDqJPouNb7ZHbwqaKIC/Xqc9Xyi/XKW23aOy3x95pib1RJP8kNvFUjfdIRe6de+rxb+9lg2qu+pBc9Ca/7Ul/1pz7uSLhVr7lSoTqVH72QGLRf6ltsaZjEIQ5IABcPTgOmJqYAyQDJpjYQBYL5E/Nh5MU2tQHOjPi+2a0N9dv0w5kG7MNY5l+oMvVfQ4HoAwqiLbc/2vQS+GkhW8Ce9xYJngDfx+ED+OskAeGMxIxFcxQBSHSVZcFcS+O55bnrZ1avLs2XBexWAcmcIE8kzAPKQOVALagOxLuEdUA9qBFoBHgNaMXm8VMXoRvUDfQw9ANDwAgwAgwDg4R+hl4OvULq4tDFoV/IBgnDwBDQZYhDYban0oNP5IduNGrO1stPVURcqJHeblQ970q+16j6tEF5vVJ8q072+Uj2867EFx1JLzuTX3WlvOhOetqhvdccc7VKer5Ucio/aiFh97Q6oNPPMU2IdKEgAZRIQp4GDZgKJAeTgKLAwsFCwX2ggdcGBhddDZO2lrN1FQp+fFtfofjpAf4/MwpbFn9zsg8oEIxIJwn8XRPMiKwI1gR7wIngCvIgeIN8AF8if4YgolCGMCACEANiQMFYDCdIEhrHm+xc7em6un5k6dCBi8cPr/d2pVhaJJKgzHh7AVABqgerB+r1XiEPQQtRK4gnoBPoBfqAAdAAMAgaAHo59AjQzzBIGAONg8ZBY6BhokEh1yegPsIwx4aJBoFBQq8Q+x1FJ+L8VjODTlZKTtdK18vCzldE3aiR3a5VPOtMetQaf7lSfKNO/qgz4Xl36vP2lFcdaS87U552JD5u0z5si79Vr7pQITlVEHk4JWhGs3u/xL/C2jTLQJAElkIiLVg8WBwoFqQGyQEpSAzitSGAfqwNOjPxoblBZyZMCMbsgzD8dNfTXwEFPoDclIQdgCl4SSBrgh3BieBC5EHwIvIl8gPxdiGEEEaI5NPJRApQDHFKIIaEGuPtp4YGTi/OHD9+6NjKzJ21lf05ORkmO1KBEk5YCWoEWsE1gBq2KAEPQbcegkHQELAP2AeMAvuAIUZ7OdrL0RCjcbBJsBmwSbBR0KhIOCLghoD9jNvPuGGODQlpWIAeIZYjPQ/H+S/nhK1Xys9WKS5WKW5Uq5+0JD5o0j5uT/60LWGjPPpylfJBa/KT5uTHjYn36mJu1yoftsQ/7Ul+2J5wtVZ5vly+lhOxkBg8rQ7qDfBME1AqcUngksBpwbRgcaAYQAUoACkoSudFcgHEfIm8Cbw2uIKc9dVLngZzfSjBCwOf1Nmk4c8Lw59GQe8tCnTe4oe7qFjovUU7IgeCC5EbgyfgA/IDBRALBEKIwggRjMSADFCB1AD/+YjjDBQGxmdGhk4vzqysTB8/vnhhdfHawela/4AMgWEhuFoSNoEa8cEnaGVoZ9TFsW4QrwSDwAgwCkyA9gOjwDgwBcF+sBHQEDAONgVuEpiGYEIoGuKfw9g4MAGMC7h9xMYFwr0cDdjunIr0mooLmE4OWsmOOlusPJUlvlmZcLsm+V5TxuVq7fkyzblizb3WrMct6c9aUh40xN2pU12vlF6vkT/qSLzfkXSuVHqmVLGcETmrDd8XHVRma54IZIgMkkDJxBKBJJAW0ABqQA5EA5FAKCiIyH+TBqYLL3kg+N4nS8CCsJOwnX0wE3wD3B/fLOsvjoJIz8F2/c0VLLEZNcCJ4ErwIHjrnET6Yw7kgAYUB9J9UJhQJhKt9XedXZxeOzJ36tTK6aMLG/OzZ7p78m1sSw22lwGNYM2MNXGsiUMzh1aGTkbdQD9oLzAMjBFGgDFginEThEmGGY4dACZA0yQcB5sAm2bcFLhx4ABwAJgiNsOxaWASGAOGgH1gezmuzUhQvh25O5BvhUpng0Z34y5v0/3hTpMS97X0yI2yuLU8aW+Ybcsu425voz5v0V5/g/FI04NK20OxTkfTdi0me67lhq5khS5nRBzNki+nKVt8XVMMWDyQ8mGzRCAOiAWpAb0XyUJBgeCzkOBTT+6AO8gFuj56K+iGrjabXIzwV0SB9xp5PeBvGLBpGnbqE4vWBFt9btEd8AR8AX8gABQMhBGLYBRNTEpQ8HpALAFcMiiVuGQI1ELhYlvj2cXptcWZMyeOrK0cOrO0cPPo0mReXoGhSb3QuAZo4KhZQM0CamVo59BF6CMaBBsGBoFxATcKjAkwJsAgsE+AQWCS2DTYLLiDYBPAFGFWKDrI2BxoUSCc57gpYJJhUogpEU0bcaNCDJlwXTtY9XaUWqDOzbA70HIgzKbXz7TV3bDN06B9l1GVI/pCzRaSfI+kBV4oEn+SHbie5nMuJ+BMbsDxTJ+VZPdJhfW4wn4m1uNwWsi4yrc7xDXPUpRtJsw3N0llSAPSCalEiUACEA/EgpSAFIgCwkmXluYTkbv4IgU/nAk4fBCGLSjwluKvYyBIV3j4EEBulQSeAzuirVGDN8EXCACCgVAgnBBFkBLkBBUQC4oHSwIlAelEaWDxItFEZfEnizNrc5MnlubXVhaPLM6dXDp0e2G+ydOn0tC4RiiqZ5t6gG5GfUSDhBHQPoZBYL8BG2IYMkCfAXpEGLYQ9ZlgyIQbYhgD5kTCWY6bBKYJM8ACsEx0EBgX4KCl4ZzD9gPmgsFtGNyO/Xai2d3WazF+GwWySxXqCxWqjTL5nYaEjT3ijT3itXS/0cidy8ke91riHnUmPG3VPmpU362W3qtXPGxSPm5RP2jWXC6PulWr3iiTHkr0K7FHndfO/eqAuVRZs59zhgGlAOmEdEIikAQkgOL0ZkKqDy+DoStZ+ejjL76WvdnkstnvtOk0GG65lcdfBAX+jnP6e/B9CBy20QcvgdcDe5CjPqHkTfABdoMCgBAgDDpXUQYoiDcNSAClgKUCGUAWkCIS9aYnfLIweXx2cm1h/viRpcW5meNrK1dWD6+UlhaZ7Kg1MW4UsDZCN9DP2F5iQ8AwMAoaIYwwDAjRJUDvDhqwNx7ztVqQeE1GukxEOO/bZTlgyu03wrQAB4EVDkeAVWCJMMkwYY5jEc4XM8Kv5Iov50Q8q1K/qFE9rlR8Wim7X6++06S+Wiu7XCs9Wxx6t1n1sFX9oFH2qif2TV/cyz7Nu+GkLwYS3w8kf9Yd97JN9bxF9aYz7l1fyqNm1dNW7cUS8YVyxXq++ESRYi4tYjFHNpUQucfcJBVIJ2QwvuUOiXphUAFyQKxzGsDT4Lulz8VNP0xhC1gRzBh2ku6mcbpb/gD8TQL/4ijwaSVdAEkfvARbwI7IgRjvJfCS4AfaDQTrOYgCJICCoCaK1VUaKQ3I1BcY04Wiyojgc1Ojp+dnTq0srR89emLt+MLhueOH507v7d2nlJcZiJo41kNsEGyECfYRGwWN8ZECw5AQPULstRCO+1rPy3cdyxIf3yNbzI1YK1Ws5UVPhzocsDOa2s5mOCyLsMRhnsMpxx2XxO7Xk4MvFUScLY44kR+8lud/uSz4aaviWbP8TkX4jYqIq5URZ0sC14v8LlaF3m+XP+tQPm2Ofj8Q981Q7Lf74n+YSH4/FPv9aPI3w0lf9sW97dR83hX79UDyq/aYpy2xt6tk16sU6wURx/KjDudErBRKZ5LD27wdsgRIJ2RySAZSmc5GxIE0IAVISogiCieEgjcTxNPAN8A5b9YmCBYEU2A7+zBOs4nCn4uGj1DYek9KIUHEyIhgQtjO8HFCiZxIbx1Ih0LgFhTEgJSgZBRDun5UvtKYxSEbyCdkCASZjrYnBnpOz8+cPrJ8cnXt3Jmzk7NTx1aXFga7L/Z29Li5tTHhXuJGwe0HGwcbB40DExw3bsCNmggGTLmFcPfVxNCVHPGxKvVClWK+Sr5YLjtdrTmctHtJ6rria7XfGPsFmNiGE4E2lxL9H9fHPOlIulIjPVEcfLwk+GR5yPma4PtdivvN0mulgTfKQ69XhV+sCr9YF3W5LuJyVfCTFtln3cqfDcb/ciThlwcS3/VK3w+qvh2J+XY47oeRhO/2xr/vif22P/GzjpiXLTF3qiTXK6WXqmSny6TL+WFLBWEr+ZJJRXDRdoNMDlkCpAHpAkoEEonFg8UQUxOTE4mhQyGEKADEu5C8MLjostG8jdChsJ3or4qC7qbLDDwKOwmmBEvwCaUPHPC1Br7mFAyEABFAFHRegpoojpAASiakg+MlIRsoFnC5QoHWxPhoa/OJgwdOLC+eOnbs2MryiTPra8dXDo0PnhzqWcsvaN5u1suEY6BxsHFgEpgiTBoJD5gZjNpvG/DYuZ4VvV6imM0Lny0TT1SKlzril+pVx+tjZjN3r6QGHFF49Ftjvz2dlDrf3BN9pUJ8uzXmTnfcxQbJ6YrQY6XBy4Xel5sj73bK7jSK79ZFPmyS36iOOFuy+0J16KXqsE9bpW/64t71qH4Yin/frfimX/3tkOarAeUX/fIv+pQ/H0v8+UjCV93qr7pj3rWrH1ZHflolvlUVfbVa8kmZ+HhxxEphyHJ+xEqGvNTSKFuAHA6ZQBajJCCZE8QzjkdBAeIrFDwNQXph8Naj4LzFRvAeA4+CMR9H6JqZ/hIobEkzG4G25hbNAastUcMHb5EQQAgEQkGRgATER48qQG8akKbrRUaREEUMpQKuSCRKMTQaTk+fG+w+ujy3tjB/fGnhzNkTx9YOn1g5NNvfvdzVXb87sEVkMAIaAaZAs+DGGQZNsCrx+WSPZjYjeKFEMlsatVwlHy8MmqoRH27THG2LXWuOWSgRH8wKWs4Ja/DkhsMtLpSKL1dLrtSLb7UqHg1ob3fEnC4LO1EUvFYYcLUu8lGH8kGL7NPG6Dv1Uddrwq7Vhl2qDLpeF36/Tfp6b+yzdtm3I4mfdSvfditftIs/71V+3qt42SZ+26V42Sb5vCfmbYfys07Vo7qoB7VR9+sll0pDLlVEnSuLOFcpWy+RrGSJB8Nd04EiDsWMZQPZnCgBnJYTxDJBDDENSAWSAWKAp4Fva/DVly43k06bHS58hzQ/ZLd1wu5PNSDix//6N6MgwEflhh0fcgl84ABHwAXwAHYBvkR+BF0igdcDPQcaQjyQQEghZAA5QB50LalFQAHjMkXGw8kpc4PdR5Zmjh+eWz+ycOzY4tra4RPLizMjQ/PDI4dq65otLYZEokmBaBqYA40CHcY4lRaxViw/WCyerIiaq5Mv1MjnK8XzdZL5OsmR1pilesVitXyyMHSpXD6XF7qYF3x0T8i1NtWNdvmNNtmjvrh7XTHnK8JPF4eeLQ69URv5uF35sFV+r0lyp1F8sy7iRl3Ylaqgq9XBjzsUjztkXwwlvOnVfL0v+VW36rMe1deDse96FE+aIl+2S1+2y9/1xrxqkz9rin5UF/G4PvJps/RWdditGunF8shzpVGr+WEniqXjau+y7SgEioA8IJuEyRBomTCWCeJ0Q12kBCTAZjQRoEdhs2XeCeQIsgOzApmDH7lkWyfsPqLhR4WkPwsKWyVBbx3g9DEK/kwnCbxpkOm9xRgGLSGZkE7IJF0bUokIxYRyxkoFolyRSa9KNd7VNDu9b3HmwPrq4WPHFk+ePHLyyNKhA2Pjvb1n942MS6K7TIwnBIYzwGFw0wbUYYqjScGnS1UnamMnysQz9fLJiqjlBuXxlpgj9YojTeqFGulaS/xChXyhRHK6Kf5EtfxwQcCtrti7PZrrrdI7XaqHvfEXq6NOFgWfLQ69Ux/9sjvmSYfqYav8fovkTkPknYbIGzWht+vDnrRJX/WovxjUvulVfdEf87Zb+apd+lm3/E2n9HmL+EVr9LOm6Dcdys86FV/2ap43RT1rFD9piLpdFXqnJvpGjeR6vfJCjfJMhWoxNbTTw7yAUAgUgrIgSCUuiQkTmGCzPKHagkIIEKQPLL0Y3AFX0H8fCvhpSfh/iIIxaDPNvInCZgXSXV979AMFEEKIQoFI/RALLwlx+g7VdEIWgW9GKuawB6gEVTBRkeG2bkn0TE/robnRibH+o8tzJ08eOXVi5eTy4SMHp4c7OhZ6uk/WVnU52A8zg0UyWAQWtwv3WtOExGm9RHaqQTtVHj1dpxgrjZyvlZ/rSFhv0qy1xi42KFZbtKtN8XPF4qPVyiPl4sWiwGudmnt74661Rd/qkD0dSLjWKFkvDDxVFPCgRfG2X/uyN+5pp/pxh+J+i+Rec/Tt+ogHTVEPm8Vv+2Je96jfdCletks/61Y+bxF/2a/+ok/1WbfydYfsebPkdbviy17Nd0MJ3+2N/6pb/apV9qAm4m5N1O06ye165dU61ely+dHc6Amx5x4DFALFjOWApYNLIWEiCRLA8eUJPv+oDyz1NoJoMxXtDDiB2YOzBrMA20m0DcyE2OaNZH9ckvh/j4IAH1D4kSRYbVaetqDgTyyAEEIIJ30ACVIT8SgkMp112IpCCVAD1EBQbmDSGhh4qKv58Oy+mYmhycmR1dWFlcNzJw4vrB9eODg6MtndvtbfNaZSjG63XGDGc8CsCCNmmBXbL+SELlWrDlepF2s0U9WyA6Xhp1pi12rkJ7sSj3XEz9UojrUmrNRqVuvURyuly6WhV7s0D/cl3eyU3WyXvhhOvtuh/qQs9HxJyP1Wxet+7cveuGddmiedyodtsidt8gdN0fcbIh40Rj5rkbztVj9vEX/WrXzXpXzTKf/FgbRvhhM+74t906V626l526l62yF/2yr9ukf1VY/yXbv8VavsaZPsYZP8Tr30aq3sdIVsrUi6pA2usRAWcdjDUS6QCcogQSpxyaBEIB5Mo3cXtgaWm12QrgQXIh4FWzBLML27oM88/ldR+BMP/BtQ0FsH4iuQfOXpg3XgKw4fKk8IIgojhBMkgAxQE8UQiyOddUhlurklvjmxXIhqhkawRhJVC41qXV3nm6sWJvbOz+7r72+dn59YPnRwfWlx/fDC0UOz44O9B/u7l2oqpz18JyBaZLQgxJghjkY6LeQGz1XKjjckLFWoD9VqRguD15o1R+ukK63q0wNpS02ao20JRxvjjjXFHm9Qr1REbrSpHo4l3+ySX22NejQQ96An5mqd+FJF2N0m6fPe2Gddmsftyscdikft8qftisetsodNUfcbIp61SJ42R7/ukL3ukH3Zq/msW/m2W/2yS/m2O+Zlu/J1p/pFi/xFs+R5fcSLhsg3TdGvmsSv2+TPm2XPWxQPGmV3mpQbNcpTZYq1THGXp8UeAxTqBni4LLAMcGlgSSAeBT7HEE0siohHgS9TbVYseRrswPEo8Lfs+JBuoo/L1n9WFLCJgiWITzY70IeKwxbrwKeZSQooQPyMs5YokSGVIYPpHMY9hDKiEqASaAa1QljPGVRbWx9uqFg+0Ds7Ndjb3zI/P3FseeH44sLq/Nzq0qH9w3tHB/sOd3UcT0od+b+Je8+oNs9s7f/a9yOBaxwnnkx6OSl23HCjCjWqe8fGGJsOkkC9IoHoCBDdxjbYuPdewDaYDsa4pPdMpqWXSTwzSWbmnHet//v/8EgydpI5M3My59XiA9+f39r3Lte+9riJjWP8mv1QL0DT85O2rp1buSlkl3JxQ6J4S0ZkZVLwNl1krSrMlRq4zRS707J0S050VVJ4Y6a8WRm5NS2kJTPofP6i02bJ0ewF7RZ5hzX6bI74UMq8c9lhXZbIToPsklZ8SRd+SRfeqZdc1oZf0YouqoK6tKK2rPnDFnmvNmzYLBvUSy9kLGhTBHVpJB3Zoi6N5JIytFct6csRD6rDhzSiPlVwn1p0KSPwUmbw+fSgcwrxMZV8f5ps94bw8tDnUyZx6xnigfXE1oKtAq0AlvCtaIIMCAd8heVcwizCKEEsexp8YKCHPOsSd1AYrYr+mVHg55C+9qKvdniC8BR5XgdekTAbHhS8k2hEgWKJ+CxhJcMa5hGobQaSCSkMCgYDmA5MAbbR39+9YXW1PrOq1FZQZGlsrNqxpW5rVeXWqsqWpobSkgKHI7dErz9u0Of/xzNuf+F2ht1CNEzCtuhpVavn7sqIbUgU78iMblLI6zWyorS5hZvnuDJCmk2LqzOlxesXNGbKt6sit2eKGzYHnLHHnLXKjquD2i3yLnvMBa3kQNLsc5qwbmtUp0l+USe+qBVd1Ip4FC5lB1/Ris6miUk+5AAAIABJREFUz+nSirq0oSO2yB5N6IBZ3muMuJgjvpgjPZcV1qGN6MiR9KhlV5RhHRlBfarQHkUwny50KELb04PbVOITKtmBDMn+TZKmxfMVj4zbIEQCwwZCPCgObCWwDFgMiibIiSTEZwz8G4HZwHTy9KGfA3sa9OTdKNx3t45BOFoS/T9HQehJFDBhFAo8B48yPMnwDMNzhGnALGIBRPwwmp888RPIGDC+p7SMiC8cNhASCcmgNEIaQUkw8Ipkzi9j7Lg8ccgWTUaV01BcbKmrLmusqWysqmiqcde7XTWV5fmOPKfBUKXO2pkYVzJ+3E6hoBXYMQbN0x5qjp6xdaO4KSu6KVlSmxJWrZaWqkLtCTOqs0Tb9LFb1DGlG4Lq0+U7VDHNKtm2tAUnLFEX7NFHVAtOa8MumeVnc0RH0+ef04R122Mum+XntaKLOnGHUXbFJGvXhPHVxAVV4IWs+d16ca9BMmCWd+ulV/QRlzTyCzmyoymBlzSRp9JDO9Xy9qzQjqyQK1khPSpRv1rSp5F054h71LIr+qiTSslRpWx/sqR1XVj+nCfj/bAe2EjYAKwH1gDLgcWgGCCCn0oQiQhB3omlJzAQv2xJT4Hxb4Rn05LRXSLYv6uO/1dQ8L0Od88h8RjhKboLBb5wuDckAPy6u69w4ENCKq9ZJSjBi5KZEVwmY7rnn96rVdTateXF1rJiR3Vl6RZ35dbqqqb66sqy4kK7s8iWq81IbDEoqqb+x/aJ41uAg/6saQxa5zzemiCuTQ6v2xTWnBPdqI9yZYuKk+fVKsVbciIblNGlG4JrkqVbMuRNGeKWrLBWRVBn4fJTurBzBnGPI7ZNIz6SMqdNJ+12xHZYItr04kt6SYdR1mOJ6jRKL6rD2rJDLqrDLqgCe43SPpOs3yy/rA2/kCM5p5adVkqPpYe1a6JOpIddUEjOpYdcygy9nBncrQzr00gGdPI+raxHG9VliD6pEB1XSg+mifckiFzhU1MeEMYBmwRIAOKBNcAKYAlh4aiMYVRg8CSP07yzSv6N8KEw2evpNO7ukvLnQcH/v0Ph2TsTB+arIX0hwYfCilEhYSOQxK8tgLIIOYAJlEvMAsomypwwvjkhrsGUU1eeX1aYV1vlaqx111a5dmypqyorrigodRjMSmWS26w4uGFNxQP3N3PC4wK/E0LhtgmsNuSJuvULtqSJtyrkdQppi3FhcWJAvVKyU79op25Z5eZwV0Koe5NohyJiT468PmFGd8ma8yZ5m0E2VLiiwxB1LG3eRYO8yxZ70SC/oJVc1Ekv6SU9lqgeS9TFHNFFdViHTtyeE9ptkncZZV1G2YXs0HNqyTmN/KRSciZH3qaNOauUnldKLijD27NCL2UGdypCenLC+7WyPq2sSx3RkSM7mRZ0UiE6liHZlyjasmS+7tkH13pR2ACsBVYCy4iWEGKBaK/+0dtj8KzQjNrC5tVNnj2qe1Dw+2F34X+CwujO0gNelQrfTvCplfh59ByweSCfLoEfRsd4Q4KvgPSFhExAAVIAGsZMAK9HsggEKk5gmznTnZlcX2SvKSuudruq3a6qyrKm+ur6ivKG8iqTRmc05eSqU045DO5ZM5rGTTxKY84z4T4BGp+/v2nx9OaU8Oac6F05Mbv1i+szwrYqpVuyZDtyFtWnRVRtkpTHB29Jkx7SL9qWPO+yc+Wl3IVthoiRojVXDNGn0oM7DFFdluh2raRNI76klV7SSntM0f3WmCt62RW9rNsYcUkj4jm4YpJdyA69aIhsN0SfUIja9DEX9bGXdDEX1REd2ojOHEmnMqxTEdKlCuvJCe/OEXcqw9uzQs+mBZ5TiE6pZAdTpfs2youCno33w0YBNjIk8CiQB4UloFggii8l7qhavJ1H8AKnn0TBp2D4KWnTv47CJKJRiQLxKDzD8DzxElYPCl4JKz+MplhgiXcYHUfEZwlJQJpHus6yiVMDBsAE2Bnlclyu39iM8RMrN8RVWfW15SVlpYUlZcVV7vJ6t6upxt3gqrAZDDazzq7L2mbTHEpNrHpgyl7h+NMQnB0jPPDIhBPyFw9sEm1PEe1Kj6yNX7BDKd2uktWmhDWmR9QmycvWhZSsntecFXVQt+iwLuqkPrrLueKSMWa4YM1FdcSJ5KAuY0y3KbY9R9qeI+3URXbq5P2mmEHLwgFzbL85asAS3aWT9pgiu40RPabIDr30skF+yRh1IivkkjGm0xjbZV50SRPZqZb3qCXd2aIrWSFXFEHdqpDubFGnMuxyVkh7VnB7dvi5nIijWfKjGQvrF85LfVCQKLwXhaXAMtDiUTqGsFE6hpmgF0EvAM96hG7ES5sm070l5d+xAv3XUbgf5NuE5EeRdzTNwCzQXHALwIKJ7hlCLgVWenwwvAkjId2Lgo7zywYMgJnBIYAVKBkzUSUcWx+/vj7XuKXSVVziLHaV1NRV1VW5mtyVteWlDovRmWuxqZVletWF4vyGWbO2jb/vlMD/op/fET+0z3ni/PqwI6nyk+rl9fHB21LDmjLD3RsDt6ZFtCiX1CZFlq0N2qlc2JQkOqKL3Z0W3O1c3Wlecs255rI6+nhScJc+ts8Yy+uR+g2xA8aFQ+bFg+bYa5ZF/cboQXN0rzFi0BrTZZD3mqN6TJGXdZJOU+RZVWiHIeqKKabXsqhTF9mRI7mSHdatCrmiCOrMCuzMCuRp6M4WdSpCLilDz2RLjilkR7Nim9eEmZ5/yIMCIY5hFcMyhqXActBiIHoUCsFE8wl3plMgvo54Asw7qMT9oIlEE7xRQUieuzQ/Awpj/zsUpoL4RGEeyIeClNHdrwOtYcRvvyeRZ9ddBaYGp2NCNWDkyMyQy5APFENoGTvJtWjxFqtxS6XLVVFS7nZVVbvq3RVbKl01VWV5NnNJrk2dtLlEl3PImXts4/r6Rx/ezVHnGL82wpnJwtPBz1xOie62b2rNit6titiWEV6yamZDsvSwef0e9erKdaFbU+XV6+YdUEbuTg7uK1zba1/5UunGq/Y17VmyPuOiIfPSbk10n37hzdxVL+evfjl/9Yh16U3b0qum2Ou2Jddyl9zIW96jj+w1RvAo9Fii2tWiixpJh17eZYrqM0b36GTd2aI+tWggJ7RXGdSdtaBbFdKnFvVrwruUwZezQk5niY4r5YczondvlLvCpm8ai0QOGxniGFZzWM5hGdEKsGWgWLAIn/KRaP6oOmLaKBT4tet7UBgL+vlR8N4Jpbv25EcJlnwj6XskKqMSRh4FJBGlkRcFohzAwMgi4IyAHagaMy4fsPtP0L84vU6ZWVeYX1FZWlZVXlhWUO921VeU1dZUFhY48gw6RcJ6m1pZbzW0FTiqZk7fM/G+do7rInSOwYH70fzUuMPiaadXBl9KFPekRZ2NCzsXF35+fcTupUE1iwMOq1ds2yw6kB1zLDtmuCzpmnPj21WKN8sye7XLR8xxt3LXD5lWjdji3i7e/H556rulya/mrX+5IH4kd+VLzrhXi9a9VhI3YIrqNcp7zBEdBkmPLbpNIzqTFXhOGXpZI+03Rw2YIgf10hFz5E1zxDVD+EBO6EBO6FVt+DW9rD87rFMRcjYr7EyO/Eim7Ehq9PbFQan3s40CJDCs47CGYTWjVcRWAD4UvGNrDwq8uom3rPgBCh6nYF4J/XOiMI5hPPkOwt8JCbyG0VtGetpK/PyJbzZHE/NIlbwuSb52gvd1gJqgZTAy2ED54ErBVUDgApcn9E+fNKFVkeo2ahtqKwtKC0srSxpqXVWuwvKKstraaqdZo0xen5QcX+S07i4tOaPM3jX54UuCMf2EAUK3EF1jBZ0T/S+O5y5PQOd9rHMCd3EMdd8/4ciDY88sWXAkNbIlVX7OsaG7MK3HtvlXNdaPGvJ+VWV+q0TzVWPhr0r171bo36nS/dat/6TG/GGV4YOKnNfKs26VpL5anvZq2eartqXX85f0W6RDjqgr5ogr1pjLpsjzOaLzqrAOrazPFNlvjOjTiQd0kiG9eFgnvmYIv2GU3DBKRnSSEYO0Vy06nxl4WSc7p5IdShLtWh1seuGBhDHYIEAcsFHotwa0lglWgZYDsUAU4JtOeXpN5DVmAD1Ld4lZJt+thPYZ/dEPHJz+hyjcFRKe9Y6g7pk/ie9CAStBfKf5HhRyRqFgBxWCc0FQCYELVCAU6CaNrYyRbTFpK4uclZWuiqqyijJnY12Fu6a6stJVYFFnZ2zYnBJvtGhrS0uOW+x7p84+zo3rF7AbwHXgJvAa0evAq8A7HN7juDeAd5jflTGC7pg57ekxZ7UrOvI2XS3IuJab9v1u9/89tO3/Htn+7d7a/+/cnr+17fnseO3ttm1/vbjj+7Nb/nqi4fa+qm/2V71ba7xZnDrkiO/LXTZcuKwvV96XK79kkl0yR18yRrTppO1aSachotsY0WOQ9eik/XrJVZP0uiXillV+yyy7qRdf04letccOGWQXFcHt2WFns8JOpocf3iR2S6duGIf1AsTD03ZcR34rgNEoiO9GYZan80jPjdY1sXtR8PsZURhPdyrJH0XhRWA2eeXtGF1GMl7I6kMhAR4UMr0oaHAHhQJwZRBUgLmAEo7ljh9n/I+ndpq0RUZdTUVZbU1lSWHulnq32+2ucJW5Cu3GnPS05A16jbIs37HP7ji6eMm+B6Z0C4W3GEY4XANeBd4AXgfeZniT0SvAu/7jrj80+fU46WuW9Vct6685Nr5ZmP6qaeMfayy/s6ffUqw6Fi8+X57yTu+W1y5WftDf+OuBLR9cqf3tqYrX6g03c1NGTIm3itKvl6UOlG3oKlze7YjtccRcNMjbjZFthog2nbxdK7mklV7Ry3qN8i6NuFsd1qcNu2aS3TRHXDfKRvThI/rwl6xRAzrJZVVomyr0vDL8rEJ2NEnSsjwobYpwvQAbObYOWAcuDtxyYAXRaBR8RcQ9KPhE8aNRGE//HhQm0b0o8K/DC8B0+ikUPJpm/nWIBxJwJ1FQwrP2yqPgACsEVwKuDIzfUSkS+uvun9ycmVZl0Ljy7PXuisrSQrer1FVeWu2urKsqL7AZ0hPiTTlKp8VUZzEcz0w7Mn/+Bb8x1zk2LMQIh9eBt4G3Gb3DsXc49iboPU44xHD5qcknpk85NveRIwG/PPLig7seEZ6eOuXwUxMOPT2xdsZ9J1zrr/VVth3RtR3VXDptvtFR8v7lqo9OlH+1t+S3NeY3q9RXS1J6SxMv5a3sLljZnb+szRR1QS8/p5WeUYtPq0RnVaGXdbI+S3SXTnJZFdqpCu7XiYaN0mt6yTVD+E2L7KpB1pMT1pkj8qCglB5KFO1dG2af8eh6IRKELIG4deDWgtaAlvvmEfyWBHlcg3ldkw+Fp0EeGfTdKIwD/Nkd489/LwpT6V4U+H6zR8s6CoUNhESQ73VQAhqQnmBgMDM4wJzgCkGlQAXBTaiAwDHuPndszJ48e5le5y4qbKyqqCgtqqwor61x15W7KgucKXFxmvQ0kza73GrYbdae3bju6KTJ3QI2LMTLQrwJvAt6C3gLeI/Y70jwJTf2dxC+MdZ/ZAx3fazglUnjXp005rX7xrw6ye/mBHZ1PE4+7X+tMbnrtP5E88aOI8qBNuvwhdzuVtVLey1v7jC9XJ3zUpV6pDzzemnaFfvattwVx/VRZwzRpzWyU2rpqWzRcUXIiaygizrpoGPRoDW6WyvpVocN6qXDZtmwUTpsFN+wyq+ZIvr1km6tpE0Vek4ZelYpPZYsPpQgbogMSBiDeA6JfsI4YDWwngmXjUJBQh4UfI2m0Sjw/uGeVRlGo1HwWT3+PCjwqy+/gMdI5SkvCtNGRQXf0osPhVGJAnleB09HATmADsR3lqwEB1g+UQFDCaEKqAMawEqEY23PPXc6z1Ft0BfbrDUuV01lRW1dlbuqvKKguL60ImV9/OZ1a7U5WS6ntSZXd9asPfzi1PNjxgwJ8bof3gLeB34jEP6aE3wA9hvgE+Az4GOwjzjBx2CfEfcJ8DljHwEfCvABh5FfCt/WLewqXNpWGNtVEze0M+36QXX3jvTXj+e+ddDxxk7bq3Xa66UZvfaNbYaVbZZVx7WxR7Olx1SSEzmyE9nio4qwE8rQdr2s37F4yL5owBLVb5INWyKvWSOGzbJBXVi/LnRQLx00yvqNEVcM0osaSZtafiZLvn9D6K6VoRkP+a8lJPoL4oBVwAaBvw+FCNA9KMz+CRSmMOZrNPEo+PkMvP6HKEzwNBU8qy8/RGGmdxUuyKtZGv06jEZhM8B3FJReFIyABbCBHIR8IieHEgY30Ag0gdycv23ylBNZiu0Oa6HNXFLgrKutdtdUVLtd9SVV26saFKnpK5Yv1qkVJXmWYqv+QJ759KqlRx6eMuTPvSfAe8BvgV8BvwE+Fgg/Ffh9ScIvSfAp2GdEXxP3DfAH4A+EL4DPGD4mvDcWt54Y0z/nwb7oZy+ueKE9YXaPKbrbHX/roP7lA5bXW823XJnXC1I7czd02OK7jGtOpUcezhAfUogOK8OPKMOOZIWeUIZe0EqumKP6c2P7rFEDlogha+SILXLYIh/Qh3XnBPaqRQMGaZ9R2muJ7NBLO3SRHYaF++KDW1eF5s9+Ik6I9QLEM1oLxDPhCmAJyLc7dQ8KMwG+5+htP9+Lwnj6uVHg7VSmeB3XnhwlavWhMN+Hwt2JwipQHBAP8L6K3kQBai8KuSAHyEHIY+BRqAW2AFuBeoF/yYT79y5durfAVpxvtVnNtbW1pa7Cutqq3Q07WuubdRrtkmULzQa1RZ+dZzVusZvbDTmtLzzdP37M+xx9AHwM9hnoU+Bj0IegT4h9IRR8DnwJ+hq4DXxL+CNwm/AF8BXDpxw+9KdXx2DoF6ztUXb0YRyZPuHs0mmdCtnL7pT3dxnf3WZ8pS77vGX1ae3yizkrzmbEHMmUHVKE788I3ZsWtD8t+Kgi7IxafEEr6bZG9Vgjey2RA5aI4dzI67lRw2ZJv07Ur5cMmeRdWlG3XnxRHdZpiBjKX3U0OWznqgUNUXM2jMcaDgl+gvXE4oCVP0AhhHmKiDn/GAq+tdqfB4X7RkWFx71OWz598yzyoMD3GWV3lh1oxSgUEj1GWsjymGaQAbCA34Nm+UT5HJwcygj1PAfA1jFjK7gx1dNnHMg3lRVZbFZzVbXbVVHsriprdNU11+0oLi1JSNqgzsnS5ygKrObCnOwDNv3xZTHtEyf8ym/c+8CnwOfA58BnwCeEjzn6mMNXhG+APwF/9vzRn0G3gW+Ar4DPgY84et+PvT6Wbo2ja+NxbQLXOcXvcvh/vJ4f/9Ze06XqpOPGpac1S05lLzmYLj+gkO3PEu/LDD+QGXYwI/RQRvAJZejZHFGnSd5llg/kxnTrxUNW+Ygj+tWiRUMm6YBB2q+X9RokPQZJe07wZZ2k17b4rELWunZB48IA5RMTV3FYCWzg2BpgLdhSsFjyaKDFRL6NyrlEPApTQc8SG7VA9+Mo/CMf/h9C4YFRKDzlddri+4w+FELwIyisAcUBG3BHqzIaBSsoD6wAjH8dCjmUA43AVqCRUS2jJr9xroce3qfPqszXF+blVror3NXlte5yd1llvbuhvKpyY3KCUpFm1KhsWl2+VlNjyD60Of74Qw/dGjPhfbDPwX02CoWPBPhEgD8AfwTxHHwL+hbko+E22Degr0FfgvuE2G9BHwC/A3tLyPU8PO5owJTjKSFdFRu6ixNOaRfvTZe1JIuak0JbkkNaU8NaU0N2pwTuTQk8khV6ViPptERf0kt6LZEDuVHXnbFDVvlIrnzIJO3RiLrV4d268D6jtFMT1mWUDdgXt2uiDm4O37J0ji3g8TX+iBMijnmeiXtQCKX/HoXRiqafE4X77jQV6JEfQ2E2MM+LgleugliifxAFJ1ghWD7ByaGYQwWhEdgC1AmoCtjpN65s7PitcUu3OQ2VxXnV1VW1NRX1NRVlJaUuV2VDQ51CmZ6atslq0qrTM6zZ2UXa7IN69anAoO77p7wtHPc74PeE3zN8xPCRAL/3x8dC3CZ864Xge7DvwL6F4I/gboP7BuyPoD+BfQ3uC3AfQvAB2HsMbwowyHBhAg7+x5gzy2d1564+61i1K126PSlsa8KC7ZsCW5KCmzcv2JEwt2XjnP2pC05li3woDDlibhYuGrDKBsziAbO0Tyfu0Yj7dOIhq7zXJO4ySnqt0ec10pMKedPKuRXyGevvw/qxWAFs4NgqYCkYL2OR/wCFWcAM7yTiKS8K94jbfmYUfIOoR4AnvCj4th5mw1c+3IXCEsIKYM3dzaU0Qhbhx6ICChjKCFVAPagBqOVQR2gGc/v5F82edihXV5FrcleVV1eW1tdUuFxlpaXF9XXuvFxTwsY4k1GTk5ZuUCjtOs1Wvfrc+nWnnnz61tiJvwL9nsNHDJ8xfMbwsRCfCvEnwnfAt4Q/EfuOuO+J+564byG4De42uK9AX4G+AvclBB9D8FvQOxze4PAmhzfu87s8Afse4Q4vnX7esPSwZklTkqh23dzG+HnbNwbt2BS4I2Hujo0B+1ICj2eFXTZFd1kie/nde3vMsCNqOFd+1RYxaJT16yUDBukNe/RVW0S3QdRplJ7JDjuniWpev6B+2fz0J8avFmIlsI5hBbDci0IEyIfCfGAe/h4K3iUZj4bl76gW/hdQwBLC8lFylUTvIMqLAkbnCk5CEaEccAO14OrA6ji2VcA1AQ3+Quf9k06kJ1fqsivLi1ylBdVuV011RVlpYU1ZcU1Fady6lUpVul6t0iuUeoUyLz11X0b6gcAFnRMmfuA35lN4MoM/AV9x+IrDt4TvgNsCfCOk2wL6M6Pvib4D+xbsa6KPOXzE0aeM+xTsU3C/J/Yuw1sC/HqM4CXgFsOViYLdj/kfWRRwQrW0cZPItWKme9WM+rUBTQnzWhLntyYvOJgeckIhatdHdFujus2RfdaIa47YGwULRxyRN/Jjh0zyIYNsyCC75Yi54YjsMYZd1otOZwef1UXtTw1vWLnAOv/J5QKsFWINsJruQsGzcv8TKHjuWP4ECv+aIctdKEwiugeFp0H/IAqjt6D40wweFOgOCjawPDAnoRioBNxgbghrSNBAtIVoO4cmoaBu3MTDMQu36zV1VaVlpYXVbtfWOnetq6iq0Lm9rjo5ZWNiUrxBn6PLUSozMnOVqnp19rH4tecemvLW+PEfMvYN8B3wPXCb8EeG7/n/BfhGiD8L6HuO/kL4C+E74GuGj4X4UMDnm+xzsI/BPmB4l8P7HF4F3gW9MnbMyfHcnucf2rMipHmTvGLZjIrlL1avnNm4bm5LYuDu5OADqSFHM0LOa6QdxohOg2w4f+FLRctuFCwcskpfKVg8YokasUQNG+U3bRE3ciN6DWGXNMGnVIEncyRHsuSNq+a7ImfHjUecn+fQzVLgHhR8OsefQoG/M8Pbg49GgRH+2WX7v4fCk2B/HwUJIYLuQiGOkMDohyjoCSaQFcwBVsBQClQBbrBKElaTXyOoCWgSYJuQtfpNbHl+xi5tTmONq9xVXFVZ1ugq2eoqqi0paKguN1t0a9atMBjVSlWGIlPpNNsqTMbT+pyO2S9eneD/5ljuQwF9A/qWRwH4K/A34HuG7xn+k/BfhP8D/CfwHXCb8JUAn3P4A/AH4AvQJ6BfM7zH8DbwG3/Bu6BbQO+YcUcenLRt9rP74+S1ywIqlr/oXjGjfm3A9g3zdm5asC856HBa0ElF6GWDvEMvvZoXe6tw6Y2Chf2m8JuOmFv2hS/ZFw4b5ddMkmsWaY8+9LI25Kw65JhSdFQl3x4fWrcsOOOJSSs58Jeu/g4KAf9PUHiQ6B4UPDswnuX5H6JASwgriFYT1hNLYJT4Y1HBBLKBOQh8n9EFVAGVJKwhwVawXUzQCDQLuRYI3RMn7960YbvTWlGSX1rirMjPrS8uqCkrdpUWlJcVLlseY7Jq0jOSlFkKu8VaYDXtzzVeXrLw/IOTXpog/K0AX4P+DHYbHI/CfwF/I/znKBT+C/ge+CPhtgBfM3ztQQEfA78B3gfeAd4G3gBeBRsWjjnj77//iYePyOc1LpxVsXR61fKZtatnb42f35IUfCA15HhW+LHUoB7zwm5jRK8lcsARfaNkyYBVNmyRj9iib9hi+rXifp3oqkk6aArvM0s6TOJjquATObI9KeFb1wRbAp5YTljnz/GS14VeLfzdKCDAc9L0zkSK34n4+yj8UzT8SIvpnlzhGfCbcZhOdybUP5o2rgL4Oz5815lHIeeuXIHyASehgKGYoZyhkqgObDuoBayVE24D7fAfVzVxvHv6s+252vo8Y3lJXnVpcanTWVLgrCgtqix1rl21UKPLyFIkq5UKi0FfXOJsKsw/laU8NHXazQmCLwT4EvgLG/cV2Ddg/yng/gr8J/AXwneMvifub2D/BfYd8GfgNuEPhK+AL4HPgI+8Lcv3GN4CXgNeInaV2BWO2if4H37ygW2yqWUxz9cum1W/anZt/LxtSSGtiUH7ExYcTwk5nyXuNUR1myN7i5d05kUO2iNHHNFXbRF9RnG/XjJkiLhmjr5hjx2yRl7Whp1ULjiRE3w4S7QjfkF1zKx1E7CSYQXRMoYlhNEo8A3HeYTZhOnkMV14iugxrzf430Hhn/39PRT4FtMzd1bof4gCRYFigCXE+GLSM4AAjUZBBxgAK5AHKgDyCU6GAgFKOFQy1APNYC3ALgi2gxr9/KvHjdn61MPtKet355sqSh0VpUVlJaWlpaWlJUWVxXmbNqxMSopTqVJ12QqbyWizmyvyHXsM5iOR0QMT/T71wxdgt+H3DYR/hPA74C+EvwF/IfyJ4/7MhH+F398g+JaPCoQ/EL4EPgc+Bj4kDwrvg94CXgVe4miEUT+hR8jOPDB2+/zHSyTPVC160b1ytjsuoH7DvG1r5+7bMP/QxgVn0sOuaCJ6LDE9xUs7C2L7rBGDFtlQrqzXJObXLIdN0detsVedrDk7AAAgAElEQVTNUR3q0HZN0Gl14El12N6k4KrYmZlPTloCLGfsDgoEHwrzmefw0CgUPMeG/u0o3NNt/FEUvN1GDwq+vsIPURiVNnqseHkUCjmUMrgJDcAO0HZgN7hmUBMnqPcTND44cY88dH++yV2a5youqKp0VVVVlZWVVJYWapRpacnr1aq0lE0JRq3GaNSXOXK3mAyH1q7qfGTyu2O53wuFn4H9mfy/BfdH4C8cHxLwJ477ExN+D8FfwfiQ8DXDH4AvCJ8SPgZ+T/iNF4U3vShc51g/oYfh9HjB9uceKF/weNmiqa5Vs2rXBjSuDWhcOWtPwvw9CXOPpwVfUIZ3maK68hf2FCzqMct6jOGDDvmAVTZglg+ZIocMkdfM0cOW6G69uNMoOqsOOq+THMkMr1k8Kz/ouaUclnFYyrDwXhR4WRtm0R0rlv9nKDx1Nwpz8JMorILn0Bt/1OseFMzeWVQeg5OhmKGMUA00ANuB7cAeCFpJsJMJtgkEW/z9qp9+okWTUV1gLSvMq3CVud1ul6usylWcZ9WnbY7PTNm4cukilTLLaNCV5tkrLYZDirTOwNmDE8e+O2bMxxD8mQm/BW4D3zG+r4BvGPsjCb6D4FvQbcIfOPwB+BL4lPAJ4UPC74k+AN4H3gW9CbwCvES4zrEBhm7CWX+266HxtbMeLY99oXjljLo1AU1r5jSsmNmyLmBP4ryjaaEn00Iu6qQdloi+/IVXTJIuY/jVvOgBu2zIGnnVHDFkiBgxRd+wxQxZ5d0m8QVN8Dmt+LhKsm3tAnfsvPWThYtHoSDHj6PwAu5F4aeKyZ8BhXtmEE/cPY66ZwZxz2Ry9AyC1zpnjKogjICVyMaQx8jJUAy44EGBt1ZsJbaHWCux3YzbxQSVkyY0rFten2d0OXOLi/LLy0vLy0srSosK7Kak+NU56SmbEzaoFEpttirXpM815DRpMzs3rD7z6JRbY8Z9zPxuE93mEwLgj8AfQV8T9zVxt4luE33F8CXDV4QviHwc/JYwCgV6BXQLdJ0TDDHWy9AmZAfH+21/dkpZ1HP5y6bWLJ/RHDdvy6rZDSun7do493BayJG0oAvq8A69tN8ec8Uk6TSKem2yPptkODd6xBY9bIq4bom6aYsZtsj7zJIOQ9iZnJDjWeH7ksIbVgSqpj4Uy2ERw0JCFDyL1aHEgsDmE/NJ4F8AnmF4knkWY/69KIwaUvM3gLxDatw1pP4xFBjvvRUPbCTiV6fTPeb9Htt+Xq9gZ1RArBSoBGrgmUjtADUDLcAe0EESHGLCxgnjq6WhrTZdTaGtqNBRWlrscpWVlhQU5tuS16/WZqSpc1Tp6ekaldJhNen1yjxF0lm94lDAjMEJk38vGPs58BXwJwZ+LPkN2DdgfwD7ivAlwxeELwifEX0KfEj4HfBbwgfkKx/YG8AroJvACOOGGOvjqFPAnfbza314UoXkmcKlU6uXvtiybv62tXPrVk5tjp+zPzXoSHrwmezwTp28zxLdZZR1GsUdhrBuk/iqPfKGPXbEEnXdEnHdEjFoEPebwvussracsBNZYUez5FvXBDrCnls8xocCL3r23JYZ7dX1AvjjYx4UfmoG8a9di7gLBa90ZfQ5qLtQ8NaTFEwUSj8id/ah4JOuKAlqIr33iouZKI9RAbEyLwp1QD2wneOagB3AbuAAcAzczrHjql547qhG1VhgKyp0lJWVVFSUF5U4i4vy0jeu27x2tSIrY138eqPRWFJSZLUbLer0HVbN3iULu6c89oFwwu85fMrwNfAN8DXoa3Bfg74CfcbwKcOnhE+BTwgfgn4H/Ab4FeE9hneI3iK8wZcPoBvANWKDRD1AB9FFzn/PeP+6wMeqlkyrWjx16+qAbevmNax+sWndrD1J8w9nhhzPDL6klnTrZT3miF6LvNMo6jaJh3IjrudGXbPIR8zyGyb5kF40aAofdkRdMUjPZIcfzZK2bAwpXzQr7iHBQg6xXhS8p0sF88DN8V6ceo7wtPeCyP8GCpOIHgR7COxRcHy6wKMwegliASGUmFfFxBaC86LA1oH41sJoFLR3o1AIKgMqQW6gFqgGtvoJtgiwDdjN0X7gCLCH86uaNPlM0uYmm67IaS4rLS6vKHOWFJSWFZjVqg0rlmVkpK1cu8ZoNtnzcnX6bIM6q8ik2ZW0+dyTL7w0duL7/viQw+fAbaIvwb4E9wewr0CfED5i+ITwCbEfcIC3CLxy+lXgJWLXiYZBA0A3cBnogF8rsO3FX2yJmVYR85x72bQta2Y1rp65bf3s1s3zD2WEHkxZ0KYSd+RIBq0xQ46FvbaIPqtsKDdiyCofMkqumSQ3rPJrJsmgQXQ9L6bPGtWmER/NEO1NFdesCkh5dsJCAY8CRqMwF9zsn0bhp/QK/6so+OrJ0Yrn1WB85riRkMwwegzhQ8FB4FGoAKqAKqCaoYZDnQBbBGgm7AGOAAdJ0OI/sTlg7sFcQ0WBJc9mtuflWvJsBcWOOldpVlLi5qSE9YnxaxPi9UZdntVk0WTn28z7rLYTIaLL99//1nj/3zN8zuEz4HNwX4D7EuxLfn7N8BGxDxn3O9BvQb8ivEt4h+gNwuugV4GXwW6BboANg4bA+kHdhE7QBeD8hAm1E7Aj5OnK2OcqV8/YunZ246oZfLpwKDPsWGboqcyQNpWoSyftNsn7ciP7bfJBm3w4N/JWfvRLedEjZumALuS6TT5kkg5YIi7rZMezwg6kixri5hiDHo3mEMMg428ac8IgsDmg+UzoOxRwFwrea7V3XRv7iQHEv6JtHE93UHjEi8LT/DEgXrIAzKU7KEjuQoGtBrtnNeoeFKxeFEpB5YALVAFUMFQKUC2kRgG2MewiHAAOgfbBb8ejT7akJFTnGkqcdmdhvqPYYc+3lBXmWbU5qWmbUxXpCcmbs9WqygJnscVi0GhrdIYDa1eemvrcyPixHxB+C3zE8CHYJ2Cfgz4HfcInB4x+wzwahXcJ7xDeILzO8BrRy8BLxG4SjYANgfpBPUAn4TLQDnZG6LdrLGud/nDtwheKlz1fv3J606qZTaum71g/a19K4FFF2Cll2DmF6JJa0meK7LNGDORG9NvkQ7kRN/KjX3LGXLfJrlkkQ8bwIZN00BLRqZOeVomOqSS7NgeWxk5bPgHRDFEciYFw4oLA5oELIM6HwrN3tI3cD1HwCdp+BhTGERtPbBLRZGK/oB9Bwefh61uY9Pkv8Sjw6QKPwiZGKQwZdCdd8N10cIJKQGVAOchFqGBUycEtQJ0AWzm0MOwlHAQdBbdt3MSGGPl2i7aqIL+w0FlUXphXYHMVO0ucdo1WlW3I3pC0MTU9pcRsrrDl2rVmpyq7WZOxL1LUPXHS+8z/XcIHQvZrht8BHwOfAh8Dv/O+CL8i9j7obeAtwuuMvULEQ3AT3AjYENgAqJeom9BB1E6snQmPAcf8hbsenrAl6vmi2Geql76wbfWslnUBO+JmtG6ae0wpOq0SncwIPq8I7THIe43yQXt0v00+YJVdd0bfdMbccES8lBfVpw0ZMkkHzPIOreR8tvhEtnhfatCWtXM3PzFeToj2o3BCMLAALJDzm+U9HzL1p1EY/7Oj4Lslej/IV0Q8DuJReJ6NkjcSCyYKA/m2oxaPWpTj3wgeBV70zKPAN5rsoDywQlApWBk4FzEXsQpGbgHVCWgLQzOhleEA4TjQLPCrmxtwyKRz51rz8x2l5UXFZc6Swly7Vac3qXP02ZvTkpSqDGt2dl1BobugxJqdXWZWbFu39MLDj7/iN+ENof/bQnqP4QPC74APgQ+B3wDvEt5meBf0DvAm8DrwCtFLhJtE14lGwIZBA6A+oJvQSbhEuEB0ViA4ApwWCFvGc1vDnnLFPute/FzTqpm7N8xriZvdmjDnSJbolDL8eFrgmYyQTrW0SycdssX0WSN6LdKr+ZEj+VEjeRGvFC4cMIivWaOumqOuaCXtavGZ7PD9qQt2JMw3zns8giGCQ7h3PB3ICWZ671n7jJ/veDiO2o4aLX7/4e/nROEHomcKJuLfCB4F3lxhNAr8UIpHYZRqATavcIGnoRxUAeYmqiE0EJqImgm7QHsJB4EWIdU+8dRpharaZHAW2AuL8opL8l2l+Q6bXm9Sm60GrVatzVZoszIKzKYGV4XdoDPrM2rTEo5On3XZf+KtceNfYXib4X3Cr4BfA78GvQ96m9GbjN4Gewv0mjdJvEk0wugqw1Vig0R9QA/QCbpEaAPOAic4dgg4yViLEPXTH9y66MXqxVPrVrzYGj9357qA1oQ5+1ODjmWEnEgPOpMZ2p4d3qkR95kiei3yHrNkwC4byosYdkTcdMZcz426lbdoxBbbZ4i4oo9o10qOZATu2rTAFTt70XiIgHAOIRzmAvM5bhYwi9hoD3De2fUhsMl3o3CvT9v/EAXevNOHwihZm6eenOFF4W7Vgsdng59P8lsxnnQByPKioIe30QTKA3OCKwYrB1cJrgasHmwrqAm0A7STuFaGPQzNfqiZ9MCx1fFbbeay8qICp73AmVtZXuAqdehN6rwCW4HDlp2Zps7JSk1JLHY6nA6LSa+o12YejIg8PPkXQxMmvEx4g+FtwnvensFbYG8Q3iC8CXqD5wCeeHCVYZAwSNRP6AG6gMtAO+E8cJpwhOEQ4Tiwi0PNo/4t0dMal8+oWTGtOW5OS9zsnfGz9yTOPZgUeCI95Iwi7Lwy/HK2uFsr7TdH9lllvTZZv0N2NT9y2BEx4oi+nhszbIkeMEX1GqI69PJTypB9yUFNcWGJT00MA8QCDwpzCTO9m9Te6zHMZ/J7P/CjO5P/eygE3I0Cny7csVwBvN2FOyh4JfAwehpNlEssD6wIgnJwVeBqwRpB2zy9JtoJtpNhhx+a/NE0blLzgvAduday8sLCvNziAnuhw1xSaDVZdbl2U2me3ZSjynVak5TJmeoMp9PiMKgb9Tl74tfteuGFnvvuf5nwOoFfnHoTeIW4lxn3GtEbnjG0t5UEXCMMgQbJkyp2AR2AJyQQThGOcHSQ4TBhF4fq+9Ac/OTWlbNq1sxojpvTvHZW87qZuzbMPpA470jygpMZwecUosvZ4o5sUb85cjAvqtsm7c+TDxdG99kk1+weP9hBQ2SXRnJZIz6fE3ooNXhXoswU/JyEg1iAIMI8wlzCDC8KzwPPeFHw2rr+O1EYOwoFfj75GL9B6xW78jeieKsNXvcsAUWA+YqI0Ru0PiMmJcg3ouRLSm/+yJWCeaMCbQFrAu0AawFrYdgmQJMQrWPuq3302Va9rthhdDosJYWOksLcwkJbSanTaFA7LSa7WZ9fmqcwZMVvXm23G+w6TYlGXZ+V1hgW0jZ5ygjwKuE18nz465zgOid42ds84Dm4AVwjz7vQT+BTRT5FaAMuEE4DxwlHBWw/cIiwi0ONP7ZMm7J9VUBdXMDO9XN2rpmxI27GzvhZ+xJm798YcDQl8Iwi7HK2+KIiZMASdc25qNcmG8iPGCmO7bVIRxzRAwbpkClyyBjVkS1qzw5rywk7nBK8Z7OkfOHcyDEQCzAfmM8QwDAD3pkk8AzwJNjjHoffu3LGsfSTicK/ggJ/C4S/N837uPJeTI8RnmT0DPNljjRnFA1i4uTEosBiwZZ41qS8Zr7weDFledekfDIWK5EdxJ+DKvZkDKgG1RE/lWDbCS2EXYS9GFM5bvLuzYm1dn15ca7JrM135jrzc6vKSwx6dV6+1WLVp6VvzsszqNLj05PX5xc4HQ6HXafZlphw4JcP9wm4GwK8RHgVuAW6SsKrzO8WYzcAvmLkk8RBgM8Te4AukDce0HngNHAadILoEHAQdIjYLkKdH8p/6dcYO6125YwdK6fvXRfQvHZ664aZu9fPOJK84HDS/BPpQWcygtqVwZ2asF6jtN8mH7RHDjmiruVFD1hlQ9bIHp20Vy+/qArtVEvPK0LPZoUfThVvXRuy/tExEiHmAPM5biYwncNUdueE0BMQPAqOt2Oa5EGBxnqmD3TnmhTd9f3/aRT4o2F8a8F3NOyXzIPC0wzPMZo26pjkArBgcCIwCThvYOCWgvEZww8d2nzzCBPIW0rACSoilBDxShY3oY7QQLQN1AzsBg7Cv37spMYo2Q6LurzAnFtgLih05OfZK8uK8xxWnTHH4bSqspKdVm2eQaHMSEhXqcwFhXqjoSo1+eDs2ZfuGz8owHXgBnCduKsC/yHObxh0DbhGbAg0BBoA+oE+oNv7LlwE2kBngdOgU0QngWOEQ6ADwAGwVmJ1ApRMQmXIEzvWzm1ZOaN1zcztq6ftWDu1dd30g5vmHkoOOp0lOpsZ6ENh0CYfdkSN5Mdcd8Z26cMGrLI+k6zPFHFRFXpJFX4uPeRshuhoWmjrprDs2Y/xN0nngM1gmMrwPIdnGZ4mPAH2GAkeAfcQeVCYAHivAbBRKDDPubl/GQWfheeEu30bPWZ97G7fRt6ZC1woMT4w+DrQ3uTxLt9GfqU6B7i7qoQTVAgUA+UMLsJoFFqAXcAeCBvGTCp84YU9OlWZQ59bYC4pyCvOt5eVF5WWF+mMOWaLzqBV6bIzih16s0EZn7I5U6upr6tp1KqPLIzaPWlslxAjwCAwSDQo9B8gQT8wDAwA/QQ+EvgguAxc5BuLwGngJHAUOAocJhwA9gN7gV2M1XIoGAvncxP2rF3QumZOa9yslrgZzXHT9m+cdXBTwNH04LNK0bmsoDZF0KXs4C5deL9FetUeOZIfdd0Z3W0Q9Vuk/SZZvzHiilrcpZFcVoW3qcRH04MPpkvKYueEACIhNwuYydFUhufZHRQeBfcIOP5G8X3/VhQ81wR/cBzGZ+HJG27M8lk3goUSCweTgfg3YvQqLb8/mQSkeQLDnarS7D0uPjowuAhVQLV3XLmTYSewHWgYMyl/ysN7kjZV5WqNluxiu7Wi0FlU4ix3lxWXONU5WQ67WZWVnJers+XqVUZNmjLLpNHkb048pUhpmfr0+bF+V4n1Az2EXo71AH3AEGN9QA+haxQEl4A24AJwFp784BjhMOEgcICwB9jLqBVoYVTPUOQP24PYvWTW3nXzW+MD9iTO3bnhxUMp8w5uCjiaHng6K/RsZuD5zAVtiqDLOSHdBtGgTT7siBjJj7qWFz1ok3frwru0oh6dtN8Y2a2VXlKFH8sIOpQp3rIubPH9LJhhFjBLwKYxT7/5SeBxcHxHYQrdi4IQ9LOiQPADxrE7LgtTfsLYd+YoFEJAIjAJSO7tQC8FfG/EBmCT19iXzxg0IL6U8KGQD/CBoYxQAbiBerAGYAewk8MWoMFvfMm4yduiYhpytVZrdqnD4irILypxllSVuKtdVovBnms2m7QZmZtLyvN1FkOmIiNjY4I1aVNp4uod0eKD4yd2c2O6GNdJ6CR0E/qAPqCT0EHoILrsrRTaQOeIzoKdIjpBxFePBwj7GPYQWoBWjtsJtgNUz+Dyg308tgY9sX/dgr2b5h9Inr8rYfqBpDl7Nk4/mBxwPH3+mYwF5zLmn89c0K4MvKIJ6TdJhnPlI47Im86YqzZZn050JTukRyPq1Uq61eFtiqDTisD9qUHNCSJlwGMLvI7f/OWgpwlPekMCj8L99E+g8I/8fhyF0enCL+iO87vHp82TLjBfgyEMJAaTg6JBsV4a+KpygzcweDMGPnkkb2Agu1f+WkSsGHCBqoBaUD0vcOLQCDQIxrm5iZUvzGjSKSqLLDWFdle+o7CsIL+koLjEWV5WlK3KdORZdcYclVZhcZhz7WZDZqY1I82ctr54acSOXzx6RjDhIhN2Mlz20sB//naGdg8EOA+cBc4QThEdZ/dy0MqwA2jm2A7QVqCByC2gEn9UPDVu/5p5+5KDDqUG7k6cuTdxxt7EGQeTA46lzTuTseB8ZuCFrMB2ZXCnOrTXEH7VFnE9L2rQIhm0SIYt8j6dqF8f3qMJ7dWGd6pDL+SEHEydtysx1LVkfiiHAGA68PwdbzbOex3Ec8H+vruuVBPv30nAz4CC9wgAjR91bnY0CqOOANDo5DEE5H0jyGf+ztv7xgMbgM38brW33ZQD6D2OC2QDjX4myjz341AL1AL1hC0ca2B+DRhXPPmX7g2rGwqMtQW2yuK84tICe2Ge05nnKi/VqJUGoybPmZutVjicVq1GWWyzKJISFOkbKzKSts9ZsG/8lFMQXOG4i8BF4AqxdngKRZ4A/kXgg8ExoiNEhwj7iHgIdhFaGG1jaCRsAbYA9WCVQLU/y5+A5oXT9yYFH0kP3Z88Z3fi9AMpsw6mzDqSMvt0+vzzmYFtiqB2ZfDl7OAubeigRTbiiB4yi69aJDftkcNmyXWbfMgYPmyW9RrCL2mCj6bP358Sum2DeNkv/HjB+/OeRXrB4+Ae5kOCL1Ggv4vCP/m7CwXOezBo7KjbUTwNvjrC22vir8SwAKL5xILB8YEhAizae2aUvwOw9o7EjY0uJXQgAxi/J+NpRRMVECsGykFVYG5CLYdKoFHA6sGaMK50zP3FElG9QeG26WtdRUXF+XlF+RUV5YWFzpLSguycrKKSwpTUTdmqDJNWWeKw6bKz0tI3axPWNy9b1fjQkwcg7OSE54CzQAcTtIE76ykUPX8ngePAMaLDgI+DXYSdRC3AdkKTgGo9NjFcLcgFNAgFdkJd6JM7E+YdTgs5nL5gd+L0Q2kB+zZP35/44snUuecyFlzICmpTBLVnBXWqQ/tNkmv2qFv50dftETftkVdN4luOqGsW6TWLtEcbfFkddCpr/rFM0Y7EsM1THwgAZjO+ycg9CeHjEDzsuwBAuHMzCOQHCH5eFBhIALoHhQeAKcxzO+oxj4cjeZ03aDYwn9jowBBJLIbRQsaWMlrJ+O05SgDjTRd4KxYFSO115fH1H+1AnqfNgHKQC6gg1HCoArZw3BYIXYJxOQ8/1KxKdVs1rhJ7hau4uMRZVFRQUlJUWVWmyEorLi7UqLO1qnSDOitbkZbnsNrtNn1KSlX8xsrps/eMu+8YcNFfcBo4A5xnQr5QPEV0HDjuqxTADoL2A3uI7QK1AM1gO0BNRPUMNQx1hFqQG6waVAMUCmB5XLBvY/CR1ND9SfMOpc3fnTjtcFrA/sQXT6TNPZOx4IIy5IIquE0R1K4M7NKGDpil1+0RLxfEDhlFV03h163SV/Kjhwxh/bqQbl3I2ax5J1VhOxICy5YtmAO8CDwPPA3hExA+CsFD4Lz2GphAGOt1WhECAhB3Jz38OVDgTxD7OtC+jGEK81SVT3oXaqeOuig3n0Ylj8R4GhYRW0bkLSUoAWyz16srC6QC04A8NBCZvHpoJ6iIWBmojPft4lABNDLWCM4tGGd98BfNCXFuXVZJnqGipKC0pKCoqKCgyOkqL1ZkpeXn2gwatU6ZlmvOSdy0XpmdqVFlqzZuLsvKql+6pHHiA0eZ33HgrICdAE6AHQf5CDgKHAIOgTwcgHwcbAM1AY1ADYOb4CaqAqsEVwXODRQx6CZj66IXT6ZLDqeFHEibvztp5sHU2fs2TjuSFHAiZd7p9PnnsoLalcGXskOvaMK6dWE37NGvFC68aY8cMopu2GQjFgmPQmf2/LPpc04pQ1qTgmrWBUdN8VyJ4VF4BIKHwPFWXBOZJyT8u1Dgb5MLiY3xHpWbRDSJMNmLwiPkMXd9Dsx3ZzKAaB5j/EhCTCQl5r0zSfyG9SpQHFg8yKN5vMvilTSAgRHfjbZ5k4ZisGKgCHBxKAdqCHWgaj9/57iJjXJZo15R6jCU5dtLnA6HI9eel1vhKjHrNRadzm42aLJSykvsiSkJqpwsTYbKmK40ZaY1pGyqfuyJVv+x+4BjHHcM3BHQYeAwcAg4CE/PYD/YXrBWYCdYCx8MQFtBDUA94CZUEFyEclA5WBnIBXIS1P4onv3AyVTpsczwA2mBe1NmH0iZtT/xxaPJc44mzzmRNvesIog/MNGhDr2cHdivDx+2Sm/kRvRpQ0YskkF96DWz+JpZ3KmcdyZ19mlF4L7UoK2bwzbP/uULwAvAU2B8SOAVbJ77MMwzleZNXDnvLv2Po/APpJB3oQDA+0Yw38B6EtFkIj5j4FF4isjnv+HdkyHfcoSYSHK3F/wKYK1X6Oa5IwVKB+Pt4NVEWmJ6gpH+f+re+zmqO9seXftzTksEY3JOBkwQSp2DskTOQaDcOecc1a2cSAbjNDaO2CbYGJMFmByMjccz33tfvVf1/pv3w+luNXjGd2bujO136lOnyi0Dqj7r7Lj2XhQlShLLEPWB+on1E4Y5GgEOMRwGDvNcP1c8tGbt+0HnWE9kqDs2kEmlu5PpTOLQ2GBPdyzkdQ2lUzZj55Ejg56gK5GKBh3u3nDcaugatutPqpRHp0z5kBN9Apzli78E/znocxIQgE+AT4CPQR+ChHRRyBQEHBwHjgKHgVHCMGEIbAj8ILgBsDQQLEZgHk63KM/bak6blJ8axJ/qyr7UV5w3S78ySb8yib+xyq66VDe8VeNuzTWH/JpddtuleOCvuuOWP/Cq7nsVT8PVzyJ1D7ya61bpRbvstEn6nkET2VRSArxOAhSyBIWZJJgENhlUlMPBfwIKjMDyUChUmyyUGBR8xKosFLISg/m1bXkB2k2UXciS58W35BoTOsBMzEok2AY3kZcmGG9JYlnbwLhBjg0TRhiGCaMcDYN1z5z9lqnzjUx4JJMYHegZGegdHOgZGe5Ld8fcNvNwX8akbxsazsTT0UxvymWx9cUTTpu+12E4uWdb3/w5b0+a+j7wKYk+IfYJQTgfAx+CTgEfgL0P9iewd8DeBr1JdALsDdBRkGASRoBBon5ifeAz4NLgEkCiGHYOJxtfP2Os+tyi+cQo/bij9Et9xTmT5LxZetZYccZQfs5QccEsvmSRXrKIr1gl43bpTbv0O5fsprXynltxz62471E+DtTdsisu2eWnzeI/mZQjBxXq6dnWw0KwOaCZDNMJOShwRZiAAhWcF6Dw4g/+CSgAjO9pejQAACAASURBVIGKkPcRgmEQ0DABhULh0awstTAqU4CG/Dr4LLsJbGLnb3ZvF7ODHCAnwU2Um73P8h/TgLDpsw8Y5NHLYYjDYfDJosnDOze9mQqNZGKDfd1jg31jw32DQz39/Um7SdfXHbfZjd098Z6+7p7elNNh645HogFX0q7t37dloHzdaNGUj/jJ74OdIu4U0SnCKcIHwAfA+4Q/gd4FvQ06CXqT6DjhKOgI0WFgDBgFRoABoAdcBlw3RHGwKFGSgx3IlEz/pF3xhbXqM5Py447y053lZwyV50ySs8aKzzrXfda+9ktt6QWz+LJVds2muGaXXbNI7npUN62SB17VXZf8jlPxwFV9wyL/1ib53Fh+yqR4Q1uze/XM7I4VYA4wgzCd8ArDFOKLicvj4D8IBRFoEtjfgQItA3sJCuX5URlAkxMpb8KEdMwesH2g/bncslBbzAY4KTs54y9oT3SDesB3Axmgl0eaQz/DcfDdrDgoLjsR9YxkYr3p+Nhg39HRwcGhntGxPp/bEgv7AmFPOBHs70v39qT8EZ8/4OqJ+hK2rtD+TUd2NA5MeeV9fsp7EP0J9D4Jjx/vAu9m3QFOAieAPAjGgBEIwQFGgGGgH8iApcDi4EPEhRjFgADgmoM3d5R8rFd+ZlKe1klOd5af1pWfMUnOGsWnu0o/a197Rlf2rVV+zaEcd6qv2qQ3HYp7Ps1dj+phoPqRX3PXpbxjU10zyS5ZpKcNZafM8hOGGkd9yWvAEmA+MDsHhakkQEEkdKUFMuOLh9G/Cwo5H8EJaJhGNJ2yK14LZylz4QKVIWsYFCAVUIWsAmkjsGmC1cL2FWxm0eUMg5BQ5NEQyilLpUAZ4hJANyFTxNIc+gjHOT5DnHnOjHfdlqOZ2EBv6vjo8IkjYwP96ZHR3lQ85PfYo4mgP+Lt6U1mehKheFCnbx9MRVNui0+376S5vWf+glEUvcdPeRt4F/QO0UngTcKbBKG+eQI4DrwBKogMJs4gkAFSQBwIE/kY8xOCQFREOhEO1a14/6D4tFF1xiL/XF/xcUfJl/qyM4bKzztLTnesO6+vuGxX3nCp7/hqx+3ye77q+z7No2DNA6/qSbD6nkNxz6EZtyov25WnDRUfmRVvGzT9zZr1HJYAec5SNncAV0wc+09DQfiBkEoU1hhm5fRCJnQiqHCGjvJuIrv2l1E9I4H5uI34nYzbkys6tYA6s7klM4EsYHaQk5ibKAAKAlEgBkSAKFGMcQni0oz6gGGgj0PklckDtco3E8HBnsRIf89IX9/oUO/h0YH+dNLY1d7bk3K4LemBRLI3Gg55bUbtUG/aYzeHfNbjEfewRpN5ZcZbk6YJewLfBI4RDnM4zOEQwxug46A3gGNgY2CDRL0MvQwDQB+QAUuDpYAYEAaCBC/BS+Qj3gEyFCGw/NWPmpWf6hUfG0s/t5ad1q//rGON4Be+NlVeMFRcNIm/NVXc8qjveDT3PFX3PeoHXs1jn/qJX/PEr3nqr7nrrbnqrfncrPhILz6llR/ZK962ULSK4VXgVa54Gl9cDEwlTOOY6F9arfJPQiHrbYjlyk05FaGJ4HEh0WJiyxi9JigOgtaD8pQWGSAnaAg1LJtNbGbcNmI7iO0hyjHesmjQgwrR4AH8AtkJCAEhhgjxUeK7wWWAfqCfIUJIrFp2MmDvTwQPDfUfGh46MjJwZGTg0OCgzWBIJ6I2u7G7P57oiSSiAZfVlEkmkomIxaq3t+x5W9sRnD27B3iXRCdBx4FDRMMcDXM0wnAEOAYcAx0GDYN6GdIMaSbgAN3g4mBxQoQQZPARvAQX4KIiI8gg4m2zit/aUv5Jl/QTU9ln1pIv9OtOd649o11/wSz+1iy5YpPfcCquO+S3nMo7Hs0Df9VDX9VDj/KhR/nIrXjsUd13Km86VBccms/Nis/0lac6K99qFlvKFywD5kI0lRUXs6JJwCTgFUZFwARR5d8PhQIzkofCpJw08YwX2ta0mFheQCZffBTnggZBirSaUAs05ISqhd5Ewcw1deS2ABuQVwyAG/ADQSCQHcHmIuDioG6gF8gAUQbnzGlHjZ3DYf/YYN+hsaHDowNjw33HDo15nY5EJOh2WZOpUDwVjMYCfp8rk0ykE3GHxWhv2fOB3xlZvSLDRG+i+A3gGDBKGGIYyK4FosOgMcH8AGmGJEOSIQ10AwmwOFgECBECBB/BAziJOUhkBOl5rl2EAeWyjztkpy2SzyylZ43lZ7Trz+pKzxvKvzFWXrHJrzvkly3iGzbZbZfqnld9z6u+45TdtkvuOWUPPcr7TuW4XXnBqvpEL/mos/Stvavf2Lk+WLV6ObCoaNIk8CLwk7hsy5D/zaBAWR+RFSyfaElM6JDS0pxg+SpgbY7HUFmwElzYDl8oW76VBAE15MauSeA05Fc95jeEe3PM2CBYCHwEXBxIA2lCopizTilONtWfiASHM6mR0YHhod6RwZ7RkaFIOBjyuaMhbzjsjkS9wbAvEgvGQuFUJBL2uZMu64mQa2hTQ/e0GaMQHQYdBoYJAwy9DEIzbBgYEmJDQpIQJ8QJKSAJxMBFQCEgAHgBD8EJOEBW8GZwOo4dAAIrp37UKjttkX1hFZ83V57Tl53VlZ7Rrj+vLb1kkV61Sb8xlF23Ssft8u9cijtu5XcO6W275K5D+sCluudQjduVX1uUp9pL3j+45ui2ZaObVsXr14knswWMLwaKGFfMIMoNz/+mUODxMhSy+pNggv7kkoLEsgQoBcoLZMtVRFVZrQBqAm1g2Mxoa47QIAiOCWSnDgYtI2GZV75l5clS5lkQfAgsDCSBBCFMcBSJLMte+1MgMJSMDo/1Dw52jwz3jYwOpFIJq8UQC/t8bksk4vFHfNFUxGm19cbiyaA/7LC8kQ69YzP4Xp3RyyaNgBsRHjyhl6GH0A/0A32gNJBgiDEWYRQBYkAMFAYLgvnyICDYARuYGbyFn9QJtDDoZ+Kd3RWfGOSfWyTnTJXn9GUCGr7SlV22ysZdyqs26XWr9LpVesshu+dVP/Bq7rqUt2zSm1bJla7SS7rKM7qKd/evev/gmpN7Vh7dvrZva+XuNUvmApOByaIiHijmspXmv6kY9h+EwgTLjV5GQ1aYFlgOrAatBUpApTnxchkxBaM8K7qxoCAtDOHvIdpHbH9Oga6DURfLrWsR6g1ZNHDCCZLwSBAC/JMma6dOf9dkGUtGBkcyA4PdQ8O9h4+O9vWnuzpbA16Hz2kOh7yhZCiaivjdnmQgGPX7naausb7oB8lAoqQszE/pJV4wAD2EDEEg0aSBbkKSEGEU5ijEEGIUBkJgAXA+cB5kcWADrIBZCHe44haglaG5CIM1r73fLvtELzlrFJ/Tl503lJ83lJ/Xln5rltxwKsZdyqtm8RVT5bhNcs+rfuSvvuNUXNGXftOx7nzz62cOrD7dVvL27qUftKz+oHX92/srx/bI3fXSxQJLhec5oEjEcQBH7N9oEn4NCgIaCqEwtUCrejbRXGLzaCK3XJXrUZXk2lSVRDJC4bhE3S9EKfcQ7QX2EZoZWhg6GLpoouRgz7LmmQfMBeYBgtlYkgKTJlsmTRto2nAo5u/tjw0NpQcGM4ePjg4M9VoMWo/dHPI63S5rIhOPpiL9mR6PzRbwuL0eeyrhebc3/ubBg7Yp0xLE9eUfP5ACUkACiBOFCSFGAUZ+EmhXFAAn/BoOwE6wEEwEE6AHdYG0xB8AWjjs5eBZM+3tA5IPO2Vf6sRntWVfGSq/MlSe7Sw5ry29YpXcdKuuW8VXTOXXzBXfuRT3vOqbdum32tKvWld/277+zIHVZzvXn2pe9WlHySedFe8fFB/bp8jsrit/hZsOTCZwAMcRAUTcvxEH/wMUADACDxTRBP1VMAwzC9jxwjDd8iwaWH7f54sFaaom1AC1lJ+myo5Z7s45i2ZGLWxiRbQJZAbZwJzgnOAcoHxr2wu4wFyiqc5lKw/7HemUb3g4MzDYMzTSPzjc53c7vA5LLOwzGbsyPclkKjoyPOh02Kx2UywZCgadb/YlP/B5DfPmB3i+G0iBhFAgDsSBCBAmBAk+Bh8T5DGZF8wD3gneQbyVyEwwEwwEHaADdYJvB98MNDPs5aGdx97ar3y/XfF5l/jLzvVfG8UXTJJzXevPdpZctUnv+KtvuxTXreJr5opbDtkdt/KmXXrVWHlZX37Tovyms+yyWXqmq/ScoeJLnfijdvnbrVVD+2rqF74yAygGRNkE8u/2Hv9lU/FyO+rlvxfgCmzD5JxtKGhM5PVkhBJkVjxCEJoSdjflQ0ihWdWQm8PfCtpBbCewE9hTwHoS0gotIFQdrCAbmJU4OzjBSLiJ8zDeBjK/OnPM3DmY9PenY4NDvYePjh5/82hfOul3O1LJiF7XnknGYiF/dyoxODzQbu70RX3RkPd4X+ZUptteWeGcPCUEJIiLAUniIkCUmB9ZHHiJ3MS5wFzg3eCc4G3gzMQMBD1BB3QCHUAH0ArWAm4/sJ/Dbh7beBzbqXyvRflpp/TzztLTHeu/NorPdKz7pHnFN4ayS4byK8ayq6byrztWX9Kvv2auuGIsu2oWf9W25qpect0su+VR3/JqLjkVX1lkn+tU77Uox/ZqLJp1c4BpAA+AwDjRv9CG/t9CgXJV7kJqvGAeBNsghJBLQPntr8LYdQmR0J4QT9SdKJ9ebgTbDLYV3PYcIPYUsJ4ENAjcJ6EoaSYBDbwDnIN4N8d7wJsmT41sqh+LuAe6o0PDfaOHhg4fGRno6Q56nMGA224zBtyOWNAXiwZ7BjN6l8kWcMTCvoF49I10qudgs27KJB/PB8GCQBRMYE54AS/BTeQCcxJzgHOAs4OzgTOD0xPTE3UydBLaCS1AC+gAWDOJ9oK2AztE2Mjgq1z69gHNqVbx6c7yT1pKPmsv+aKj5NMDK79oXXVRV/p1x+pvutaebVlxoXONYBvueqvGrbJxq+KmTXnbpRh3yS9axV+ZpGd0ylPtqpMHNaGmslVFmAqIKAsFYvxvCgXhEtxEzjDQFFB+P8tMwU1kFzcxYaROqDutZljHKLcDNhs3qLKcWDSCNmZpsdgK2p6zDftz5cg2UAdxAsVBT2QAM4OzQGSByMI4K5GLcQYRr3/9tTe8jkPdiYH+3tGxwdGxwUND/fGQ3+O2R8J+h0GXjoQiYX9moNsSsLWZ2mNBX388NpRKnAgFdPPnOiYXuxjnBfODQmABkAdwEuwEO8gOsoGZwczgDeD14LsY6yRqZWglHCQ0M+wn7AH2Er+b8ZuBbTwagN0zuGN71Cf3lp9qXf/hwbWnmled05Wf7Sz5tHn5RV3pNXPFuE1yxbj+mrnsO5ficaj2x8SGp+HGu+7qO66qux7FLZf0krXiK5P4rE7xcZv83YOK3m2V9UsmvwoUM8GJ/yvklH8DFCgfNEygAVPwwkjdggI0LKcCNORbl0QCPTqHBibYBoEZ+1IgeQA4ABwkamGsNctyIAN4A4oMKDIwTgdYAD1P7bNmHNZ2vNmbGejJHDo8fPTI6FtHDg2kEn6fKx4LGbvao15XOODuHegOpILthjaXzdyXiKUT0TfTybBa3lksMouKnEzkAe8D5wKcBCvBTLAAFjATmAFMB64LXCdx7WB5EOxj2AvsIdoF2s347aBNwCYe9UAdj0yT+Oj2dSd3rXqvec0HzavPGyXfWuVn2tZe0JfetEvvuOW3ndJxW+VNu/S+T/M0Uv8k1HDfW3vPU3Xfp7zjlV51SC5apee0sk9aJe/urxzdLW6TLp4JTOJ+byjk3URRjgdbwGbIuQkIIWSWG72CZUdoCmfrCkcnhLihkagJ1ETYDGwlCOZhL7AX2Ecsm1xkWQ5Mh+IuFHcxvgPQAjoR2icVx6qq3kwmh/v7jhwdffPE0XeOHRnryUQCXo/brtO2GXXtfo89k4n2DiR9QZdW1x4KeqOR0Ime9LGutj2T+M7iYhMvcoJ3gmyAlcjIYGAwgAwgHagL1EFcK7E2UAvoINF+wh7CLoadwA7CNmA74zYAWzjWSKgj1IlgLVv8xq7yY9tf+1NzyYcHS77Ull91qr81ii/oS68Yy8ZtlXecslv2ynFLxR2n7KFP/TRU98BXd89T9cAnv+eTjLuklx2yCybF5x2SU83lJ/aJPU0lS0SYPDHq8O/MJP85KOTjR8E2FOYUs0Bzc0P4hWh4jbKytSVAGag8t+svj4YaZFlPDUATYRNhC7Ad2EnYSdhFtItB4Mp2gLTgOlHUgaI2xrXz1MFBy6MD6JyzoM9sPTQ4ODI6cOL4keOjw0cH+lOhgN1ssDlNrW37I0FXLOhOxQM9vXGDVefyuyOh8HA0+n7A07Z0/v6iIi1fZCHeAphBRgZt9lAXoRNoJ7Qw1sxIsFX7gL3ATsJ2YDuwlbAF2ELUAGzi+GqhR1/E7ZpdfLJZfnJfyYftlR93lH/RWSEwHC8byy4bSq+Zy+66ZXfdsu8c0ntuxQOv6odo40N//V235q5bcsdVccMlvu6SXbarv9IrPj1Y/ua+8tjWCvFcvjj3RHj2H00mf/XKu4m8p8gXG2aBZufE7bN1pxwUVgGrgXVCvYEmnIVQixTSCiHJrCM0EjYVmIcdxHYQdjHsJbQDXWAdKG5DcQtjbSI6yKGdQQfs5yY5tu4Y6esbHOo9emzsSP/AyZGx7mDAbbcEE4FWXUs04Ao5TQG7oTcdtQXs1oArEYun7M53Qr74prpdk4vaiot0IANgYpwW6GToYNnsoA04SNhH2MuwD9QM2gvaDewAtgNbgM3AZrANQAPQSFSVk5OuE2F4a+mfWis/1cpOa2VndbKLFsUNl/qGTXLFWHZJu/aWvfKOSyqcW/bKR37N42D9Pa/6jqvitnP9NUfZdZfsqk19QS/7orX85O6SzA7xlvUL8lD4faxCHgovoSHftJwOzEI2fhTaE3k0rCzYC7wuax5ytiFbgIKGhDwzKzAhMOG2EG1lbCvDNoY9hBagDawVRQfAH+RE+znsIRxk0AEtRZN1csVoInp4dODosbHDA33vHDmc9Pv8LnusO9Khb3Pa9CGnJegwJ6I+q9+md5nS3cmg2TwWdJ9wmrZPe6Vt0mRhoM8g4luBVoZWlleSx37BFzDam8UB2wHaDhJwsBG0gVgdUE+sGqgmVDGqBFQcfMqlb7XKPuyUfKYVf21SfK0TX7LIrtuV163ii9o149byu27JI6/yoUdxy175OKh5HKq+51Xcc1V85yy/Ya+45pBfMivOd4nPtJe/vWfdyB6JsaZkFqGI8lSl3wkK+SvPkc/ZhiyhYUJZhNh8RgKnISt0T0wYpMlVn1gFWDZ0mMgsJniRTbmexQaGzQxbCbuBPWB7we0Ft49Ys4jbBuwVYR9Hu4r4vXNmv+vzvDGYOXxk+MSxsRNHRg8N9cXCPrfL5vE6LGadydjl9dgdTrMv7HG4LdFIwGkzJiO+QxF/22srDoimtIM6gFaGFhE1MzoIrhV8K4r2QbQH3M5ck307aDu4reA2g20i1gRqJFYL1ABVIDVIEP6SgaSE+hk4oa37xKT8Ul9xySQ/17r+qqX6olFx1S67ZFl/2bjmO3vpU5/6iVf10KN4FFA+Cch/ilc/9ilumMuvW6VXrYpvDNKvjfIznZIP9q8/sr0s2lQumVk0FQBxYHwueCw8v3h3/1Xqyj90CfIjBS1sEmbrhIRiepYezfIMFyHDzE9PCGgonLrMmYds70pg0Ask+kbCBpaVvc5VJ9keor08vw3YVcRv52g7z/a+Mnm0Zd/xvuThI4OjI/3Hjo6ODPakkxGzvsti1lttRqfLarLovX6X22Pz+Z2RsM8fcNmcpsPpZKhx4y7R5BZwrUAzwy5gH2E/+AMQNaNoD0Q7wG8Ft4VoC3GbwYSzEawR1ACqJaoGU4NURHKCHEwKkgjt2UlIbBe/r5OfM1We7yz9tkv8rUFz0ay57JB9Y13/rXHVdfPahy75Y4/qvkty1135yFfxQ0T52Ke6ZZPesqtvOKoumVXfmJVfdog/axWf3FXRs7Fi24q50wG+SAROBPolGv4OFNh/GAoiYgIhNldsEKhvVMh3WgIszTFjhbhhTZ4UiRwTjkia0xbIFyXz4WQjsBG0CdgCbAN2gHaAdhG3HbSTF20BtnG0TcTscvGRVPjQof6BgdTxo8Njw31HDw1ZLQavx9HZ1er22C02YzQeCgTdLrc1FPREYwGjWTfWmxozGLZOmbqLuL3APg47CXsIe8DtBb8HvICDzWCbCBtBG8Ga8iAAasAEHCgYyYhJGZMQVQAVQBmhjNBRNvcDg/qMSXJeW3bZIPlGp7hoUd3wqq95JFfM664a1953yJ76NI99igc+6QO/+GlY9Sigvu1Q3nJUX3fUXDRrvjapPmupON0me3tPRd/mCqOqZCYg4tkvrMLfe1r/SasgoEGgQIqyex5eKD3lSS5zgYXAohwghHZ2dk1wzlm8hAYloKJs9FAD1AL1QCOwAdgEbAa2AdsAoUa5g+M3Alt52sywY8GckbD3yFj/UH9qZDDdl0kMD2T0ug6X03qwZZ/B2GU065xuWyweNBg7fV6Hx2u3Ocy98cgxn6d19etbREU7Ge0k7OKwg7CD2A5wO8BtAyfoejUSNYAaQHVZEKAKqMoZAxlBQlRJVE4oA9YTSoASQs10/MlQ+4lectEi+0ZfcUEv+doovumvuh1S33SKr5pK79rl3wern0Wrv49pHgXkj8PqR37NbYf6mk19xar52qA8o5V+erD80xbJ23sqBrdUuhslKyczDgD9fXvwW0IBueEZHiR6odiAqTmGdJ7yJHgKIZB8qRwpsGSFiqTAcpACsizXAepcAFGLrHnYBNoM2gK2BWwruK2MbQC28txmRtWTREmr7thIz9vHRg8P944M9owM9ng9jkjYb7EajCatTt9hNGmTqYjVZggG3G6Pzem2JcL+o/FIcMfWhimTthTxgu3ZQtjMaDPjNpHgC6iRqC5nq6pzlkBFpMQLIFhPKCFaB6wl5GYJMbxX8qFedtGhumCuEBrWl+zi2371LY/yuqXylk3+0Ff1JKJ5ElPf90vv+ZV3PaobVuUlo/KCUXXeoPhCK/msrfLDAxXv7qkc2loRaJJWLZ9TDHAcZZ/Dv+n616GAbN2J8sWGImAyvdDAzNqG7Fh+NpAU5qtWEFtFWE20lrIVScE8CIAQMCEYCSE9e9E80EZgM9hmxm0ANvFsE8crOezXyFN+51uHhw8PZg4N9Q30puKxUCjodTgtNrvJZNa5PfZA0O322Nwuq9dj9/qc6WRkLBNPm3U1M6bVsKwq2gaGJoYGjgkt9UagjlADVBM0hDwIBK03CaECEHAggOB1wusFWbRJPP9DU80Zm/KyR/G1peKiteKcft0Nt/y2VzNuV960ye96VPf8ynt++S1X5bhDfMMmu2yWfa2TfqVXfGVUfqmTnm4Xv7+v9J3dFaPbxIHGyv3S1VMBEfs35xH/WyjQhHnIomFSHhD0QgNz7oR5yAMiW5EUzMNLgKjIAUKZb3NPAIIagEZQE1gTWAOwgeNVPFe3cnnMaX7v6MhbhwffODQ42JfsySTsDpPdYTZb9EaT1ud3WS16v89p0HdYzDqP256KhXu6I2m/fVdFiYSwkRdt4fhGojpGNQw1LPsvCu5AkPoTAkNBsSMLAlAJ0VrCaobXc05wJWglRGuB2hk40ak5bVVecCu+cVReclR8ZVx/w6W87aket6nG7crbLsVtt/SWV3LdIb5sqbhikV02K77SSs7p5eezIxWSD/avf2dP+bFdkvjGSlNt+dIpKAb+kRrTP+wf/h1QmOA7EYQMc4LfkENDdk8DaEE2eqAlyI5fFjoLIXoQ/IXgMioI0lybu2DehmUxQUzI5uuJqXiuZMokT0fL8YH0yUMDR0b6Bge7BwYzZouut6/b7jDr9B0Op8XpMPdkEg67yWjotJmMfrcjEvVnEiHPgb2VRXw9X1QP1IFqGNQc1ByqczhQISsWLs2xecuBMryAg1WElcBrhOXAcrDlEK0A1gDpXZIPbVWfmMouuCq+tpZctlXe9KhvuqquWJRXLPLrDvm4W3LLK7vhll62Sq7ZFFcs8vNd4rM6yVmD/JPOii+0ko9bKj7YV/HWfnn/Dpl3o1Q6v2iq0LD+o0GBcnIUL3StCpxFXp0sW5/OOYvlRNm+NvB6LrMoIRIAUcpQyrJGQgqSgYSRGw1YFai64NSAKTi+pFjUsanhWHf8+FDPsbGBTCY6PNLn8Tv8QU844tfq2l1Oq9C8jsWD4ZDXZbE4rRaPz9mTSXQ7raq5c6r54hpQFaAGFAwKlsWfBlCCSQExIAYrB5WDSoESYB1oDfA6sApYCVoOLMsuWKTFEC0CVgMHS2e/Y6391Ck766w4Z1pzyVpxySS5alWNO6tvONRXrJIr1vIbLvEVe8UVm/SGQ3XNprxiVX1tlJ7uLP/CIPlSJ/1CKzvVXP7uPunQDnF8m7RVtXI6UJTvCVDWTXAi/qUnn28a/A5QYAW2IY+GvILlnGx9muV3iQt55ooXaS/CWceohLJ2Ig8IKUgJpgRTgakANUg4csat5Vn9mpVHk9G3R/vfO3G4vz/Z198djvmtdlMo4jcZtRazPpkIu5yWVHc0k45nomGHyeTyO8MRXybka1YpxYzXEC8YABmDlEEGKEAKkAxc1iOAynI4WAsIOBA8wmugZcBSwpLsNrWiBWCLgOp5/FFj3bsW2VmX5BtH+UVz2bdG8WWz4rqj6rpTfdUuu2aXjLukVx2ScZf8rrdq3K68YpF/bRR/3llyxlD5hbbyyy7Jpy2Sj9uUJ/bK+3fLrLWvL+cx+RcvPeO53x8KEDLMF9GQqz6xqQULAGeDBEDMBwR/kZeuW5Gj0r+eO6sZ1oKEZZHrQcLrKAWXOyQHE46UsVIRv25q8aDb/vZwz9vHhgcHu7t74tFUWGtoj6fCBn2n1WIIBb2hoDcQpn9g8gAAIABJREFUdPf2JId60xaDNhDy+gLuwe5EWKetKCqWES8DZMgKfQq+QAKuEqwctB60HmwdSDAGa8BWgXIgYEvBloAWgRYCC8DmQTSf+NnAcobkAdUJo+ILh/SSW3rJIr5kklyxyG+4NDc9VeNu1S2P+juf+rpDesujfOCvumVXXLNILprEX3SuO6sv/1Jb/mVX5ZcdsrPaqj+1KI/sV4Q3rtMs5KdlJ6mze3eIXpyae+EZFYzO/QZQwN+yDQIaBPMwTeA+ATOB2dmRCpoPCJukl+ZqD/nywyrKnsI6hLBANH/EYBKibDonEq0imLZteiMTG+tPDg2l+oe6U70Jl9cWiwfdLptB3+l22cIhn91hikb8Pam4Wd/ldAtZZSDt8agWLlyXffaoyG5dRxmoDHwpuBLQOmDtLzzC8qxHYItyDbl5BEEMdA5xM4E5QLtm5Ulb48cW6TcOyWWr5KpZetWquOHSjPs0t7yaO/7qe8Ha7zzy227ZfY/yjlNxyyG7aq4417XuvKninK78rLbifJf0K13VRy3Kk83yvh1l+8vmvpptBjGusEGVR8PvC4UsIED5QFJIK4qJJoOmgqaBctRIyicXQu1hohhFWXcrRBJC2pnNPEFrQSWgEtB6MKGAXQYqJ1ZOrJTYakCzdNFYPDDcExsZSY8eG+wbSfcNpj1ee29Pqu3AvmDA4/e5hJSytyfp97ksVoPH4wp6Pd3BQEtjw+u8SNBFKs+tTVwLWgvRWohen/AFyCNgCZC1BJSV9poDmgOalSOBTgc3G5DPL37Tsf0ji+oru/SKRXbVLL5ikV1zyK+55Te9yu+8Nff9NY+CVXdc0vsO6SO38olfc9sp/caw/pJd/K1ZcsFQeVErvaBVftoie/eA9NDuMlvNqrm5r5cvgALRi+O0YPk39HeAQj6nKCw5CI2rKblmZn7Rk1ClFopRwlbAhfQCJrKAYBMWYs1E9ZrWFfQ8Kxi3FniNIWHVHx1Mj4ykh4/0941lxo4MeX2OTDph0nU6HZZQ0BuLB90eW3c6Fo8FTUZtNBKKhIPdsbBb27VicvFaQmlWGR6rCCuIrQK/CrxQHMvZAAEEWJgzA8LeZUHEZwYwXdjJTpgCbhbjFgE97fUfWmu+tiuvWuU3bLLrDvl1l+yqWzLuUdzx1T4KNDyL1j5wSx+7pD/4VT9F6h4F1DfsFeMe2TWH/LJZekUv+6ZT9kWL+KNW2Zv7KyOby9bNnFwMFANFAFfYtv7jQOFFQGQrkqK8sygoUb/yYmlyTm4KL897KDQSr4GEdEOIJ1YVYEIo7QlQWE7YU6Mc7YkfOtQ7eKi3bywzONLb25fyeZ2xkF/b3hIKesMRn8fv8IecwZDHrO+KBgPhcDAc8rlM+pL5c1dRFl6rgeUMyxgth2g5RMvAlmYF3bAIyPuCuYTZNAGCV3NLFScDr4hQBDYN3CygS73ylK3unEV2zaa45VTedCtuuOVX3ZKbXuV9f93T8IZn0drvQ8ofA8of/IqfIzU/Rqq/88huumU3nLIrVsk1k+zbLum5dukXXcp3DlZ27xQ3rlsxBVSUgwLHXnwwv963/O2hkC9AvVCDyrEj8+RpIaKcBcwuwEQOEMJEHk04Dgjz/CTE7XlTIUjqrJ1cvHrWK+mw58SxocNHBkcP9/cPpI+9MeZ12nq7E9r2FofdHAp73T57NOGPxYMupzUY8EQioUg04HPbtmiUyxityklxLCUsYmwx8YuJX0xsMWEh0UKaMANzgNmEmQzCDj1hjd4rhCmEYmD6JPBgxWBzCLVLpr5jbvrMqLhkU9x0KG66FdddsmtO8Q23/L6/7mm48Wm4+seo5qdo1TOf/IeQ6nm05q5HftMpHrdLr1kk183yi1rp+U75OZ3q/YMVfTvK2jUVcxiKcw6C5/lf8FkEY/Cfh8I/eOXhIqJs9WlSTu5oan7oikiIHoTRKyGGENqbc7PBBFsA4TGQ8EiWgi1jtJy45USCE1lFbBXHLwCWTBYFzYaR3uQbR4ZOHBsZGUyPDmW6E+FwwO10mM0mrcdrDwTd6e5YJOyz24z+gCuWCPv8zkwqqj/YPBtYUTxpMbAEtJj4xUw0C1jARPMYN4/RPMbNJcxh2SVZM4kEGyDsVp0iDDcCgkbDZAaOeBH4ScBSEfpaak8Zq7+2ym951Fdt4mt2yQ2X8rpT8SBQf9+neRqpeRatfhrWPE/UfR9UP0/UPQqobznE4zbJuF1+3Sq/ZlNfNGvOG1SfdkqO7CwNNJavnYwp2YcuAhOxgpV9QrTIgaf8fOWvJpS/BRTygMiGDjk05AHxyguVqOyZSWwOcXMYE85cYvMYJzyM+YzmM1rE2CLGFlP+YBGwlGMLeZrDsK1aPdabOjrce2Skb3QgPTKYHupPx8K+aMTvdlm9PofP7wz6nMlE2OO2Waz6WDLk9tiiIW/U66p4bflsYBHxC8EWgp9P/Fyw+Zwo/8sIIBDWoBRagqmUFWyZTJic0wtn4BhERcAMwFxf8idL/VmL6oZLOe6Sj7vktzzqm27VHY/mnk/zQ7z+ear++1j1k4jmUUD50K94Fq2971WM2ypvO+XjduUNh/pbq/oro/KsTvbWvorMprINy16dAuGdF4GJeCbiACFw5AAOjM9D4X+iLPx2UEABGU70Ml1WCCeF9YD5I2yNpOlEMxibwdgMln0L53Jc/uTwwc1nlDUbIn4mw/I5M9JR/6GhvsOjA8ePjo4M9gz1pz1uWyTsc9hNJrPW47X7PfbuVDQc8mp1bf6Q22ozWC36qNfVsnXLNGAhJxJKYXOA+cTPARPM1WyiWbnAUNi5PS1n3qbkHr9wpmWn3zkR+CLgVWDDa1PeszZ9YVF/a5Pd9KhveZS3vZrbXs0tp/KBv+pJtOZZov55qv5JRPMkpL7jEn8fqbnrlt2wVtxyyAQoXDIrvjLIzhsUH7RIBrZV6NSrXwV4DiAerIjjRNmXP4sGxoPnhIDyDwUFvFia5AvmrooKIon8mfziyTuUV3Kh2asFU3szgHmMmwHMBGbxNJXQvm/32GDv0UNDb795dGiwpyeTsFr0HrfNYTe1dxxwua3JWDAa8ScTYbNF5/bZ7Q6TTttm0ra79Nq5ItFc0HzQfNAsYB44IdOZlYtpZuX+0Rk5NAgnL/U3JQeRYuKKSSQgY/0UHNXVnrZqzpvF1z2qGy7lba/mnk9z0y59GNB8H697Gqv9OdP0faz6SUj90K94FFDf9ypu2yW3ndJxq2zcrrxsll00yi6YFB+3S0e2V/g3SpZOQZEQJHKTsgEBZaFAAA/G5T/81eu3hkLhRS8e7h84/IvjGPkj5FR5Ta1XOSoCStes7E3Hh/rToyP9Y6MD/X3dVpvBajNEYwGtrs3uMMUj/mDAnUpGHE6zx+8Ihjw6bZuxq82p11a8tnyGEKaAzQKEuxC+5E/eSMxhbBZjsxibmYseZuY8yEyiaaxoCvHTODaLsBgIbVn7sb3uS6viikdz1aW45dU8CFTfdsofBjR/6d38NFb75+4NTyM1972y54m6xz7FD7GaRwH1Pa/ylkN2y6kctyuvWhVXraovuuTHdldGt4gVi1+ZJLxgXHFuA0f2wVNuu+c/cv22UPgH2mT09++/Dh0eKBbeQmAyUARMn1LstBm7E+G+3tQbxw8NDfeazNr2jgPd6ZjZojMaOgV/EYsHHU6z02MNRrztHQfsFr25s21bXY2wYmY+cQIg5hM3D2wuscK7cPJOSjhzKRdSAPN4fjoneoVE0zluLo8FwK41k9+z1X3pqL7kqb7qUX/nr34QqL7nVT4MaH5KNT0KVwm61Q/9ir+kmx77FD9Gqr+P1DwKqL9zSO+4ld85VTcdqlsOzVd6xXut8vS2it2Vi4WxWiIO4MEX55dw5L8lwh/NKvzyef7y4Jf3l1OkPLkyX+TmWHavaXGuesEDkzhsbKjtjkeGBnvfOH54dGzA5jR1aVujsYDdZjQaOl1OSzDgjkT9/oBLa2j3BpztHQeMhk6roUt3YP+SV6fNJprHaB5hPrCY4xaAzSduIbj8XTjzwP7mWQC2kBPNJH4mE81gbA5hMaF8MkbbVZ85ai946q57q+8Eau77qx4Fqx74VY9D1Y/C1U8jNT+lmp4n6n6M1z6P1jwNqH6MVD8NaB64FQ+8mnte9Xdu9V1v1WW7+nN91dg+maVu7bJiTMp+YTy44qxgTA4K/G/QjvpXrr/5jhe2LgpPYU78N0Hz4l9cxIgHiomm8LwAhTUrlvWlkyPD/aNjg4eODifT0WDIE4n6XU6Lw24K+F1OhzkS9acz8QOte70Bp9mia23b73VZHQbtmsULZ3GYz7H5wHxgMWVnvxaBy9+FYkPhJwV3bhG4RcTPAuZxIiHYXC7CYiCxs/J9c+15V911f82dQM09v+pppOZhQP0kWvtjqulJuPqnVNNfMxseB1X/T//W59Ga59GaH8JVT/zqZ6GaR/7q+z7N42D9bV/tOXPVW23KyOYy6Wyanp23F4GKQYJQyMtQ+HU0/MZQYL8oevyzZ+LKl7DyR2h5FBO9wvHFwCRg1pRJQY+ztyc1NNzXO9A9engwngjZHaZI2Gcx6+x2vc2mSyTDA4MZg7nLYO4KRwN79+102oxBj2NrfdWrwKIi0UJgGaPllG1ALxVqjgX3ZWDLkL0vBS3N3mkpaAm4heAWMH4B4+czLGJ4jbB//YxTzq2nLdUXXZpbXs1dn/JZrO6BX/U4UiNYhR8TDc8TdT/Ean5O1v53T9N/dTc9C6r/HG/4OdH4c2rj99G6H+JNd/11l5y1Jw9UpreVtUqWzASKAYAHm5SFwotu9I8FhcJX/n8DBXqxqp2tbROKGE1ibBLwCuOEcsU0ju3dujkVC48M9w8MZnoHutOZuNmi8/ucLqfFbO70eCyhsHdwqMcbcGoN7YGQt0vb1tXZEvG7u5p3L5hctKSYX5JroAuV71+elS+eFcCKnGjwMjCheb2Y2GKGJYRlBPUsvKFv/NTW8K23dtynuemWPQpXPYnW5KBQ+0O8/sd47bNo9fNY1V9Sdf/v4PYfw1XPQtX/p3vjX7o3PYvVP4s1Po5uvOKs+ahLPrK73F61agEwFQDYhFV4Maj6z/Yg/tnrHwkVCuOEv/fH/2YWKpxpIm6SUJAAZjFuGlCybEky6BseyAyP9PUOdPf2pUxmrd/ndLusOl2LP+DweO1Dw709vSm9odPlsdudlo7Og6l4KOF3lS5ZuJijJTmG1eu/etb84qwqwIdgVJYRlhNWA8kdso+sDV+7a6/7qm64pfdC6ieJuqexukfh6ifhmh/i9YJVeB6t+SlW+3/3bfkhXPU0oPk50fiX7k1/yWz9uXvbD6ltl52aL03qk83S+Kay8lcwPRseirJaIS+WHQUZ+195On9EKPzNYKDADEwUqQorVEKN71WeTQHmMDYHbD7HzwHNFYmcem0yFhwc6hke609n4nabMRxw+z12rfag02Vye2yDQz3DI/1Ol9VqNzndtrb25lDQc6ive2dt1WKOlgHrGK2f6ILSr9xLcve1BX2yPNPpNdBKYDXQWbHwI+vGM7aqqx71LZ/qu7DmYaz2cazhcbjuSbjmWaz+p2Tj80TdT7Han2K1f47XPY/WPI/WPQ5UPU9u/EvPtr/27nwc3/StU/2FUfneQenA9sotK2fMyOaNwnfD8rUmAASe8D/s7Pk96wovXX8PCoVh5UtT/fm6k1C6foUwjeFVYAHHhOrQQnCziTZqVCGvs7+ve+zQYKYn4fXYPU5LKh4yGtv1hjaX25pMRfoHMrF4SIBC84E9el37WG/Kp+9aPXXKSmA9qDTLYfm1+3pCaW5/ZUmWbkMlWQqkYCf4lcB6DnUzcMq08Yy1+rJbfTtYdSdWfT9e+yha/zBY8yhY9SRc82O8/nmi4c/xup9itT8n6v+aavxLeuMDr+pZrPFptOF5asuDSNNVb9XneumHreKxHRUm1evzBFPARCARESf4hdxXKQKK/38PhReYUXi5oVXQv8AMlu1wLmJMoBEsJn4+cavnz4t4nMMDmdGxgeGRvkjYZ9S19/ckbTZdZ9cBm93o8dq70/Hevm670+Ly2I0mbXtbc18sMhj0qpcsfh0oJyYGE7iNv7znT1mOBi3cS4iVUJYFUwasA60m0evg1wFlwJH9qvOOhisezc2g5na05n6y7mGk7kGg+oFf/TCgeRqufhatFdKH/0pv+HOq6adE0+NQ9fexxjt+zcNIw7PubTdD9V8YJJ+1S47uKI9tka2dhiLhCyOOgXgqhIJQbfk1jvQfo67wq39ESA+E4kERTTDrp+bI9QLjYQYwi8NMYD7LEqKWCvwixhZOKbZoW/t7kqMj/YcPDaW7Y3aLPhb2OZxGo6XTYOy02gyZnmT/QMbmMDvdNq/P2d7WnPR7x2Khgxp1KS+qAJMzTgoSpr9fuudPJZEwMylApJS4UmICPa4SKANbi+LVKF4HlAJO8dyztoYrnuobftW1kPpesuFRvOFRqPaBX33fp3roVz0JVf0QrvoxUv1jvP7n7g3fh2ufJ5seh+vuh+ru+Gqf9ey4FW742qL8vF16fFd5396q+pVzpgolZuIYgSfw+Xz8DwqFl/7zV6GQ9w58QY/7he52bgxrNmEOw2xgKceWAMtAKzjRUrBFjC3gue01mkTQPTqUGRruHRjMJKMhm1lndxhcbrNW12ax6oeG+3r7us0Wvc1ustqMzft3BT2Ose5ooOWgZNq0SpAUkIPJKHvkOda1EkwYnJUyJiPIwQSWrBRUSVwlkVQYogIqQetRtA6iMsZJGLbNwCeG2kvehuv+6ite+d1Y3dPUhqfRhoehqnte5T2v4lFA/TRc/X2k5nFQ8999W59Gav/as+WeT/M00XTDqbgfbrwRqL9or/68TfzWrtLRfaoW2WtzOCGgJsEq8PSSg/jDQOGfsQUvJAsCCASubN4Y5CdtBIkz4SwAloKW5fnHjJYwWkqomDdnKBroz0T6h7pHj44MDvS57ZZgwB0IOnX6dpNZm0xEMslYfybd1dlutugN5i6X2zo6mDqciFQvWVQOqiqaJAeTM5JxJGdUBaoD1YPqhAlaRjKOFAya3GSfCpBTdtZPAQj0eQn4SuKFbQJqEd44WHXeueFGaMPNYPX9SPX3ycaHkZon8fo7XsUdr+K+T/VjovFJsPpxoOov3ZsEtdrvXLK/9G75ziO/7pBf99Sf0ytP7V3z/r6S0R0l3vrVyzlMB4rAGLjCigLAsu2Jv5WWC+c3hcJL5Y5fQcMLOHhx38+0FxeP51e9zCMI+z1eA60AW07cMuKWcmw5x1ZzbHWxyNd5cDgdHTvUP3x48NDYiN/t6k5FvV6r3WE62LLX5bRGAt7BTCbgcZst+gOte9t1rSMj6SM9idZqtbSoWAqoiNSMKTim5JggtSvM2GuIKXgoeKgZaoB6oA6oBtS5MQ0VoAJTgcnBy4iXERMDKg7hmrVnHVu+cdXf9Ffd8aueJhoeRmoeRWvvh6oeBDX3A+rvo3XPYvU/xhqeRer+u3/799G6p5GaH+L1P6c33vdXXXXWnNMrP28p+7S14u3m8vS2MuUsNgOYAhKBz4+z8hNo+INB4R+3CvwLGePLg7kvsKWJFhItYlhKWAVuNbhV4Fcy0QqOW8m4dTy/HNghqxxNRUZGegZHeg+NjSSjoUjQYzZ3+vxOra7NZNRGAt7uaDQWClptxgOte3ft35HuCR8bSKeM2qoZM2WgGuJqGGk4qmLUkNs7uQEkfKjhqIZlJ74bgFpCdcGpAqnBqSBSkEjOOAmg4nBwyaTP7ZvO26pvBmu/C6gE2XLBMDyO1DwIah4GNM+TTT9E6x94VT+nNz2L1X8frb3vU/5fA9ufRhtu+ZsuWqu+0ko+ayt/r0U8sk+6v3zxXOAVoJi4IrA8H/ofWdz0uzmIX/vfcssbiv4ODvJ0t4KJfVpMWExYTrQa3FrwayFaTdwaxq9hbD1ja4DKmdN7vLa+dHhgIDU40DPYm46GvE6nMeB3ebz2jvaD8VgonYiPDPRbrIY2bcvGHRtM5s6BZOhI2L9hyVJ1UbGwCKaOsTpGTWCbQJvBNoHqGKvlqJajekYbQcIQfj2j7MIQUC2RsJRDQ7yaeAUjJQc1Q+MknNLVf+WsvxVuuBOuuR+p/T7Z+Cha+zTRIFQe73mVP8Qbfko0PY83fh+t+6++bc+Tjd9Ha/+rb+tfe7c/jGy+7mq4Zq36or3ywzbZ4WaFo6lyKcN0whRixcQJM2oiwj+iHPH7QOHljwquAmYsTVAg6QWyvLB0/qVB/aUEQcBoLdg6sBJw68GvB78erBwk5rnVDOYdW0a6o8MD3QP9mf6+tM9tc7lMbpc1HPFpu9r8PlciEsykE4Ggp8vYsevAztaOffGA43g6pq+tqZoypZHYJiArbAG2BdgCthloYqyByy4KEnZ1CVBopOxpAOpAtcTVkEgYxKsRsSpCNXBoW/nXrqbrwYbb4drbfvXT1IbHsYbHsYaHwZrH4br7PtWTcM2jYNWPicbbdsnzeOOzWN2TcPUDv+pZvOlecMNNd/1df+M3BuXnOtWRZml0h2LdFMwSlMtBkwqgwLIN3b8LiN8BCr/ykWAPOGKCgllh+WhCHRs0j/J81+y2huVEywnLCasI68BKwZWDLwerACcGkwAyjishbFiz8mh35OhwZnSkP52JO6wGp03vcdtCYa/dZjIaugIep8dtz/QkOw0d7Ya2TmOr22YYTYR7jUbN1GmbiG0HtmV3CdJ2YCsot5eDhG1RO0BbQRsZ18TYBmKbKL+9S1gwxdcSpwHqRZywNMJdOv0Lc+237prr/urrHtWDaN2jaP2DcO2DQPXjcN2jYNWjYNXTSO1PqQ0Pfeonweq/9mz+IV7/wK96Fmu8H2wcd1bf8zZ8Y5B/aVAd21fZs1e9cdWc+cB0gWUJKqIJH/HraPj9Sky/wAWhIGkEJue2xb40SjUXE8Ygv8NlBcMKhpUcvc5QAioHE4OT5OYqZSA5IzEH8bTJaYvh2ED6yNhgT28yFvaFA+6A3+UPuBxOi17XEfA4wyFfIhkx2gytxraD2v2dnc0eY+ew171x0eItHL8H2APsBnYDOwk7CNsYtnO0k9FuQPjpTmALxzbxWbksYfHgJsIGYhuIa2JcHaieUQOhkWHvDJxqV15w1l321tzwV9/0V92P1N6P1D4I194LVj8O1z0M1jwMaB4GNI8DVXdd8ueJhmfR2gc+5QO/+kmo6YZVeduhuaCVnjOqju8tH9qvstSVLgHmCAxshmKiYqKinE7tRP//F8/ijwKFiTgx12ieTNmyQX5E4iVpw7wIbrYhRFjN0RpOELZjMvAKcEowJSAHNBwnZ1QhIsuWDW9kYmPDPcMjfX6PPehzBvyueCLkdFnNFr3JqPV6HJFoIJqKdFg697Tsbmvf13Vwz4DfbVCrN/OivaBmoDm301VY77ubw16GZuBAbsfndsZt47i8xMEOwtbsMkpuM/EbGd8E2sxhM48m4J1m2QX3hqv+hu/CjdfcynvhmvuR2oeRuu986sfhugeB6seh6vs+1bNI3eNA1dNw9c/dG56Gqx8Hqh75a68apTdtqksm+SV7zVvN5SN7JKGt0hXAfGBGVpyUTWJsMqgol03wubHKPwwUXvxN8osZsvUDhqmEGTlaaYE+0cQcfuEQ/jpgHaO1PEo4lBOkIAU4VW7wXgnUingloBBxdYsXjoa8h4bTwyM9sbDP77F7vPZQ1Of2Omx2kzBi63BaEqnoAd3BLpt2z/5tHQf3BE36yP69myYVHywWCVBoJxwEdgP7OexjWe2CNqBVWPlJlF/5KWx/FUzIDmJbwW0jfitIWPq0oxhh8eyz1qZL3qbxYN3tcO39WOODeNPDaOP9UN19f9V9f9X30bof4g1PgtU/xhqeRWv/P+be8jnOK133vu71dEvGxInjMDuZkFnQ3GqRZaaYxGpmZrXYlpmZWSYZZJIsbpEhjp1Mht599j/zfljdrbaT2ftUTTJzqp7qcvmj6+eb13W9qCt6ElKP+ZRDLmWvWTroVD00S2/qc0+XLji4UVq/Ils+nX0ATAemEk0EJhHj7xMzkqsq0Sv/E/8fQWE8L6QJdPA6MflYKiHXktBqSQaDlEjsN6lVkAjfiTCXKBtMAiYHyUFSQMagEkgBKAQmf21qvbZyc8zX0hJpaYzYLfpgyGOxGyw2o8Vq0OuqnFaTy2mNxkJ6m26DduP60lXr1iwNOyx7ve5lM95cLmAjE0qBSmIVjK1jWCtgHcNGoAKoAMpA60Gria0mthZsXZos9ErCSqLlJCwDW07CCsaWAAuByvdxUZt/y1Z4z6nsdMv6/OrBUP5wqCAe0Az7VMM+1VhANRZQjfmUPCo8DqqeRfOfRQqe+jWDVumgXdnvUN0zyS9UZh/bmNO6MmvVl29+CrxNeEMQppIwVRBNJZqcfKXzz2j4D6OQzkG6LRGvEvir+xlJh4FUPJgJ+jLpU/Vdcv0zB5grYK4ICxgkRAqQCkwJpmSkEkjFUMCYhgkSkWBdWLA57N7UFN7R2uh2mCNRv85YZbEZTWadtrLM57JbzHqPz2n32b4vW1OhLVtUUmCqKNvmcWgXzFrIUCoWV4CqgRqwUsIGhlJCOVAD1ACV3DeG2HpQKagU2AisJ6wF1hDWENaArQJbDWENE1YylACrJuLEBuUtW/FdV16nR9njz+sP5McDmnhAM+RVxj2KuFs+5FE88qsGHbmjPvmIV/ZTbeHPsaJfYgvH3Mq4UzHsLXhgkbfrZGfLsw9skNgVX3xJeAd4k7E3mHgqCdNAU5IvtyYkUXglTfwnUeDSHK/MkdKfSfGXCK9w8HnyCCDlZZhQwyAsYFjAkMNIRoz7TahBakZ5IqgJJSSUkKAGrf36q921/u2tdds21dfXBn1+p85YZbWb9IZqXVW5w2xwWk1enzNY619fuc7mtqxctWQ0JRKLAAAgAElEQVTDymUBbWVs/YqSKRkbMyZUgdUAWu5mQ6ggVAM6JFzFqkDlJJSBVQKVSGrH8w9YD1oPYR1Ea4DvGVYLWCFGs+LzdlMChW6fusef1+dXD/rzBn3KQbecW1fzWuFRQPkooPw5VvSXhpK/Ny7+MZw/6s0bCxY9MMvuWhTX9bKz1YrGZfPniPAuMIPYG0w8FfQmaFryXcY/o+E/hkJKgyHdpmwyXlouvAv23jgHCTcirhWdcBVI2psuALKAHAYJS/ic5oMKQQVg+UQFDIUMS0HLISwRMotfe2NvyLtvS/22pvotLY1uj11vrDFatHaHSVddZtFXe+zmUNBTWxeu0JbbPbbKqtJ1q5Y7q0p3ukwrP35nbUaGlsRmMBOoCtAKVEPQAUbACOhANaBqUDVIC6oGcRrKCKWUkBAvh7gU4rXAeuB7ASsF1LwjaqvJv2lVdjil913yTreix6uMBzQjoYKxYMGIT/UoqBnzKR8H1PyW6afawr80lPylvuiX+oU/xhY+jS7qssq63Zp7FnWbVrnr+1zNdHwEvMPoLVHma/z1KbHXgSnJpyIv0UCg/1SCSJyuJw9TU3umV4bK70F4H8JHYJwDrhn+p3GJ6AQHWcmtj5SQcjgtBisGKyZWyFAkoISwErQatEaYqGaiZl3l3qbozubGLS2NgaBHb6yp1pX7A66ayo02o9airw76nLG6sMGqN1j11dqKNSuWGsvWb/GZqyVz12RM0LOJTkywgulBOoG4pYwJMCWMZUifsBlielA1UEWoIJQz7onFyiBUILMUrBS0lrBGhJUZOFeuvGaU3rLn3nfJ77vk3R7FQFAzGi4cDReOBfIeBTWDjtwhl3TAuuCJX/lDUP1Tbf7zsPKX+qK/tCx/0bB00KsZ9Bd0OzRtNZKD6yUbv5nxOeE9ohksIxFfGb2RbM55bMhIay//3Sikpo2vaLK8IvyZnB9Q0oGIfUICR4ELr3xHbDYxLgecLv3KheM1QAGoBMISiEpIWMioRMBi4HtgA0RrkVksZFoK8nZF/btamra3tgTDPpPdqDVU2uxGXWWpubrCqq3ye+wNjbW+gNtg1Wv1VRu+X6UrXdvkM9eVrVo39TUdTXBhggPMRmI9wUgwJr2mjERGIhNY6uM2hCm7kWpiVRBVI7Ma4jLQBoZ1YqzKxI7ir6/qZbcd0k6PstOjfOhW9vryhgKaoYBmxKca9ioHHbm9lgW9prlDjpxHXvnTgOKHgOx5WP1L87IXDUsfRUpGgsWD3vx2g/xEuTxQNOdPIrxH9LaQ+QZEbwPvAtOTz/p43ZAYRCa//wAK/ClLutxCWkhISYXTu8BHyaPyT0FfJBws6RsgxUFSJDwhAawB8gHuXLgEwjKIlhJbItBSEVsErAMrhWgNaPXEKeXf/mmf372jMbZn93Z/wO3x2i12Q2nZWpO+qmLD906jzu0wR6IBr9+lN9ZodZUV5et11RsbIo6DEWfle+/rhIkOZLrAvKJMK8HCYGGwcUNSYhZiVpAdZAVZQGaCnqBliU9PzMgydRBpIVQAFYzWMazNgGvmlEvVuTftsgc+dZdX9dCr6vXlDfrz4v68Ia962Ksc9av7bbmDjtx+W/Yjr+KxT/HULx3z5ryIFf9Yu+hZbMmjUPFoqPieTXVeq9q5IW/OBHwMfChkvoOM98DeI5oOvJl88stzRPro6Y9H4Vc7qJRoVyZLxIPfXDqn2Z8n6oP0vDA/KfsrTYh6JjgoAhaOa8RjBbCSsAJYl8FWAesZ1omElSJaPSXzqEW3s6l25+5tm5piXpfZ6tDrTZU1NRu1VaUuq9FhMQbDvrqGqEFftXHDGptdX1mzLlbv2VXrCcqkNZmTHUKmB+QBXICdwc7gAblANkY2Bi/gTZoUWgkcF3PSqI7nET2xaqAKKGeoFFPFZJzamHXRmH3TpbjjVtxzyu45pJ1O+aA/f9Cr6XMoBp2qPpv8nnbuQ/OCIZe81zr/UUD6Q0T5vLboaajoka/wabjkcXhhjye/3abZs0G6/JPXv+BqNULmdOBDEXsr7eHvlOSeIpOIFw3/GRTST1GS7lPjI4SU93nKOoC7T81OyqjOHzeuTHCQD67Qj4UJq0LiHHAb0zXARhHjv+tEWCtgfSbbvWbZgU11O3Zv2dHaHA24KqrX273GteuWl5ets5n0LqfV4bLWNURddpNRV643VVaby5x+4446/7Z1a0onTrIJGR4gLAhewE1wE/xgPjCHAIeAIBDkhvYEJ8EBOABbwtkeCSvjRMeBKqCGscoMbC/4/Lwu94ZDedejvutW8PpxMFQ45C/otsv7bIoBh/KhKbvLmNVnz+135PQ75z0Oy1/ESn4IFD/1F/1ct/xZbFGXU3nDoTlSLjNkf/w1VxAjgesizgDeSqKQTBOU2Fr9+zqIJAqpLQMPCcmVI9LzAl8xvJ80KeQhYRaIozA/eR0kZZC9YjOUdChcAawCrQatTTRvKBfYRqBCxDYKKBOzjQKCufMP1Ee2b9u0a/vmpvpQVfUGj99WWbWxqnKj0aR1uW0mi76uPtJcF/G5LUZLtcWlc3lNrRH3UY+18p0ZFlGGF4iKxT4gAAS4lT2RU0ROEUJAmNuoM7gJLsAFOAEnklgAFpAJ0ANaQAdUiOD9atK56px2u+qOO++OS/7ArXjgkvYH8kZCBT1OWY9FOuhUDTrk3absHnNO3Cnpsc0d8Uuf1y58Hl3yU3TJLw0rn9cv6fXl3bKrT+lUTSskswk8MHxMwttJFKYnREJoCjCZ2MSkjcO/EYW01MBLRc5BqlRM1/z9gNhH3IUszZ5wXkLeN1EfyAhKljAY4nZTaU6V4xyUEsr4cJBQJbByoFosqiBoP3xnn9+9c1PT7h2tTc0xp8tkMFZ63LbqmrIaXaXWVFNRVRoMeLa2NAR9TrNNa3Zq6+oC9X7b0Tq/V55jmzAxAIoKQjDha061oDCYR8S8IoqAakHc3tpP5AN8gBfw8FCRoIFxGoyAHqhmqHkLZ8py2i3q23Z1h1P2wK2458h96JYOhwoGXIoeS26/XRZ3KnrMOd2m7LhT1mtb0O/IfhIs/HP9ip/rlv8YLXkaLRqKFHa41GcNyv2VxYqpCUWpzwRxuqDkdKJpoNeJpoBNJjbx34oCQCkF6PSQQHidXlo9J7oGEj4hGjctBXGvqWywXCTMZJSMVNxoihJ5YSmwEuAQrAM2AKWgch6BQTqQDlQDGMSCnlA6eeIek2l7LLJ7d2vTlrpQ2FtdVep0WCqrSrUWbbWpemPZukjY31wXiUX8To/Z5jRsaorVeh17moLbtaXmyVOi4glRgeoYmoAmoB6IgPwC+QWqBcVAEVCYKEwUAvjnB/xJJpJAwAqYAT1D+WQcWT77uk55w6zqcCi6vKr7zpxOV3Y8qB72qfodkl5L7qBVOmiV9llkA3ZZt2V+ry1rzF/4Y+3Sp+GSMX/+WFAzHC2671VdMqmOaQtXfz6Nv8b5FMJHEL1H9A4jribGRcSSFQMm/ttQoF9pP6dSA5cBT90jfcRbRyb6jLeOlDC9T1kZS8edzpHHiKeGRTweAKu5bS2wEcRN4qoBLWAAM4L4FMjKBAuxcnFG88pVrR7nnj1bNu9qDkd8TodZW1OhM1TrnEad07ihdG1dNBBw25vqI96A3emxBr2uaMCzqdF/MOwwvz0jmDmhllET0ApsAZqAOiDCEGKsDkI9hBgY/3jMiIDCoBAoSQO5QC6Qk8gBGBkqM7FZ8lFbmbxdr7jjVHcF8h765T0+6YBfPuxXxN3yXkt2rzE7bpMN2pW9ltxO47y4S/k0XPI4uHDYoxkLFjyKFsaD6p6A5ppNfUKX75R/OQv4mnERctEHxPidx9s0niamEk3696CQ/raJTxVTC6epyaukcQ5oXMH1CyZ8zZ+UEOYmTYy51RjnIJ/4NVGSA3opKXCvey1IDzLypg6wAA4wB+BiTCvOsHw7e4vZuK21bsueTXX14fpoSKetNltNpabKKrtu/YbVVkON3aQL+uzegN3httis5vpoKFLr3lvvjWTPd02aFCXWCuwEdgKtPDYQ1ZHQAFEDRA0Q6onqieqAumQeiYAiIB4hfICXEsWElaFSgPeTSefXSq9Vy+85NA986t6QaiCi6vNK4l7piEcet0l6DFlxm2zEqX5oyHmgnz/oVD0OLhz1FQ55NY/DRY+ihX1eeW9Ac9uRd86gaV0pycnEdwwzQZ9C/BG4eBnxmXQqTfCXBP8+FERpi4bJeKlaTIp+J05RZhL7gglfEqW87tM54HOkPEaFDPx2aCmNu9yvB0oJ5URVoGpAD+JDQCvIBjgBDxPcgI8Ea+aEDVOm7dUbWqKe1p2Nmzc1xMIBm9WsN+o2GiuqHfoabXnp2lV+l8XtMEbr/P6Q2+W0NzbW+4KOnY3+naVrrG+8XsuEnRD2ALuB7cBmoAVoJtYMUTNETaAGEP+tB+qAOrBaUAwsAgomafAx8hLsDFrAMAXnVuRerZB3WFV33Yq+sHowqu7zSvpdOaNexahb1mvMHrBIhh2qLn32A+2CLmPugEM14s0f9uWN+DVxv6rbJen2Ke+6VJct+QfKVcrJmCPgawgzkcElSLkM8dtgbyV2E8S7iX8Jhf/5QI3/UUh7y5DqHqcSpacGLv7+cdr2mU8Vv+VO1kAWkLCxBtQgTWKOlIgHK5L1AY8HpYRyQjWRlpgBjHNg5xwAHv6vDzhEYv2UN+vyCzd5rFu31u/Y2tIYi4RDgaqayiq7rtqhtztMVeVrHWat32P1B1yhiN/lcni97vqm6M7m8A5LlfHjd2szMneD7QX2AjuBbYStwBZQK8SbIG4BmonDgSaggdCARJCIEXglwUtL3mvYxTBPxI6sT9rLlDcNivsuxcOQsico7/NK+pzZcadkyJHba8zmi+mHhtw7lXM7KuY8NEniLnWfQ9bvlA94Fd0uyWAovz9c1G7TnKjOW/fZlDlc2ZRN/IxE/EH3h0B6muCyYn84CqK026Rfqzvzq6QP0vzmEtcooG+SL86ykoZBfLnA54m8PlhKib4xvVkoJ1Qy0hLTE8wgC+BIcuAFfInGD15BZMuc4ps1Z4fTuGNTdM/2TZub6qORkN1pswWdpcZyu8to0JZVla/1OE0NjVFfwG132mwOa20s2Bhx7at1O3LmRCZN3QbaB9oH7AZ2Jn+3QGiF0EpoJbSCNhFxIJqJNRLjQMTAosQ4DQHAx+BisInR8Nm0GxuVN7Tye07lA59iIKoe8Mv7XTlxp2TILu01ZveZJH0WWacu+151VkfFnE5DTo9Felc3t6Nm9n1zVpctdzhUMBAq6nBqLpgK3LLP5iUe74pmEvsU9AnwERJpgmvOvQG8/nui8KtRUjoKfMCcLtyanho4CuNXSUkXSr5tygEkgCLBARWBFoItAi0DS9UHG0FlYOVEFTweMBgYGYksxKwEJ5ErDYIwUQQUYoJXNNEy/e1d2rLddb6921paNzc11Ebr6mqtHmu1qcrhNpnNlTpdmdNprI0FAyGvL+z3+NyNsUhLzL9nc6Rh/bLQm29tReY+sH0Ajw0HEhGCbQPbSkj/Ulg0ExoZGhirYxQlRBjChCCRn8jJ4Hkd11bLrlXKOqyKOy5ZX61mIKTsc0viTtmQXdpnyuk15vaYJA8Nub1mxUNDbp9NMehU3Tdk3aia3WnK6XOpRkPF/f6CTnf+dVvRjjWSHBHmMPoT2Bdgn48L1tN7wAwkptFv/tEopPsHpfyKp3GjBNAMULovyMy0QwTeNfDVsyTpKJef9B79VX1AZWAVoGoizoGeYCSyMNgY2RncBC8lOIiAYmB1QAysVsg0Z05oXlK8P+Tc2RJr3dzYUBve1NLg8tjNNq3bZ/X6LWZLjc1urI2Fmloag7Uhj88dDfo2N0brIo5tthr/+x+2iCfvYeJDoP3AQeAIcAjYC9oF2knYSdhJtJNoG7AN2EpsC7FWUAujZmINjNUTxQhRQgSIMOYj2EQ4UzTralluu0F62yHt9CsHgup+j3zQIY3bZAMWWa9Z2meTDziUfUZpjz633yqPu9Rd5twbVXPu6bL6HaqxQHGfJ6/XX9hu0xypzCucjjkCvmXCV6Avxl2NuHsFm5EUHvxjUKBXUeBq71OTRubTwfiuIbl7xGdpHMxComtImQvy1MD3TKmR4irQGuJ9I8qBKlANSAcYkMgLNozHAz8QBmpBMaAOqAcaQA0Q3GJxYO63x7y27XWB1s2NjbFIS0Ms4HFu3LiqRl9m8xjWfL907bqV/oC7riEWbai1Oy1+n6u5IRoKWPaEHI05ubWT39glTDoCdgQ4ChwDjgIHgP1Eewn82wPsAnYCOzgQSESIVA3Bq4c6sDDBJcLOue9eXp9zpSa7w6G4Zc/tDxUM+NSDTsWALfHFXcoxf+GAWd6nl/SYJP12RY9Ndls7/642t9eWN+Ir7HOphyMld1z5J6pVFd9OnwV8yxh3tpkJfM59DAjvJYdOb+GPQyHVQCZRmEyMXzBPB3srqWXHq8XPeF0zzgGbS7SAsRxGUpCCoAYVgIqJJZ2psZJoDSWOS1PzAz1gAsyAhfcLRC6MxwM+9qkHmkBNoGZQC1CbkWF//+1jVv3WqKd1S0NjQ219JNgQ8luMVVWGjc6gRWsoL69Y7/bYN21q3tTa5HTbQmFfJOxrrPPvqfUfWLfWP236TvGU4xAfJ5wAjgPHgSPAQaIDwAHQAdA+YB+wB9gD2gXiQGwBtYJakKChHmgAagFfBmo/EJ9fPe9SZVaHQ3XNtKDHp4kHCuIudb9VPmhXxl3qIa/6UaDgkUszbFP2mXJ6rZI+h+KBWdZpUPbbC0c8RXG35lHtooeB4tNaZTD/m7kCd8NN+Bxx/ZePUo3lvw0FbhEzBYxnh8RsEew9CB+BfULEUXjFlziLWA4jGUGJl1BYSmw50SrGvme0HlQGlAPVIB3IBFgAK+AAXCAvmA8IgHhxwINBE6gFrAXYDGwFWiZkOt54bff61Y1eS0trXWNDbV040OD3Rrz2jVVrjM4aX9BhtuiMRn19faxlU0Mw5PEF3E6XpbkutNXnPGE1+j/6eEfm1BOUcZLoBHCCA0E4SjgCOkx0mOgQwDPI/gQT40BwGlJdRh0QyoTrNZwo+epi6YIbFsVVQ9Y9u2zQXzDk1vRbFUNO9Yg3f8irHvVpHrk0YzZVjyGr07CgxybrtMjv6+S95oIRV3HcrYkHCvoiJRfMeZtXZyteZ0kUUmpAvJVIoDDjD0Th5ewwmdhL6wZKOMp9DO7sgC9TIYF3DcRyGEkIPCTkExUTKyHiLwtWMbaasJ6xDYQKUBWgAzOAWUCONA78RCFQCIgSixEaQE1AC9AK2gLaCuwCtorF/smTWguUEVNZQ3OooT5SHwluioa9DtOq9UsqLRsdboPDaXY67cGgv6E+smlznTfgdLmtTbHw1qD3TCzaJJVtnTjlJAmnQKcIpwgnkfg4E8fBjoCOgAORoGEv2C4kaohWEC8nW0FNQFQEhxiH1Z9fWL/gslZy1ZBzU5894NHE3Zpeq2zQrR7xa4a86hFv3qhLNeZU9ZuzH5qyB52qPruyyyDvtaiHXQUDTnWnTdYbXtRmK9i1Qbr4/QlzBe6PmxCJejkwsLfB/sUR029LbFKabtKElx89vpmcJbyfNkj4IrmGnpW4UaNsSgyU+CFCEagEbDGwAmwVaA3YOqINhDKGKqCGYAAzg6xpfaM/mRRqgXqiBgLnYAuwDdgB7AL2EnaIhKYJEyNffnao3u32G5rqI7FwqDYUDAQ9Fo9+Xc0qnWmj2VJjc1hNFn1dfTAW80ai3lDYG/Q4drc07Y3VHSot3zZ1wkngnJjOCDgDXGDsEugicAE4k2TiKOEIw2HCgWQlsQ/Ylawekm0nNjPUEYJiNH8+5eoG+XWd8rpedluX22OV9zqVXXZJl0c+GMofDRWPePPHfJoxnzrulPVasgfssrhTMWBT8AzS41CMRJcMRFdetxUdrVDas97PIcwnzGXib0BfAjOBT7kJj8DeI3r3D0EhtYFMmAS9+hiezxI+/K3nDDwkZINJADlIBWiS3SN/jrhyfJqUGCVVATrABPCQ4EwOkTgHfOKb4qCVsBXYkUjb2APsJrZDPKH2g3fONHuDIVNdNNDS0BiJRDxBt8VjLNN9rzNs0Oo36sx6nVkbDDtaNoebmqORqL+pLhoLBrc1NB6323e898bJTFzIZKeBCwIuM6ENuApqA10AzgKnCCcJxwQcJRwmHCY6SIkaYg+wk3hzga2EzUALoVZA7dsZbaslVytV7XrFbZ202yLrcSgeOCT3XJIev2o4UDjmLxz2qEf96iGXvN+WG7dJhuzSIbt0yCUf9qgHvZqR2uX9kRV3vUsvmIpieTMVIi4LJHyXfEc0kxIOWO+D3oPwe6OAl1DI+BUK0wkzkmPmFAopQ+o5SLiSS5GQNeGpYRGEpaBXQgIfJdUQ+CjJSiytTiTeNNYTH/0mpn6thG2EnYQ9wD5e5IPtE2VGXp9yJmqNBY1+u6UxVltbF/OFvU6/1WgtN5hKa3Qb9EadyWLUGSsaW8K19b7a+sDWbZuiwcDWhsZrzc2HFnxzZKpwcSKdA66K2FXGLgFXwa4Cl4CLhLOE0wynGE4S8ZRxlNgR0AFgH7CbsJOwnWG7wDYBWwVqEOCbjJOF310uV1w3Km/qpPfNsm67vMsuuWvP6XRKh7yaR4GiuEs56lePeNQDdlncJovbZEN2+YhHPexRDwcKh8KLHvoXd0fWtDsW71q5oHASFgBzSTSLWyQSvhTo04QPFr3/L9YK/wMK6dkhpaA2nRLOcXzz9GlyppR84ZRAIX22WAAqIYEPlNI5KCV+Mgp+bcxbBj4/8BMFiUVAdWApDjYRWglbCTsJuwm8pD/EhP3AUZbROHHiAe33rUGTy1gTCfhr62LB2lAw5HK5dEZzmU5fbjIZTBbjxrJ1oTqfJ2Rr2Bxp2dzY0FAXC4cubm6+sGbxrumTzmfiOnBDwHVGV4BrEK6DrgJtwEXCeaJzjE4TOwU6ScIJMF5DHALtA/YSdhJ2MLYZ2MFYM4NfhB1z3rtWqbpmUN0wKu6YpZ02aZdd0mnL7bTl9juVoz7NoFMx6lePevPiTkXcJhuwSAat0mG3asitGg4U9vuLHrgKuiOrrtlKDm+Urf0gM4dhAYnmkvAN8CXwBcPnAn2UNEf8XVD41d/SS68bkn4vvGBEqlD4FJSoEohSm+hs4m+bmArgs0XeQPKQsBYssXhMTpMMiX0jXKDUKClMPCQIDaBmwiYizsF2ht2EvcmEfYSxg8BZZO6a+NomjeRg2B62Gfw+V7A2FIqFo1Gv12XUGUoNxkqz2ajX6yu1Nb6wN9ro37Q9Vtdc29TS6HJa90UC193mTR9OPyPGfQG3gZuEGyLRNQg3wW4A14DLyfBwDjgDnAGdAZ0EOwZ6OTbQdqJdoM1ALAOxd8XXypSXdYrrRsUts+yBVdptl3c7pF223B6nLO5R9dtlwx71qCd/yKkesiv7zdIBi2TIpRz2aDgKne7C7tCySwbN6SqVK/tDCcM8YC7RbGK8j/hSEHGz1I9+p1rhn6IwcXwJSW8QvcXYjMR9Cr9fTYyVOAdzgPmJiwRSgqmTM6UlfMYMrAYlBkpElSwxXeajJBfImwwJfKTIQwLPC1tYgoNdDHsJ+wmHiY6AjjHhGHAJGYcnTonM/PiE21RnNzhdlmBtKFwXiUW8Aa9FZyi1WLVWq1mr1RqtNrvX2bQl0rI92rS1sXFzg9tl2xrxX6wLbp7/zalM9InpHnAHuC3OuA66Tew26CboGnAVaCNcBF0ALoCdBZ2BwGk4DBwA7WO0k2iPSLSHd7mZ8E7CqaVzLtUo2gzydrP0vk3W51D0O+V9DlmvS97vUfbZpENu1YhbM+LWjLry4jZFv1k66JBzFOKh4m5fUVdgcZtBeU6n2rJ8gVyU0JqcJ0oFBoHflP/rKPwTQJIoTBrngKWhgER2SB6rfUcsdZySmilpkoOEZWArIawGrQPbCCoD+IyZT5d518BLRT9RkBJVQgOomViibyRsJ+KpgXNwDHSccFJgZ0BXID4hTKh98/VT2tI6W43DbYrGQqGIPxx2h0IOs7XK5Ta7PXaz2Wx1eiwOu8NnCDc4GrfWRRojBmNNxGvfXRvYvWzh6dcm9Al4CDwEOphwi4R7EO4Ct0E3ia4D1ygRHi6BLgDnwM6AeMN5mOgAY7tAewXRXmAXsEWM8ERsz3r/UpX8nDb3qkX+wK7sdyoH7LJBp2LIqx4KaOIu9bBHM+LOH/MWPvYUDjtUPSYJf1s97MsfCS/sCxQ98BbdsOZd0CkPlSoWvyHK4j2aSDQL9CfgSxI+Afi68vdHgfBSofBaEoW07AB+t/hFcsI4+6WCEakNZAnRYmLLSeCvktM50DIYicyU6B69gB8IEkUY49ViM7FNRFuJbcM4B/uAQ8AR0Ilk638WuAo6BWHHtNfbytY2ObT+qLM2FvIH3F6fLVLrtjm0Xp/N63c5XE6vL2x3e9asX2T31fhjHqfPsWx5SUXp2mjAc1BXeWLGtC5CL9BPrAO4I4geEOsE3QXrALtJ1E50jegycBm826RzYKdAvNU8xNhewn4mOgjaD2wHmiYh9smEq5Wq01U5Vy3yLqe636GK2xRxp2I0kD8WKRrxF4z5C8e8hY98RU99xcN29UNDbpc+u8ciHXSrh0PFPb6CB66CO46CC1rZ8TJF2advKjNpPpAlUKKPEMRJb/Xfe0nN6NVCge8dpidDwjssIZ7Fxwl8wpgcK0FCiVlC2mwRK4nWgPGQkNo1JLuGl6YIYaIooQ5oALWAbQFtA9tJtJvYXsJ+ooNEnAOerc8xuki4BlxgooMTJh9RSA9GnMGo3e2yNjbUGu3aUIPf5TXZnAZvyOP0eixWV2NTi9lasb5s8fqKNYUL82TSLLNFH66L7HfZjn32wd0MNkg0AHQz0asHq2QAACAASURBVH0SdYF1Ee6D7hHdJtwQ0E50nSWA4PniLOEk4TjhCMNBQdgLHIf4MGgfWCND8E0cXzLrQpXsmlV12yQbcKqH7MpHnvyxYNFwoDDuyRv2aOIO9WN/8ainaMxb2GuWdeqyH5py+xyKAY+m31/U4y26aVFfqs49W6X2Sb6Ui5BFyGY0C/iOhC+ArwTxZwyf/otPYv4ZCuKX3zy9jvGC8b2EelKiUEgbK70UEopAC3+1dkrtGvjOyQLYKHGFwOuDCBAj1APNhC2g9FHSfsIB4AhwIhEM6DxwHmgjXAEuAmcmTDr09Z9OR53BkMVp0VnMOq21yhvz+II2u8sYrA24/T6PN1hfX2936iK1DrfPbHUYN6xf7fW7/A21O/3uC4rcq1Mn9guiAaCXRN0kdBN1E3WBPSB2h+gWwy3GbjDWTozTcInhPNFplpg6HGJsP3ACwmHgINgWIDoVh1VfniuTXjEpb5sUvc68IZtqxKke8RcMBwoH3eq4Sz1oVz0JLHzkW/jIt7DXLHtoyO21yod9+aOhhSOhRYOhxQ9cBdf1svPVqu3LJEoRJAxzgdnAXCb+GsJM0Ez6d6Ew7VcofEqJ/RN/Fc+rBAnRK2PmJAp87USlyZDA36raAEcyNSS2joQ6JKZJW0E7gF2gPcB+ogPAEdAx4CRwBrgAXAQuAdfFAu/32idM3j9jxtWIozFoNddsrKzYYHDp9W69L+JyesxOn8PqsrndbovZWFm1Phx1+YO2WF3A7bL6Au5AU8OWcODaxrWn337zYUZGHBgkYYAJ/cT6CT2MPWR0n+GugA5GtwW6xVg70TXCZYZLDOcYTjOcFHCE4RBwAsIh4CiEXUB9JnbNevv8upzLOsVNk7LTqhq0q/os8rivYDRUPOzLj7vUAw7V0/Cip8HFj/0lfRZlj0naacgZcKqHA0UjoUVD4SXdnuLbJtVlXd6JqoWFk6HMwFxgLjCPib+F6EvQF8DMPwIFEcZfPqXMpsdvmrmWFuEL4q8bXgoJCv6+JXmcspSwkrCasI4Sm+hXQoIL8AJBIArUJgeLzcBmYFuSg33AAeAw4RhwAjgDnAMugdqAa8BNEV0XcI1wWzzh8NTX2+26fbXumg2r9IYqT8RZbixz+q1Ov1Vn1urMWq/XXVNTVVlVarUZAgFbLOaNhH02tzXYXN8SCV1xmA5/8WnHhMxHIvEwsSHQEGiQqJ9Yiob7jN0huk0sRUMb4XySBr7EOgF2CDgGYT+EFgGb3pt4cWVWW43sik56yyjvtam6zdJ+d95oaOHjcNGIN2/Qqfohspij0G9V9VmUXcbcPptiyJM/Glo4Gl7c7S64bZBf0+ed0RZv/GRKXiZygCzCbLBvIHzDxL8bCulfSi+Bn7e/gsJ7hA/Y/5odEhuH5DIaawjrgdI0FIwEK8HJu8fEjDnBQQMlFg08JOwD9oO3jjgBnCKcAy6CLgPXgBvADeC6gHaGm8CZKa+3rVlxLua3VG7Qm6rDtX6b26K319h8ZpPdaLLoPV67y20zOyxWuykSccViXp/fqbfonJFAQyx0Juo/opZfnTr50YQJw6AxYiPAMDAE6if0EB4ydBEeEO4CHcAt0HUgfSJ5kuGkgONgh4ETEB2BaCvQNJkuLVlwtUpxsSrnmi73gUnRZZJ121VxX8GTSPGoT8OPnnmCGLCpB+15g071gEMVd2vGwiWj4cUP7Or2mtzrRvU5bUFI+Sc5Qy4gEQlzQN+CzRIy/wR88QehkDhnTUNhRmIFlSgUeBuZWjosSD6A/E0UvmdYD5QhtXmCOQ2FABBO3H2ggdBM2AxsAXYS7SXsBw4BRwnHCacIZwkXQW3ErgI3gNvALeCGgJsidABXpkw7IZVcD/ubQs4aY1XA72puqas2V+hs1b6A2+4wWW26QNhjctjMDovHY4pGnXaX2e5xmNy22lhwf1P0VPm6y+9MH8nMGAaeMOEx6BFoBDQEGgB6CN1EvJC8C3SA3QLd4CMH4DzDKcJJAccJR4BTYMch2gM0iXFK9dWVcsX5iqwrOmmHXvbApLhnkPU4lKOB/BGfatCpGvUVDLsKRj1Fg/a8uEPTZ1P0WGQ9VnncrRn0Ft4zSdurstv1ijZT8e61MgVDFiAR0TwI30H4BqKvQH8gCvzlU9oKKg0FhpmUbCPTeofUiUoyO7DlRKsJ3zNsoFdRsBFcLIFCBImuoZnQTGglnh34VJFeRYHQRrhGdJPoHnCfoUOMOxnoEkTXJkw9NPOrGw7Hvk0xm8/stBg2NdQanboKU3ko7HO7rHanzht26h12g83icOmDQas34KxtqnP63bGGcH198KTDcH3mJ/1i4bFY/JToB7AnYI9AI5SgoZ9YL7GHYJ2g+6D02NBGOEM4LcJRwjHQaQgnwA6BNgvY9c1bl9blni3Lum5W3tBKHlrVt2tyuqyKIa96NJA35M4b8ebHHZpRT1HcoYk7NF36nIcmyUOztMcq73XmdVoVHXrZDYPysrnocEXe4mnIBXKB+WDzKJNb2Xz1R6Agxnh2mJZ8Ip2UWEtOFAjcHiO1kpYQKRnlsQQKnAN+vbiOxlHghYKVYGdwM/gYApRAoSm5c+JraF4lHAIOA8cJJwlngPMMbYQrRO3EboE6gAcCdTDcFzCQkXEV7OCMd9trKvc3BmubQvqacpfT6gm6dFZtMOAOBBxOr97mMdjdLpPZGvA67Ha9J+CPNDeEm2LRpqg3YD3k0l+e//XdyeLHr01+THhG9CPoCfCYGKdhkGiACd1EfBLVCbqbpOEKw3ngHMMJ4ASjk2DHQUdJ2CGg5S3h4rJ5pzdktds01/WybkfBrercLqti0Kt5HC4aDRSO+YsG7aoxb/GQMz/u0PSaFUOugri7oN+R1+/OH3AXddnUt02qS7q8I6XK8s+myhmygXmgLNGk3weFV7BIqCYQpasm8P3Ty3oJCRGdOWALkHgGKU3sn5DeRqZQKCVUEHjvwMcJdgaPgACjMOGlsxTCNp4deJWARLV4isCnCJeBa4SbRLcYuwl2VyTuIvQTRohuA+fenn6ySHEk4ozGXHaPzeJyxBobfD6P12WNRDyBWke43ut22XwOl8toCzgD3kDMW9fkrK9t2r05HLQc8enOFuZe+WT6/SlCXMCPDM+BZ8BjYBQ0QjQMDAA9DD0Mg0Af0Am6TYn28gpRG+EccAp0VKAjDMdA+xlaMnBj0fxjy2dfNmmu6uU3DYpuW/6t6uxuh3okvPBZ7dIfIosf+YriVmWfUdpvVQ1YNQP2/KfhlT32gm5bXqdZeVcvvW2QX6jMvaAt9GV/IktIV2XOgjCHMr4FffO7o8DP11Jt5JtJFFJSvHwxnXzukkAhcdNMpAGKkHgbvyI5UeCnCVWADmQYv1uEj1E6CrxxSC8YDwLHkoNFHhIuMVwmXAduAbeJ3SbhARP3AHHgMeEhcO31qaeyZp/2mzc1+v21/jKD3uJyhaMhn9fh9dmcfrPBVuP22GLhUG0wum3LzqbNW+taN9durjNbqyqXqsLLlMGv393y7uQrH73ZN2Pq4wx6QXgO/AA8JjZGbBQ0ROgR0CMgDgwCXaAOsJtg1xnjm8yLwGmGwyI6KMIx4DCwleHMvE/Orsk+XSm5olfeMqm7rAX3DIp7JvmAt3AsvHjUXzTs0sRtin6TrN+qGnYXD7lLhtyL+5wL7+hkXRbVrZoFHSbZNa3sfLWqMf9bNUMusADCHIhnQfQt6Ns/DoUp/xsKXH73FRTyiTgK/I0DR2FD4uHbb6AQJEoVCvxSbSvxkMB4wXgcjIeEs5TIDtcI7US3CfeIuiD0QegF4sBTgQ0RHognnP/kk5PG8m1NwR27ttqC3kqLweZ36S1ah9tkthpsbnugNrTryJ7G7U3hxkDT5lAkaIpay0xLlLrcbxqLck+syD9RJNk374tTH73VPyXjhYAXwI+gpyQ8YQLPFH0CehmGXkahnRIoXAKdJRwV6JCA46DDwE4Rdnww6dpGxZG1868a8m6b8+5b87tsmrtm1VBg0dPY8sehkhF3/oBN2W9VDTnzH+ikd2ukd6pld3SK9oqsOzrJjap5t43SWyb12UrFwTXKxa9BSpgPzGPi70B/FAoT8T+hwBfT6SjkgiVWUCmlBCBxnUBYR1SahgI/UXEAboKfEExOmptALUhMGHeBeMHIZ8ynQIlZAsNlhuvATaIOoBPUD2EIbAAYBJ4wPCY2gszrr884s27lNp+5sS7oDDi1DlOgIRiMuesa/OGIz+d3BkMunWG9wbR6S4t1U7AsWl3UUKo+61x721d5eLX64DL5keXqHfkLDnz7Sde0SS9E7CcSXoA9g/CUhCdgo6ABhgHG+0x0g90juk3sBhNSveVZwnGBHRXoBOgosEeM5qm4vEpyZOXctmrFTWNehynvvjX/hlbWac+P+0uG/MUD9rwuvaRTl9tv0wy7S/psBYOexd22wl5H4R2d7J5Bdt+s6LBozlTIzlQVV3z8uhzIAs0XMmaB/QdQeEVF5dcoFIwXCikUUEqoSAwZmQVkA3MScRTCRIlJM2jzOArg2eEwrxJAZwnnidoIVxhuJkPCQ7BBsBEIgwwDhMcMP4J+QmZX5hvn1Ko92vJahz4S8/hjnkiDpz7mCPq01RXL7cZ11WvyDKuk0TLVTr2mo6F0eFvNkx3aS3rFpRrViXW5R1bl7luctb1g3v5Zn957c9LTDNGfIfwZ7AXYM6IfgEdAXKDBJAq9YPdBd0hIHzqdY3RSYCcYnQY7DtpLaJ6Ao4ovTqycd6FUerlGedOYd8ukvl4ja6+R3jHI+5wFI56FPWbVA52016J+aFLfN6ofWgvuGdX3TMprFQs6tLl3DPLbJtXZcun56mLX/E8kQA6j+RBmQ/j9UUi7b05X2kqhkL6FSumzU2qikGwfxlHgN4xlQFXitp1ZQQ6AX60l9pCUWD61JguFVO9wDHQSOAM6B1wkXGG4zugW0AHcB3WDxSEMgQ2KEBfhEeFH4K8QD2W8fvzjTy9ry3a69QFXVazWsn9XdE+jo3pJjm6V1LQ6t1Vf0hYpfXHI/WxrTZdT8zi6uM+lulE152rV/KMrvzq9NuvMBsWBJQv2fvfB7RmTH00U/8xEf4XwM9gLsOegH4ARomFGY6BhsD5QF9g9og4m3EybP55i7CTRGbAToH1A60Ta9uWb51flnF8vaatWtRvz2015d21F7Vr59WpJr6voWXT1I//iPmtej0Vzs0pyR69sr8y9o1der8y6pZU8MCl6XUU3DYrz5ZJzlQUN+XNkQA7DHGA2sVm/FwrpL6ZfQSFt9UAfvozC7N9CoZAYR2El0Wpi/MVLBagGTP9bKESJ8ezAQwI/YeXZ4TBwHOwU6Cyxi6BUldABXiWwbhL6ifUB/SIMZyRQ+AXisYypN97/oH1J0X7T+rB5lX6tapV8pm3hvG0VhWd9q3u3G+JbanpCK5/EVj8LL/0lvGTMLoubsvtMOfe0C9rWf3ejQnLh+wUHCr88Lfn0xrtThqdM+LMg/jtEv4B+Bn4GfuSDSEqg0A96CNwH+L6qnYijcIYJp4lxFA6DbZ/AmmaILy7NurBO0latuqLXXDXktRvzb+hUN7TyTkv+iHfxsGdRj0Xz0KS+o1N0WvLbKyU3dfIrZfNu1uR2mpXdDs0dk/JKtexclXrn8tz8zMReag4TZoG+/ZcP2v53FN6m8WNGrqnDz1Vmg1JCawpK1IzpKKQeP/HsoAeZAXvaTXOYKEoslR1S+6d9SBUK7Cyx80SXQJcxXiXcBz0E64HQL2R0A30ChsV4QngG/ETCaMaEjmnTrkvmbV+ltCyZ01BdcMS95na0sr+huje8ZiC8/FFs9YC76LG/+Jm/+IW/6LFD9dSpjhulvQbJnarstu9nX/x+3tlVc49LPrz80dT+aZP+LJ7wD4j+BvYL6M/AC+AxYYToEU9PoG6gi3CPcJvQzlJbCTpL7CyE02BHwLYz1E3Chfw5F1bnni+Tny6XnqtSnC3Nader7poK7pvyum35/fbCAUfRgHthh05xz6i+pVdeq8q9a1TcNSpGAosHPcVdNvVNvbKtJu/QWsWSaUzCsACYx0S/JwopdVb+EOoVFLjn33j7wDV1kihI0lAYP1ui8cU0nygYQebUcxcaP29PnSZsBe0k2pXIDnQMdJIEnh3aiHEUboF4SOgB9UDoJVEfE4ZEbEyEZ4TnDM8FGpuQ8WDalDtZXx1dKzlgLrroX3nVs/SmdWGfa8njwLJBe96Qq2jIXzwSWjQQKHwSW97jUD/xLxmwFnTpVHcqZddKc8+vyzmycu5RzZeXvprROX3Kc3Hmf0P0d+CvwF+BF8BTojFiHIUhCD0gjgIPDFdYYnl9Duw8hNNgx5hoC9CUiYvK73oMS6/VaE6XS49tzG6rVlzXKTsMmk5Lfo+9oMuiemhVx70L7xoV90zKLkdRt2thl01z16h4FF424C7qsWtu6RVXtHlnqwpqvpwuEZDFuEkyzfrdUZgIShn9jCtppHWSM8dRwPzE6iF9N410FPg7OC6qZUw7Z/WNv3hBGgrjq0iOwikIZ0EXgDbC1V+h0AfqR8YgxGPEnjL8SHhB+FnAkwlC17QJ9xZ8cnLl7INV2W1m9XWz6oZe2m1Rjdg0j+x5Y97C4UBRrz+/268ZrlvaFyga9JQMOku6zQXXSnNPrZp3dNW8A6vmHSz8+vTs9+6899rzzAkpFP4G/Aw8IzxOQ6Gf8BC4nwwMHIWLoAtJFE6QaC9hx2R2dv7nw5ZVVyvVp8okZ6tl58slV6pld0x5HUbVgLuoz1kw5CsZ9i8a8BbfMynvW/PvW/MfWNT3zaoBd9FYaOmgt/CeSX7TkH9RV2Sf/5GEYQEhaZn9ezyU+79HIdFJEr4Fzf2fUEioZ2xMopB6D5mOQhiIvVwopKNwAuwUhHNgHIVrRDeADrBkdqB+0DAyHyHjBwg/gn4k/Az8jfBjJvW8Peme5JML3886XZN1w6K4Y1HcNuc8sEr7LPJHvqJRX+FwqKjPrxmMFI01LBmtXzwQKB4IlDywFZzfsODQillH12UdXi85sHDW0awPr3/8xrOJk/4bGf8A/gb8A/gF+BF4TGwUbBgC3010A53AfYyjcAl0AewshJNgh4H9hB1i7Hhrwr216uPL5hxcOev4xgXX9HkdloIed8kdk3IksHjIX/wosiTuK3pat+qhPe++Na/Tnt9l0/TYCx6alc/rVj4JL+q2qx7YF96wLWkqnCMVsIAwh/4wFCb9DyjQ+BFb2kKSuLxSPtdaI6ShwF/LJ1BI1ozERTPCydXDb6GAE2CJ3gF82EwvFwo0CBqD+CkyfoTwE+gF4Wfgv4CfxdQ5jd2aP+P8ij+drZh70yDpMEnajfPbDfMeWiSPAkVxT148oBkIap40LnratPhJ45IndUsGAoUdRsXZDXOPfz/3TIX8eJli76JZB6Qft82c/nTy5P9Gxt+BvxP+AfwF+BF4woRRJgyTaAg0QOgGuoBOoAPpKOAM6AS/kRezPQIaxTiv/urMynnnynIvVEkeeBYPhVeN1a7qdRWMhhY9ji5+Gls6HCh6Else95d0OvL6PQv7XcUDjqIHBtmzyLLnsaUDTnWvZ/EDz8rDGzSFk5HNsID9J1D4HKmLFZoHJNuHBApcfnEJ0jV1UPbPUYj8Fgp7CfuAw0S8fUihcB3pKKAPFAcbg/AUohdgHIVfgP8D/EWg7sm49dUbZ0tmniqdda0m64Yu67Ju/uWa2feM2SN+Tb9HPhRQDvjlT2KFP9QXP6srel5XMuhU3azKurR+7rmNC85VyI6uz91V8vUe1efnvnr70dTJ/4dl/h34G8M/GP4MPKeXUIgDfYQuoAu4C1yjcRROgfjO+rhY2M+wJQP7Z799X1s4GFzT6V3S7V38pHH9o7qVo+HFI8Gin5pXvWha+bxxxaC/4HHtsm6HZsBb3O8q7LaougzyMW/xs/CiQbe6z7u4y7/qvGHR2o8mZhHmJ6LCv3b8/j+g8PLFyjgK6dKsHIWU6Nr/NQr4TRS2pZ0xHiY6TngZhVT7gBQKwxAegT0DfgI4Cv8F/JUJT6ZOePD5m2cLPj1VOudKVdZ1be4VffYV/YJb5qxBf95IuHAsUhD3KEZ8qh+iRT9GSx77i7pN8ptVOVcqci6W5p5en3t0Tda+pbN25H1+4pt3Rl+b+l+C+G+UQOEXSqAwwoQ4Ew0TGyL0EbqBh8C9JAptoIugk0THGPErrP3Azolo/TCj11TyQ0PZYHhlt6fkccP3Y5ElT+qWjoQK/rx51fOmZb+0rh7waZ41ruj3FPS5CwecBQ8Msl6TathVMObTxF3qfs/Ch74VV2zLHVmf5BDmM8wG/T+EggavoIAUCryD+DUKfBGVRAH/DIVLoCtEafNmdAN9oAGwAUZxgZ4APwIvCH8m/A3sr0z4c8bEnrennlB8cGTDrPMVWW3l2W2VOW3a7Bs26QOfeiS66Glk8ainaNiueR5c/sS/rM9WdFOnuFKlaKtWXaxQnt8gP7NGenT5gi15M498987wa1P/SxD/nb0aFUaY+BUUuoF7wHVGlxgug10EnWLsqECH+UoC2J2J+um4V6EeCX8/FF3d6ysZji4bDhU/ji1+FC1+1rDoSaz4RfPykXDxk7qlI6FFvS4NR6HboIg7NKMu1aivYMBb3BNYdcOxastymUTAAuEPRuG1fzUqID0qpKPgSYsKr6CQ/uglLSrQFSK+mOYo8KjQT+gTMCjCY8KPwHOGnxh+YeyvTPgHyxh8bcI5yfunN869XJV7qSK3rVLSVpPbblfctMv6AkWjwSVjviVx+8JnwTVx59I7uvxL5dKzpZLzFYqLVXmXKvMurFceW5HVqpm5f9a7vW++/hfxxL8y+gfDPxj+ArxI1gpDgniY2CB7CQU+ZWojdp7oFGPHGB0BjhL2Aa1AdBKurcjqtS8Zia7p9ZX0+Rf2+wtGakue1i9+HCsZqy38oWHJWLQ4Hih4HFvS68wbcGo6jfK71Tn9VtWwK+9JqGQosKQvvKrDvfJY1UJFBnJEf3CC+E0U0q5bfxuFYnoJhY2/lSDSUagnegWFXcm7Vo7CWcIFjN8o3KbxBNFPGGAYZvgBeA48Z3gh4BeGvzP6/yD88PqE27kfnF/25U2dvK1Gcr4q+7Jees0k64ss7g8t6g8s7nYVPW1Y/7RhQ7dz8W1jwaVy6VWdpt1cdK5cfq5cfr5M+f9T957BVWVZnu9/7XOvLELeIu+9995775CXELLIIQl5AwiEQMIk3nsPAuEFSHhP2sry1V1d3dXd0xPzuifmRbx5896392Gfc+4VUJndr9L03Nhxg1BilDq/u/Yy/7XW7myfjfGOu/ytrxnpvdPS/Y1C83fAH0C/EeNJekPsBbEnRI8IixA9x9vAFeA84RyxU4yOgY6AHQYdAHYDMwqMaeNQkN2d6sQX64pejRbdaI1a7E95NJD8aizr9fqslyOpi72xr4ZSFrpinvUmPu1JfNIZd68xfLEtdrE15nFb3Ou+zMWulJejxXd78082pGYaIwDwJfjQj4DCdwWTn0JBXvST8CkUPo4gvhcF3h2rjoJ6bZqj8FBC4QVPMgJfkjoK+HKZcj7A4nqu+836qMsNkWfrw883RlxpirjbmXi3M/HxQNbD3oznIwXPhwvvr808Vxl+vDjgbHXU5dUJp6sjT1VFnKyI2JntvTHecXuA9QWz5S909X6t0P4d8Aew3wC/4EEE2Auix4wWmIjCPeAmMAtcIJxhHAXhKNgxCIdAe4BpAeNKzNgbPKhIvlef+nywaL4n/V5PypOR7OcjOa/W574ez348kPRiOO1Jb8KT7oRnvUmP2uMetEQ9aIl51J7wqD3hxbqsx91pr0aLHvTln2tJrXLWC2LwA7x/kEa5/ygKPK/wl1BQDyY/6Tb+hQuC/n+g8IThBYlW4SvgayKOwu+Bz3WEu57GN3M8ZqtDLzdEXmyIvNgQcbkx/FZbzO322MW+jIV1mU+H8p4PFjzoSr9QE36iJJCjcKYy6nRF5PGysB1ZXhvjHWeCbC6Y6z9dpvetQuu3wO/BfgV8LaUWPkDhrhoKvAmfo8C7bPcA2xg2aGDcgO6XJd6oiLvfkbMwkD/Xlrw4lLc4kPN0NO/VeP7jvvQnfelP+tIfdiQ86Ul92Jb4sC1xvjHuSUfKw9bYR51Ji11Jz4dyH/bnXW3PWBft9BOh8EHi+QMU5MnNkljhe1BokYLJtUvdxgkVCiSjcAjElQpyiklUrADzslUgPAfeAl+AvgS+Ab5l+BWj3xP7XIvdstO9nepyodj3fF3opdWRl1ZHXFkdMr828WFvysK61Ac9qU+H8p4P5d9Zk3S9Kf58ddjFmqiLq+JOlUccLw09VBQ4k+GxMd5xOtjmjKX+Iz29Xyi1fg32W7Bvga9VF4Soi1+QUJiTLgjeNcVROAwcAu0GZggTGhjQxJWUoNuVSXMNKXe7c2+0Z9ztzr7fm/14KP/ZcP7jgayH3amPetIftCc+Wpv6uCt9sSP1XlPCk460By0x861RD9rjH/dlLgzm3uzJmykKD1HCn+DDfnoUpGyj7wfZxqUoSIlnVQTR8BdQkBofaOojFORGqHPAJYhW4RZwD/QAeAQ8BZ4Dbwjvga+BXwC/IPyS8AcmfKnF7lhqzic4nS/wPlMbPNsQfbUh8mpD6P2ehKfDGc+Gs5/0Zzxal/FoXdZcY+xcY/z56rBzleEXqqNPloUfKQral+M3neK6IcFxOtT2pI3BfQO9rzS0fw3hN2DfALxU/YbYM4I6Crc/hQJPMR2GwHtqNyrRr8SMs/F8dcrVuoTLzcm31uZcaU262525MJi7OJDzdCjvwdqUhZ60Rz3pi91prwZzF7tS7q9JWuxIXuiIm2+NeNgRt9ib+nikYH6o+FhjWowe/NmPgMJfKkdxjat64tlHWv3DUZDKUaqJ/rwGoS5w5VI2jgKvTH5KoMT6EwAAIABJREFU1SgWqQ+BjoKdAHEU5HKUGgrEUXgJegt8DfwS+AXhW4bfEn2lye6bajyMdppdGXimNvh6U+z1xujrLWG3OyKfDKW/nSh4M15wvytxvjNprinmcm34mbKgM+WhF6ojz1dFHy8N3Z/rvz3NcyLRdTrc/oi94U2jZe81tH4F4VdM+bWEAtc5yihwn/E6IKtXjjPw+SwHgUNgnwHbgE0KjGthSA8PKlIv18Sdro2+0Zl1viF2ri35Xm/Gw76sJ4PZi30Zj9alvRzOeTaQ+Xa84ElP6mJXyoP2+EddCfdao+53JsyvTX40VPhwpOx8Z36urZYPwfuHkq78e1BYIcmdvwOFJLakHMXVbHxsM2+d/gCFIeKeI32MAi9Sf4DCNRJR4EHEM+A58ILoDeEbNRR+A/aNhmJBX/kwyGZuZdCJSv/rDTFzDdG326JutYcv9CW+HM96uyH/YXfyYm/qnbb4y3VhZ8sDz5YHX6iOvFgTe7os/EBewK5Mn8kUj21RzgdcTGdNl7/S1PwG7Bum+AL4HOAoPCFaIPaA6IGUarxGdJnrntVQOADsB33Gt04osEmH9WtgNiv8am3cubqIK01xlxqjLq2OuNkR/6g//fFg2pOh9MeDaS9Hs9+sz3s9nvtsIH2xJ+luW/TDjoR7rTH3O5LudCQtDBQ+HK+aXVfeGuHiQ/D8QawCIG6X/iQKpn8RBZKnukcQYoi4dIU3w0iyd3H8Vi3RamLNS2e0cumKGgqi5/gBCqcAWbryUe4Zz0HPGb0i9g3oW+Brom8E/IaEXygVj7TonrvJXKH/4WLPK3UR11dH3OuMvtsV9aA3/uG6hBcjGU8H01+P5z7sTr7eGHmxJuRsefD5yvDzVVEnSkIOZPvtyvSZSvOajnXd42F20VL/ubbmV1B8LSjeAZ+L4QN7zGiB2H0pfOBjGD5A4TDYYQh84OM0sBlYr0A/4Uiwy61VSVeb4s7XRcytSbhYF3qjNe7ZcO6TwczHAxmPBlKfDWV8vqno+XDm8+HMhd6ke+1x99qS7rQm3u/MuNWe/nCw7MlE0+2xxo35cb4MXsIPJ2hT7QcDLW2cVQnaOAouRGrx5IcoqKmYZBSomokoyGPcVTOXCGNqnqMsaDsgFifpJHAWxN0FLnv/wF14wvCC6CvgG+BLwpeEb4CvGL3WVt600p7N9T5Q4HahKuROa9z9tbEP+2Lvd8c8HUp5Mpj8Zn3O0/60x+vS7rTGXa0Lv1QTdr4y9Fx5xOmysIO5vntz/bame0/Hu+3xszpltfyxluaXpHjP2FvgPdhr0DOIJuE+o3nRZ6QrwAWphfIYwxESDhLbD9oL7ALNcBQY1muxMWPl3drkKzXRs/Vx5yrCbjQlXKmLetCV/mK44Nlg3uux4vebyt9NlL0YLVzsy7rfnTbfkXqvPeNWa8bt9tz5npJHI6sejDbfHWv/rLbAT/ihUfg+mavUQ/2hzFXsoVZHIYeogJjoOTKqAtWrZK5S4ywtQYEr32WZK1e+c23jaaKzhAuEywRZ2zgPWhSb1/Ac+Bz4EvQ54QuGbxn7hrF3msp7ljq38vyOrfS5VBN2py1+vjt2cSB+sS/hxWj6y7GMNxuyn/anPB/MmO+In2uInF0debk2/EJVxJmVYYdyfPbl+E2lem6JdZkJsDxmq7+oo/UFKd4y4TXAu+ceQ+ywnifcEx2FD1E4DLafaD/YbmAnaIZoM7ABWK/AsC4uZIbM1SQttuVfLou5VhN/vTbhWU/x6+GKt6NV3041/93e3j8d6Pvtzo4vN69+t6H29frab7Z1PB9e9ai/7tn61jdb++8Mte6pziv3sPNh+Ku1jR/NatRYOqDvAxTU5u58GgV19coHime+/UdGQVY8D0uTmz+oROyRBu2IimfeIsdwjcAVz/dAD0GLwCPCM8Ib4D3wjuFzwi+IviZ6qxTmTbVu5fqerQq8Uh95tzNxoS/x2Ujas+HkNxsy323Iej2W+aQ/6dVI5sO1Cbdaom40xsyuirxUFX56ZfDBbO99OX6Tye6Tca5bgq0POho+WKb1nileM+El4TXoBfCI2H1G95hwlxhvqJ2VxO+nCMcZjjAcJLZfGva5HeIU4A3AKDCgwICp1q5Q1ysFCafTwy/kxV7Ij7tdnX27LvdBS8mN+tyLFamnSxOO5kftSgtYH+rU623R7m5au0KrxIhl6yBJiSiGaE14At6Ax1/rK6ihIIvfNZYO2TABTNW2hNkT750VV4iKLTFE8mYwdSFTwVIU5D6INjXx+zBUfRCTIFn0vAfEKxFHgONMbJzlrVHXCDeA28A88dIUngIvgNfAG8I7hi+AL4G3jO4aKm9mel2sC73WGDPfm/pkKP3FWMbLsbR3E9lfbs57M57xbDDl3YacR72Jd9ZE3WqOuVYfebEq5HRJwMEcz0N5fltTPDcnuG0Ks9nrbHhPT+uNoHwlCC8Ir4BnwEPQXcIdxm4T3RLDSLogoXCMcISpjfIDtvHtAaCNhHHCIEMLsEaT1uppNmugSQtVQI0Cddqo1ESZEsUK5DPkAFmELIYMAakMiUACIZ4QAQQDYQoEKMiT4P7Xppg+QkH5nSjwCa4cBb5Y+JMopAEfeY4ke46txNbw+iRTL1UvQWG7Sv8OuTtK6qHGNaI54BZwB5gnLAKPgWeEF4RXDG8JXwJfE30uCPcMFDeS3WZXR15riVsYzHo8nPFsJO3FaPrbjTlfTea/25D1bizj600Fr4bSH3bE3WuNudkQeak69HRJwKFs9yMF/tNp3luSPDZG2u5yNbytq/WSCS8E9pzxNns8ILrDcJPoBjAHXAMu83mffBYwiE9u203YRZgWOcAkhAkmrCc2QhjS1upkaOEzaDQUfK1xnVJRBqwkFAsoFJBHyCZkAukMaRqIA6KAKCAcCAH8uUkgcmd/pbbxUygovw8Fx6U7puWilHqjnIQC+wCFRlKhIHfUj0gd9XL7rKR7lobuEI4RThHUncc54CbDHWABeATIeejXUKFwV49di3e6vjrqakvsg6GslxvyXoxlvN2Y824i94tNua/H0t+PZ74fz3w7mvmoO57TcK0+8lx54OEcjyN5fjvSfKaSPTdE2c64GdzQ1XxB7CljTwV6zlvkCDcZbjCaI1wHZpeicBQ4TNjHlwYwmhYwRWwzMAG2kdgG0AhoAGydQuhh1MnYWg2NNoWyHlQFrFJqVDJFMVghE4oUmvkamllQJAIxvMlAEGIFZSgoGAovwJcJHvTXd1IvRYHwaRRM8O9FIf6j9tliqHfUL+mZVM3ZEN0FyFseptXcBVUntdodcV3soMUd4CGwCCwwLAp4DrwWXUi8I7qti9k4x1vNcbOtcfcHM99sKny1PuvrrcVfTBa8XZ/5Yjjl8/VZr4ZSXg2lLXTFLnTGL3Qm3mtJuFodeiTP/VCu10yK12Si+1i07bSbwdwyzeegx4wekdgteQ/gw3iuEXEOLgLnpHnxR4ADfBMVn/krYIoJE8BG0EZi68FG+EZbAd1Aq3RaiDUolFVABQkrmbKAWJb48xQyNTSTlBqxgjICLAQIBMKVOl6ANxPcCC4/VF5BRkGer6Cjyj2LnqOFtEmSd8V4qK2ZVpe1JX/UKycOeQdqpWVArYQ2IjGIAGTPcaPa9B0+jWsfcEBtvsIp6Y6YBa4RrjN2Q6xZQ/YfXxLeSlmgO8toLtHpflfqtY6E+8NZLzZkPx9N/3Zm5VdTRW/Gs14Mp32zufD1cPqT3sR7ayIedsQ97k5Z6Ei9XhdxNN/jYI7ntgT3TfGuo1E2W90Nri/TfgZhgeEh4RGwANwmus4wy9hVCYXzAJ8Uf1yc6wl+O4hz4ZkwAWwArSc2BjYM9AN9jG+qBL8p6oBaoIYJZaACIA/IJ0WOoEgDSwAigCiwKEEjDII/EKrU4vNT3eivHsAjE/DBqA15eKd6r5w8asOBwYnkTdNqc50JMSRPbBSkbTBLpq6Iq6EIaxh1EXoY5A0waps/MAXMcBqk1V6cBl6o5NfEZcJlQZhlbB7CAugx2BPQU7HBnr0E3gH3l9PFeJsHA2nXumLvD6c9X5/1fnP+l1sKv5oq+npL0fsNea+HM96MZN5pjrjfFnenOeZOU9x8a+JsTfixXM/9mZ7TiR5TCe4j4TZTzvqzejqPSclVa/eBuww3GF0VcEmgi0RXwS6DnQOdJMa9hIPE9hJ9xmgHYRrYAvAwchw0QhgE+oF1oG5CJ7AGaCY0AHWEKkI5UAYqBssHZYNlglLBkojFEqII4UAoEESMD3v2IPoRZzGpTfmGAcGYxGkbVqSaxfTBsml5LBfvkRKnvTPKZygUUMpUdanVtGQs17qlY7n4LCZp6YNqLNdBwhFGfCwXF7NcAC4K7Cqx22DzYAugRYCHl8+Bl8Bb4LYuzifY3O1LmV0bvTCW+XQ8892mvC8ni76cLPpqc9G79bkv+tOf9CTfaoy42xJ7c3X0zdXRd5rir1aHnSr0PZbvvy3BfUu822iozRYng1k9nUWmeR/sPqO7DDcZrinosoJdFNh5YpehuAjhjDTc9QBUDiPfFiGjMEY0RBgg9BJ6ibqIdRC1EhqJVjHUElUSlYNK1VBI/xQKgYAfkSfIjfAjoUAK0Aco8HUgH6Dw8YS2sKXD+tIA9WF9/I7gKKgP65PapDAirQDhSWiOAp+9onZNSGVrPqSN6AowB7oFug3cAW6TGFO8BL0E5rRxKcH2bm/Sta7YR+uzF4bSXm7MeTtR8HpD3tsN+S9Hsx90Jd5oirjZEHmzIfJ6XcTcqsibq2OuVIWeLvI7VhAwGeeyMdZ5ONBq0n75ZV2dh6QxD7pLuE24IWBWwCWBzgt0jthFCOchnAQdhThTgXsJ8hoZGYVRYIgwQMR31naC2oEWiCjUABXAJ1FIBMUQRRHCgGAudCaoUPhBBvt+jIJ656SYfpbmd/JhfXLnpLd0R0hrIFQjPFOBLEIO4yhQmZrOUTWZa8niwCVzG7dJd8QHNBwHTgJnAT638Sq430DXCNcZ5gTcZHgIPGf0BLiihSupznfWJlztiF4Yy77fn/psLPfFaO7ToawXwznPBrPutsVerg283RQ9Vx9+rTZ8blXkjfroSxXBx/O89mV4bIx1Go9yGPAz32Ste15Hax6KO8Bt4AZhjuGqWk/cWbCzYBwFPgt+t4TCVhI52AisB0Yh3g49QDdYJ0h1O4CqQBVAGagEKADlAlmgNCAZlEAUDel2AAKIZBScfygU1F9MQkE16/sjd0FOP7upoRBEqmJEArEUMQPNZSyq0Y01+MQdoY6CHErwbtoZqSTB9eMHgKPAceA0cA64ClzlA9kZLipwSYnLCswpMA88ZrgPXNbD9Syvm50JV9ZEzw9lPhzIfDqW/3Q0b3Ew69lw7tOhnDtt8Zdqg+fbk6+vjrpSG36tPmq2LvpcWfChbM/tSU7jMQ4jEXYD3qYbrbTPaWvegXALuAlcB64RrnC1EuMejNQTB7YfYgzJN0RsBSbl2wEYljZZq5kEagBWE6slzgFKgGJAchQEbhLiGKnfDr7gW8VEk/AjTHMFMdAH+2G4uyBloFWDfaU7gvyIZOcxhiiOWBIx9XHfBUtWi4o0tDC0MdUdMQhSp2HyUzTwpNNRyTBcktc0KHBGiXNKXFJiVhBTTzcZLplrXC/wu7Im9lJrzN3+zPuD2Y9HCh4N5i30Zz8dyns8kHWnLfFqfcRid8ZcQ/TlmrCrtVGXqsJPlwQdzPLYnuS0PtZxNNxh0NNks6X2WW3NW0w5B5JTCPKAlWOgExIHh0D71E0CPjQJw6B+oBdYC4gmAbSaUAeqIpQTSoFioACUByEbLA2Mm4RYQqRsEtRQcCY4ERx/DKvwMQpLS5RQn9PmsdQwhDBZu8DEXfSiqAnFQIkkapKWAIiGQZ78PihfE0snLkwD20myDWo0nAPOAacZTgg4rcB5AZcEuspwm+g6cEWbzjnoXSkOONsQfnFNzN3BrAeD+QvDhQsD+Q8Hch4P5S/0Z99uS5ptiL7fmXZ1VeSlqvCrtVHnykKP5fvvTXffmuA0Hu04Fmo/6mY8aap9SktzjimuqXFwUZrAdYTREbAjEFRXA8AXUW4BbQY2g20EjYGNgAZA60A9QCcgm4Q64g6jaBIKwfJBuVLskAiKBcUQybeDP+BD8CByEwc8M/sfcs+kGgoKfKJaLRsGSbhAvETpCfIhJkeVS7tp+W5JcQ+A3FAri1kaSRz6zWkYIGn4O/E5LMQr17KOYTeJTgNPOp0GTgPHGU4IqrT0FeAGE84Dp5crTnganyv1P1ofcr4j9t5I3sPh4sWRksXBokdDhc9GSxYHcu+0J881x91qSbhYHX65OmK2LvZMaeiBLO+dSc6bou3HohxGg23HnQynDDVPaCivkIITcIFwTsoiHCU6SOwwhMPiwHfsAnZK3uJmvo0UtB4YAQ2D+kG9xGNIWgPWDGoAaglVhArGvUXkg/JI5TAmEMWCohmFEYIJgWK+mTxIHPTtQMzur9xJ/Zf4UHcX9NTXChJHgX2wQ0w9qgwjiiDG5QuJS1cB8E3k5dIuuVUMDbwkIw1d6BVT0TRCS6oSU9IiuQ9sA98QekzAKYbzoEvAZX4IxxU4ZKl1Isr2QJHH0ebw68OZNwYyH4+XPRureDy88kFf/uOhwudjpVfqo683xd9qSTpbHnyhKuJcecTJ4uBDOb7bYh0mYx3XRzsOe1uMW+luN9A6paV5kYSLEgGnpawiXwqyH4yvp93Fi9HAlMTBBmAMGAUbBhsAqV8N3CTUg6oIFbzuABQS8oiyAW4SksFiscRh9Ad8AA958SiJ+6l/eBSg5jzK2+n15c2CfJYnmJ1kGNxAnAZ1j0FtDzXfS8/yIRSClUBYSaxckjatYuIm8g6iLmI9jHi5cojYOISNxCbA+FbXKfrQNnDv7DDhmIJOMTrPP6/ABUanlLRPB5856B1KcdlX7revIfjyUPr9ieIXm2ofDa58NlZxsy3j3trs52Ol56pCr66OmWuMP1cRdq484mxZxLGCwN1pnlMxjhORDuOhtqOupptNdXbrap1Uap6Hgu8hPUni4PHjwAHG9jDaTbSbiK++nJGWkE5IOaVRsBGwQTD1nFIrgZsE2UsoIRQS8oEcoixi6RBSiCWCxYKiCGGEIMlh9FZDwY5gQz8+CvIaseVLUVhBzPYjFPh2eh5VRoHxkgRfLphBTH2jXJnKaRBT0VzoxteI8SXUfI3YemJ8o9wmwhaGrST3VdIenotkOMToJLHzoAugM2DHlWyfJj6z0NoeYLY3x2NfTeDB5rDZ0azH05VfbG9Z7Ct5PFj6YG3eYm/+zZaUU6UBt1uTr66KvVAVcbos7HRZ+MEc/5kE162xTpsi7Mf8LMfsDbfqa+7X1Dih0Dglbg/DEcbbNHAE2Eu0S2A7mbCDmGpRNWGC7ywnGiEMgwZVLgJ1ELUSayHWAFYP4rmElYQSQoFoElReQgKxGKJwUCgQCAogUjmMgD3IjugHWS74PSioLwhRV7JYgWzE0pS4X9Ad8GJLVo5GgX28cpQbBvmaqCVSrYdYMpuHhkGj0spRPgZ8E2GKVFLYXYQ9Crabcb0TnYXiHGkcVip3abEty2i3p/muROedRV4H6oLPrk24O1n8ZKbqzWT9q9GqhZ6CF8PlzwZLTq8MvlIXdb8z40JVxIWqiBMlISeKw/Zm+G6KcpyMcd4QYjvsZrrBavlOHY1DgvI4KU5CcQx0hNE+AfsJR4BDwG6iHQJtZ2wbfcwBRghDhEEeNRB1EzpIjBoaiVYTqwNVQgwc5Kshi1g6SAwcRJNAwQTOgZhOEHcRkw3BErD8IdeIqSuaQApVHEG6oOUfdVFag9TvCA8iLwZfRgFEwXySIxhfRJxCjK8Y/L7ts1z2SGpJp08sIpa3CG0HdgnsM8arVnQItI+xaV3FRkNhs53ergj7mSz37SXeRxrCrw1kPN5e+XJn3fPxyi821j8fWPmsv/RJX+HV2qj5trSbjQlnykLOlIUcKQg4nBe4PcVjQ7jdRKTjmL/1oJ3+JhPdPRrKY1Acg3AMwhHgAMNuAXsEHAQO8L3YjG0jmiJMgbaAJpYkmKmPRHsgJZSYlEhAnWQSxACSkA1kAumgVIAHDtFg4SDZW/QF+PZZfjtwL8ESsPiRUJAL1hriImKVx2Ak1axXADYgB8AR5ELkBvJk4orBJbVKaS1ABliW2uDnD3Txso6hXbWTmgZF24AxNRq2qK0n57Xs3QLbRdgJTAlYb6w56rB8Otx+W6Lz5my3vXUhlzqS5sfyXu1e9fn+pl/saHm/vvbzDXUvBkqerst/0JFxvT72am3U6ZXBp0pCjhQE7M/y3ZbgvjHCYSzUfsjbYsBKd9JA+yBTnIJwAoojYAeJ7WXYocBOAfuAvVymxmiKsEUtlTROGCEMENYBPMHMQwYePTZxDgg1QCVQzgNIQh4hG0gniOlFUAwQBRZGxL1FHkN+gIIVYPGjoEDqKJAS9CkUyAJMHQXZMPCoUh2FGCARTFoWghwgDygAioHyj3QMfOdkl7RFaEDaVK9Og1ysmgG2AztBO5kwIwgzmsqtxjob3EzHQqxn0r0mM923rvQ73Zn0YLjgzdaqXxxe8/XBlt/u7ng7WvVurPrtUNnjtdkP2tIuVAZfqYk8UxZyNN//UJ7fZ6keW2JdJiIdB/ytep2N+0w1tyzTPALlGQjHxYZo2k2YUWBaEDfgzhBtYZgU8wfYCIyTKrvMUegG1gIdQCtEV7EeH6JQAOQCXJ2gjkIkSA4cuGbJC+C3g50aCmY/pNtIH9KgACnF0hTJNPCeWlOQJZg1YAfm8EGOQU3EwBcNxoMSwVLUDEOB2vQF9YVSzSQ7DbzFltRp4DcFjzD5XuJphbCFYYOADbqKKQu9aU+rLdFOEymuW7I8thZ6720Inx3Kfj5Z/psDa/72TM9XuxuejZW+Ga981lf0Yl3RnYaEWw3xc6vjLtdGnigJ3pfltS/TZ1uc86Yw+4kQh15Xk25L3WF95TZN5REoT3KTANoH2kWYFjAtiPmDrcAWYpOgCWCjVHDiZWiRAxKjR152alrKQQWwUkwzi7dDGpBCLBEUJwrXVLeDD+BJarGDuKZerBv/cCkm+g4amA4E7jHoA0YgiQZYg2yWouCtJmKIllCIByWAksHSoZA2kKIEWCntlKpmqFXQKgVWMTQIaBXQxtAF9AJDgjACNgQMg8ZIGCNhFGy9oJzQ0hxWoF8Hw5baY67GM3Fuk0lOU1lu2wq9thW5fVblc74n6dFMxbdHWv90pvcPx9rezVQtri+6N5A735XxsD19sTXj3uqkCxWRx4uDjpaG7cnx3xrvtincYaO/zYiL2Trr5QNGWpNait0C2wc6CNoPYS/YbrBdECOFGWAbaAtoEsIE2EbQOGgUGAENAQMAdxHWgjpIdBGaQQ1gq4nVAjVAOVgJUSGJOSXuLaYQiwdiiPjVEAwWCOJeggfA65CcAxvACmQBmIJMfshs40dlSt5LqQRpgGlD0AEtA1sOGIA4DWZgViBrkD3IiRhfVyLTECj324NigBiweAjJYGlgOdIABl6YKCdUClSlYNWMaoBVDC0K1iagg8TLgmsahgQaVLJ+Ja1ToFeDenRozEZ/Osh+Z7zneIT1RJLjVI7b9hLvLQUuu6t9zqyNe7i15PODjb892fnHU92/29/yfqrq2UTp/aGce52pD9rSHjQl36iOOVscciQvcF9e4NY0r/XRjiNBNqMeliN2RsOmeuO6GjOCsAe0G/gM+AxsF2gXaCdoBmwabAo0CWwGmxDzyuD5g2HQANAvcdAOcA6aAJ5QqgPVApVACVEB8Rwz1IvRPGqIIBbCiEtUeODgDrgw8K2StqJJIDOCyU+AAvcYNMC0wGQUZMNgBsYNAw8lXAF3kIeYY2ABRCFAFBANFgWKBotnymSmSJWcBvmaKAVWEsrB6gXNeijqoFpf30XoFdAjoJOhjdBMaNfFoLXmNl/LXTEuW+PdNie4bk/z3JXptS/PdzrTeWeJ56GmkBNrY+e3lXx1rO23p3v+dKb/7473fruj6flY6ZuJsoWBzLvtSXdaE27Vx10uDT2e7Xsw03cm2X19rGN3sEWnt0m3o+Gg+fJxPe1JpWI74w4p7QTtAGaADyDYCNoAGgeNASPACNgAWD+oFypXUT2ryEOGpfcC5QFZYm4RyaB4IBqIIIQRBUkBJM8l8Hq0jILsJRgDRj9kOepTF4T6HaEN6IL0xMwjGROZgCwAS4DnGOQ8tFyj4mN/w0FclBevUCQrlEni8F/kEfKBAqBArGJTLYTVYM0Q1giKNQrWKqCZoYGhWRNdRhhy0N3kZzodZbMj0Wl7kuNkksOWLI8tWR47cjz3F/kfrQg+WO6/vz7oWHfs9cmCL890/cO18T+dG/y7I72/29X+5cZVr4ZKXg3n852N1+ojL1eGHc/x3pvsuivZbWOUQ1+Q5RpPw2b7ZZ0Wuv36WhuVym0k8Cb/aelsgxgubhE9AxoTk8oYBgaAATAxbiSsBTpIVKo1kqr2yDkoE11FyiPKkbxFHkByFMKBYEIQwY/Ih+ANeIJcIRYhuZfAY0gTwBAw/LFQUPvCByh8FEqoUHCEuJJWrlHxDWOhUl9lNOPhJVIZ0glZhGxCLt9FyWilQDWEeqAOqAaqBTTrU7ftsgEP4w2hK9ZH2myItd2U7DSd5b4933umwHtrrvuuEp8DlQHHakJOrA473BC+vzn0yLqky1tLXp3u+tPdyf/j7ra/P9b37ZaGz0cqPu8v/2qkfLEr5VZjxJXKwIsrA0/m+32W7DwZZbsh0r4/2LrT07TZVrfVTKtHTzmsqdjMFNtI4JWwKcIUgRPAywoTYOMgrlIcARsixiUIcp2pg3hKUYwXuBahClTBSK0MLSWUQDy3mEIsHhQLEqMGYgFEvmDeIC+I6UVHKXCwVvMSDAH9nwaFpTQs3U4MMhd47sb1AAAgAElEQVRzDCINLiIN4p6xACCIWKjAQqUZ8YlKJApIYUhjyGDIUaBAA8XaQrkuNRkre22WbfC13BrmOBPntiPJc0e610ym59YM100ZzpNZrlvzvXasDNhVEbizLHBHme/h2oAzLaGn2iKOt4Xvawo53ptwe0fVt7Njf57f/k83tv7tsf5vphreDZe/6sl/0Zn3oivrblPc1Zrgc8V+x3I9P0txmYiyGQi27A2w7PAwabPTbzPV6tJTDGoK44xNQpgiNkVskjBJ2EScAEwAGwnrifGM8iDkJBJ6gC5CJxPzia2kUq7WMVbNqIIRzy4XMfVaAzJBctTAK0+SZI14QslDqjg4QeUlWALmgAnICND/gVH46Ev8l4JK5ca0xIwTlz2SFFjCUtLFy7bBVWyxZT5gAUTBjIKBUCBdX6PK0bzB3abF067Ny67Lx67Xz7E/wHEkyGUkzHkk0nZDsuN0lvtMntdMnuf2fK/t+V7bCzz2lvnvLPLaWeS1rzzgYFXwwargIzURJxrDTzT6Xx+OP9sXeaAt+OS6hPdHO/40u/Gfr07+t0tbfrWj48Vg2eOe/EfdOQ/bU281xFypCrlUEXyq2P9Apud0gsNohHVPoHmLt0mzq1GjtV6bsXa3jnJEqdzAhAmwCWATkfrjl32CUXxoCXqYWGTqZKxNLVhoJFol2YNyQimIxwsFBO4q8pAhFSwZJF8NkaJOifxI8CHmCXIH3ESTQDy9yL0EU8AIMAD0geU/JQpLqhIk0sA9BnORBpJpcAbcIHiR0huCP1gQQxAQpUSFo+lwYsC6KPeBaM/ROO8NiT6bk3ymUnymU/1mMn1Hkx3GMx0nclw25zhPF7h+VuJ1oNznULnvoXLf/aWeB8q9T6wKPtUUfqIp7GxH7LXB1NvrU2dH4k/2hN2azP3mVNf/mJ/+t8ub//nI8K82NT3uyLvblHavPeNGS+KFmtDTZX7HC70O5fjszfDekuDcH2zV6mNc725U47C81kq3QV+rXUujnwnrSbGZKeS2RtWRIOBugcwBdwu6SNShtDO2hlErManEgFqiakbqBeh8II/EbFK65ComAB9wEEDkQ8yLGO984l6COgdmBBPOAWE5sOyHzDZ+Jy5ygUqiQTWvyQgwA7NQsw32IHuQM5g7FP6k6Q8WAIQrkGelM5zkN5bmN5LiNZHtP5HlM10QtLMg8MDK0M9yvXfleU9kuqzPcJrO99qW5bozx+1wqffpCv/ZxohrTeEnq71ON/ieaPSdHYo/3hV0cTz+9racuYmM25tzX+yu+ZdbG/7n3W3/eKT795Or3nfnve7IediUfG1VzLna8BMVQUdX+h/Oc9+T7jIV4zwYbLfGx2KVp2m5i0GJtW6ZkVa9nla7llafQmuYNMYhbABtANYD3CUcIxoj4skMHigO8gY3yT3k6nV+KXBj0AyBJw/qQDXgYnZWCioEKyCWz1iOVHtMASUutQc8ocSzCJI9IG4PeOVJ5sCUmDGRAUifSBfQ+SlRkNVNsh5aVMfzGhWY2G0NZkdkR+QIwQ0KLwheQJgSkRrYkB06UxK1tSR0It9namXAVIn/thLfHaV++8r9Dlb4HqsNOlYXtXdl4P6VgXsKvQ+t9DtdE3Sy0vd0rd+5xsC53pibwwmPdxTe2Zpxe0f2te1pi4cqnu2u+7tLo/96c+qPx3pejxQ978z4vDv7dXvaq46M+ca4yzVhJ8oD9+X77Mx025rgsD7Mdp2/TZObRbm9ftGKZQXm2sWGWlW6mi1a2j1KnSGmNUoao2CjMgTAiKjKZ4OgQRECsZWlR1SgiJ7BGimT2ADw0rMcN/KrQdYmyf6BHC/EAzFApOQiqBQJRKroEWRHtIJgSZwDGBMZEukTLQN0fhoURCCIGMQhPfKG2g+uCXUabEmwh+ABDQcgRClE6WJdgu+uqoS9q2KnywM2lfpMVwd9tjpiz+qQY62Rx5rCjjcGnmoIvNgUfaU17kZXypW2uFOrg481BB1pDDjVFTa7PvXe9sLZLenPjtc+Olr17e3eZ2fq35xq/S/Xt/3xyNg3U81Pu/MftaW+7M5YWBMzW+N7uyn8YrX/iSLvfZlu2+Kcx8Pt+gKs2zwtapxMS1YY5JpoFxhqFetpVupoNmpqdWrq9gja/aQ5SMohYoNSU8aIGB9iANTPhWgATxisBXWKuSPw64BDsBpUD6oHqwVVA5WSjL1Y0ipyY5AO4uLVeFC0ZA/CgBCAJxb5AiA3kAsR1y3a8QokkRnBlAeQRAaM9Ih0CTog7R9Jr/BJFPi8JhUNDDINBnL9GozP+1xBzBbMFcxHUHgARc4m++ozDjen7l0ddag9bt+ayH3tUYe74w93xVweybg0lDQ7lHitP/5Wf/LNvqTZnvgrfQkXBhLmJrPu7ChcOFi5cKjm7v6KBwdqfnNz+G/ujP32+vDX57r/PLf5zZY18+0l8825t1Ylz1VFX60KOVvufbku6MRKjwM5zjsT7bdE2Az5Wna4W9Q7m5fZGuWbL8s11i3U1y5frrtKd1mTlna7UrtLqd3NtHqZxjpS9BHrVxGAPqBXOj0iBOiU5GitQLMqXARvia8FakCVIgdiyTFf6mhIB6n7BzFAFIkcyDUn+WpwIeL2wFYuRhOZEkwAI0CfoMegS9AmaAEaP5lV4ENZiED04dQmXSn/KG0xZ5YQLCHYgNkCzoAXocTd+EBL2smutCvjeTe2FF/bWnxrZ8Xi0aYnR5vfnGx7uKvs5kTmlaG4+W25z/aXvT5R9+31tV/NdX1zp+/9ze53cz3vr/V+e3P0m0sDXx3v+ePZsX8+P/HFVMu11ek3m/IuVCbP1qZcKI85XRx6siRwb5bLzgzHmUSHzRHWG/wt+1xNm2wNylcYZFvpp5jqZhlpFyzXKtfRWK2p1aGh06nQameKdsY6BKFLEHoYrQP1AX3Sg+8m1elUswRcnspF66uJ8TChBqgCVQIVYOVgZaBiSbucB0EWqKUQSyLGxexRhAhCuFh7pECQL5gPMXeQG0R7wCHgOiUziQMDQLoaiHOg/JEEbd+LgsAkGmhJ54w6DVaAowBXQp6H2Y6G9MsjK18dbn9xpOmLi2tfnu14frb90cnWuwfq7uytvr1z5cJn5S8O1359cc3vb/f9+mbvnx6N/+bOwO/uj/3tg41/frT1Hx9M/enGxC+P9f1yX/fLsdp7a/IvlsRdKUu8UpFwviz6YkXsiaLQzzJ8tiW7jUfZD4Ss6PIyaXUxarYzrLMyKDXWzTPWzTBZnqqvVaivXa6jUaeh0SwoO0nRDUUnqBPoZOhk0lMHrYXQCYE7gx0EftaIEKBFpUESRevVjKoIlYQKoJxQJra5oUBsa0EWsTQiGYI4RrEkphTDCKGii0D+gI94NYihox2JrqJUdoKRFDouA3QJ2iANqdP1x0dB9BuXoCAbBp5p4NloQwkFMzALMEvAXkCMtd62xpyrm1e/P9n36mjr+7PtX1zu+uLaunfXB55f7n19tf/za0O/vDX2x7sb/+Xx1v+ysPW/Ptz6N1eH//vizP94OPP/PNr9r3Ob/uFU/y+2N74YXnmlNu5CedSZwrBzxRHHMgNP5QWeL/Q/lOK0Ndp6U7TtSLhtl69Fk4d5uZ1hibVhnqV+joVRpql+hoF21nLtwuW6pbpaqzQ1mxRCsyC0MLFNby3QLR3uA7aRsAYKfsSZB9JpJtExlCEQCWAoJ5RKacRitUtBViWlEBJBsYQYomipz4nfCyFSl4sPwLOKrpKryLOKViBLKXqUUeBRgxag/OlRICICYyAiEIPARNugJeUfDQEjkCExYyIuc/LSxkxj4a3JzvdHx7482v+HC+N/uDj8z3en/uvirj8/2PGbuc1/N7/9nxZ2/bcne/7p7tS/3Jn8n092/9+LO//p/PC/Xdv4jyf6/v5A11cbKp50ZT5pz7xXH3+lJPR8YfDlsqjzpeGnC4NP5gfuT3Hek+Q4HmbZG2De6GZUYadf6Wiea26Qu8I8w8I4zcwo3Vg/Y5l2nrZmhbZWnULJd562EloY1jC0MXRISpm1gOwGtpCiFYpWKJqBJuk0iI6hqqpUJZmBlWoQFAAFIMk5kDOJIgfRkC8F0TkIhGwP4CVlFZ0Be4JkEshCSigZAwYEfYkDbYJsEthPd0EABCZAKUDBg0vpEAPpAmZM0AeMICwTFJqAhQK2wFB2xOLWnne7Rn53cNMvd43+btfo/zi/5/+6fODfzuz6/e6RPx4c/193Dv+vOwf/++z0/zm3/c/H+/9+f9s/7m/+m+nab9YXfj6cxxfzzjdEXq8KvlTqf67Q53xJ4OWKiIuVUSeLgvZn+kzFuY1FuXQH2TZ6WlQ6mRTZGuRa6Web66fq62Qs18leplOgo7VSU6NaqahnikYSmkFS6E9cJtOiPvFESgw0qQhgPDhcrVZcrgFV8WyBCAGVkOgWSJ4B48EC9w9SwRKAeCmpHAkKB/G4kTuJvMrgAbhLBSeeQlhBzJLIDIzXoI0lk8BR0Aa0JAj46ydFQQFNAUoxBylwFAQiQQvg36suoK1UGOlpGgLJNsuebOv+5d7hJyNN78c7f72p788zG/9t7/S/7Nj8x02Df9jY+28HJv/fc7v+9eiGf9iz7nfb1nw5VvHbicrfrC/+ejDnXV/G657Uh81R1ysDLpX6nivxvlQRdLky7Exp8LGCgANZ3tsTHMdDbbr9bZu9retczEttDQss9LJMddMNdTIMtDOWaWbrahZqaa7UUFYJyjomNIA1gckf7u8+q1WHB4e0SgwNUCmWmBnPGokQkGgJ8iHkguWAskCZENKlzleZgyjJSZRaYJkXMU+QWssbHBhsgRUESyJzRjyVZAQYAYZqt4N8NRCJj+fnsAoMEGQHQkkk8JDSCKQDaAlYJsAC2FWf93Jr5/vJlpfDtV+NN3892PBNX/2v+lb/ur/hHybW/nak6W82tn41UPm6u/DrkZVfDBZ/NVzyrDP1WWfqo7akxTWJ9xpiz5X4Hs5wPpTpfDjH43iR/+Fcv5kE5/Xh1iMhK9b5mrS4Lq+2X15qvbzAXDfHWDPTQJmup8zU1cjUVmZrKXM1lUVKZYlCqCChkqhGlM3Rd59VgHxqpVMNVEsixDKQ7BWK2UNQLsDdAp42yABLA5MqC0wdAq5hDyIEAgEk5g88JdmqylUEswJZQuAmgaNg8Be8hJ8LBQWBiVcD/w6YkqDUZYIWwDOgugroAuluFovb1j0cqr7TlnW3KX2xJftZc86b1vy3LflftRe9bsp515b3VW/p++6C9335XwwUPlmTNL869kZd1O3GhFsN8ZerI04U+u9KcdwWa7sj2Wkm2XUy3mkoyLLdQ7/F1aDZ1aDBYXnFCu0Cc+0cU60sQ2WGnpChI2RqCzmayhwNRZ4gFAhCMVOUMraS2EoSJbVVhBp8z6lWe/aSDeAQoERqd+elBKmzUfQNuXuYBqSAktW6GMQMkiRF4RD4EnwIHoC77CeqFaCtQPLVYExkABgAywE9NQ40SO12oJ8WBU4DIHoJUt1KASgEQFOMbaCvhAXD1urs2Z6qWx35l2tiZytjrpdH369NeNGY8aop/W1TxpO6xNet6U+bkp80Jz1qSZqvj7pbH3mrLupcWfj5quiTpaF7Mz23JjhtjLZbH2G3PtphMNS208e8wdWwzsmgztG40t6g1EI310Qr3Ugj1UCRsoxStClDA1kKlssU+RCKoSiBsgRCCVEJURFDEUMJA2fi33nKgDJRZCWZAeki4PljyRugdFAaUSqQQqoaY7w0JCWC+OgkBBH8GMSeFlJNR+AcOEhyRTVNimgP9CV7wF1FdQ5IejA/NQrii6nkbhwFAuMzH3UIeoC3Pi6uW3W8MulYScT5iqhbq1PmqmLvVsXOV8Ut1MQt1sYv1MQs1MdfLwu5WR1xuzbqSlnQlbKgk/l+B7IDdmcFbIl3HQ5eMRBsNRBi0xto3eVrtcbLcrWrSZWDcbmdcam1YY6Jbqa+doaBdtJyjYRlikRtlqJB6QxZxPLACkDFEEqgKAErBiskFDAUCChQoIihhP4Dhz/+QpLNgHwRIIuQQUwiACmEREIiKIEoHuBBoxgxSpbAj4kQeBDcJcGq01IOVkhCBFOA2wN9qTVNVzIGS+zBz4aCVJviKAhgBAWgFBRaIAgMOgL0gWI/63PNhSdXxh0viTlfmXiuLPZkXvDVlVGzJZFzZdHXSiNvVsVcLQs/lRdwJNf3aK7/kRy/Axk+Mwmum6JdxyKcewNWdHiad3hbrPGybHA1r3c2r3YwK7czKbIwyjHWT1+uk6irlayjnaSrE6+tiNMSEjRYkkDpjGVDkQdFAYQisGIIxaAiUD6Qz5ArIFdAAake7XecAjE7pLoFZAIypeSxnDLipUVeZY5VqymoewYBRFyX5klikYmP13MEeH3BFrABrVgqSFEvQPN7gWcVFdJA7iUP5edBgVQoCOJ4PwWIKTShSTABttdmHq9MOpwTcqQw+mJtxoXK5JMFkVfK4s/kBp8vCDuXH3oix/9orv/p0oh9mX5Tca5TcW5jITbDQTbr/G26/W07va3XeFk1u1vW2BuXWRtWOpgVmhvmmxllGxmk6S1LXqaXvEwvXks3SlDECCyWUSwhgSgVLBNCFoRcCPlQ5IPlg+UBeUQ5DPzkET/0He/cB5SPuiuQJikQUyXRkWwD4qRRq5FQ1RSCZc8A8CF4MXgQ+LhNPipFri9YL7UHMgfLCHLhUZuglPJ79BEHPwcKksMoo8ANAzQ0BA1oAt76OLam6GhR1NGs4P2ZIQdyIo/kRZ7IjzydH3UqN/x4VsihdL/96b6707ynEz0mop2GQx0Ggx2GAu37AxzW+tiscbeqdzSrsTeusTcttzEuNNfPMdHLMtRPN9BPXa6fqKMbo9SKIEU4lJEQYkiIBSUQSyCWCJYCIRVCGlgGWCYoE5QJZKmdbMnPV3/nt/4HX88S/7h4uD+YCsZdwkTpH42VosQYsGgwrukNB4WCBYMFAH4Qd4eL4gMS9YnqEkVrkCVgAcaFirIKQYZAC9AElBAh+CQHP6dVgKh8lAwDY2DQBnK9zM+2FZ8ojDyS6rsvNXBXst+elIDDWSFHM0MOJPvuTfLel+q3O8Vne4Ln5mjX8TCn4RCXoVDXgUCnHl+HVrcVq5wsym2MSyz1iywMCs0Nc00MMo0NkpfpxuvoRCu1IkgRBkUYFOFQRkEjBoo4sHgI/PDHI2IhjQZLAzKkI5v37z1pS20Ajwx5OVHOF/He1miwSFCkSACCCcFgvLbkL3IAFQckDsdQjxSkZCKp3QsklhgkJ1EpZZNUKHzUrPCTu40iB4zfEQpAAUZMA8RA0BewNi3oRF3GkeyQQ4leB9P896X6HUj1O5wWcDjZb1+8+64Yl11x7lsjnSbC7EeD7AcD7PoDHPr8HTrdrZsczatsTEpXGBdaGuWZ6WeZ6KcbLk9evixeb1mEhjKEhAAgEAgChUAIFWkQosXDosGiwKJJiGYUQxQj7adIBqXIVh1IAaWAUsE+efh/5SdZOomgRLB4ULzY28M7O1gkKBxCOIQwsDAwbgmCiAVC8AfzAXFjwNNHYsV56aVgAZjJxgBkBPqg1KRJpJ5a5lKBv/Rkfo4IAgw8/QxwXRNx60UwYthQFL8jK2Rvos/+BI/dCe6H0v0OpfvtiXffG+e2L9F7V4zbphC7QS/zfh+rdT4rOr2s2t1XtDib11kblprp5Znp51gY5ViYZJgZpRjpxyzTClMqAhnzExO0CAALghAMRRCEEAgRYPyEQwgjCmdMOqLWPoYQDyQASUASkCCdRElJpn4S1H6D9OkXnUF1fzBS7RYQHz+ImwHuHqrL1dUvBXuCnaRX5o1NHAJuDNQ54J6BJpFSzT8A8B0c4CdGQRVAkoJnFzgKAhQMghIwEzBZkrAxxn062nVHlMuWCLuZWMeZWOdtEfbTkU4zMW6bQx37vSw6XE3aPSzaPa0aXc1r7UzLVxiUmukVmOhnmBklm5skGBtH6S8P0dbyUTAPKfJ2B3yI+TLBjwR/MH8gAAiCEAQhGCwYLJgJwUwIZhTCKFRgoQILZ0wCQuzpjpGe63ecGOl3cjcwihAFFgUWQUzOGQerDAAFQAiA4A/GpQaeYjVB1Cg7q9UYbQgrSHUp8AY3YzBjMAOQAWg5sAxMlxgvPSsJAlvqJH7iWlCdnzLbKKabxXZ7BSBAAWiKHgPTABx0MVUYPxHlNhnmtDnUfmu046YI241htpvCHSbCHEf8bbrdzde4mDW7mDe6WdW7WlfYmxZZGeabGxSYGeWamySamEQYGgZo63gwwRlwkKT0Trw9l5gHiT9oH6mQ4wsWQBRAFMhYIGM8k8OBCGGynUAYUTgQyR/td55IqE64lCXkJ5hUtUT+j/LvwYeYumPoqpY9VLcEVoAlSSJVsWrDDIlxJ1GyByRzsCRYkKK2/3woMBUKWoAGmAJME/A109mUFbkp0m19oO3mcIct8W7jUQ7DoXbDoQ7r/OxaXc1WO5jWO1pUO1qVO64otluRY2WWaW6SbmqUbGgQp68foK3joanhRIwHVyu4fpoxOxLsQRwLF2leJI/R+bQXH4I0X5gCQUHcfSMxxxdECCLGZ5LzjzU/YSQe9S+qH/6XqFcNpFoifAjcBniKLSvE64rcDHC3gA/MWkEiBFyeagIYEz9kADKAoA+2HEwPpAvSVisuqJIHqgCeqZ2fGwWBo0AKdaughCAA2kCYnfFQcvBYqPOwn/WWWPehMLvBcLu+IJsOb6smZ7M6e7MaO7NKe6tiG6vcFRZp5uZJ5mYJ5haxJqZBusvcidmAK3ZgCawgZs0EayZYg2zArAEbwJ7gzMhVEFsDXBh4usaD4C09JH53BAL8g8vvb34CCIGEQIjvQQxBhCCm+sqSdyCA+CGeG+BCZH48SYwLePLYTW10ngODPVNxoLIEIgEwZDBkvKzA+NH9Dg7UUMB/NhRILEIwkAwHBAUUQLTrip7YgP4gp3X+Nv2BNmv9LDv8LNZ4mK92MKyxNqiyNi63Ni+1tsoxN08zN080tYgyMfXRW26vECwBSyJTwFSaMq+29ZatkEbI2kktN478w6fmSfDWPE+pq98bkN75Jxh8gJwf+4vvvoAvqb2rHjx5q/3lHiS2K7mpVRBcpCFZsiSVO4ZiYUnNHhhJ8hPuGehA0IGgBaYFxsfcKECCyi1bSsN3vn4Gt1G6JhjAiNcqSXQhQ+1NW8N8O73tOz0su30s1niYNrmZrnI0rLE1qrIxWWltlmdhmmpslGphFWVo7Ker56qlY61QGAMGkmzaSJoca0rixFBLIkuCFcANg61a140TVDRI5oHkIz48gieJn+PvffeQpET83UNqDJdjAdkbcJZG7ztJDo08JEtWI8ruobo9MCCxprAM0CWmDUEbggaYBphS6kL7xHP/z4YCf4nfEnEUmAAGgAnQBAKtDBr93dvcrDtczNZ6mLe6mjY6mdbYG5da6edbGWRaGqVYGMeZmwYbGbppa1tKGVb+c9GTSnAGUm+uCYjPBuTmgY/14PeFLZgdkZpfKbrrbiD5uEuPkD9ODse/812OAlzVPv3O+ODxkyPIEWSnqicx2RJYSLbNRKoxqmoKhGXElUikSR9y8L8TCgD/zhiICRIKAoM24GOku8rTZY2rTbuzWZureYuzZZ292Uobo7wVBpkrjBOsjMPMDL2Nl1spmZGUUl0mdWcvk2aFLpeariQgRPPAs3KWkuHlE2XtPr41pP0IztJnVzYb7ow+ebhFUf81Py4SZ07S3+8IVbrQTkoe20jFZVmHKDeumAAq4QmJEOhIGWVNIiUxDTCFGgfsfw8UPvJVOAr81tACnDSFKhfHNS72rS5WTY7mqxwsSleY5lgYpFmZJNqYBpsb2ugIy8RUBASoFqKLLRUkAsGbrpYCIQ6AMgdZcEU1cQsBG5B8cdgB9tKH1REkPzyn/+BxlEJZ3qzIj530r/BCorXaWSGKDJgpLdEd8Szycul/Smep5kBJEIjxx69+vu+hf/r1MyWel6LAQBwFS6DYwbbRxanBxbrawbxkhXnuCotUS5MoMwMPPW0LJbS4m8l1UAJIrnMDmoA2SJugw6Ar9V3pqQFhJLVamIBMickSe0uVqRATebYfHbt/x7EH8cSw/HG3Vbv+bVSRIfFjIQ1MtJAqih9AoPIJ1ApLsuZASWAg3oGo/kNl3/vx/wuvn/GCgBxByCgYAhk21pXODhUuNoX2lqmWZrFmZoEGy500FQYQOVBqMt6pD4HkOqcg5bA18Gk7sVzyJIxARjxJRx/aCfnB8Eel9qmFDZgNwY4EO6KP323BbIEPvmItPXL1698CsAAzk46cOVavKHIzIIkQSVtqYOKJIy44kGsKSyUof9XrZ4ggSO1XJAWTABSALhBtaZ7rYJvtbJ1sZ/7/tXe2LQ0DMRz/J7du7Wpb161TLAqi4Ds/gC/0+38rX+SSS7tuTsGJ0COUwRi3cr/L0yXt2+3+pVx3QKURM1FSCal8nln0ZEacabNN7LchjICo41M+YsPFzi1GR9zRIBAdyR2mxfyPnrgnKTGFWX0TcQBloh3zlkhko+WHDVGlh4rRFuiRktyXJJJTGjF++toPOGdcOK/Awf62r3DUm1kBz+vi475/f+xfb5oWqIAiJqcVGnU5JQZJRGiywjp0ExDyDFHnSRgQrYotTCIDZNt37xzPc0QUfkdssnNTtJBEIdnZgXoDXBIfaoKYMsLwXPFEDvlH49IopBX1KDAhC2AEYEv0VBYP1bLJsGJkhDBxpzwphsKIBrMXI9eydobj+iA50eomlqDUpJu6dpoYlt3fqfNv+751U5ghuEoQiH/DhR4ieIugauA8Dv4FCguPQhhqhYyRMQg5UAM5qS0YrH+MlzTuSDKayL5YYGwvCtW9pUqlr7LxZDTaxtkOMldRbXx53epPVPOnctN6uPwWF3hzsHStjJZFjh/pOwUAAABWSURBVCj8AgQy/hSFYOkmDQ0DVkAOjS+teUZRCFrtIoeZ4QgKRsNC3428VPc71+dBeRrKkzSYtN+Rjas6r49wsHYcxOjggINBlTouhcI85jGjMI84PgEzcJOGJt4nPQAAAABJRU5ErkJggg==" /> <!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bersamaan dengan lahirnya kebudayaan
metalurgi khususnya pemakaian besi untuk senjata-senjata pusaka dan sebagainya..
dimana salah satu besi yang dianggap bertuah dan paling dicari adalah besi Luwu
(bessi Ussu).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ada beberapa versi mengenai hal
tersebut, diantaranya adalah .konon pembuatan keris atau senjata pusaka pada
jaman itu adalah jenis senjata berpamor, yang mana bahan tersebut salah satunya
adalah besi Ussu dari Luwu yang banyak mengandung meteorit dan nikel, sehingga
besi Luwu (ussu) menjadi bahan pamor utama pembuatan dalam pembuatan keris,
dalam buku Ensiklopedi Keris disebutkan bahwa besi Luwu dipasaran dikenal
dengan nama Bessi Pamorro, sampai dengan tahun 1920 masih dijumpai di pasar
Salatiga dengan harga perkilo setara dengan 50 kg beras.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nama Sulawesi juga telah menjadi
misteri tentang siapa yang pada awalnya memberikan nama pulau ini menjadi pulau
Sulawesi. Akan tetapi besar dugaan bahwa orang yang bersejarah memberikan nama
pulau ini sebagai Sulawesi yaitu Prof.Moh.Yamin sebagai ganti dari nama yang
sebelumnya yaitu Celebes yang dikenal pada zaman pemerintahan Hindia Belanda.
Sebenarnya nama Celebes pada awalnya dikenalkan oleh seorang yang berkebangsaan
Portugal yang bernama Antonio Calvao pada tahun 1563 .Celebes oleh Antonio
Calvao dimaksudkan sebagai ” ternama” atau tanah yang makmur yang terletak
digaris Khatulistiwa. Celebes bagi orang Belanda menyebutnya dari kata Cele
Besi yaitu Cele ( Keris,badik atau kawali)`yang dibuat dari Bessi`( Bugis).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Badik atau disebut juga kawali bagi
masyarakat Sulawesi Selatan mempunyai kedudukan yang tinggi sebagai harta
pribadi. Badik/kawali bukan hanya berfungsi sekedar sebagai senjata tikam,
melainkan juga melambangkan status, pribadi dan karakter pembawanya. Kebiasaan
membawa Badik/kawali dikalangan masyarakat terutama suku bugis dan Makassar
merupakan pemandangan yang lazim ditemui sampai saat ini terutama di tanah
Bone. Kebiasaan tersebut bukanlah mencerminkan bahwa masyarakat Sulawesi
Selatan khususnya suku bugis dan makassar adalah masyarakat yang gemar
berperang atau suka mencari keributan melainkan lebih menekankan pada makna
simbolik yang terdapat pada Badik/kawali tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pentingnya kedudukan Badik/kawali di
kalangan masyarakat bugis dan makassar membuat masyarakat berusaha
membuat/mendapatkan badik yang istimewa baik dari segi pembuatan, bahan baku,
pamor maupun sisi’ (tuah) yang dipercaya dapat memberikan energi positif bagi
siapa saja yang memiliki atau membawanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Badik/kawali yang dianggap istimewa
dapat dilihat dari beberapa unsur, yakni:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A. Dari segi fisik Badik/kawali
dapat dilihat:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Bahan bakunya terbuat dari besi
dan baja pilihan biasanya mengandung meteorit dan ringan. Wilayah Sulawesi
Selatan sejak zaman dahulu terkenal dengan besi luwu yang berkualitas tinggi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. ragam pamor pada Badik/kawali
lebih sederhana dari dari keris jawa biasanya terdiri dari jenis pamor kurrisi,
lasoancale, parinring, bunga pejje, madaongase,kuribojo,tebajampu, timpalajja
dan balopakki.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B. Badik dari segi
sisi’(tuah)/mistik antara lain:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Uleng puleng dan battu lappa;
sebenarnya merupakan kandungan meteorit. Bagi sebagian orang percaya
Badik/kawali yang mempunyai ulengpuleng(kalau kecil)/battu lappa (kalau besar)
akan membawa kebaikan pada pemiliknya baik berupa kemudakan rezki, karisma,
maupun peningkatan karir. Posisi ulengpuleng/battulappa yang dicari adalah yang
terletak dipunggung badik kira-kira berjarak 5 cm dari hulu/pangulu karena
dipercaya akan memudahkan rezki dan karir. Badik/kawali yang memiliki
ulengpuleng dan battulappa juga dipercaya dapat menghindari gangguan mahluk
halus, sihir dan tolak bala.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Mabelesse ; adalah retakan diatan
punggun Badik/kawali sehingga seakan-akan Badik/kawali tersebut akan terbelah
dua. Badik seperti ini dipercaya akan memudahkan rezki bagi pemiliknya sehingga
banyak dicari oleh yang berprofesi sebagai pedagang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Sumpang buaja; sama seperti
mabelesse Cuma retakannya pada bilah dekat ujung Badik/kawali. Tuahnya sama
seperti mabelesse namun yang dicari yang letaknya pada bilah sebelah kanan
dekat ujung Badik/kawali.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Ure tuo; adalah garis yang muncul
pada bilah Badik/kawali. Yang dicari adalah yang tidak terputus-putus, kalau
letaknya dipunggung Badik/kawali dan tidak terputus dari hulu sampai ujung
tuahnya membuat sang pemilik disegani dan dituruti semua perkataannya, kalau
melingkar ke atas dari bilah ke bilah sebelahnya seperti badik luwu sambang
maka tuahnya untuk melindungi pemiliknya dari malapetaka dan kalau turun ke
baja maka untuk memudahkan rezki.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Tolongeng; adalah lubang pada
punggung Badik/kawali yang tembus ke bawah terletak dekat hulu/pangulu sehingga
kalau dilihat seakan seperti teropong. Pada zaman dahulu sebelum berangkat
perang biasanya panglima perang meneropong pasukannya melalui Badik/kawali
tolongeng.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Sippa’sikadong; adalah retakan
pada tengah bilah Badik/kawali dari punggung Badik/kawali. Tuahnya adalah
membuat pemiliknya disenangi oleh siapa saja yang melihatnya. Pada zaman dahulu
apabila ada seseorang akan melamar gadis, maka utusan dari laki-laki akan
membawa Badik/kawali sippa’sikadong yang bertujuan agar memudahkan lamarannya
diterima pihak perempuan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7. Pamussa’; adalah upaya memperkuat
daya magis Badik/kawali yang diletakan dalam hulu/pangulu Badik/kawali.
Biasanya dengan menggunakan bahan-bahan tertentu tergantung akan digunakan
untuk apa Badik/kawali yang akan di beri pamussa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">8. Pangulu; di kalangan masyarakat
bugis Bone berkembang suatu keyakinan akan kemampuan yang dimiliki sebagian
orang yang mampu membuat pihak lawan tidak mampu mencabut Badik/kawali ketika
akan digunakan, ilmu ini dikenal dengan istilah pakuraga/pabinrung. Pangulu
yang caredo (terbelah/atau memiliki mata) secara alami dipercaya mampu
mengatasi orang yang memiliki ilmu tersebut.</span></div>
<br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-11469415374804614712012-12-28T23:46:00.003+07:002012-12-28T23:46:37.176+07:00MACAM PENATAAN NAMA PAMOR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div id="font_content_judul">
Macam-Macam Penamaan Pamor</div>
<img border="1" class="image_float" hspace="5" src="http://www.hadisukirno.com/images/artikel/Jenis%20pamor%20keris.jpeg" vspace="5" width="200" /><span style="font-size: x-small;"><strong>Pamor Luluhan</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor Luluhan adalah jenis pamor yang
terjadi karena dalam proses pemanasan sewaktu penempaan saton keris
suhunya terlalu tinggi. Bahan besi dan bahan pamor terlalu menyatu erat,
tidak sekedar menempel berhimpitan, sehingga batas antar besi dan pamor
sukar terlihat dengan mata telanjang.<br /><br /><strong>Pamor Miring</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor miring adalah pamor yang
lapisan-lapisan saton-nya; besi-pamor-besi-pamor dst. Melintang atau
tegak lurus dengan permukaan bilah keris. Penamaan untuk pamor ini
berdasarkan teknik pembuatannya.<br /><br />Ragam pola pamor yang bisa
dibuat dengan teknik pamor miring antara lain : pamor Adeg, Blarak
Ngirid, Ron Genduru, Ujung Gunung, dan Raja Abala Raja.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Kata ‘miring’ pada istilah miring
bukan berarti condong seperti menyebut tiang bambu miring, melainkan
miring dalam artian orang tidur miring.<br /><br /><strong>Pamor Mlumah</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor Mlumah adalah pamor yang
lapisan saton-nya; besi-pamor-besi-pamor dst, mendatar atau sejajar
dengan permukaan bilah keris atau tosan aji lainnya. Jadi pamor mlumah
adalah penamaan salah satu teknik penempaan pada pembuatan pamor.<br /><br />Ragam
pola gambaran pamor yang dapat dihasilkan dengan cara penempaan pamor
mlumah diantaranya adalah : pamor Wos Wutah, Ngulit Semangka, Udan mas,
Uler Lulut dan Sumsun Buron.<br /><strong><br />Pamor Puntiran</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor Puntiran bisa digolongkan
sebagai pamor miring. Teknik pembuatan pamor puntiran hampir sama dengan
pamor miring. Bedanya sebelum disatukan dengan baja inti keris,
saton-nya di punter (dipilin) dahulu.<br /><br />Pamor yang bisa dihasilkan dengan teknik ini antara lain : Pamor Lawe Setukel, Tunggal Kukus, dan Buntel Mayit.<br /><br />Pamor Rekan</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor rekan adalah pamor yang pola
gambarannya direncanakan lebih dahulu oleh empu pembuatnya. Biasanya,
perencanaan pola pamor ini berdasarkan atas pesanan calon pemilik keris
dan si empu tinggal merekayasa teknik pembuatannya.<br /><br />Contoh pamor
rekan atau pamor anukarta, antara lain : Pamor Udan Mas, Blarak Ngirid,
Ri Wader, Naga Rangsang, Kupu Tarung, Ron Genduru, Lar Gangsir, dan
Ujung Gunung.<br /><br /><strong>Pamor Tiban</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor tiban adalah pamor yang pola
gambaranya tidak direncanakan lebih dahulu oleh empu pembuatnya.
Biasanya, si empu hanya bekerja dengan teknik dasar pembuatan pamor
tanpa merekeyasa bentuk pamor yang sedang dibuat, sambil terus berdoa.
Bagaimanapun bentuk gambaran pamor yang akan terjadi kemudian dianggap
sebagai anugerah Tuhan.<br /><br />Jika ditinjau dari segi teknisnya, pamor
tiban tergolong pamor mlumah. Contoh pamor tiban diantaranya adalah
pamor Pulo Tirta, Pedaringan Kebak, Wos Wutah, Ngulit Semangka, Tunggak
Semi. Jenis-jenis pola pamor tiban yang dianggap baik dan langka adalah
pamor Raja Gundala, Nur, Ratu Pinayungan, Slamet dan Kendit Gumantung.<br /><strong><br />Pamor Sumber</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor Sumber adalah pamor yang
terletak di bagian ganja. Bentuknya berupa bulatan berlapis-lapis,
paling sedikit tiga lapisan. Pada permukaan sebuah ganja, jumlah
bulatan-bulatan yang menyerupai mata kayu itu paling sedikit enam buah.
Pamor sumber tergolong baik dan dicari para pecinta keris, karena
dipercayai dapat membantu mendatangkan rezeki .<br /><br /><strong>Pamor Winih</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor winih adalah pamor yang
terletak di bagian ganja. Bentuknya berupa bulatan berlapis-lapis,
paling sedikit tiga lapisan,semacam “mata kayu”.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor winih tergolong baik dan dicari
orang, karena konon jika ia memulai suatu pekerjaan akan bisa selesai
dengan baik. Kata Winih berasa sari kata bahasa Jawa yang berarti benih
atau bibit.<br /><br /><strong>Pamor Ceblokan</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pamor Ceblokan atau pamor titipan
adalah pamor yang menyelip masuk antara pamor lain. Secara umum, untuk
menyebut pamor keris atau tosan aji lainnya, tidak perlu menyebutkan
pamor titipan-nya, melainkan hanya nama pamor yang dominan saja.<br /><br />Misalnya,
pada pamor Wos Wutah, tetap saja disebut Pamor Wos Wutah meskipun dalam
pamor itu terselip beberapa pamor titipan seperti Gaibul Guyub, Slamet,
Kruta Mesir, Krudung atau pamor lainnya.<br /><br />Istilah pamor ceblokan
banyak digunakan di Surakarta dan sekitarnya, sedangkan istilah pamor
titipan pada umumnya dipakai oleh pecinta keris di daerah Yogyakarta.<br /><br />Keris
yang diberi pamor ceblokan biasanya bukan keris yang bermutu tinggi.
Sebab seorang empu biasanya merasa berkeberatan menambahkan pamor
ceblokan bila keris buatannya tergolong keris yang adikarya.<br /><br />Pamor
ceblokan biasanya dibuat atas permintaan pemesan, bukan karena kemauan
si empu, kecuali bila si empu merasa keris buatannya tidak sempurna.<br /><br /><strong>Pegat Waja</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pegat waja merupakan istilah yang
digunakan untuk menyatakan keadaan keris yang retak pada sisi tajam
bilahnya. Cacat ini serupa dengan keadaan kayu lapis yang sering terkena
hujan dan kepanasan, sehingga lepas lapisan-lapisannya. Keris pegat
waja tergolong cacat dan tidak disukai oleh sebagain besar pecinta
keris.<br /><br />Bagian yang retak biasanya terjadi karena tidak
menempelnya dengan sempurna, antara saton dan lapisan baja yang menjadi
inti keris. Ini terjadi karena pada saat penempaan suhunya kurang
tinggi.<br /><br />Oleh kebanyakan pecinta keris, keris pegat waja dinilai
bertuah buruk. Orang yang memiliki atau ketempatan keris atau tosan aji
semacam itu akan mudah mengalami salah paham, mudah curiga dan mudah
silang sengketa dengan orang lain, termasuk dengan keluarganya sendiri.
Olah karena itu, banyak keris yang cacat semacam ini di larung.<br /><br />Larung
dapat diartikan membuang dengan cara menghanyutkan ke sungai besar atau
laut. Menurut tata cara di Jawa Tengah dan Jawa Timur, keris yang akan
dilarung lebih dahulu dibersihkan kemudian dibungkus dengan kain putih
bersama kembang telon dan secuil kemenyan. Keris itu lalu dihanyutkan di
tengah sungai atau di laut yang diperkirakan tidak akan terinjak orang.<br /><br />Pegat
waja juga disebut pancal pamor, tetapi cacat itu berbeda dengan pamor
yang nglokop. Pada keris pegat waja yang lepas adalah saton dan inti
bajanya. Sedangkan pada pamor nglokop yang lepas adalah bahan pamor dan
besi pengikatnya.<br /><strong><br />Pancuran Mas</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pancuran Mas adalah salah satu motif
pamor yang pola gambarannya menempati dua bagian keris sekaligus, yakni
di bagian bilah dan bagian ganja keris. <br />Gambarnya pamor itu berupa
garis lurus dari ujung sampai ke pangkal bilah yang bersinggungan dengan
ganja. Kemudian di bagian ganja, garis itu seolah terbelah menjadi dua,
Jadi, secara menyeluruh gambaran pamor itu serupa lidah ular yang
bercabang.<br /><br />Bagi penggemar keris, pamor Pancuran Mas ini dinilai
baik untuk para pedagang dan pengusaha. Banyak diantara pecinta keris
yang beranggapan bahwa pamor ini memiliki tuah yang dapat membantu
pemilik keris itu mencari rezeki.<br /><br /><strong>Pamor Munggul</strong></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Munggul pamor adalah pamor yang
bentuknya seperti bisul,menonjol dari permukaan bilah keris atau tombak.
Ukurannya kira-kira sebesar biji kacang hijau atau sedikit lebih besar.
Pamor Munggul ini keras sekali. Dikikir dengan kikir baja biasa tidak
dapat hilang , karena besar kemungkian terjadi karena adanya kandungan
titanium dalam kadar yang tinggi pada benjolan tersebut.<br /><br />Pamor
Munggul tergolong pamor yang dianggap baik, langka dan sukar didapatkan.
Selain pada keris buatan Jawa, pamor munggul sering kali juga ditemui
pada badik-badik dan keris buatan Bugis dan Luwu. Orang Bugis
menyebutnya dengan istilah pamor tumbuh, atau pamor hidup, karena jika
diperhatikan benar, pamor munggul itu memang tampak semakin besar dari
tahun ke tahun.<br /><br />Banyak pecinta keris yakin, jika sebilah keris
ada pamor munggul-nya, tentu keris itu dibuat dengan bahan pamor dari
bongkahan batu bintang atau batu meteor bermutu tinggi, karena besar
kandungan titaniumnya.<br /><br />Pamor munggul yang terletak di bagian
gandik atau kembang kacang, tidak lagi disebut pamor munggul, melainkan
memiliki nama sendiri. Jika pamor munggul itu hanya sebuah, disebut
pamor Simbang Patawe. Sedangkan, jika ada dua buah, disebut Simbang
Kurung, dan jika ada tiga buah disebut Simbang Raja.<br /><br />Dibandingkan
dengan pamor munggul yang terletak di bagian lain, yang ada di bagian
gandik atau kembang kacang ini dianggap lebih tinggi nilainya dan dengan
demikian lebih tinggi pula nilai mas kawinnya.<br /><br />Pamor munggul
diperkirakan terjadi karena bahan pamor yang digunakan adalah batu
meteor yang kebetulan memiliki kadar titanium tinggi. Ketika keris itu
baru selesai dibuat, permukaan pamor itu masih rata dengan permukaan
bilahnya. Tetapi setelah ratusan tahun, dan besi bilah itu semakin aus
termakan karat, sedangkan bagain pamornya tidak, pamor itu semakin lama
akan menonjol ke permukaan bilah.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-9177332322304986932012-12-26T22:06:00.001+07:002012-12-26T22:06:03.201+07:00PAMOR KERIS MASIR MALELO<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitAneC7b6Js8agRqnqCXahJOSaGrEd9q14B1ztQajceehc9tSAshI6A8mrhr8fiEeTvmgg05u_lxaBKuFKjcpToLrvQPIfquPP9Db2VIjrX8plCA82BENZh8txdI3gUYpyhfwf4Y8D6OIC/s320/Picture+702.jpg" width="320" /><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheBbrLdMrQRE1ZmtXYdy6s_y2XDk2bHHyr15tibwgpYmtsHnaTshPRcP4mnUNL7NPrsu3VzzoQWlp-4TObsRnNoJTiy1-EN-mwSvigSeBSeAgPYrvvEENI0cksWGd6Hnh0rU938UDCK0gu/s320/Picture+699.jpg" width="320" /> <br />
<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pamor
pasir malelo<br />
Salah satu keindahan dari sebuah keris adalah adanya gradasi warna pada bilah
yang disebut sebagai pamor.<br />
<br />
Pada mulanya keris dibuat tanpa niatan untuk membuat pamor pada bilahnya.
seiring dengan perkembangannya, para empu mulai memberi perhatian lebih pada
corak pada bilah keris yang terjadi akibat adanya perbedaan dari bahan pembuat
bilah keris.<br />
<br />
Pada akhirnya, para empu menemukan bahwa bahan terbaik untuk membuat gradasi
pada bilah keris adalah nikel.<br />
Selama masa mataram, nikel sebagai bahan keris diperoleh dari daerah
Luwu. Sebagian keris, terutama keris-keris untuk ndalem keraton,
menggunakan bahan dari sisa meteor yang jatuh di bumi. Salah satunya
adalah meteor prambanan yang jatuh pada tahun 1749 M pada masa Paku Buwono III,
sisa-sisanya masih ada di kraton sekarang dengan sebutan kanjeng kyai
pamor.<br />
<br />
contoh pamor adalah sebagai berikut : </span><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsErcP82d7f_ukyvW9Irmt-DDNALiPMRU7F_HKpRNd9T3Z6VVhEi1DnzLVbzTUA_3H0QKammEyk-t-NQRCIgWlqsCl1mlvGrTPPcwUjf1LWbrAd_Z39l6TczeINFx_8TI5ARxk7r_Ut2zT/s320/Picture+701.jpg" width="320" />
<br />
Pamor masir malelo banyak dijumpai pada keris keris jaman Mataram. <br />
<br />
Sebagian berpendapat bahwa akibat blokade Belanda sehingga para empu mengalami
kesulitan dalam mencari bahan pamor dari Luwu. Akhirnya, para empu,
terutama empu pesisir dan empu luar keraton mencoba menggunakan bahan dari
pasir besi yang diambil dari pesisir pantai.<br />
Akibat kurangnya teknologi, maka bahan yang diperoleh mengandung banyak sekali
bahan pengotor, sehingga Keris yang dibuat akhirnya memiliki gradasi warna
kecil-kecil yang mirip dengan kerlipan di bilahnya. kerlap-kerlip logam ini
terjadi akibat belum meleburnya Nikel dan timbal dengan besi.<br />
<br />
Ada juga yang berpendapat bahwa malelo merupakan bahan las pada jaman kuno,
bahan ini dipakai karena memiliki sifat yang tidak mudah berkarat,tapi tidak semuanya pamor masir malelo buatan mataram semua,ada keris di masing masing daerah,juga memakai bahan pasir malelo,salam budaya tosan aji nusantara</span></div>
<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-35757542787926738242012-12-22T22:04:00.000+07:002012-12-24T20:28:47.477+07:00MACAM NAMA DHAPUR KERIS JALAK<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img alt="" border="0" src="http://gmic.co.uk/uploads/monthly_08_2011/post-10454-0-02920000-1313643040.jpg" /><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Jalak merupakan salah satu bentuk
dapur keris lurus yang ukurannya bilahnya lebar, panjangnya sedang.
Bagian sor-soran keris ini biasanya agak tebal, gandik-nya
polos,pejetan-nya dangkal, memakai sogokan rangkap. Dibandingkan sogokan
pada keris lain, sogokan keris dapur jalak tergolong sempit. Tidak ada
ricikan lainnya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Dapur Jalak tergolong dapur yang tua.
Beberapa keris Buda yang ditemukan, ber-dapur Jalak. Selain itu Jalak
juga merupakan sebutan bagi setiap keris lurus yang gandik-nya polos,
tanpa sogokan, memakai tikel alis.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Dua pusaka Keraton Kesultanan Yogyakarta yang berdapur Jalak adalah Kanjeng Kyai Gutuk Api dan Kanjeng Kyai Sura Lasem.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Buda</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Jalak Buda merupakan salah satu
bentuk dapur keris yang ukuran bilahnya lebar, pendek, tebal, lurus.
Bentuknya sederhana dengan Gandik polos, pejetan-nya dangkal,
sogokan-nya rangkap dan tipis, kadang-kadang memakai tingil, ricikan
lain tidak ada.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Permukaan bilah keris Jalak Buda pada
umumnya tidak rata, melainkan keropos seperti bopeng. Besinya mempunyai
kesan nglempung bagai tanah liat.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Kalangan pecinta keris pada umumnya
sependapat bahwa Keris Jalak Buda merupakan keris generasi pertama di
Indonesia, berarti juga keris pertama di dunia. Dari segi tuah, bagi
mereka yang percaya, semua keris Jalak Buda memiliki tuah yang baik bagi
keselamatan. Itulah sebabnya, keris Jalak Buda sering digunakan sebagai
Keris Tindih, yakni difungsikan sebagai peredam tuah keris lain yang
‘galak’, ‘keras’, buruk atau menganggu.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Karena kesalahkaprahan semua jenis
dapur keris yang diperkirakan dibuat pada zaman Buddha dikatakan sebagai
Jalak Buda. Padahal ada juga keris Buda yang ber-dapur Betok dan
Brojol.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Salah satu ciri khas Jalak Buda
adalah adanya metuk di bawah ganjanya. Dengan adanya metuk ini, ukiran
yang dipasang pada keris Jalak Buda tidak memerlukan mendak.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Dinding</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Jalak Dinding, disebut juga Jalak
Dingin, adalah salah satu bentuk dapur keris yang bilahnya lurus. Ukuran
panjang bilahnya sedang. Keris ini memakai gusen, pejetan dan tingil.
Selain itu tidak ada lagi ricikan lainnya. Sepintas keris ini mirip
sekali dengan keris ber-dapur Tilam Sari. Bedanya hanya terletak pada
gusen yang ada di sepanjang sisi bilah.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Keris pusaka Keraton
KesultananYogyakarta, yaitu Kanjeng Kyai Ageng Jaka Piturun, menurut
catatan pihak keraton juga ber-dapur Jalak Dinding.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Makara</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Merupakan salah satu bentuk dapur
keris lurus yang bentuknya serupa dengan dapur Jalak, tetapi gandik-nya
diukir dengan bentuk gambar timbul (relief) Makara,yakni semacam raksasa
jadi-jadian. Ricikan lainnya sama dengan keris dapur Jalak.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Sebagain orang menyebut keris ini dengan nama dapurJalak Barong atau Barong saja.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Ngoceh</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Merupakan salah satu bentuk dapur
keris lurus yang bilahnya rata atau nglimpa, karena tanpa ada-ada.
Ricikan yang terdapat pada keris itu hanyalah gandik polos ukuran
normal, pejetan dan greneng robyong.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Sebagian penggemar keris beranggapan bahwa keris dapur jalak Ngoceh cocok untuk para petani dan peternak unggas. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Ngore</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Jalak Ngore adalah salah satu bentuk
dapur keris lurus. Panjang bilah keris ini berukuran sedang, ada-ada nya
terlihat jelas dan tepat sampai ke ujung bilah. Selain itu keris
ber-dapur Jalak Ngore juga memakai gandik polos, pakai pejetan, tikel
alis (biasanya dangkal, kurang jelas) sraweyan dan greneng. Ricikan
lainnya tidak ada.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Nguwoh</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Jalak Nguwoh adalah salah satu bentuk
dapur keris yang bilahnya lurus, ukurannya sedang. Gandik keris ini
polos, memakai pejetan dan tingil.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Ada-adanya terlihat jelas dan tebal,
sampai ke ujung bilah. Dengan demikian permukaan bilah keris ber-dapur
Jalak Nguwoh itu nggigir lembu. Ricikan lainnya tidak ada.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Keris ini bentuknya hampir mirip
dengan bentuk keris dapur Tilam Sari. Sebagian pecinta keris menamakan
dapur keris Jalak Nguwuh, tetapi pendapat ini kiranya kurang tepat,
karena nguwoh berarti berbuah, sedangkan nguwuh berarti menyampah.
Padahal dalam pemberian nama, orang Jawa selalu mengacu pada arti yang
baik.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Nyucup Madu</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Merupakan salah satu bentuk dapur keris lurus. Ukuran panjang bilahnya normal. Permukaan bilahnya datar, tanpa ada-ada.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Keris ini mempunyai gandik polos,
pejetan dan greneng, serta sebuah sogokan berukuran pendek di depan.
Pada umumnya, sogokan ini sempit dan dalam. Keris ber-dapur Jalak Nyucup
Madu juga memakai tikel alis. Selain itu, tidak ada lagi ricikan
lainnya.<br /><br /><b>Jalak Piturun</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Merupakan salah satu bentuk dapur
keris lurus, yang kadang-kadang secara keliru disebut juga Jaka Piturun,
sehingga rancu dengan nama keris pusaka Keraton Yogyakarta.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Ukuran panjang bilah keris ini
sedang, permukaan nggigir lembu, sebab bilah keris ini memakai
ada-ada.Gandik-nya polos. Keris ber-dapur Jalak Piturun memakai pejetan,
tingil dan sogokan-nya rangkap.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Bentuknya hampir mirip dengan keris
ber-dapur Jalak Sangu Tumpeng. Yang membedakan adalah pada tikel alis.
Jalak Piturun tidak memakai tikel alis dan ada-adany kelihatan jelas.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Ruwuh</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Disebut juga dengan Jalak Ruwoh,
adalah salah satu dapur keris lurus, yang ukuran bilahnya normal.
Permukaan bilahnya nggigir sapi. Keris ber-dapur Jalak Ruwuh ini
bergandik polos, pejetan, gusen dan ada-ada.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Sepintas lalu keris dapur Jalak Ruwh
mirip dengan Tilam Upih atau Brojol, bedanya yang jelas adalah bilahnya
lebih tebal dan kebanyakan ngadal meteng. Namun Jalak Ruwuh terkadang
dikacaukan orang dengan Dapur Jalak Nguwuh, karena bunyi nama dapur ini
hampir serupa.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Sangu Tumpeng</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Merupakan salah satu bentuk dapur
keris yang bilahnya lurus, ukurannya sedang. Gandik-nya polos, pakai
pejetan, tikel alis, sogokan rangkap, sraweyan dan tingil. Ricikan
lainnya tidak ada.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Di antara para pecinta keris banyak
yang beranggapan bahwa keris ber-dapur ini umumnya mudah mencari rezeki.
Itulah sebabnya, keris ini biasanya dimiliki oleh para pedagang atau
pengusaha dan sejenisnya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Kanjeng Kyai Ageng Kopek, keris
pusaka Keraton Kasultanan Yogyakarta juga berdapur Jalak Sangu Tumpeng.
Selain itu masih ada lagi pusaja Keraton Yogya yang juga berdpur Jalak
Sangu Tumpeng, yakni Kanjeng Kyai Danuwara.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Sangupati</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Tergolong dapur keris lurus yang
langka.Permukaan bilahnya nggigir sapi. Karena keris ini memakai
ada-ada. Ricikan lainnya adalah Kembang kacang pogok, jalem, dua lambe
gajah, sogokan-nya hanya satu, yakni sogokan depan, sraweyan dan greneng
sungsun.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Jalak Sangupati adalah dapur kreasi baru yang mulai ada sejak zaman pemerintahan Sri Sunan Pakubawana IX.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Jalak Sumelang Gandring</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Jalak Sumelang Gandring merupakan
salah satu bentuk dapur keris lurus. Ukuran panjang bilahnya sedang.
Keris ini bergandik polos, memakai pejetan, tikel alis, kruwingan,
tingil dan sogokan-nya hanya satu di depan. Bagian ada-ada nya cukup
jelas dan permukaan bilahnya nggigir lembu.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-1199479264282650332012-12-16T22:08:00.000+07:002013-01-04T11:32:41.885+07:00Efek Psikologis PUSAKA KERIS Terhadap Pemiliknya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj85wY_ccSMhWurgsB3_8vuhTTc6xb0mXosc0Tt6IBfCdZCzSRSnoHocABpuxjtRtS38MDIGY6EX7GMoaBmWHe29S59x46-iC3uMKel95Pk3lE1bBATUCEKMYZAjbPsncRXtDyuD00zY_dW/s320/Picture+96.jpg" width="320" /><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><span style="font-family: ";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Keris merupakan sebuah benda pusaka yang telah diakui oleh banyak orang terutama orang Jawa memiliki kekuatan tertentu. <span class="Apple-style-span">K</span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">ekuatan fisik</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"> dan</span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"> <span class="Apple-style-span">kekuatan non-fisik</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">.
Kekuatan fisik dari sebuah keris yaitu mampu menahan beban tekan, tekuk
(bending), beban kejut, beban impak dan beban puntir. Hal ini dapat
diperoleh karena sebuah keris diciptakan dari material pilihan dan
mengaplikasikan perlakuan pemanasan (heat treatment) yang baik.</span></span></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><span style="font-family: ";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Material penyusun benda pusaka ini mayoritas berasal dari <span class="Apple-style-span">benda angkasa luar</span> yang jatuh ke permukaan bumi yang disebut dengan </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">meteor</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">.
Mengapa dipilih dari material meteor? Telah kita ketahui bersama bahwa
meteor adalah benda langit baik itu bintang, planet maupun satelit yang
jatuh ke permukaan bumi.</span></span></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><span style="font-family: ";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Dalam proses perjalanannya tentunya akan mengalami <span class="Apple-style-span">gesekan</span> dengan udara yang ada disekitarnya. Karena kecepatan jatuh dari meteor berbanding lurus dengan </span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">gaya</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">
gravitasi bumi maka kecepatan meteor semakin cepat seiring dengan
bertambahnya waktu perjalanan atau dapat juga dikatakan selalu mengalami
petmabahan percepatan. </span></span></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><span style="font-family: ";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Akibat kecepatan yang sangat tinggi ini mengakibatkan </span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">gaya</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">
gesek antara permukaan meteor dengan udara sekitar mengalami
peningkatan juga. Sedangkan efek dari kedua benda yang mengalami gesekan
adalah timbulnya kenaikan <span class="Apple-style-span">temperatur</span> yang sebanding dengan besar </span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">gaya</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"> gesek yang diterimanya. Padahal </span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">gaya</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">
gesek antara permukaan meteor dengan udara sekitar sangat tinggi
sehingga permukaan meteor akan terbakar dengan temperatur yang semakin
meningkat. Maka sangatlah tepat sekali apabila benda langit ini
dipergunakan sebagai <span class="Apple-style-span">material dasar</span> untuk membuat sebuah benda pusaka berupa keris.</span></span></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><span style="font-family: ";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Kekuatan
dari sebuah keris tidak hanya berasal dari kekuatan fisik saja namun
ada kekuatan non-fisik yang memperkuat kekuatan fisik dari sebuah keris.
<i><span class="Apple-style-span">Kekuatan fisik</span></i> dari sebuah keris berasal dari kekuatan <span class="Apple-style-span">material</span> penyusun keris tersebut. Sedangkan </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">kekuatan nan-fisik</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">
dari sebuah keris tidaklah benar kalau penyebabnya adalah material
penyusun benda pusaka meskipun berasal dari langit sekalipun. Namun
peyebab adanya kekuatan non-fisik dari sebuah keris berasal dari mahluk
yang tidak tampak oleh pandangan manusia biasa yaitu<span class="Apple-style-span"> </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">jin</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">/KHODAM. </span></span></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><span style="font-family: ";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Jin/KHODAM adalah salah satu mahluk ciptaan Tuhan yang berada di </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Dimensi Imajiner</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"> dalam </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Sumbu Cartesian (x-y)</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">.
Mahluk inilah yang mempengaruhi kekuatan sebuah keris yang tidak
bergantung pada jenis material yang diaplikasikan. Dengan kekuatan
tersebut maka sebuah keris mampu untuk mempengaruhi emosional si
pemilik/pemegang keris tersebut, seperti menjadi lebih pemberani.
Kekuatan non-fisik sebuah keris dapat juga berupa keris dapat bergetar
sendiri apabila ada seorang atau hewan buas yang siap untuk menikam
pemegang keris pusaka tersebut. Maka setiap keris yang diyakini memiliki
kekuatan non-fisik pasti dilakukan </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">ritual-ritual khusus</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"> terutama setiap Bulan Suro.</span></span></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><br /></span></span></b></div>
<b><span style="color: white;"><span style="background-color: black;"><span style="font-family: ";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Ritual-ritual
tersebut merupakan salah satu komunikasi antara keris pusaka dan mahluk
berdimensi imajiner dengan perantara pemilik keris. Sehingga dengan
dilakukannya ritual tersebut sebenarnya akan menambah kekuatan non-fisik
sebuah benda pusaka berupa keris tersebut.</span></span></span></span></b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-73805107342757556852012-12-16T22:00:00.000+07:002012-12-23T22:01:51.216+07:00KEISTIMEWAAN KERIS LUK<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<br />
<br />
<br />
<img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2_AspJ0yWoqv8ynRiwQXAP1xJHwoftIdQ1wiMzhlwWMuafJfUKdOKcwPlVG6vTNfzRHImes5F733N5xnASfBvqxK7cIZzvC6ZGWq9hcLps57T5EjhFPLsgnkiTliogADNshyphenhyphen6Q_Dyfhjl/s320/Picture+891.jpg" width="320" /><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris">Keris</a>
pusaka legendaris hasil jerih payah nenek moyang bangsa Indonesia pada
umumnya terbuat dari paduan berbagai logam dan juga bukan logam yang
memiliki sifat mekanik yang baik.</span><br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Paduan logam dan bukan logam
tersebut dibentuk menjadi sebuah senjata tajam. Namun sebelumnya
dilakukan penguatan terhadap bahan paduan tersebut baik dengan <a href="http://www.migas-indonesia.com/index.php?module=article&sub=article&act=view&id=570"><i>heat treatmen</i></a> maupun dengan perlakuan fisik seperti pada posting cara pembuatan keris pusaka yang lalu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Nenek moyang kita pada umumnya
membuat senjata berupa keris berbentuk lurus, pipih, panjang, dan semua
bagian tepinya tajam serta pada bagian ujung berbentuk lancip.</span></div>
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7901543973451635187" name="more"></a><span lang="SV" style="font-size: 100%;"></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Pada dasarnya nenek moyang kita
menciptakan benda pusaka berbentuk keris ini berfungsi sebagai media
berperang untuk melawan musuh di medan laga.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Bentuk pusaka yang semua tepinya tajam diharapkan dapat lebih optimal dalam penggunaannya yaitu meyerang lawan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Bagian tepi yang tajam berfungsi untuk memotong atau memangkas lawan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Sedangkan bagian ujung dengan bentuk yang runcing berfungsi untuk menusuk lawan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Dengan berkembangnya pemikiran
dari nenek moyang kita dalam hal teknologi pembuatan keris pusaka,
memunculkan bentuk pusaka yang agak berbeda dari kebanyakan yaitu sebuah
keris dengan bentuk luk atau berlekok-lekok.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"><a href="http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/museum-and-monument/sonobudoyo/">Luk</a>
dari keris pusaka juga sangat banyak variasinya, ada keris luk 1, keris
luk 2, keris luk 3, dan sebagainya yang dapat ditandai dengan jumlah
luk yang dipergunakan pada keris tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Sekarang, keris dengan luk memiliki nilai estetika tersendiri dalam perkembangannya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Namun ternyata dibalik
berbentuk luk tersimpan keistimewaan yang sangat luar biasa. Disamping
menambah nilai estetika keris juga dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan keris pusaka. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Artinya keris pusaka lebih mampu untuk melakukan perlawanan terhadap musuh seperti penusukan, penggiresan dan pemotongan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Hal ini disebabkan adanya kompleksitas mata tajam dari keris pusaka dengan bentuk luk tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Sebagai contoh sebuah keris
pusaka dengan bentuk luk dipergunakan untuk melakukan tusukan pada lawan
(gerak lurus menuju tubuh lawan). </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Dalam hal ini keris pusaka
meskipun bekerja dalam tusukan dalam arah mendatar juga bekerja proses
pemotongan dan penggoresan pada bagian tepi keris. Proses ini tidak
dimiliki oleh keris berbentuk lurus yang hanya bekerja untuk penggoresan
pada bagian tepinya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;">Demikian saat keris puksaka berbentuk luk dipergunakan untuk melakukan ayunan atau pemotongan pada lawa dengan arah melingkar. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<span lang="SV" style="font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Pada
keris tanpa luk hanya akan bekerja proses pemotongan saja. Akan tetapi
pada keris luk akan bekerja disamping dapat melakukan pemotongan juga
dapat melakukan proses penggoresan sekaligus.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-30489680114083341552012-12-16T21:53:00.000+07:002012-12-23T21:55:38.650+07:00CARA Pembuatan Keris ( Empu Zaman Dahulu)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjENGXQnugBrDrm7t4LlxL-6ic96n3GPcdsimVDB78B1eHM9NdpP1JI7bkYBO-Kz4vxJcykjRoycKhdR7vnaVq_w9cGlSS1_ZR6Zj5dHdpBFH7hmLFJO6TW8by9gy6B3TfatSKuF2qaa4kY/s320/Picture+589.jpg" width="320" /></h3>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">Keris</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px;"> merupakan sebuah senjata tajam yang terbuat dari <span class="Apple-style-span" style="color: red;">paduan </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: red;">(alloy)</span></i> logam pilihan jenis tertentu yang menyimpan sejuta nilai </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">histories</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px;"> yang tinggi. Melihat sejarah Bangsa Indonesia
bahwa keris terbukti mampu mengalahkan senjata api (senjata modern
waktu itu). Ini merupakan satu bukti bahwa sebuah keris memiliki
kekuatan yang tidak dapat diremehkan begitu saja. Kalau masih ada yang
beranggapan bahwa senjata keris merupakan senjata masa lampau yang
sangat lemah kekuatannya itu merupakan persepsi yang tidak benar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: -webkit-xxx-large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">Senjata tajam </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">sekarang</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">
seperti pedang, tombak, pisau, golok, dan banyak lagi tidaklah sama
dengan keris dalam hal kekuatan dan keampuhannya. Perbedaannya sangat
jauh sekali, mulai dari </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">komposisi kimia</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> yang terkandung sampai dengan </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">struktur mikro</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> penyusunnya. Hal ini disebabkan karena pemilihan material, proses pembuatan dan perlakuan </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">(</span><i><span class="Apple-style-span" style="color: red;">heat treatment</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: red;">)</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> yang jauh berbeda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: -webkit-xxx-large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">Penelitian tentang kekuatan sebuah keris sudah banyak dilakukan yang menunjukkan adanya </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">keunikan dalam struktur mikro</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">.
Dan inilah yang ternyata menjadikan kekuatan sebuah keris sangat luar
biasa. Kekuatan dari senjata tajam berupa keris ini adalah mampu menahan
</span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">beban tekan</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> yang tinggi, </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">beban puntir</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> yang tinggi, <span class="Apple-style-span" style="color: red;">beban tekuk </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: red;">(bending)</span></i> yang tinggi, </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">beban momen</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> yang tinggi. Dengan kata lain sebuah keris ternyata mampu untuk menahan dari </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">semua jenis pembebanan</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: -webkit-xxx-large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">Senjata
tajam sekarang apakah ada yang sudah dapat memenuhi semua pembebanan
tersebut diatas? Senjata tajam sekarang belum ada yang mampu membandingi
atau melebihi kekuatan keris pusaka. Ini merupakan suatu pertanyaan
besar mengapa </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">senjata sekarang</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> belum mampu menyamai atau bahkan melebihi kekuatan senjata keris.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: -webkit-xxx-large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">Rahasianya terletak pada proses pembuatannya. Sebenarnya </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">material dasar</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">
dari keris juga sangat menentukan kekuatan dari keris tersebut. Namun
proses pembuatan juga sangat berpengaruh terhadap kekuatan sebuah keris
bahkan lebih signifikan dari pada material dasarnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: -webkit-xxx-large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan hasil bahwa </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">cara membuat keris</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> menurut empu zaman dahulu yaitu dengan cara bahan baku pembuat keris dari bentuk batangan dipipihkan terlebih dahulu, lalu </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">dilipat-lipat</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">
seperti halnya melipat selembar kertas. Semakin banyak menggunakann
lipatan maka kekuatan sebuah keris akan semakin tinggi. Jadi semakin
tinggi kekuatan sebuah keris berarti dibutuhkan lebih banyak lipatan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: -webkit-xxx-large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">Proses pembuatan lipatan sebanding dengan </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">waktu</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">
(lama pembuatan). Semakin banyak lipatan otomatis akan memakan banyak
waktu untuk mengerjakannya. Makanya pada zaman dahulu dalam pembuatan
sebuah keris saja dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun yang disesuaikan dengan kekuatan sebuah senjata keris
yang ingin diciptakan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: -webkit-xxx-large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">Proses
pembuatan sebuah keris secara garis besar adalah sebagai berikut: dari
material dasar berupa logam dengan berbagai paduan seperti </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">baja</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> dan juga bahan </span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">meteor</span></span><span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;"> dipanasi sampai suhu <i><span class="Apple-style-span" style="color: red;">austenisasi</span></i>. Penentuan suhu austenisai ini sangat tergantung pada kandungan <i><span class="Apple-style-span" style="color: red;">Carbon</span></i> yang terdapat pada material dasar tersebut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: -webkit-xxx-large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "; font-size: 10.0pt;">Setelah mencapai suhu <i><span class="Apple-style-span" style="color: red;">austenisasi</span></i>
bahan keris dipipihkan dengan cara dipukul berkali-kali sampai
permukaannya tipis dan datar. Lalu bahan tersebut dilipat menjadi dua
bagian dan dipipihkan sampai tipis dan datar lagi dengan cara dipanaskan
terlebih dahulu. Proses ini dilakukan berulang-ulang sebanyak mungkin
tergantung seberapa kuat keris yang ingin diciptakan. Semakin banyak
jumlah lipatan yang dilakukan maka kekuatan sebuah keris akan semakin
baik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: -webkit-xxx-large;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SAfont-family:"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SAfont-family:"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Dengan
menggunakan metode lipatan-lipatan tersebutlah yang ternyata menjadikan
sebuah keris akan mampu menahan pembebanan dari semua jenis pembebanan
yang tidak dimiliki oleh senjata tajam masa kini.</span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SAfont-family:"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-57799052359373057902012-12-16T10:50:00.000+07:002012-12-16T10:50:06.421+07:00DHAPUR TOMBAK DAN GAMBARNYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img alt="" border="0" height="410" src="http://i259.photobucket.com/albums/hh301/jambudersono/Dapur_tmbk4.jpg" width="640" /><img alt="" border="0" height="420" src="http://i259.photobucket.com/albums/hh301/jambudersono/Dapur_tmbk3.jpg" width="640" /><img alt="" border="0" height="409" src="http://i259.photobucket.com/albums/hh301/jambudersono/Dapur_tmbk2.jpg" width="640" /><img alt="" border="0" height="417" src="http://i259.photobucket.com/albums/hh301/jambudersono/Dapur_tmbk1.jpg" width="640" /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-78449116868542533202012-12-16T10:31:00.000+07:002012-12-23T10:32:56.954+07:00GARAP KERIS MENURUT PAKEM @ TANGGGUHNYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b>Pajajaran & Majapahit </b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht0NHQ9lqXrf5c7RqA64idjdgNeYm17moSNMv41wXa_qYK4tJdh62ADQE4OJyNKPztvz-aiBF0Tbrgddb68n5LXk6KR3u2m4g5wteq_1JYKjjkUFGuY909WY4GcLkJXoRtFtNEc4iCBecW/s400/tangguh+paja+mojo.jpg" width="400" /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><b>Tuban, Blambangan, Sedayu </b></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtUxct6OAAWxa2wq1kTRcSh9ogKsFKRG2OOHKqOfAgGdwy5fqcJ2VTY2S87bCOObPPsBWddS3jDi71IwId-oyLtljWB9OXuoeTndzp9GCkgkKPer-UAaBwU2AnIL1PLGGAyM11E9DWj5f3/s1600/tangg+tuban+...blamb.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="340" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtUxct6OAAWxa2wq1kTRcSh9ogKsFKRG2OOHKqOfAgGdwy5fqcJ2VTY2S87bCOObPPsBWddS3jDi71IwId-oyLtljWB9OXuoeTndzp9GCkgkKPer-UAaBwU2AnIL1PLGGAyM11E9DWj5f3/s400/tangg+tuban+...blamb.jpg" width="400" /></a></div>
<b> </b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<b>Madura, DemaK</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO8ENM7Crri_S8whTL89X1UDpWdTaC0riVgr1KTT7fRZYjMQ7SUf0TpUZHmtZbNqtlnqI7gqXnzYRSeeZIJmYVtxT8Gjk59FevU9d-_fUTmLbIV9WuyU71Z7yUv2dR2c-1gQPxn90ELGvt/s1600/tangg+madura+sllkk.jpg"><img border="0" height="255" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO8ENM7Crri_S8whTL89X1UDpWdTaC0riVgr1KTT7fRZYjMQ7SUf0TpUZHmtZbNqtlnqI7gqXnzYRSeeZIJmYVtxT8Gjk59FevU9d-_fUTmLbIV9WuyU71Z7yUv2dR2c-1gQPxn90ELGvt/s1600/tangg+madura+sllkk.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b>Pajang , Mataram </b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuQhLFWbvTG5vZnZbaf_PuG7LGsoRMyHzE_ZwdpUIFLsjjd568LYUNena2xRH_muyLkzrCma3YMlly4muICqAFjMNQJ7fwSqc2Z20yjCJxatUpulbZaGZVE_82SruuYE44i3fq1hTgn4Rx/s1600/tangguh+mataram+pajangxnnnx.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuQhLFWbvTG5vZnZbaf_PuG7LGsoRMyHzE_ZwdpUIFLsjjd568LYUNena2xRH_muyLkzrCma3YMlly4muICqAFjMNQJ7fwSqc2Z20yjCJxatUpulbZaGZVE_82SruuYE44i3fq1hTgn4Rx/s400/tangguh+mataram+pajangxnnnx.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-74986801995264643552012-12-13T22:53:00.000+07:002012-12-13T22:53:12.351+07:00LEGENDA TOMBAK MADURA DAN ASAL USULNYA MADURA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Madura</b> adalah nama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau" title="Pulau">pulau</a> yang terletak di sebelah timur laut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 km<sup>2</sup> (lebih kecil daripada pulau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bali" title="Bali">Bali</a>), dengan penduduk hampir 4 juta jiwa.
<br />
Pulau Madura didiami oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Madura" title="Suku Madura">suku Madura</a>
yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi besar di
Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau
Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan
Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa
Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara
Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta
timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa
berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .<br />
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta
sifatnya yang temperamental, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin,
dan rajin bekerja. Orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang
kuat, sekalipun kadang melakukan ritual <i>Petik Laut</i> atau <i>Rokat Tase'</i>
(sama dengan larung sesaji). Harga diri, juga paling penting dalam
kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Madura" title="Bahasa Madura">bahasa Madura</a> : <i>angok pote tolang, atembheng pote matah</i>. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Carok" title="Carok">carok</a> pada sebagian masyarakat Madura<h2>
<span class="mw-headline" id="Babad_Madura">Babad Madura</span></h2>
Dari sumber-sumber babad tanah Madura dikisahkan bahwa Pulau Madura
pada zaman dahulu oleh para pengarung lautan hanya terlihat sebagai
puncak-puncak tanah yang tinggi (sekarang menjadi bukit-bukit, dan
beberapa dataran yang ketika air laut surut dataran tersebut terlihat,
sedangkan apabila laut pasang dataran tersebut tidak tampak ( di bawah
permukaan air ). Puncak-puncak yang terlihat tersebut diantaranya
sekarang disebut Gunung Geger di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bangkalan" title="Kabupaten Bangkalan">Kabupaten Bangkalan</a> dan Gunung Pajudan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sumenep" title="Kabupaten Sumenep">kabupaten Sumenep</a>.
Sejarah tanah Madura tidak terlepas dengan sejarah atau kejadian yang
terjadi di tanah Jawa. Diceritakan bahwa pada suatu masa di pulau Jawa
berdiri suatu kerajaan bernama <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Medang_kamulan" title="Medang kamulan">Medang kamulan</a>. Di dalam kotanya ada sebuak keraton yang bernama keraton Giling wesi, rajanya bernama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Hyang_Tunggal" title="Sang Hyang Tunggal">Sang Hyang Tunggal</a> ( Kerajaan Medang Kamulan terletak di muara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Brantas" title="Sungai Brantas">Sungai Brantas</a>. Ibukotanya bernama Watan Mas).<br />
Kala itu sekitar tahun 929 Masehi. Pendapat lain menyatakan bahwa
kerajaan tersebut adalah kerajaan “Medang “ bukan “ Medang kamulan” mana
yang benar tentu, memerlukan pembuktian secara ilmiah. Peristiwa ini
terjadi tatkala baru terjadi letusan gunung berapi di tempat tersebut
jadi sekitar tahun 929 M.<br />
Dikisahkan bahwa sang raja memiliki seorang anak gadis bernama <b>Puteri Bendoro Gung</b> (<b>Puteri Bendoro Agung</b>).
Suatu ketika gadis tersebut bermimpi kemasukan rembulan ke dalam
tubuhnya. Beberapa saat kemudian ternyata gadis tersebut hamil. Sang
raja (ayahandanya) selalu menanyakan siapa yang menghamilinya, namun
gadis tersebut tidak menjawab. Akhirnya raja menjadi marah dan memanggil
patihnya yang bernama <b>Pranggulang</b>. Raja memerintahkan supaya
anak gadisnya dibunuh dan kepalanya disuruh dibawa kembali kepada raja.
Apabila patih tidah dapat menunjukkan kepala tersebut ia tidak boleh
kembali ke kerajaan dan jabatannya sebagai patih diberhentikan. Patih
menyanggupi perintah raja dan membawa gadis tersebut ke sebuah hutan.<br />
<br />
<b>Kyai Poleng</b> Sesampainya di hutan patih Pranggulang menghunus
pedang dan bermaksud memenggal kepala si gadis, namun suatu keanehan
terjadi, yaitu ketika sang pedang mendekati leher si gadis pedang
tersebut terjatuh dari tangan sang patih. Sang pating mengulanginya lagi
untuk memenggal leher si gadis namun lagi-lagi terjadi seperti hal
sebelunya, yaitu pedang terlepas dari tangan sang patih dan jatuh ke
tanah. Sang patih masih berusaha mengulanginya sampai tiga kali, namun
pada kali yang ketiga karena masih terjadi terjadi hal yang sama dengan
dengan kejadian sebelunnya Sang Patih akhirnya duduk termenung dan
berfikiran bahwa kehamilan sang gadis tentulah bukan karena kesalahan si
gadis, tetapi disebabkan oleh hal yang luar biasa. Akhirnya sang patih
mengalah untuk tidak kembali ke kerajaan, dan mulai saat itu sang patih
berganti nama menjadi ” <b>kyai Poleng</b> ”, (poleng artinya kain
tenunan Madura). Iapun merubah pakaiannya yaitu memakai kain, baju, dan
ikat kepala dari kain poleng. Selanjutnya ia memotong kayu-kayu di hutan
dan dibawa ke pantai dirakit menjadi ghitek ( jawa=getek).<br />
Sang gadis oleh kyai Poleng didudukkan di atas ghitek di tepi pantai
dan Kyai Poleng menendang ghitek tersebut menuju madu oro’ ( pojok di
ara-ara artinya pojok menuju ke arah yang luas). Hal inilah yang menurut
sebagian pendapat menjadi asul-usul nama ” Madura ”. Pendapat lain
mengatakan bahwa nama Madura berasal dari kata ” Lemah Dhuro” artinya
tanah yang tidak sesungguhnya, yaitu apabila air laut surut tanahnya
terlihat, tetapi bila air pasang tanahnya tidak terlihat.<br />
Alkisah bahwa ghitek tersebut terdampar di suatu tempat yang saat ini
tempat tersebut disebut Gunung Geger (Di sinilah asalnya tanah Madura).
Sebelum sang gadis diberangkatkan kyai Poleng berpesan jika membutuhkan
pertolongan atau apa saja, maka sang Gadis di suruh menghentakkan
kakinya ke tanah tiga kali, maka saat itu pula kyai poleng akan datang
menolongnya. Sesampainya di Gunung Geger gadis tersebut duduk di bawah
pohon pelasa ( ploso=jawa , suatu pohon berdaun halus yang saat ini
mulai sukar ditemukan kebanyakan orang Madura menjadikan daunnya untuk
pembungkus petis.<br />
Suatu ketika sang gadis merasakan sakit yang luar biasa pada
perutnya, dia pun menjejakkan kakinya tiga kali ke tanah dan kyai poleng
pun datang. Ternyata sang gadis mau melahirkan. Akhirnya saat itu pula
lahirlah seorang bayi laki-laki yang roman mukanya amat rupawan. Bayi
tersebut diberi nama ”Raden Sagoro ” ( sagoro=laut ). Keluarga inilah
yang menurut beberapa pendapat menjadi cikal-bakal penduduk Madura.
Setelah sang bayi lahir Kyai Poleng akhirnya menghilang namun pada
saat-saat tertentu masih mendatangi keluarga tersebut.<br />
Diceritakan bahwa perahu-perahu para pedagang yang berlayar dari
beberapa pulau di Indonesia, ketika berlayar malam hari sekitar tempat
tinggal Raden Segoro, mereka sering melihat cahaya yang terang benderang
seperti cahaya rembulan. Sehingga merekapun berkata apabila maksud
pelayaran mereka terkabul, maka akan berhenti (berlabuh) di tempat itu (
Geger ) dan akan mengadakan selamatan dan memberi hadiah kepada yang
bercahaya tersebut. Sehingga pada akhirnya tempat tersebut sering
kedatangan para tamu ( pelayar ) yang terkabul maksudnya. Dan Raden
Segoro beserta ibunyalah yang menerima hadiah-hadiah tersebut, karena
disitu hanya tinggal seorang ibu dengan anaknya.<br />
Ketika Raden Segoro berumur sekitar dua tahun, dia sering bermain ke
pantai, hingga suatu ketika dari arah laut datanglah dua ekor ular naga
yang amat besar mendekatinya. Dengan penuh ketakutan dia berlari kepada
ibunya, sambil menangis dan menceritakan kejadian tersebut. Sang ibupun
memanggil Kyai Poleng. Kejadian tersebut diceritakan kepada Kyai Poleng.
Setelah mendengar cerita tersebut Kyai Poleng mengajak Raden Segoro
bermain-main menuju pantai. Tak lama kemudian datanglah dari arah laut
dua ekor ular raksasa. Kyai poleng menyuruh Raden Segoro menangkap dua
ekor ular tersebut dan membantingnya ke tanah. Akan tetapi Raden Segoro
tidak mematuhinya karena takut. Namun setelah dipaksa Raden Segoro
menangkap dua ular raksasa itu dan membantingnya ke tanah. Seketika itu
pula ular tersebut berubah menjadi dua bilah tombak. Raden Segoro
memberikan tombak tersebut kepada Kyai Poleng, dan oleh kyai poleng
dibawa ke Ibu Raden Segoro. Tombak tersebut diberi nama <b>Kyai(si) Nenggolo</b>, dan <b>kyai (si) Aluquro.</b>
Kyai Poleng memberi tahu bahwa Kyai Aluquro untuk di simpan di dalam
rumah dan Kyai Nenggolo untuk dibawa ketika berperang. Kyai Poleng
menceritakan asal–usul dua senjata pusaka tersebut kepada Raden Segoro
dan ibunya.<br />
Dikisahkan oleh Kyai Poleng pada Raden Segoro bahwa; Pada zaman
dahulu di tanah Jawa kosong(tidak berpenduduk). Ada seorang raja bernama
<b>Raja Room</b> yang mendengar bahwa ada sutau tanah yang mengetahui
dari para pengembara bahwa ada tanah di bagian selatan yang masih
kosong, namun subur. Mendengar hal tersebut Raja Room hal mengutus
panglimanya untuk menyelidiki tanah ini. Apabila tanahnya memang benar
makmur, maka ia akan memerintahkan supaya beberapa keluarga Negeri Room
ditempatkan di sana. Setelah diperiksa ternyata tanah Jawa ini amat
makmur. Keadaan ini akhirnya beberapa keluarga dari Negeri Room
ditempatkan di sana. Namun beberapa saat setelah tinggal di tanah Jawa
keluarga tersebut seluruhnya sakit dan mati. Disamping itu diceritakan
pula bahwa Pulau Jawa saat itu menjadi sarang beberapa hantu yang suka
makan manusia. Oleh karenanya Raja Room memerintahkan supaya empat
penjuru dari tanah Jawa Supaya dipasang senjata pada tiap-tiap pojok,
yaitu:<br />
<ul>
<li>Di bagian selatan ditanam <b>Pedang Suduk</b>,</li>
<li>Sebelah barat bagian utara ditanam <b>Tombak Kyai Nenggolo</b>,</li>
<li>Sebelah timur bagian utara ditanam <b>pedang Suduk</b>,</li>
<li>Sebelah timur bagian selatan ditanam <b>Tombak Kyai Aluquro</b>.</li>
</ul>
Setelah itu baru keluarga dari Negeri Room dipindah ke tanah Jawa hidup dan bercocok tanam di sana.<br />
Diceritakan pula bahwa ketika Raden Segoro berumur 7 tahun, tempat
kediamannya pindah dari Gunong Geger ke Desa Nepah sekarang diperkirakan
berada di <b>Desa Batioh</b>, Kecamatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banyuates,_Sampang" title="Banyuates, Sampang">Banyuates, Sampang</a>.
Nama Nepa berasal dari nama pohon yaitu pohon Nepa, disebut pula pohon
bunyok, mirip pohon kelapa tetapi tidak sebesar pohon kelapa, daunnya
dapat dijadikan atap rumah, dan daun yang masih muda dapat dijadikan
pembungkus rokok. Wilayah Desa Nepa saat ini termasuk wilayah kecamatan
Ketapang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sampang" title="Kabupaten Sampang">Kabupaten Sampang</a>, dan sekarang termasuk salah satu tempat rekreasi karena di sana banyak kera.<br />
Pada saat Kerajaan Medangkamulan diperintah Sang Hyang Tunggal,
berkali –kali diserang musuh yang berasal dari negeri Cina. Akibat
peperangan ini rakyat Medangkamulan hampir habis dibunuh musuh. Dalam
keadaan susah dan bingung Raja Sang Hyang Tunggal memohon kepada Yang
Maha Kuasa supaya diberi pertolongan. Akhirnya pada suatu malam rajapun
bermimpi bertemu dengan seorang tua yang berkata bahwa di sebuah pulau
yang bernama <b>Madu Oro</b> ( <b>Lemah Duro</b> = Madura ) terdapat
anak muda bernama Raden Segoro, raja disuruh minta pertolongan kepada
Raden Segoro bila ingin menang perang.<br />
Keesokan harinya raja memerintahkan patihnya untuk membawa beberapa
perahu dan prajurit untuk meminta pertolongan Raden Segoro. Sesampainya
di tanah Madura pada awalnya prajurit Medang Kamulan ini ingin membawa
paksa Raden Segoro ke perahu, namun disitu terjadi keanehan yaitu para
prajurit itu seluruhnya lumpuh tidak punya daya dan terjadi tiupang
angin yang sangat kencang yang ingin menenggelamkan perahu-perahu itu.
Akibat kejadian tersebut akhirnya patih Kerajaan Medang kamulan minta
ampun kepada Raden Segoro dan ibunya. Ibu Raden Segoro selanjutnya
memanggil Kyai Poleng. Kyai Poleng datang dan matur kepada ibu Raden
Segoro supaya Raden Segoro bisa dibawa ke Kerajaan Medangkamulan untuk
membantu peperangan melawan tentara Cina. Raden Segoro pun berangkat
bersama rombongan itu dengan membawa pusaka tombak Kyai Nenggolo. Kyai
poleng pun ikut serta, tetapi tidak menampakkan diri kepada orang lain,
selain Raden Segoro.<br />
Sesampainya di Kerajaan Medang kamulan, rombongan ini terlibat
peperangan dengan tentara Cina. Raden Segoro bertempur luar biasa dengan
didampingi Kyai Poleng. Dengan menunjuk saja tombak Kyai Nenggolo ke
arah musuh, musuhpun menjadi sakit secara mendadak, dan akhirnya
berusaha meninggalkan kerajaan Medangkemulan dan sebagian besar mati.
Dengan kemenangan tersebut raja membuat pesta besar-besaran dan memberi
penghormatan kepada Raden Segoro. Raden Segoro juga diberi gelar ” <b>Tumenggung Gemet</b> ” oleh raja Medang kamulan.<br />
Raja Medang kamulan berkeinginan untuk menjadikan Raden Segoro
sebagai menantu, dan mengantarkannya diiringi sang patih dan prajurit
pilihan. Disertai pula surat ucapan terima kasih kepada ibu Raden
Segoro. Raja bertanya kepada Raden Segoro tentang siapa nama ayah Raden
Segoro, maka Raden Segoro pun menjawab bahwa masih akan menanyakan hal
tersebut kepada ibunya. Sesampainya di Nepah ketika para prajurit yang
mengantarkan telah pulang, Raden Segoro bertanya kepada ibunya, tentang
siapa nama ayahnya. Sang ibu sangat kebingungan harus menjawab apa,
namun sang ibu menjawab bahwa ayahnya seorang siluman. Maka seketika itu
pula ibu, Raden Segoro, dan rumahnya (Keraton Nepa) lenyap (<i>muksa</i>).<br />
Demikian Riwayat asal mula penduduk tanah Madura. Hikmah dari cerita
ini oleh para tetua di Madura dikesankan bahwa Raden Segoro membalas
hutang eyangnya yang menghinakan ibunya dan membuang ibunya dengan
pembalasan yang baik, yaitu membantu memenangkan peperangan. Selanjutnya
diceritakan bahwa raden Segoro sebagai orang siluman dikemudian hari
beristri <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nyi_Roro_Kidul" title="Nyi Roro Kidul">Nyi Roro Kidul</a>.<br />
Dikisahkan pula beberapa tahun kemudian senjata Kyai Nenggolo dan Kyai Aluquro oleh Raden Segoro diberikan kepada <b>Pangeran Demang Palakaran</b> ( Kyai Demong ) dari desa Plakaran (sekarang desa Plakaran di Kecamatan Jrengik <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sampang" title="Kabupaten Sampang">Kabupaten Sampang</a>)
yang kemudiaan menjadi Bupati Arosbaya ( Bangkalan ). Hingga saat ini
kedua tombak pusaka tersebut masih menjadi tombak pusaka Bangkalan. Juga
menurut keparcayaan orang tua –tua Kyai poleng menjadi pembantu
Pangeran Demang Palakaran dan keturunnya.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sejarah">Sejarah</span></h2>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 232px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Pangerang_%28prins%29_van_Madura_TMnr_3728-224.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="288" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cd/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Pangerang_%28prins%29_van_Madura_TMnr_3728-224.jpg/230px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Pangerang_%28prins%29_van_Madura_TMnr_3728-224.jpg" width="230" /></a>
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Pangerang_%28prins%29_van_Madura_TMnr_3728-224.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Litografi" title="Litografi">Litografi</a> oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Auguste_van_Pers" title="Auguste van Pers">Auguste van Pers</a> yang menggambarkan seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pangeran" title="Pangeran">pangeran</a> dari Madura dan pelayannya di masa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a></div>
</div>
</div>
Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat
daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau
ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kadiri" title="Kerajaan Kadiri">Kediri</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singhasari" title="Singhasari">Singhasari</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a>.
Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu
bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Demak" title="Kesultanan Demak">Demak</a>, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1624" title="1624">1624</a>, Madura ditaklukkan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mataram" title="Kesultanan Mataram">Mataram</a>. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1882" title="1882">1882</a>), mula-mula oleh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/VOC" title="VOC">VOC</a>, kemudian oleh pemerintah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia-Belanda" title="Hindia-Belanda">Hindia-Belanda</a>. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.<sup class="reference" id="cite_ref-van_Dijk_1-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura#cite_note-van_Dijk-1">[1]</a></sup><br />
Sejarah mencatat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aria_Wiraraja" title="Aria Wiraraja">Aria Wiraraja</a>
adalah Adipati Pertama di Madura, diangkat oleh Raja Kertanegara dari
Singosari, tanggal 31 Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di
Batuputih Sumenep, merupakan keraton pertama di Madura. Pengangkatan
Aria Wiraraja sebagai Adipati I Madura pada waktu itu, diduga
berlangsung dengan upacara kebesaran kerajaan Singosari yang dibawa ke
Madura. Di Batuputih yang kini menjadi sebuah Kecamatan kurang lebih 18
Km dari Kota Sumenep, terdapat peninggalan-peninggalan keraton
Batuputih, antara lain berupa tarian rakyat, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gambu" title="Tari Gambu">tari Gambuh</a> dan tari Satria.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Geografi_dan_Adiministrasi">Geografi dan Adiministrasi</span></h2>
<b>Geografi</b><br />
Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang relatif datar di
bagian selatan dan semakin kearah utara tidak terjadi perbedaan
elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Selain itu juga merupakan
dataran tinggi tanpa gunung berapi dan tanah pertanian lahan
kering.Komposisi tanah dan curah hujan yang tidak sama dilereng-lereng
yang tinggi letaknya justru terlalu banyak sedangkan di lereng-lereng
yang rendah malah kekurangan dengan demikian mengakibatkan Madura kurang
memiliki tanah yang subur.<br />
Secara geologis Madura merupakan kelanjutan bagian utara Jawa,
kelanjutan dari pengunungan kapur yang terletak di sebelah utara dan di
sebelah selatan lembah solo. Bukit-bukit kapur di Madura merupakan
bukit-bukit yang lebih rendah, lebih kasar dan lebih bulat daripada
bukit-bukit di Jawa dan letaknyapun lebih bergabung.<br />
Luas keseluruhan Pulau Madura kurang lebih 5.168 km², atau kurang
lebih 10 persen dari luas daratan Jawa Timur. Adapun panjang daratan
kepulauannya dari ujung barat di Kamal sampai dengan ujung Timur di
Kalianget sekitar 180 km dan lebarnya berkisar 40 km. Pulau ini terbagi
dalam empat wilayah kabupaten. Dengan Luas wilayah untuk kabupaten
Bangkalan 1.144, 75 km² terbagi dalam 8 wilayah kecamatan, kabupaten
Sampang berluas wilayah 1.321,86 km², terbagi dalam 12 kecamatan,
Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 844,19 km², yang terbagi dalam
13 kecamatan, dan kabupaten Sumenep mempunyai luas wilayah 1.857,530
km², terbagi dalam 27 kecamatan yang tersebar diwilayah daratan dan
kepulauan.<br />
<b>Administrasi</b><br />
Madura dibagi menjadi empat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten" title="Kabupaten">kabupaten</a>, yaitu:<br />
<table class="wikitable sortable jquery-tablesorter">
<thead>
<tr>
<th class="headerSort" title="Urutkan menaik">Kabupaten</th>
<th class="headerSort" title="Urutkan menaik">Ibu Kota</th>
<th class="headerSort" title="Urutkan menaik">Luas Area</th>
<th class="headerSort" title="Urutkan menaik">Populasi 2010</th>
</tr>
</thead><tbody>
<tr>
<td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bangkalan" title="Kabupaten Bangkalan">Kabupaten Bangkalan</a></td>
<td>Bangkalan</td>
<td>1,260</td>
<td>907,255</td>
</tr>
<tr>
<td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sampang" title="Kabupaten Sampang">Kabupaten Sampang</a></td>
<td>Sampang</td>
<td>1,152</td>
<td>876,950</td>
</tr>
<tr>
<td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pamekasan" title="Kabupaten Pamekasan">Kabupaten Pamekasan</a></td>
<td>Pamekasan</td>
<td>733</td>
<td>795,526</td>
</tr>
<tr>
<td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sumenep" title="Kabupaten Sumenep">Kabupaten Sumenep</a></td>
<td>Sumenep</td>
<td>1,147</td>
<td>1,041,915</td>
</tr>
</tbody><tfoot></tfoot></table>
<i><b>Kota-Kota Eks Karesidenan Madura</b></i><br />
<ul>
<li>Bangkalan</li>
<li>Sampang</li>
<li>Pamekasan</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Sumenep,_Sumenep" title="Kota Sumenep, Sumenep">Sumenep</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Kalianget" title="Kota Tua Kalianget">Kalianget</a></li>
</ul>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Ekonomi">Ekonomi</span></h2>
Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung" title="Jagung">Jagung</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singkong" title="Singkong">singkong</a> merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sapi" title="Sapi">sapi</a>
juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan
memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk
kegiatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karapan_sapi" title="Karapan sapi">karapan sapi</a>. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.<br />
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau" title="Tembakau">tembakau</a>. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cengkeh" title="Cengkeh">cengkeh</a> bagi industri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kretek" title="Kretek">kretek</a> domestik. Sejak <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281800-1940%29" title="Sejarah Indonesia (1800-1940)">zaman kolonial Belanda</a>, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida" title="Natrium klorida">garam</a>.<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bangkalan" title="Kabupaten Bangkalan">Bangkalan</a> yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surabaya" title="Surabaya">Surabaya</a>, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penglaju" title="Penglaju">penglaju</a> ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Suramadu" title="Jembatan Suramadu">Jembatan Suramadu</a> yang sudah beroperasi sejak <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/10" title="10">10</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Juni" title="Juni">Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2009" title="2009">2009</a>, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.<br />
Sumenep sebagai daerah wisata juga menyimpan banyak sumber daya alam
berupa gas alam yang dieksplorasi untuk mensuplai kebutuhan gas industri
yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Sumur-sumur gas sebagian besar
tersebar di daerah lepas pantai Kepulauan Sumenep.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Kondisi_Sosial_Masyarakat">Kondisi Sosial Masyarakat</span></h2>
Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur<sup class="reference" id="cite_ref-Rachbini_2-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura#cite_note-Rachbini-2">[2]</a></sup>. Tidak seperti <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawa" title="Pulau Jawa">Pulau Jawa</a>,
tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian.
Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran
dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka
panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Madura" title="Suku Madura">suku Madura</a> tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Transmigrasi" title="Transmigrasi">transmigrasi</a> terbanyak.<br />
Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena
keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura juga
senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya.
Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa
ada yang berhasil menjadi Tekonokrat, Birokrat, Menteri atau Pangkat
tinggi di dunia militer.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pariwisata">Pariwisata</span></h2>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 202px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Madura_bull_racing_1999.jpeg"><img alt="" class="thumbimage" height="129" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/45/Madura_bull_racing_1999.jpeg/200px-Madura_bull_racing_1999.jpeg" width="200" /></a>
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Madura_bull_racing_1999.jpeg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Kerapan Sapi di Sumenep</div>
</div>
</div>
Pulau Madura memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu icon wisata Madura adalah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karapan_Sapi" title="Karapan Sapi">Karapan Sapi</a>.
Setiap tahun kerapan sapi diselenggarakan berjenjang dari tingkat
Kecamatan, Kabupaten, dan tingkat pembantu wilayah Madura. Selain
kerapan sapi ada juga kontes Sapi Sono' yang diperagakan oleh sapi-sapi
betina. Selain itu untuk beberapa di kepulauan Sumenep ada juga Kerapan
Kerbau.<br />
Selain itu Madura mempunyai tempat wisata peninggalan sejarah yang
sebagian besar tersebar di Kabupaten Sumenep. Objek Wisata Sejarah yang
ada di wilayah ini antara lain : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Sumenep" title="Keraton Sumenep">Keraton Sumenep</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Jamik_Sumenep" title="Masjid Jamik Sumenep">Masjid Jamik</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asta_Tinggi_Sumenep" title="Asta Tinggi Sumenep">Asta Tinggi</a>, Wisata <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Kalianget" title="Kota Tua Kalianget">Kota Tua Kalianget</a>, dsb.<br />
Selain itu Madura mempunyai pantai yang indah, antara lain, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Lombang" title="Pantai Lombang">Pantai Lombang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Slopeng" title="Pantai Slopeng">Pantai Slopeng</a>, Pantai Badur, Pantai Talang Siring, Pantai Camplong, Pantai Rongkang, dan Pantai Siring Kemuning.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Tokoh_Madura">Tokoh Madura</span></h2>
<ul>
<li><b>Puteri Bendoro Gung</b></li>
<li><b>Raden Segoro</b></li>
<li><b>Kyai Poleng</b> (Patih Pranggulang)</li>
</ul>
<br />
<b>Tokoh Kerajaan</b><br />
<b>Madura Barat</b><br />
<ul>
<li><b>Pangeran Tengah</b> 1592-1621. Saudara dari:</li>
<li><b>Pangeran Mas</b> 1621-1624</li>
<li><b>Pangeran Praseno / Pangéran Tjokro di Ningrat I</b> 1624-1647. Anak dari Tengah dan Ayah dari:</li>
<li><b>Pangeran Tjokro Diningrat II</b> 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari:</li>
<li><b>Raden Temenggong Sosro Diningrat / Pangeran Tjokro Diningrat III</b> 1707-1718. Saudara dari:</li>
<li><b>Raden Temenggong Suro Diningrat / Pangeran Tjokro Diningrat IV</b> 1718-1736. Ayah dari:</li>
<li><b>Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I / Panembahan Tjokro Diningrat V</b> 1736-1769. Kakek dari:</li>
<li><b>Raden Adipati Sejo Adiningrat II / Panembahan Adipati Tjokro Diningrat VI</b> 1769-1779</li>
<li><b>Panembahan Adipati Tjokro Diningrat VII</b> 1779-1815, <b>Sultan Bangkalan</b> 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari:</li>
<li><b>Tjokro Diningrat VIII, Sultan Bangkalan</b> 1815-1847. Saudara dari:</li>
<li><b>Panembahan Tjokro Diningrat IX, Sultan Bangkalan</b> 1847-1862. Ayah dari:</li>
<li><b>Panembahan Tjokro Diningrat X, Sultan Bangkalan</b> 1862-1882.</li>
<li><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trunojoyo" title="Trunojoyo">Pangeran Trunojoyo</a></b>, Pahlawan Madura salah seorang keturunan Kerajaan Madura Barat dalam memberontak pemerintahan VOC di Jawa dan Madura</li>
</ul>
<b>Madura Timur</b><br />
<ul>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arya_Wiraraja" title="Arya Wiraraja"><b>Prabu Arya Wiraraja</b></a>, Adipati Sumenep I pada tahun 1269 dan sebagai salah satu tokoh pendiri <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Majapahit" title="Kerajaan Majapahit">Kerajaan Majapahit</a> bersama Raden Wijaya.</li>
<li><b>Pangeran Secadiningrat I</b></li>
<li><b>Pangeran Secadiningrat II</b></li>
<li><b>Pangeran Secadiningrat III</b> Adipati Sumenep XIII tahun 1415 - 1460</li>
<li><b>Pangeran Secadiningrat IV</b> Adipati Sumenep 1460 - 1502</li>
<li><b>Pangeran Secadiningrat V</b> Adipati Sumenep 1502 - 1559</li>
<li><b>Raden Tumenenggung Ario Kanduruan</b> Adipati Sumenep 1559 - 1562</li>
<li><b>Pangeran Lor</b> dan <b>Pangeran Wetan</b> Adipati Sumenep 1562 - 1567</li>
<li><b>Pangeran Keduk I</b> Adipati Sumenep 1567 - 1574</li>
<li><b>Pangeran Lor II</b> Adipati Sumenep 1574 - 1589</li>
<li><b>Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro I</b> menjadi Adipati Sumenep 1589 - 1626</li>
<li><b>Kanjeng R. Tumenggung Ario Anggadipa</b> Adipati Sumenep 1626 - 1644</li>
<li><b>Kanjeng R. Tumenggung Ario Jaingpatih</b> Adipati Sumenep 1644 - 1648</li>
<li><b>Kanjeng Pangeran Ario <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yudonegoro" title="Yudonegoro">Yudonegoro</a></b> Adipati Sumenep 1648 - 1672</li>
<li><b>Kanjeng R. Tumenggung Pulang Jiwa</b> dan <b>Kanjeng Pangeran Seppo</b> Adipati Sumenep 1672 - 1678</li>
<li><b>Kanjeng Pangeran Ario</b> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cokronegoro_II" title="Cokronegoro II">Cokronegoro II</a> Adipati Sumenep 1678 - 1709</li>
<li><b>Kanjeng R. Tumenggung Wiromenggolo</b> Adipati Sumenep 1709 - 1721</li>
<li><b>Kanjeng Pangeran Ario</b> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cokronegoro_III" title="Cokronegoro III">Cokronegoro III</a> Adipati Sumenep 1721 - 1744</li>
<li><b>Kanjeng Pangeran Ario</b> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cokronegoro_IV" title="Cokronegoro IV">Cokronegoro IV</a> Adipati Sumenep 1744 - 1749</li>
<li><b>Raden Buka</b> Adipati Sumenep 1749 - 1750</li>
<li><b>Kanjeng R. Ayu Rasmana Tirtanegara</b> dan <b>Kanjeng R. Tumenggung Tirtanegara</b> Adipati Sumenep 1750 - 1762</li>
<li><b>Kanjeng R. Tumenggung Ario Asirudin</b> / Pangeran Natakusuma I (Panembahan Somala) Sultan Sumenep tahun 1762 - 1811</li>
<li><b>Sultan Abdurrahman Paku Nataningrat I</b> (Kanjeng R. Tumenggung Abdurrahaman) Sultan Sumenep 1811 - 1854</li>
<li><b>Panembahan Natakusuma II</b> (Kanjeng R. Tumenggung Moh. Saleh Natanegara) menjadi Adipati Sumenep 1854 - 1879</li>
<li><b>Kanjeng Pangeran Ario Mangkudiningrat</b> Adipati Sumenep 1879 - 1901</li>
<li><b>Kanjeng Pangeran Ario Pratamingkusuma</b> Adipati Sumenep 1901 - 1926</li>
<li><b>Kanjeng Pangeran Ario Prabuwinata</b> Adipati Sumenep 1926 - 1929</li>
</ul>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-12493268528388394592012-12-13T21:39:00.000+07:002012-12-22T21:52:19.628+07:00ARTIKEL KARYA KERIS EMPU JAKA SURO<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Sebuah kisah legenda Jaka Sura mempengaruhi produksi keris pada masanya,
hingga kini keris berbentuk lempengan tipis model karya empu Nyi Mbok
Sombro dengan peksinya dibuat lubang masih memiliki market yang luas.
Konon karena kisahnya adalah bahwa Jaka Sura mencari ayahnya sambil
membawa beberapa keris yang direnteng untuk diberikan kepada warung yang
disinggahinya untuk numpang makan, sebagai pembayaran. <br />
<br />
Sebenarnya kisah ini sudah pasti memiliki bobot pengutaraan, bahwa keris
ada harganya, serta ada sesuatu kekuatan yang tiada takarannya. Maka
mereka yang menjamu Jaka Sura merasa dapat piyandel keris yang membawa
rejeki. Sebuah kisah yang memanifestasikan tentang karma baik seseorang
akan mendapat pahala.<br />
<br />
Namun yang menjadi bias adalah, kisah ini ditelan mentah-mentah oleh
masyarakatnya sehingga terjadi mistikisasi berlebihan. Ada kisahnya
pasti muncul wujudnya pula. Tentu seperti di jaman modern... para pande
cangkul pun melihat peluang pasar dari kisah ini.... jadilah produksi
keris Joko Sura yang terus diproduksi hingga kini. Bahkan karena tipis
terjadi lekukan tak rata saat menggemblengnya yang kemudian dibualkan
seolah keris dibuat dengan dipijit-pijit dengan jari tangannya.<br />
<br />
Dilemanya apa?<br />
<br />
Pelestari keris sangat berterima kasih atas hal ini, secara pasti telah
membuat keris terus eksis. Apalagi kita selalu dalam masyarakat yang
tutur tinular, glenak-glenik, glembugan dan klenik....<br />
<br />
Dilain pihak... ada pandangan yang menganggap hal itulah adalah sumber
musryik dan syirik, apalagi jika dengan perlakuan yang disaji bunga,
bahkan disembah-sembah... Sehingga keris juga terpinggirkan oleh
masyarakat. Bahkan ditakuti jika ada jin setan dan sebangsanya, lalu
dilarung dan dicerca.... <br />
<br />
Padahal "keris" dipuji UNESCO diberi penghargaan cumlaude sebagai
warisan budaya dunia. Keris sebagai heritage memang dibungkus oleh
berbagai aspek, dan inilah yang harus kita terjemahkan secara rasional,
bahwa notasi yang ada harus dikaji secara lebih ilmiah, tentu tak lepas
dengan keterkaitan etnologinya...<br />
<br />
Beberapa catatan menyimpulkan bahwa Jaka Sura bukan empu picisan,
karyanya bagus dan estetik dengan garap yang sempurna, saya sering
menduga dan mengkaitkan performa gaya keris Jaka Sura menjadi acuan
untuk jaman berikutnya yaitu gaya Mataram. Patron karya Jaka Sura ini
jelas ada pada Mataram Sultan Agungan hanya ukurannya lebih corok. (tj)<br />
<br />
<br />
<div>
<img border="0" src="http://www.javakeris.com/files/jokosurafnsh.jpg" /></div>
<br />
<i>Kanan adalah karya empu Jaka Sura (dengan kekancingan keraton) dan kiri karya Jaka Sura produk legenda.</i><br />
<br />
Berikut salah satu catatan yang mendukung bahwa empu Jaka Sura memang empu pinunjul dirupakan dalam bentuk sekar Sinom sbb.:<br />
<br />
<i>Jaka Sura dennya karya/Tosan pirang-pirang dhacin/Den kepel dadya
satunggal/Sawusira dadi siji/Kinarya tanpa keni/Dhapur lameng kirang
patut/Nanging sepuhe dilat/Tan lami tumuli dadi/Sampun kunjuk marang
Sang Sri Brawijaya.<br />
<br />
Wus dadi denira karya/Ingaturaken pribadi/Prapteng nagri
Majalengka/Kendel paregolan Njawi/Yun nlebet den adhangi/Dening Wadya
kang atungguk/Langkung kaku ing manah/Jaka Sura nulya bali/Lamengipun
tinilar lawang gapura.<br />
<br />
Kang caos munjuk Sang Nata/Lamun abdi dalem alit/Pangeran Sedayu
putra/Yun marak amba pambengi/Gya wangsul wonten kori/Pedhange tinilar
kantun/Sang Prabu Majalengka/Kagyat nulya anedhaki/Niti priksa kang
tinilar Jaka Sura.<br />
<br />
Gaweyane Jaka Sura/Apa pasah pada wesi/Jinajal mring wesi lawang/Tugel
tan kongsi mindhoni/Eram ingkang ningali/Jaka Sura karyanipun/Landhep
ampuh kalintang/Pedhang iki Sun paringi/Aranira si Lawang iku prayoga.</i><br />
<br />
<br />
Kurang lebih terjemahannya adalah sbb:<br />
Karya Jaka Sura, terbuat dari besi beberapa dachin (1 dachin = 100 kati =
61,761 kg) ditempa menjadi satu. Tempaannya matang tanpa celah dan
sambungan. Jadilah sebuah pedang berdapur Lameng, meskipun kurang luwes
bentuknya namun disepuh Dilat (sepuh “dilat” bukan berarti disepuh
dengan menggunakan lidah. Dilat berarti menyala; Jawa: Murub), hal
tersebut merupakan metode penyepuhan “sempurna” yaitu pendinginan
mendadak ke air saat besi menyala pijar dari perapian - hanya besi dan
tempa bermutu tinggi yang mampu disepuh demikian. Setelah jadi, kemudian
datang menghadap Sang Sri Brawijaya.<br />
<br />
Namun apa lacur, sesampai pintu gerbang Kraton Majapahit, dihalang –
halangi oleh prajurit penjaga. Meskipun Jaka Sura telah menyampaikan
identitasnya, tetap saja prajurit tak percaya. Hal tersebut membuat hati
Jaka Sura jengkel, kemudian meninggalkan gerbang (pada referensi
lainnya : dikatakan Jaka Sura kemudian “tapa pepe” yaitu duduk berdiam
di tenggah Alun-alun). Pedhang buatannya, ditinggalkan di pintu gerbang.<br />
<br />
Prajurit menghadap Prabu Brawijaya, ia mengatakan ada rakyat jelata
ingin menghadap dan mengaku-aku putra dari Pangeran Sedayu. Prajurit
terpaksa menghalang-halanginya. Segera Prabu Brawijaya, pergi ke pintu
gerbang, ingin tahu siapa gerangan. Sang Prabu terkejut, melihat ada
pedang tertinggal, kemudian memeriksa dengan teliti pedang yang
ditinggalkan Jaka Sura.<br />
<br />
Prabu Brawijaya penasaran, mengenai kehebatan pedang buatan Jaka Sura,
apakah sanggup memotong besi. Kemudian dicobakan pada besi pintu
gerbang, sekali tebas langsung putus, tanpa diulang untuk kedua kalinya.
Membuat ngeri setiap orang yang melihat. Buatan Jaka Sura, tajam dan
tangguh tak terkira. Kemudian oleh Sri Brawijaya pedang buatan Jaka Sura
diberi nama Si (kyai) Lawang.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-18989124485263539082012-12-13T20:45:00.000+07:002012-12-17T20:55:11.406+07:00 ARTI KERIS Luk 9 Dhapur Kidang Mas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFh5aRwbnksxAhLeIxIaLeZq_vqxQG9s3kQyurd-Fiqv1JkcBlFl_WwUBrVzmjPSu4oiUD0ViP63t1uJgMqKuvwgA_2QaVjvrTaLepuaeBGlnAvLAUQaLML7tB4SB_ZGc0Jwm_pvdN4jCA/s320/Picture+654.jpg" width="320" /><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPiIIUPx5aBMaXGiFrKwK3XG4lHqFF3L-Z5n42q6Kd7ESQ1GL7v_dhLtR22HhxP9uu5I2rKSJN-6SdXIiQm1AhCeHgXPKUWJ0EwZ1TSUcXKvCmsNvJTCEMQ6exmSPhyBLkQCaBY2ZEvWDv/s320/Picture+659.jpg" width="320" /><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9E3J3myGvkRqPmNZB8g_y1o7DuGXh2ldhMM2sNCIRwTq1ic2fd-H2AB2seux7nVxbw7oLTl8WNFdCEIqMdR7kXFUfzmz9Xa-o4ltdp03-ZEdAMoPMeyGzRRhvbMJ4AwjA1Xi1UYjkHMu0/s320/Picture+657.jpg" width="320" /><i>Sawijining kewan alasan memper wedhus, nanging ulese mrusuh kuning
ngemu giring arane kidang kencana. Aja dumeh kidang, nanging beda lan
kidang liyane, dheweke duwe prabawa kang gedhe, nganti gawe kepencute
sapa kang wuninga. Mungguh sapa sejatine kang memba-memba dad...i kidang
iki, ora liya abdi kinasih, hiya pothete negara Ngalengka, kang ora ana
liya kajaba Ditya Kala Marica saperlu nggora godha Dèwi Sinta. Sang
Dewi kapilu marang kaéndahané kidang Kencana nganti lali purwa duksina
manawa teteluné lagi ana madyaning alas kang gawat kaliwat. Kidang musna
lan Sang Dèwi aminta ingkang raka Prabu Rama supaya arsa ambujung
nganti kacandhak arsa kanggo klangenan.........".</i><br />
<br />
Kutipan di atas adalah penggalan dari epos Ramayana. Cerita ini memiliki
latar waktu di zaman dahulu serta berlatar tempat di negri Mantili,
Kerajaan Alengka, Hutan Dandaka, Gua Kiskendo dan Taman Argasoka. Cerita
ini memiliki alur maju. Bagian dari sinopsis cerita adalah ketika Rama
Wijaya, Shinta, dan Leksmana sedang bertualang ke hutan Dandaka. Rahwana
sebagai Raja Alengka melihat Dewi Shinta dan ingin memperistrinya. Maka
Rahwana menyuruh seorang raksaksa bernama Ditya Kala Marica untuk
mengubah dirinya menjadi Kijang Kencana yang berarti Kijang Mas (Kidang
Mas). Shinta yang terpesona melihat Kidang Mas tersebut menyuruh Rama
menangkapnya. Lalu Rama pergi mengejar kijang itu. Setelah menunggu
lama, Shinta merasa khawatir dan menyuruh Leksmana untuk menyusul Rama.
Sebelum meninggalkan Shinta, Leksmana membuat lingkaran magis sebagai
berlindungan bagi Shinta. Dengan lingkaran itu, Shinta tidak boleh
mengeluarkan sedikitpun anggota badannya agar tetap terjamin
keselamatannya. <br />
<br />
Kidang Mas atau Kidang Kencana, dalam kaweruh padhuwungan atau
pengetahuan tentang keris, Kidang Mas diwujudkan dalam sebuah bentuk
keris berluk 9 dengan ricikan gandik polos, memiliki pijetan, tikel alis
serta greneng. Tanpa memiliki ada-ada ataupun kembang kacang dan
jenggot. Dengan gandik lugas, seakan keris ini menjadi sederhana. Tetapi
dibalik kesederhanaan itu, Kidang Mas sering menampilkan daya tarik
tersendiri. Semakin dalam kita mengamati keris dapur Kidang Mas, maka
semakin terlihat keindahan dibalik kesederhanaan itu. Demikian pula jika
kita cermati, mencari keris berluk tanpa kembang kacang tetapi tetap
terkesan indah dan luwes sesungguhnya juga tidaklah mudah seperti yang
kita sangkakan. Tanpa Kembang Kacang, luk keris dari tarikan awal
haruslah benar2 pas sesuai petungnya. Secuil paparan di atas hanyalah
sekilas tentang keindahan keris dapur Kidang Mas dari aspek fisik
semata. Lebih jauh dari itu, jika kita berusaha mengupas lebih dalam,
sesungguhnya Kidang Mas memiliki makna filosofi hidup. Epos pewayangan
"Ramayana", mungkin bisa menjadi salah satu titik tolak untuk mengupas
dapur Kidang Mas. Cerita Ramayana memiliki banyak pituduh, kaweruh dan
berbagai pelajaran hidup. Dari mulai kesetiaan, kepahlawanan,
pengorbanan, cinta kasih, bahkan bisa digali sebagai perjalanan
spirituil seorang perempuan. Disini memang tidak akan diulas hal2 yang
lebih mendetail, tetapi hal yang lebih fokus pada pemaknaan atas dapur
keris Kidang Mas.<i></i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-90523070244903102352012-12-13T20:00:00.000+07:002012-12-19T20:01:56.775+07:00KERIS DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Keris</b> adalah senjata tikam golongan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belati" title="Belati">belati</a> (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya" title="Budaya">budaya</a> yang dikenal di kawasan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara" title="Nusantara">Nusantara</a>
bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari
senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang
melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya
memiliki <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pamor_keris" title="Pamor keris">pamor</a> (<i>damascene</i>),
yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis
senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Badik" title="Badik">badik</a>. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerambit" title="Kerambit">kerambit</a>.<br />
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan,<sup class="reference" id="cite_ref-darmosoegito_1-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-darmosoegito-1">[1]</a></sup> sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aksesori" title="Aksesori">aksesori</a> (<i>ageman</i>) dalam ber<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Busana" title="Busana">busana</a>, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika" title="Estetika">estetikanya</a>.<br />
Penggunaan keris tersebar pada masyarakat penghuni wilayah yang pernah terpengaruh oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a>, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Madura" title="Suku Madura">Madura</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara" title="Nusa Tenggara">Nusa Tenggara</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera" title="Sumatera">Sumatera</a>, pesisir <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan" title="Kalimantan">Kalimantan</a>, sebagian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi" title="Sulawesi">Sulawesi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Malaya" title="Semenanjung Malaya">Semenanjung Malaya</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a> Selatan, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filipina" title="Filipina">Filipina</a> Selatan (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mindanao" title="Mindanao">Mindanao</a>). Keris Mindanao dikenal sebagai <i>kalis</i>. Keris di setiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik garapan, serta peristilahan.<br />
Keris <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> telah terdaftar di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/UNESCO" title="UNESCO">UNESCO</a> sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_Agung_Warisan_Budaya_Lisan_dan_Nonbendawi_Manusia" title="Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia">Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia</a> sejak 2005.<sup class="reference" id="cite_ref-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-2">[2]</a></sup><img alt="" class="thumbimage" height="270" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/Kris_and_scabbard.jpg/180px-Kris_and_scabbard.jpg" width="180" /><br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Asal-usul_dan_fungsi">Asal-usul dan fungsi </span></h2>
Asal-usul keris belum sepenuhnya terjelaskan karena tidak ada sumber
tertulis yang deskriptif mengenainya dari masa sebelum abad ke-15,
meskipun penyebutan istilah "keris" telah tercantum pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti" title="Prasasti">prasasti</a> dari abad ke-9 Masehi. Kajian ilmiah perkembangan bentuk keris kebanyakan didasarkan pada analisis figur di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Relief" title="Relief">relief</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi" title="Candi">candi</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Patung" title="Patung">patung</a>. Sementara itu, pengetahuan mengenai fungsi keris dapat dilacak dari beberapa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti" title="Prasasti">prasasti</a> dan laporan-laporan penjelajah asing ke Nusantara.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Awal_mula:_Pengaruh_India-Tiongkok">Awal mula: Pengaruh India-Tiongkok</span></h3>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 182px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Ge_%28kapak_dan_belati%29_dengan_pamor.jpg&filetimestamp=20101228144804"><img alt="" class="thumbimage" height="109" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/2/2d/Ge_%28kapak_dan_belati%29_dengan_pamor.jpg/180px-Ge_%28kapak_dan_belati%29_dengan_pamor.jpg" width="180" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Ge_%28kapak_dan_belati%29_dengan_pamor.jpg&filetimestamp=20101228144804" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ge" title="Ge">Ge</a>, belati-kapak dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Tiongkok</a> Kuna (abad V SM sampai III SM), memperlihatkan pamor pada bilahnya.</div>
</div>
</div>
Senjata tajam dengan bentuk yang diduga menjadi sumber inspirasi
pembuatan keris dapat ditemukan pada peninggalan-peninggalan perundagian
dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan_Dongson" title="Kebudayaan Dongson">Kebudayaan Dongson</a> dan Tiongkok selatan<sup class="reference" id="cite_ref-chinese_3-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-chinese-3">[3]</a></sup>.
Dugaan pengaruh kebudayaan Tiongkok Kuna dalam penggunaan senjata
tikam, sebagai cikal-bakal keris, dimungkinkan masuk melalui <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan_Dongson" title="Kebudayaan Dongson">kebudayaan Dongson</a>
(Vietnam) yang merupakan "jembatan" masuknya pengaruh kebudayaan
Tiongkok ke Nusantara. Sejumlah keris masa kini untuk keperluan sesajian
memiliki gagang berbentuk manusia (tidak distilir seperti keris
modern), sama dengan belati Dongson<sup class="reference" id="cite_ref-chinese_3-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-chinese-3">[3]</a></sup>, dan menyatu dengan bilahnya.<br />
Sikap menghormati berbagai benda-benda garapan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Logam" title="Logam">logam</a> dapat ditelusuri sebagai pengaruh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>, khususnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siwa" title="Siwa">Siwaisme</a><sup class="reference" id="cite_ref-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-4">[4]</a></sup>. Prasasti Dakuwu (abad ke-6) menunjukkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikonografi" title="Ikonografi">ikonografi</a> India yang menampilkan "wesi aji" seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trisula" title="Trisula">trisula</a>, <i><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kudhi" title="Kudhi">kudhi</a></i>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arit" title="Arit">arit</a>, dan keris <i>sombro</i><sup class="reference" id="cite_ref-lumintu_5-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-lumintu-5">[5]</a></sup>. Para sejarawan umumnya bersepakat, keris dari periode pra-<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singasari" title="Singasari">Singasari</a>
dikenal sebagai "keris Buda", yang berbentuk pendek dan tidak berluk
(lurus), dan dianggap sebagai bentuk awal (prototipe) keris.<sup class="reference" id="cite_ref-6"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-6">[6]</a></sup>
Beberapa belati temuan dari kebudayaan Dongson memiliki kemiripan
dengan keris Buda dan keris sajen. Keris sajen memiliki bagian pegangan
dari logam yang menyatu dengan bilah keris.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Prototipe_keris_dari_masa_pra-Majapahit">Prototipe keris dari masa pra-Majapahit</span></h3>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 182px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Borobudur_Keris.jpg&filetimestamp=20100802113604"><img alt="" class="thumbimage" height="144" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c0/Borobudur_Keris.jpg/180px-Borobudur_Keris.jpg" width="180" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Borobudur_Keris.jpg&filetimestamp=20100802113604" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Penggambaran benda mirip keris di relief <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Borobudur" title="Candi Borobudur">Candi Borobudur</a>.</div>
</div>
</div>
Pahatan arca megalitik dan relief candi dari masa megalitikum sampai
abad 10-11 penanggalan Masehi kebanyakan menampilkan bentuk-bentuk
senjata tikam dan "wesi aji" lainnya yang mirip senjata dari Dongson
maupun India. Bentuk senjata tikam yang diduga merupakan prototipe keris
tersebut bilahnya belum memiliki kecondongan terhadap ganja sehingga
bilah terkesan simetris, selain itu pada umumnya menunjukan
hulu/deder/ukiran yang merupakan satu kesatuan dengan bilah (<i>deder iras</i>).
Yang paling menyerupai keris adalah peninggalan megalitikum dari lembah
Basemah Lahat Sumatera Selatan dari abad 10-5 SM yang menggambarkan
kesatria sedang menunggang gajah dengan membawa senjata tikam (belati)
sejenis dengan keris hanya saja kecondongan bilah bukan terhadap ganja
tetapi terdapat kecondongan (derajat kemiringan) terhadap hulunya.
Selain itu satu panel relief Candi Borobudur (abad ke-9) yang
memperlihatkan seseorang memegang benda serupa keris tetapi belum
memiliki derajat kecondongan dan hulu/deder nya masih menyatu dengan
bilah.<br />
Dari abad yang sama, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Karangtengah" title="Prasasti Karangtengah">prasasti Karangtengah</a> berangka tahun 824 Masehi menyebut istilah "keris" dalam suatu daftar peralatan<sup class="reference" id="cite_ref-lumintu_5-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-lumintu-5">[5]</a></sup>. Prasasti Poh (904 M) menyebut "keris" sebagai bagian dari sesaji yang perlu dipersembahkan<sup class="reference" id="cite_ref-lumintu_5-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-lumintu-5">[5]</a></sup>. Walaupun demikian, tidak diketahui apakah "keris" itu mengacu pada benda seperti yang dikenal sekarang.<br />
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 182px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:WLANL_-_23dingenvoormusea_-_kris_van_Knaud.jpg&filetimestamp=20090822180626"><img alt="" class="thumbimage" height="158" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/38/WLANL_-_23dingenvoormusea_-_kris_van_Knaud.jpg/180px-WLANL_-_23dingenvoormusea_-_kris_van_Knaud.jpg" width="180" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:WLANL_-_23dingenvoormusea_-_kris_van_Knaud.jpg&filetimestamp=20090822180626" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Keris pusaka Knaud, salah satu contoh keris Buda.</div>
</div>
</div>
Dalam pengetahuan perkerisan Jawa (<i>padhuwungan</i>), keris dari
masa pra-Kadiri-Singasari dikenal sebagai "keris Buda" atau "keris
sombro". Keris-keris ini tidak berpamor dan sederhana<sup class="reference" id="cite_ref-7"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-7">[7]</a></sup>.
Keris Buda dianggap sebagai bentuk pengawal keris modern. Contoh bentuk
keris Buda yang kerap dikutip adalah milik keluarga Knaud dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batavia" title="Batavia">Batavia</a> yang didapat Charles Knaud, seorang Belanda peminat mistisisme Jawa, dari Sri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paku_Alam_V" title="Paku Alam V">Paku Alam V</a>. Keris ini memiliki relief tokoh epik <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ramayana" title="Ramayana">Ramayana</a> pada permukaan bilahnya dan mencantumkan angka tahun Saka 1264 (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1342" title="1342">1342</a> Masehi), sezaman dengan Candi Penataran, meskipun ada yang meragukan penanggalannya.<br />
<div class="thumb tleft">
<div class="thumbinner" style="width: 182px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:RA_34200118.JPG&filetimestamp=20080821132425"><img alt="" class="thumbimage" height="119" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f1/RA_34200118.JPG/180px-RA_34200118.JPG" width="180" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:RA_34200118.JPG&filetimestamp=20080821132425" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Relief rendah di Candi Penataran, Blitar. Perhatikan bagian hulu senjata
yang tidak simetris dan bilah yang langsing menunjukkan ciri keris
modern.</div>
</div>
</div>
Keris Buda memiliki kemiripan bentuk dengan berbagai gambaran belati
yang terlihat pada candi-candi di Jawa sebelum abad ke-11. Belati pada
candi-candi ini masih memperlihatkan ciri-ciri senjata India, belum
mengalami "pemribumian" (indigenisasi). Adanya berbagai penggambaran
berbagai "wesi aji" sebagai komponen ikon-ikon dewa Hindu telah membawa
sikap penghargaan terhadap berbagai senjata, termasuk keris kelak.
Meskipun demikian, tidak ada bukti autentik mengenai evolusi perubahan
dari belati gaya India menuju keris buda ini.<br />
Kajian ikonografi bangunan dan gaya ukiran pada masa Kadiri-Singasari
(abad ke-13 sampai ke-14) menunjukkan kecenderungan pemribumian dari
murni India menuju gaya Jawa, tidak terkecuali dengan bentuk keris.
Salah satu patung Siwa dari periode Singasari (abad ke-14 awal) memegang
"wesi aji" yang mirip keris, berbeda dari penggambaran masa sebelumnya.
Salah satu relief rendah (<i>bas-relief</i>) di dinding Candi Penataran juga menunjukkan penggunaan senjata tikam serupa keris. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Penataran" title="Candi Penataran">Candi Penataran</a> (abad ke-11 sampai ke-13 M) dari masa akhir <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kadiri" title="Kerajaan Kadiri">Kerajaan Kadiri</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Blitar" title="Blitar">Blitar</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Keris_modern">Keris modern</span></h3>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 182px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Keris_Relief_at_Sukuh_Temple.jpg&filetimestamp=20110419181931"><img alt="" class="thumbimage" height="146" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8f/Keris_Relief_at_Sukuh_Temple.jpg/180px-Keris_Relief_at_Sukuh_Temple.jpg" width="180" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Keris_Relief_at_Sukuh_Temple.jpg&filetimestamp=20110419181931" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Sanggar Mpu pembuat keris ditampilkan dalam relief <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sukuh" title="Candi Sukuh">Candi Sukuh</a>.</div>
</div>
</div>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 182px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_dolk_een_kris_en_een_krishouder_uit_Pagerroejoeng_TMnr_10026839.jpg&filetimestamp=20091127070036"><img alt="" class="thumbimage" height="242" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_dolk_een_kris_en_een_krishouder_uit_Pagerroejoeng_TMnr_10026839.jpg/180px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_dolk_een_kris_en_een_krishouder_uit_Pagerroejoeng_TMnr_10026839.jpg" width="180" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_dolk_een_kris_en_een_krishouder_uit_Pagerroejoeng_TMnr_10026839.jpg&filetimestamp=20091127070036" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Belati tikam dan keris koleksi istana Pagarruyung. Belati tikam telah dikenal dari milenium pertama di Nusantara.</div>
</div>
</div>
Keris modern yang dikenal saat ini diyakini para pemerhati keris memperoleh bentuknya pada masa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a> (abad ke-14) tetapi sesungguhnya relief di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Bahal" title="Candi Bahal">Candi Bahal</a> peninggalan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Panai" title="Kerajaan Panai">Kerajaan Panai</a>/Pane (abad ke-11 M), sebagai bagian dari kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya" title="Sriwijaya">Sriwijaya</a>,
di Portibi Sumatera Utara, menunjukan bahwa pada abad 10-11M keris
modern sebagaimana yang dikenal sekarang sudah menemukan bentuknya,
selain itu uji karbon pada keris temuan yang berasal dari Malang Jawa
Timur yang ditemukan utuh beserta hulu/dedernya yang terbuat dari tulang
sehingga terhadap dedernya dapat dilakukan analisis karbon, menunjukan
hasil bahwa keris tersebut berasal dari abad 10M.<br />
Berdasarkan relief keris modern paling awal pada candi Bahal Sumatera
Utara dan penemuan keris budha dari Jawa Timur yang sama- sama
menunjukan usia dari abad 10M dapatlah diperkirakan bahwa pada sekitar
abad 10 masehi mulai tercipta keris dalam bentuk nya yang modern yang
asimetris.<br />
Dari abad ke-15, salah satu relief di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sukuh" title="Candi Sukuh">Candi Sukuh</a>,
yang merupakan tempat pemujaan dari masa akhir Majapahit, dengan
gamblang menunjukkan seorang empu tengah membuat keris. Relief ini pada
sebelah kiri menggambarkan Bhima sebagai personifikasi empu tengah
menempa besi, Ganesha di tengah, dan Arjuna tengah memompa tabung peniup
udara untuk tungku pembakaran. Dinding di belakang empu menampilkan
berbagai benda logam hasil tempaan, termasuk keris.<br />
<blockquote class="toccolours" style="display: table; float: left; margin-left: 10px; padding: 10px; text-align: justify; width: 30%;">
... . Orang-orang ini [Majapahit] selalu mengenakan <i>pu-la-t'ou</i>
(belati? atau beladau?)yang diselipkan pada ikat pinggang. [...], yang
terbuat dari baja, dengan pola yang rumit dan bergaris-garis halus pada
daunnya; hulunya terbuat dari emas, cula, atau gading yang diukir
berbentuk manusia atau wajah raksasa dengan garapan yang sangat halus
dan rajin.<br />
<div style="text-align: right;">
<i>— Ma Huan, "Ying-yai Sheng-lan Fai"</i></div>
</blockquote>
Catatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ma_Huan" title="Ma Huan">Ma Huan</a> dari tahun 1416, anggota ekspedisi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cheng_Ho" title="Cheng Ho">Cheng Ho</a>, dalam "Ying-yai Sheng-lan" menyebutkan bahwa orang-orang Majapahit selalu mengenakan (<i>pu-la-t'ou</i>)yang
diselipkan pada ikat pinggang. Mengenai kata Pu-la-t'ou ini, meskipun
hanya berdasarkan kemiripan bunyi, banyak yang berpendapat bahwa yang
dimaksud adalah "belati", dan karena keris adalah senjata tikam
sebagaimana belati maka dianggap pu-la-t'ou menggambarkan keris.
Tampaknya masih harus dilakukan penelitian apakah betul pada masa
majapahit keris disebut "belati" tetapi terdapat deskripsi yang
menggambarkann bahwa "belati" ini adalah keris dan teknik pembuatan
pamor telah berkembang baik.<sup class="reference" id="cite_ref-8"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-8">[8]</a></sup>.<br />
Bisa jadi yang dimaksud oleh Ma Huan dengan Pulat'ou adalah
"Beladau". Kata "beladau" lebih menyerupai "Pu- La-T'ou" daripada
"belati". Kalau benar yang dimaksud Ma Huan adalah beladau pada maka
gambaran Ma Huan tentang senjata yang banyak digunakan di Majapahit ini
bukan keris tetapi senjata tradisional sejenis Badik yang sekarang
banyak digunakan di Sumatera yang bentuknya melengkung mirip Jambiya,
meskipun senjata ini memiliki kecondongan tetapi tidak memiliki ganja
dan gandik sehingga tidak dapat digolongkan sebgai keris. Anggapan bahwa
yang dimaksud dengan Pu-La-T'ou adalah Beladau pun masih memerlukan
penelitian apakah memang pada masa majapahit masyarakat banyak memakai
beladau/sejenis badik sebagai senjata.<br />
<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tome_Pires" title="Tome Pires">Tome Pires</a>, penjelajah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Portugis" title="Portugis">Portugis</a> dari abad ke-16, menyinggung tentang kebiasaan penggunaan keris oleh laki-laki Jawa<sup class="reference" id="cite_ref-9"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-9">[9]</a></sup>. Deskripsinya tidak jauh berbeda dari yang disebutkan Ma Huan seabad sebelumnya.<br />
Berita-berita Portugis dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis" title="Perancis">Perancis</a> dari abad ke-17 telah menunjukkan penggunaan meluas pamor dan pemakaian pegangan keris dari kayu, tanduk, atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gading" title="Gading">gading</a> di berbagai tempat di Nusantara<sup class="reference" id="cite_ref-10"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-10">[10]</a></sup>..
setiap laki-laki di Jawa, tidak peduli kaya atau miskin, harus memiliki
sebilah keris di rumahnya ... dan tidak ada satu pun laki-laki berusia
antara 12 dan 80 tahun bepergian tanpa sebilah keris di sabuknya. Keris
diletakkan di punggung, seperti belati di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Portugal" title="Portugal">Portugal</a>...
<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Perkembangan_fungsi_keris">Perkembangan fungsi keris</span></h3>
Pada masa kini, keris memiliki fungsi yang beragam dan hal ini ditunjukkan oleh beragamnya bentuk keris yang ada.<br />
Keris sebagai elemen persembahan sebagaimana dinyatakan oleh
prasasti-prasasti dari milenium pertama menunjukkan keris sebagai bagian
dari persembahan. Pada masa kini, keris juga masih menjadi bagian dari
sesajian. Lebih jauh, keris juga digunakan dalam ritual/upacara mistik
atau paranormal. Keris untuk penggunaan semacam ini memiliki bentuk
berbeda, dengan <i>pesi</i> menjadi hulu keris, sehingga hulu menyatu
dengan bilah keris. Keris semacam ini dikenal sebagai keris sesajian
atau "keris majapahit" (tidak sama dengan keris tangguh Majapahit)!.<br />
Pemaparan-pemaparan asing menunjukkan fungsi keris sebagai senjata di
kalangan awam Majapahit. Keris sebagai senjata memiliki bilah yang
kokoh, keras, tetapi ringan. Berbagai legenda dari periode <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Demak" title="Kesultanan Demak">Demak</a>–<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mataram" title="Kesultanan Mataram">Mataram</a> mengenal beberapa keris senjata yang terkenal, misalnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris_Pusaka_Nagasasra_Sabuk_Inten" title="Keris Pusaka Nagasasra Sabuk Inten">keris Nagasasra Sabukinten</a>.<br />
Laporan Perancis dari abad ke-16 telah menceritakan peran keris sebagai simbol kebesaran para pemimpin Sumatera (khususnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Aceh" title="Kesultanan Aceh">Kesultanan Aceh</a>)<sup class="reference" id="cite_ref-11"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-11">[11]</a></sup>. <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Godinho_de_Heredia&action=edit&redlink=1" title="Godinho de Heredia (halaman belum tersedia)">Godinho de Heredia</a>
dari Portugal menuliskan dalam jurnalnya dari tahun 1613 bahwa
orang-orang Melayu penghuni Semenanjung ("Hujung Tanah") telah
memberikan racun pada bilah keris dan menghiasi sarung dan hulu keris
dengan batu <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Permata" title="Permata">permata</a><sup class="reference" id="cite_ref-12"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-12">[12]</a></sup>.<br />
"Penghalusan" fungsi keris tampaknya semakin menguat sejak abad ke-19
dan seterusnya, sejalan dengan meredanya gejolak politik di Nusantara
dan menguatnya penggunaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_api" title="Senjata api">senjata api</a>.
Dalam perkembangan ini, peran keris sebagai senjata berangsur-angsur
berkurang. Sebagai contoh, dalam idealisme Jawa mengenai seorang
laki-laki "yang sempurna", sering dikemukakan bahwa keris atau <i>curiga</i> menjadi simbol pegangan ilmu/keterampilan sebagai bekal hidup<sup class="reference" id="cite_ref-13"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-13">[13]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-14"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-14">[14]</a></sup>.
Berkembangnya tata krama penggunaan keris maupun variasi bentuk sarung
keris (warangka) yang dikenal sekarang dapat dikatakan juga merupakan
wujud penghalusan fungsi keris.<br />
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Keris_Wearing_in_Java.JPG&filetimestamp=20100802122005"><img alt="" class="thumbimage" height="202" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e8/Keris_Wearing_in_Java.JPG/220px-Keris_Wearing_in_Java.JPG" width="220" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Keris_Wearing_in_Java.JPG&filetimestamp=20100802122005" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Berbagai cara mengenakan keris berdasarkan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan_Jawa" title="Kebudayaan Jawa">Kebudayaan Jawa</a>.</div>
</div>
</div>
Pada masa kini, kalangan perkerisan Jawa selalu melihat keris sebagai <i>tosan aji</i> atau "benda keras (logam) yang luhur", bukan sebagai senjata. Keris adalah <i>dhuwung</i>, bersama-sama dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tombak" title="Tombak">tombak</a>; keduanya dianggap sebagai benda "pegangan" (<i>ageman</i>)
yang diambil daya keutamaannya dengan mengambil bentuk senjata tikam
pada masa lalu. Di Malaysia, dalam kultur monarki yang kuat, keris
menjadi identitas kemelayuan.<br />
Tata cara penggunaan keris berbeda-beda di masing-masing daerah. Di daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunda" title="Sunda">Sunda</a>
misalnya, keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada masa damai
tetapi ditempatkan di depan pada masa perang. Penempatan keris di depan
dapat diartikan sebagai kesediaan untuk bertarung. Selain itu, terkait
dengan fungsi, sarung keris Jawa juga memiliki variasi utama: gayaman
dan ladrang. Sementara itu, di Sumatra, Kalimantan, Malaysia, Brunei dan
Filipina, keris ditempatkan di depan dalam upacara-upacara kebesaran.<br />
<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Bahan.2C_pembuatan.2C_dan_perawatan">Bahan, pembuatan, dan perawatan</span></h2>
Logam dasar yang digunakan dalam pembuatan keris ada dua macam logam adalah logam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Besi" title="Besi">besi</a> dan logam pamor, sedangkan pesi keris terbuat dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baja" title="Baja">baja</a>. Untuk membuatnya ringan para Empu selalu memadukan bahan dasar ini dengan logam lain. Keris masa kini (<i>nèm-nèman</i>, dibuat sejak abad ke-20) biasanya memakai logam pamor <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel" title="Nikel">nikel</a>. Keris masa lalu (<i>keris kuna</i>) yang baik memiliki logam pamor dari batu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meteorit" title="Meteorit">meteorit</a> yang diketahui memiliki kandungan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Titanium" title="Titanium">titanium</a> yang tinggi, di samping nikel, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kobal" title="Kobal">kobal</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perak" title="Perak">perak</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timah_putih" title="Timah putih">timah putih</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kromium" title="Kromium">kromium</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antimonium" title="Antimonium">antimonium</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga" title="Tembaga">tembaga</a>. Batu meteorit yang terkenal adalah meteorit Prambanan, yang pernah jatuh pada abad ke-19 di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kompleks_percandian_Prambanan" title="Kompleks percandian Prambanan">kompleks percandian Prambanan</a>.<br />
Pembuatan keris bervariasi dari satu empu ke empu lainnya, tetapi
terdapat prosedur yang biasanya bermiripan. Berikut adalah proses secara
ringkas menurut salah satu pustaka<sup class="reference" id="cite_ref-15"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-15">[15]</a></sup>. Bilah besi sebagai bahan dasar di<i>wasuh</i> atau dipanaskan hingga berpijar lalu ditempa berulang-ulang untuk membuang pengotor (misalnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon" title="Karbon">karbon</a>
serta berbagai oksida). Setelah bersih, bilah dilipat seperti huruf U
untuk disisipkan lempengan bahan pamor di dalamnya. Selanjutnya lipatan
ini kembali dipanaskan dan ditempa. Setelah menempel dan memanjang,
campuran ini dilipat dan ditempa kembali berulang-ulang. Cara, kekuatan,
dan posisi menempa, serta banyaknya lipatan akan memengaruhi pamor yang
muncul nantinya. Proses ini disebut <i>saton</i>. Bentuk akhirnya adalah lempengan memanjang. Lempengan ini lalu dipotong menjadi dua bagian, disebut <i>kodhokan</i>. Satu lempengan baja lalu ditempatkan di antara kedua <i>kodhokan</i> seperti roti <i>sandwich</i>, diikat lalu dipijarkan dan ditempa untuk menyatukan. Ujung kodhokan lalu dibuat agak memanjang untuk dipotong dan dijadikan <i>ganja</i>. Tahap berikutnya adalah membentuk <i>pesi</i>, <i>bengkek</i> (calon gandhik), dan terakhir membentuk bilah apakah berluk atau lurus. Pembuatan luk dilakukan dengan pemanasan.<br />
Tahap selanjutnya adalah pembuatan ornamen-ornamen (<i>ricikan</i>) dengan menggarap bagian-bagian tertentu menggunakan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kikir&action=edit&redlink=1" title="Kikir (halaman belum tersedia)">kikir</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerinda&action=edit&redlink=1" title="Gerinda (halaman belum tersedia)">gerinda</a>, serta <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bor&action=edit&redlink=1" title="Bor (halaman belum tersedia)">bor</a>, sesuai dengan <i>dhapur</i> keris yang akan dibuat. <i>Silak waja</i>
dilakukan dengan mengikir bilah untuk melihat pamor yang terbentuk.
Ganja dibuat mengikuti bagian dasar bilah. Ukuran lubang disesuaikan
dengan diameter pesi.<br />
Tahap terakhir, yaitu penyepuhan, dilakukan agar logam keris menjadi
logam besi baja. Pada keris Filipina tidak dilakukan proses ini. <i>Penyepuhan</i> ("menuakan logam") dilakukan dengan memasukkan bilah ke dalam campuran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belerang" title="Belerang">belerang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garam" title="Garam">garam</a>, dan perasan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk_nipis" title="Jeruk nipis">jeruk nipis</a> (disebut <i>kamalan</i>). <i>Penyepuhan</i> juga dapat dilakukan dengan memijarkan keris lalu dicelupkan ke dalam cairan (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a>, air garam, atau minyak kelapa, tergantung pengalaman Empu yang membuat). Tindakan <i>penyepuhan</i> harus dilakukan dengan hati-hati karena bila salah dapat membuat bilah keris retak.<br />
Selain cara Penyepuhan yang lazim seperti diatas dalam penyepuhan
Keris dikenal pula Sepuh jilat yaitu pada saat logam Keris membara
diambil dan dijilati dengan lidah, Sepuh Akep yaitu pada saat logam
Keris membara diambil dan dikulum dengan bibir beberapa kali dan Sepuh
Saru yaitu pada saat logam Keris membara diambil dan dijepit dengan alat
kelamin wanita (Vagina) Sepuh Saru ini yang terkenal adalah Nyi Sombro,
bentuk kerisnya tidak besar tapi disesuaikan.<br />
Pemberian <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Warangan&action=edit&redlink=1" title="Warangan (halaman belum tersedia)">warangan</a>
dan minyak pewangi dilakukan sebagaimana perawatan keris pada umumnya.
Perawatan keris dalam tradisi Jawa dilakukan setiap tahun, biasanya pada
bulan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muharram" title="Muharram">Muharram</a>/<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sura" title="Sura">Sura</a>,
meskipun hal ini bukan keharusan. Istilah perawatan keris adalah
"memandikan" keris, meskipun yang dilakukan sebenarnya adalah membuang
minyak pewangi lama dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karat" title="Karat">karat</a> pada bilah keris, biasanya dengan cairan asam (secara tradisional menggunakan air buah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa" title="Kelapa">kelapa</a>, hancuran buah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mengkudu" title="Mengkudu">mengkudu</a>, atau perasan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk_nipis" title="Jeruk nipis">jeruk nipis</a>).
Bilah yang telah dibersihkan kemudian diberi warangan bila perlu untuk
mempertegas pamor, dibersihkan kembali, dan kemudian diberi minyak
pewangi untuk melindungi bilah keris dari karat baru. Minyak pewangi ini
secara tradisional menggunakan minyak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Melati" title="Melati">melati</a> atau minyak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cendana" title="Cendana">cendana</a> yang diencerkan pada minyak kelapa.<br />
<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Morfologi">Morfologi</span></h2>
<i>Beberapa istilah di bagian ini diambil dari tradisi Jawa, semata karena rujukan yang tersedia.</i><br />
Keris atau <i>dhuwung</i> terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bilah (<i>wilah</i> atau daun keris), <i>ganja</i> ("penopang"), dan hulu keris (<i>ukiran</i>, pegangan keris). Bagian yang harus ada adalah bilah. Hulu keris dapat terpisah maupun menyatu dengan bilah. <i>Ganja</i>
tidak selalu ada, tapi keris-keris yang baik selalu memilikinya. Keris
sebagai senjata dan alat upacara dilindungi oleh sarung keris atau <i>warangka</i>.<br />
Bilah keris merupakan bagian utama yang menjadi identifikasi suatu keris. Pengetahuan mengenai bentuk (<i>dhapur</i>)
atau morfologi keris menjadi hal yang penting untuk keperluan
identifikasi. Bentuk keris memiliki banyak simbol spiritual selain nilai
estetika. Hal-hal umum yang perlu diperhatikan dalam morfologi keris
adalah kelokan (<i>luk</i>), ornamen (<i>ricikan</i>), warna atau pancaran bilah, serta pola pamor. Kombinasi berbagai komponen ini menghasilkan sejumlah bentuk standar (<i>dhapur</i>) keris yang banyak dipaparkan dalam pustaka-pustaka mengenai keris.<br />
Pengaruh waktu memengaruhi gaya pembuatan. Gaya pembuatan keris tercermin dari konsep <i>tangguh</i>, yang biasanya dikaitkan dengan periodisasi sejarah maupun geografis, serta empu yang membuatnya.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pegangan_keris">Pegangan keris</span></h2>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Semar_Kris_%28alt%29_3.jpg&filetimestamp=20110906150517"><img alt="" class="thumbimage" height="144" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e3/Semar_Kris_%28alt%29_3.jpg/220px-Semar_Kris_%28alt%29_3.jpg" width="220" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Semar_Kris_%28alt%29_3.jpg&filetimestamp=20110906150517" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Sebuah keris dengan pegangan berbentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semar" title="Semar">Semar</a></div>
</div>
</div>
Pegangan keris (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa" title="Bahasa Jawa">bahasa Jawa</a>: <i>gaman</i>, atau hulu keris) ini bermacam-macam motifnya, untuk keris <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bali" title="Bali">Bali</a> ada yang bentuknya menyerupai dewa, pedande (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pendeta" title="Pendeta">pendeta</a>), raksasa, penari, pertapa hutan dan ada yang diukir dengan kinatah emas dan batu mulia dan biasanya bertatahkan batu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mirah_delima" title="Mirah delima">mirah delima</a>.<br />
<dl><dd>Pegangan keris <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi" title="Sulawesi">Sulawesi</a>
menggambarkan burung laut. Hal itu sebagai perlambang terhadap sebagian
profesi masyarakat Sulawesi yang merupakan pelaut, sedangkan burung
adalah lambang dunia atas keselamatan. Seperti juga motif kepala burung
yang digunakan pada keris <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riau" title="Riau">Riau</a> Lingga, dan untuk daerah-daerah lainnya sebagai pusat pengembangan tosan aji seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh" title="Aceh">Aceh</a>, Bangkinang (Riau) , <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang">Palembang</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sambas" title="Sambas">Sambas</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kutai" title="Kutai">Kutai</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bugis" title="Bugis">Bugis</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Luwu" title="Luwu">Luwu</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura" title="Pulau Madura">Madura</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulu" title="Sulu">Sulu</a>,
keris mempunyai ukiran dan perlambang yang berbeda. Selain itu, materi
yang dipergunakan pun berasal dari aneka bahan seperti gading, tulang,
logam, dan yang paling banyak yaitu kayu.</dd></dl>
<dl><dd>Untuk pegangan keris Jawa, secara garis besar terdiri dari <i>sirah wingking</i> ( kepala bagian belakang ) , <i>jiling, cigir, cetek, bathuk</i> (kepala bagian depan) ,<i>weteng</i> dan <i>bungkul</i>.</dd></dl>
<ul>
<li><b>Warangka atau sarung keris</b></li>
</ul>
Warangka, atau sarung keris (bahasa Banjar : <i>kumpang</i>), adalah
komponen keris yang mempunyai fungsi tertentu, khususnya dalam kehidupan
sosial masyarakat Jawa, paling tidak karena bagian inilah yang terlihat
secara langsung. Warangka yang mula-mula dibuat dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu" title="Kayu">kayu</a> (yang umum adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jati" title="Jati">jati</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cendana" title="Cendana">cendana</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Timoho&action=edit&redlink=1" title="Timoho (halaman belum tersedia)">timoho</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kemuning" title="Kemuning">kemuning</a>).
Sejalan dengan perkembangan zaman terjadi penambahan fungsi wrangka
sebagai pencerminan status sosial bagi penggunanya. Bagian atasnya atau
ladrang-gayaman sering diganti dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gading" title="Gading">gading</a>.<br />
<dl><dd>Secara garis besar terdapat dua bentuk warangka, yaitu jenis <b>warangka ladrang</b> yang terdiri dari bagian-bagian : <i>angkup, lata, janggut, gandek, godong</i> (berbentuk seperti daun), <i>gandar, ri</i> serta <i>cangkring</i>. Dan jenis lainnya adalah jenis <b>wrangka gayaman</b> (gandon) yang bagian-bagiannya hampir sama dengan wrangka ladrang tetapi tidak terdapat <i>angkup, godong</i>, dan <i>gandek</i>.</dd></dl>
<dl><dd>Aturan pemakaian bentuk wrangka ini sudah ditentukan, walaupun tidak
mutlak. Wrangka ladrang dipakai untuk upacara resmi , misalkan
menghadap raja, acara resmi keraton lainnya (penobatan, pengangkatan
pejabat kerajaan, perkawinan, dll) dengan maksud penghormatan. Tata cara
penggunaannya adalah dengan menyelipkan gandar keris di lipatan sabuk <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%28stagen%29&action=edit&redlink=1" title="(stagen) (halaman belum tersedia)">(stagen)</a>
pada pinggang bagian belakang (termasuk sebagai pertimbangan untuk
keselamatan raja ). Sedangkan wrangka gayaman dipakai untuk keperluan
harian, dan keris ditempatkan pada bagian depan (dekat pinggang) ataupun
di belakang (pinggang belakang).</dd></dl>
<dl><dd><b>Dalam perang</b>, yang digunakan adalah keris wrangka gayaman ,
pertimbangannya adalah dari sisi praktis dan ringkas, karena wrangka
gayaman lebih memungkinkan cepat dan mudah bergerak, karena bentuknya
lebih sederhana.</dd></dl>
<dl><dd>Ladrang dan gayaman merupakan pola-bentuk wrangka, dan bagian utama
menurut fungsi wrangka adalah bagian bawah yang berbentuk panjang (
sepanjang wilah keris ) yang disebut <b>gandar</b> atau <i>antupan</i>
,maka fungsi gandar adalah untuk membungkus wilah (bilah) dan biasanya
terbuat dari kayu ( dipertimbangkan untuk tidak merusak wilah yang
berbahan logam campuran ) .</dd></dl>
<dl><dd>Karena fungsi gandar untuk membungkus , sehingga fungsi keindahannya
tidak diutamakan, maka untuk memperindahnya akan dilapisi seperti
selongsong-silinder yang disebut <b>pendok</b> . Bagian <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pendok&action=edit&redlink=1" title="Pendok (halaman belum tersedia)">pendok</a>
( lapisan selongsong ) inilah yang biasanya diukir sangat indah ,
dibuat dari logam kuningan, suasa ( campuran tembaga emas ) , perak,
emas . Untuk daerah diluar Jawa ( kalangan raja-raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bugis" title="Bugis">Bugis</a> , <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Goa" title="Goa">Goa</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang">Palembang</a>,
Riau, Bali ) pendoknya terbuat dari emas , disertai dengan tambahan
hiasan seperti sulaman tali dari emas dan bunga yang bertaburkan intan
berlian.</dd></dl>
<dl><dd>Untuk keris Jawa , menurut bentuknya pendok ada tiga macam, yaitu (1) <i>pendok bunton</i> berbentuk selongsong pipih tanpa belahan pada sisinya , (2) <i>pendok blewah</i> (blengah) terbelah memanjang sampai pada salah satu ujungnya sehingga bagian gandar akan terlihat , serta (3) <i>pendok topengan</i>
yang belahannya hanya terletak di tengah . Apabila dilihat dari
hiasannya, pendok ada dua macam yaitu pendok berukir dan pendok polos
(tanpa ukiran).</dd></dl>
<ul>
<li><b>Wilah</b></li>
</ul>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 182px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Kalis_seko_kris_moro_sword_1a.JPG&filetimestamp=20090920141019"><img alt="" class="thumbimage" height="122" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e8/Kalis_seko_kris_moro_sword_1a.JPG/180px-Kalis_seko_kris_moro_sword_1a.JPG" width="180" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Kalis_seko_kris_moro_sword_1a.JPG&filetimestamp=20090920141019" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Keris Moro (kalis) dari Sulu, bilah tidak dituakan dan tidak berpamor.</div>
</div>
</div>
<dl><dd><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wilah&action=edit&redlink=1" title="Wilah (halaman belum tersedia)">Wilah</a>
atau wilahan adalah bagian utama dari sebuah keris, dan juga terdiri
dari bagian-bagian tertentu yang tidak sama untuk setiap wilahan, yang
biasanya disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dapur" title="Dapur">dapur</a>, atau penamaan ragam bentuk pada wilah-bilah (ada puluhan bentuk dapur). Sebagai contoh, bisa disebutkan dapur <i>jangkung mayang</i>, <i>jaka lola</i> , <i>pinarak</i>, <i>jamang murub</i>, <i>bungkul</i> , <i>kebo tedan</i>, <i>pudak sitegal</i>, dll.</dd></dl>
<dl><dd>Pada pangkal wilahan terdapat <b>pesi</b> , yang merupakan ujung
bawah sebilah keris atau tangkai keris. Bagian inilah yang masuk ke
pegangan keris ( ukiran) . Pesi ini panjangnya antara 5 cm sampai 7 cm,
dengan penampang sekitar 5 mm sampai 10 mm, bentuknya bulat panjang
seperti pensil. Di daerah Jawa Timur disebut <i>paksi</i>, di Riau disebut <i>puting</i>, sedangkan untuk daerah Serawak, Brunei dan Malaysia disebut <i>punting</i>.</dd></dl>
<dl><dd>Pada pangkal (dasar keris) atau bagian bawah dari sebilah keris disebut <b>ganja</b> (untuk daerah semenanjung Melayu menyebutnya <i>aring</i>).
Di tengahnya terdapat lubang pesi (bulat) persis untuk memasukkan pesi,
sehingga bagian wilah dan ganja tidak terpisahkan. Pengamat budaya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tosan_aji&action=edit&redlink=1" title="Tosan aji (halaman belum tersedia)">tosan aji</a> mengatakan bahwa kesatuan itu melambangkan kesatuan <i>lingga</i> dan <i>yoni</i>, dimana <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ganja" title="Ganja">ganja</a> mewakili lambang yoni sedangkan pesi melambangkan lingganya. Ganja ini sepintas berbentuk cecak, bagian depannya disebut <i>sirah cecak</i>, bagian lehernya disebut <i>gulu meled</i> , bagian perut disebut <i>wetengan</i> dan ekornya disebut <i>sebit ron</i>. Ragam bentuk ganja ada bermacam-macam, <i>wilut</i> , <i>dungkul</i> , <i>kelap lintah</i> dan <i>sebit rontal</i>.</dd></dl>
<dl><dd><b>Luk</b>, adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah keris, dan
dilihat dari bentuknya keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu
keris yang lurus dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah
satu cara sederhana menghitung luk pada bilah , dimulai dari pangkal
keris ke arah ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada
kedua sisi seberang-menyeberang (kanan-kiri), maka bilangan terakhir
adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu <i>gasal</i> ( <b>ganjil</b>) dan <b>tidak pernah genap</b>,
dan yang terkecil adalah luk tiga (3) dan terbanyak adalah luk tiga
belas (13). Jika ada keris yang jumlah luk nya lebih dari tiga belas,
biasanya disebut keris <i>kalawija</i>, atau keris tidak lazim.</dd></dl>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pasikutan.2C_tangguh_keris.2C_dan_perkembangan_pada_masa_kini"><i>Pasikutan</i>, tangguh keris, dan perkembangan pada masa kini</span></h2>
<dl><dd><i>Lihat pula artikel <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tangguh_keris" title="Tangguh keris">Tangguh keris</a></i>.</dd></dl>
Yang dimaksud dengan <i>pasikutan</i> adalah "roman" atau kesan emosi
yang dibangkitkan oleh wujud suatu keris. Biasanya, personifikasi
disematkan pada suatu keris, misalnya suatu keris tampak seperti
"bungkuk", "tidak bersemangat", "riang", "tidak seimbang", dan
sebagainya<sup class="reference" id="cite_ref-16"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-16">[16]</a></sup>. Kemampuan menengarai <i>pasikutan</i> merupakan tahap lanjut dalam mendalami ilmu perkerisan dan membawa seseorang pada <i>panangguhan</i> keris.<br />
Langgam/gaya pembuatan suatu keris dipengaruhi oleh zaman, tempat
tinggal dan selera empu yang membuatnya. Dalam istilah perkerisan Jawa,
langgam keris menurut waktu dan tempat ini diistilahkan sebagai <i>tangguh</i>.
Tangguh dapat juga diartikan sebagai "perkiraan", maksudnya adalah
perkiraan suatu keris mengikuti gaya suatu zaman atau tempat tertentu.
"Penangguhan" keris pada umumnya dilakukan terhadap keris-keris pusaka,
meskipun keris-keris baru dapat juga dibuat mengikuti tangguh tertentu,
tergantung keinginan pemilik keris atau empunya.<br />
Tangguh keris tidak bersifat mutlak karena deskripsi setiap tangguh
pun dapat bersifat tumpang tindih. Selain itu, pustaka-pustaka lama
tidak memiliki kesepakatan mengenai empu-empu yang dimasukkan ke dalam
suatu tangguh. Hal ini disebabkan tradisi lisan yang sebelum abad ke-20
dipakai dalam ilmu <i>padhuwungan</i>.<br />
Meskipun tangguh tidak identik dengan umur, tangguh keris (Jawa) yang tertua yang dapat dijumpai saat ini adalah <i>tangguh Buda</i>
(atau keris Buda). Keris modern pusaka tertua dianggap berasal dari
tangguh Pajajaran, yaitu dari periode ketika sebagian Jawa Tengah masih
di bawah pengaruh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Galuh" title="Kerajaan Galuh">Kerajaan Galuh</a>. Keris pusaka termuda adalah dari masa pemerintahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pakubuwana_X" title="Pakubuwana X">Pakubuwana X</a>
(berakhir 1939). Selanjutnya, kualitas pembuatan keris terus merosot,
bahkan di Surakarta pada dekade 1940-an tidak ada satu pun pandai keris
yang bertahan <sup class="reference" id="cite_ref-Murtidjono_17-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-Murtidjono-17">[17]</a></sup>.<br />
Kebangkitan seni kriya keris di Surakarta dimulai pada tahun 1970, dibidani oleh K.R.T. <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hardjonagoro" title="Hardjonagoro">Hardjonagoro</a> (Go Tik Swan) dan didukung oleh <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sudiono_Humardani&action=edit&redlink=1" title="Sudiono Humardani (halaman belum tersedia)">Sudiono Humardani</a><sup class="reference" id="cite_ref-Murtidjono_17-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-Murtidjono-17">[17]</a></sup>, melalui perkumpulan <i>Bawa Rasa Tosan Aji</i>.
Perlahan-lahan kegiatan pandai keris bangkit kembali dan akhirnya ilmu
perkerisan juga menjadi satu program studi pada Sekolah Tinggi Seni
Indonesia Surakarta (sekarang <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/ISI_Surakarta" title="ISI Surakarta">ISI Surakarta</a>).<br />
Keris-keris yang dibuat oleh para pandai keris sekarang dikenal sebagai <i>keris kamardikan</i> ("keris kemerdekaan"). Periode ini melahirkan beberapa pandai keris kenamaan dari Solo<sup class="reference" id="cite_ref-Murtidjono_17-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris#cite_note-Murtidjono-17">[17]</a></sup>
seperti KRT. Supawijaya (Solo), Pauzan Pusposukadgo (Solo), tim pandai
keris STSI Surakarta, Harjosuwarno (bekerja pada studio milik KRT
Hardjonagoro di Solo), Suparman Wignyosukadgo (Solo)<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Perkembangan_fungsi_keris"><br /></span></h3>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-78227541606515428532012-12-13T17:19:00.000+07:002012-12-19T17:46:37.745+07:00ARTKEL TENTANG KERIS SINGOBARONG<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img alt="DSC02918.JPG" class="hv" src="https://mail.google.com/mail/?ui=2&ik=da61eedf8b&view=att&th=13bae1cac22c8543&attid=0.12&disp=thd&realattid=f_hatgtp3011&zw" /><img alt="DSC02930.JPG" class="hv" src="https://mail.google.com/mail/?ui=2&ik=da61eedf8b&view=att&th=13bae1cac22c8543&attid=0.19&disp=thd&realattid=f_hatgtp3h18&zw" /><img alt="DSC02936.JPG" class="hv" src="https://mail.google.com/mail/?ui=2&ik=da61eedf8b&view=att&th=13bae1cac22c8543&attid=0.20&disp=thd&realattid=f_hatgtp3j19&zw" /><img alt="https://mail-attachment.googleusercontent.com/attachment/?ui=2&ik=da61eedf8b&view=att&th=13bae1cac22c8543&attid=0.21&disp=inline&realattid=f_hatgtp3l20&safe=1&zw&saduie=AG9B_P81jm_SP2tmiLyHdVxdYOwk&sadet=1355912164816&sads=41fEcC4aGbgEsQup4Q3vPzNGhrM&sadssc=1" class="decoded" height="240" src="https://mail-attachment.googleusercontent.com/attachment/?ui=2&ik=da61eedf8b&view=att&th=13bae1cac22c8543&attid=0.21&disp=inline&realattid=f_hatgtp3l20&safe=1&zw&saduie=AG9B_P81jm_SP2tmiLyHdVxdYOwk&sadet=1355912164816&sads=41fEcC4aGbgEsQup4Q3vPzNGhrM&sadssc=1" width="320" />SEKEDAR CONTOH FOTO KERIS SING BARONG;SALAM BUDAYA;<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Dhapur
Singo Barong adalah keris yang bagian gandiknya diukir dengan bentuk
kepala singa mirip kilin, yakni arca binatang mitologi penunggu gerbang
dari Cina. Arca semacam ini banyak terdapat di kelenteng dan menunjukkan
pengaruh budaya Cina di Nusantara. Ricikan keris dhapur Singo Barong
biasanya menggunakan <i>sraweyan, ri pandan</i> dan <i>greneng</i>.
Dhapur ini juga bisa disebut dhapur Naga Singa. Selain gandik yang
diukir berbentuk singa, dhapur ini juga biasanya menampilkan kelamin
yang tegang sebagai simbol kejantanan. Mulut singa juga biasanya
disumpal emas atau batu permata yang konon tujuannya adalah untuk
meredam aura panas atau penampilan sifat galak dari keris dhapur SIngo
Barong ini. Berbeda dengan keris dhapur Nagasasra yang melambangkan
kebijaksanaan dan kekuasaan seorang raja, dhapur Singo Barong merupakan
simbolisme kekuasaan dan ketegasan yang dimiliki tidak saja seorang raja
tetapi juga patih dan senopati perang.</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-66190666547462389882012-12-13T09:12:00.000+07:002012-12-19T09:13:53.077+07:00Status & Kelas Keris Di Tanah Jawa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img alt="" class="img" height="400" src="https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/s720x720/556314_307508416032528_150651329_n.jpg" style="top: -209%;" width="300" />
Konon Pada awalnya ea gan,, di tanah jawa (jawa tengah dan jawa timur)
terutama dlm masyarakat & dunia keris,keris ntu diciptakan cuma buat
ngasih tuah kesaktian,kekuasaan dan wibawa. Keris adalah suatu benda
yang jadi kebanggaan masyarakat pada umumnya dan merupakan lambang
status / derajat pemiliknya. & keris jadi "keharusan" buat dimiliki
ame para pejabat, baik raja, keluarga kerajaan atau bangsawan,
orang-orang kaye,para senopati ampe prajurit (tapi..prajurit biasanya
pake yg jenis tombak), pejabat bupati sampai lurah desa.<br />
Di kalangan masyarakat umum-pun hampir semua orang laki-laki pgn punya keris, terutama mereka<br />
yang punya ilmu beladiri.<br />
Mengenai kelengkapan dan<br />
kemewahan hiasan/perabot keris tergantung bakal dikasi ama siapa keris itu nantinya,tergantung ama status pribadi si pemilik<br />
keris di masyarakat.<br />
Selain kesanggupan buat ngebayar biaya pembuatan keris,status pribadi
itu jg yang nentuin kelayakan keris yang bakal dia pake. Semakin tinggi
status<br />
kedudukan sang pemilik keris,maka bakal makin lengkap dan mewah hiasan kerisnya.<br />
Sesuai status pemiliknya di<br />
masyarakat, keris juga punya kelas-kelas sendiri gan,, yaitu sebagai berikut :<br />
<br />
1.Keris Raja<br />
<br />
Keris raja ada 3 macem,yaitu:<br />
*keris yang jadi pegangan<br />
sang raja sehari-hari (bersifat pribadi dan dipake ame sang raja sehari-hari)<br />
*keris yang merupakan keharusan buat dimiliki oleh sang raja (yg biasanya dipake buat upacara-<br />
upacara kerajaan)<br />
*keris yang di kasih/dipersembahkan orang lain buat raja. Selain yang
sehari- hari dipake ama sang raja,keris-keris lainnya mah disimpen di
dalem ruangan pusaka kerajaan.<br />
<br />
2.Keris Kerajaan<br />
<br />
Yaitu keris yang jadi<br />
lambang kekuasaan kerajaan atau yang oleh pemerintahan kerajaan
diandalkan buat ngamanin kerajaan dari gangguan kerusuhan,pemberontakan
ato serangan gaib. Keris jenis ini baru bakal dikeluarin kalo ada
upacara- upacara kerajaan ato kalo terjadi situasi yang mendesak dan
berbahaya.<br />
Contohnya tuh sepasang<br />
keris Nagasasra ama Sabuk Inten. Sepasang keris ini,<br />
menurut sejarahnya,juga<br />
pernah dipake buat ngebersihin wilayah kerajaan<br />
Majapahit pas waktu ada kejadian wabah penyakit sampar yang nyerang rakyatnya.<br />
Contoh lainnya adalah pusaka Bende Mataram yang dipake ama kerajaan
Mataram (Panembahan Senopati) buat naikin semangat tempur prajurit
Mataram,sekaligus ngrusak psikologis prajurit musuh, pas saat berperang
ngelawan prajurit kerajaan Pajang (Sultan Hadiwijaya alias si Joko
Tingkir).<br />
<br />
3. Keris keluarga kerajaan/<br />
bangsawan,bupati/adipati.<br />
<br />
Jenis ini adalah keris-keris yang punya tanda / bentuk<br />
tersendiri sesuai statusnya.<br />
Contohnya adalah keris ber luk lima (pandawa) dan keris Singo Barong.<br />
Jenis keris ber luk lima ato<br />
keris pandawa dan keris Singo Barong cuma boleh dimiliki oleh raja,keluarga kerajaan / bangsawan,bupati dan adipati.<br />
Selain mereka, bahkan menteri kerajaan, panglima, senopati dan
prajurit,demang dan lurah,tidak boleh memilikinya,apalagi rakyat biasa.<br />
<br />
4. Keris buat menteri dan pejabat kerajaan,panglima,<br />
senopati dan prajurit<br />
<br />
Keris-keris ini punya tanda<br />
khusus yang melambangkan<br />
status mereka di kerajaan dan biasanya punya hiasan-hiasan yang melambangkan derajat mereka.<br />
<br />
5. Keris buat orang-orang<br />
kaya/saudagar (yang bukan kerabat kerajaan), demang dan lurah.<br />
<br />
Biasanya punya hiasan-hiasan tersendiri yang melambangkan derajat<br />
mereka juga.<br />
<br />
6. Keris milik seorang<br />
panembahan dan keris milik<br />
seorang raja atau keluarga raja yang sudah mandito (meninggalkan keduniawian)<br />
<br />
biasanya keris mereka ber-luk 7 atau 9 & jg punya ciri khas khusus<br />
<br />
7. Keris buat rakyat biasa.<br />
<br />
Biasanya nggak punya hiasan- hiasan yang mewah, sesuai budaya dan
kebiasaan mereka buat merendahkan diri. Sesuai pemiliknya, biasanya tuah
utama keris-keris tersebut bukan untuk kesaktian,tetapi untuk
kerejekian dan kesuburan.<br />
<br />
Sesuai jenis keris-keris tersebut di atas, para empu pembuatnya pun
terbagi-bagi sesuai kelasnya masing-masing yang diterima dan diakui di
masyarakat dan di lingkungan perkerisan, yaitu empu kerajaan,empu kelas
menengah dan empu desa.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-60141833082835514082012-12-13T09:00:00.000+07:002012-12-19T09:01:41.669+07:00ARTIKEL KERIS NOGO SOSRO<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img height="130" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQx4sFweJt5JiGWUVLh4HSs93TmmlW_8mOVvJlQ2pW37WpYwDOjRI0eRlgwog" width="130" />SEKEDAR CNTOH FOTO KERIS NOGO SOSRO;<b>Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten</b> adalah dua benda pusaka peninggalan Raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a>. Nagasasra adalah nama salah satu <i>dapur</i> (bentuk) keris <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Luk&action=edit&redlink=1" title="Luk (halaman belum tersedia)">luk</a>
tiga belas dan ada pula yang luk-nya berjumlah sembilan dan sebelas,
sehingga penyebutan nama dapur ini harus disertai dengan menyatakan
jumlah luk-nya,<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Bentuk">Bentuk,</span></h2>
Bagian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gandik" title="Gandik">gandik</a> keris ini diukir dengan bentuk kepala <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Naga" title="Naga">naga</a> ( biasanya dengan bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahkota" title="Mahkota">mahkota</a>
raja yang beragam ), sedangkan badannya digambarkan dengan sisik yang
halus mengikuti luk pada tengah bilah sampai ke ujung keris. Dengan
ciri-ciri antara lain adalah <i>kruwingan</i>, <i>ri pandan</i> dan <i>greneng</i>, dan beberapa <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Empu&action=edit&redlink=1" title="Empu (halaman belum tersedia)">empu</a> (berdasarkan zamannya seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a> , <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mataram" title="Mataram">Mataram</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mataram_Nom&action=edit&redlink=1" title="Mataram Nom (halaman belum tersedia)">Mataram Nom</a>) membuat keris ber-dapur nagasasra.<br />
Pada keris dapur Nagasasra yang baik, sebagian besar bilahnya diberi <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kinatah&action=edit&redlink=1" title="Kinatah (halaman belum tersedia)">kinatah</a> emas, dan pembuatan kinatah emas semacam ini tidak disusulkan setelah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wilah&action=edit&redlink=1" title="Wilah (halaman belum tersedia)">wilah</a> ini selesai, tetapi telah dirancang oleh sang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Empu&action=edit&redlink=1" title="Empu (halaman belum tersedia)">empu</a> sejak awal pembuatannya. Pada tahap penyelesaian akhir, sang empu sudah membuat bentuk kinatah ( yang benar adalah <b>tinatah</b>
= kata 'tatah' yang artinya dalam bahasa Indonesia = pahat,dengan
sisipan in, menjadi tinatah )sesuai rancangannya . Bagian-bagian yang
kelak akan dipasang emas diberi alur khusus untuk "tempat pemasangan
kedudukan emas" dan setelah penyelesaian wilah selesai, maka dilanjutkan
dengan penempelan emas oleh <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pande_emas&action=edit&redlink=1" title="Pande emas (halaman belum tersedia)">pande emas</a>.<br />
Salah satu pembuat keris dengan dapur Nagasasra terbaik, adalah karya
empu Ki Nom, merupakan seorang empu yang terkenal, dan hidup pada akhir
zaman kerajaan Majapahit sampai pada zaman pemerintahan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sri_Sultan_Agung_Anyokrokusumo&action=edit&redlink=1" title="Sri Sultan Agung Anyokrokusumo (halaman belum tersedia)">Sri Sultan Agung Anyokrokusumo</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mataram" title="Mataram">Mataram</a>, tetapi ada sebagian ahli lain yang mengatakan bahwa <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ki&action=edit&redlink=1" title="Ki (halaman belum tersedia)">Ki</a> Supo Anom pada zaman kerajaan Mataram, sebenarnya adalah cucu dari <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Empu&action=edit&redlink=1" title="Empu (halaman belum tersedia)">empu</a> Supo Anom yang hidup pada zaman Majapahit, dan golongan ini menyebut Ki Nom dengan sebutan Ki <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Supo_Anom_II&action=edit&redlink=1" title="Supo Anom II (halaman belum tersedia)">Supo Anom II</a>, dan yang hidup di zaman Majapahit disebut Ki <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Supo_Anom_I&action=edit&redlink=1" title="Supo Anom I (halaman belum tersedia)">Supo Anom I</a>.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sabuk_Inten">Sabuk Inten,</span>Dapur <b>Sabuk Inten</b>, seperti juga dapur Nagasasra mempunyai luk tiga belas dengan ciri-ciri yang berbeda yaitu mempunyai <i>sogokan</i>, <i>kembang kacang</i>, <i>lambe gajah</i> dan <i>greneng,</i>Nama keris Nagasasra (tanpa menyebutkan dapur) menjadi terkenal karena menjadi topik dalam cerita silat karya <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/S.H._Mintarja" title="S.H. Mintarja">S.H. Mintarja</a>, diceritakan bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahesa_Jenar" title="Mahesa Jenar">Mahesa Jenar</a>, salah satu muridnya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syeh_Siti_Jennar&action=edit&redlink=1" title="Syeh Siti Jennar (halaman belum tersedia)">Syeh Siti Jennar</a>, mantan perwira tinggi kerajaan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demak" title="Demak">Demak</a> pada masa <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerajaan_Demak_Bintoro&action=edit&redlink=1" title="Kerajaan Demak Bintoro (halaman belum tersedia)">kerajaan Demak Bintoro</a> mencari kedua benda pusaka tersebut yang konon bagi siapa yang mendapatkannya akan menjadi pewaris sah tahta kerajaan Demak</h2>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-77823151857260737112012-12-13T07:30:00.000+07:002012-12-19T09:42:15.746+07:00Status Keris dan Kelas Keris di Dunia Manusia <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="color: #444444;">Mungkin awalnya sebuah keris hanyalah
sebuah senjata tikam
atau sabet. Tetapi kemudian orang membuat keris memiliki kegaiban di
dalamnya, menjadi senjata yang berbeda dengan jenis senjata lain,
memiliki suatu kegaiban sebagai senjata tarung sekaligus sebagai alat
keselamatan dari serangan gaib. <br /><br />Seiring perkembangan jaman, di pulau Jawa khususnya,
pada jamannya, </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">
selain faktor kegaibannya, </span><span style="color: #444444;">sebuah
keris menjadi lambang derajat
pemiliknya, lebih dari sekedar senjata perang / tarung. Dibuat khusus
oleh empu pembuatnya untuk si pemilik. Fisik keris, kegaiban / tuah dan
tingkat
kesaktiannya oleh si empu disesuaikan dengan kondisi si pemesan sesuai
batas kemampuan si empu. Keris juga tidak ditampilkan sebagai alat
kegagahan, karena dibawa dengan diselipkan di belakang pinggang. Bila
keris hanya menjadi sebuah senjata tarung atau
senjata tikam, tidak mungkin keris akan dibuat sangat indah bentuknya
atau
beraksesoris mewah, bila akhirnya hanya akan menjadi sebuah senjata yang
berlumuran darah.</span><br />
<span style="color: #444444; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><br />Pada
awalnya, di tanah jawa (jawa tengah dan jawa timur)
keris diciptakan hanya untuk memberikan tuah perlindungan gaib,
kesaktian,
kekuasaan dan wibawa. Keris adalah suatu benda
yang menjadi kebanggaan masyarakat pada umumnya dan juga menjadi lambang
status / derajat pemiliknya. Keris menjadi "keharusan" untuk
dimiliki oleh para pejabat, baik raja, keluarga kerajaan
atau bangsawan, orang-orang kaya, para senopati sampai prajurit
(prajurit biasanya menggunakan jenis tombak), adipati / bupati
sampai lurah desa. Di kalangan masyarakat umum-pun hampir semua orang
laki-laki ingin memiliki keris, </span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><span style="color: #444444;">terutama mereka yang memiliki
ilmu beladiri dan orang-orang tua yang menghayati spiritual kejawen.</span></span></span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">Di pulau Jawa khususnya, pada jamannya,
keris merupakan lambang derajat
pemiliknya, lebih daripada sekedar sebuah senjata perang / tarung. Ada
aturan-aturan yang harus dipatuhi di masyarakat tentang cara mengenakan
keris dan jenis-jenis keris yang boleh dimiliki oleh seseorang. Seorang
rakyat biasa tidak boleh mengenakan keris yang diperuntukkan untuk
seorang lurah. </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">S</span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">eorang lurah tidak boleh mengenakan keris </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">yang diperuntukkan </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">untuk seorang bupati. </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">Seorang senopati tidak boleh mengenakan keris yang
diperuntukkan untuk seorang raja. </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">Seorang raja juga tidak boleh mengenakan keris yang
diperuntukkan untuk seorang senopati</span><span style="font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: #444444;">. </span></span><span style="color: #444444;">Kehormatan pribadi seseorang bukan hanya ditentukan oleh status keningratan atau jabatan, kemewahan atau
kekayaan, tetapi terutama juga adalah kepantasannya dalam berperilaku dan
berpenampilan, kepantasannya dalam mengenakan busana dan pusaka, dan
kepantasannya dalam menempatkan diri dalam pergaulan dan di masyarakat, sesuai derajatnya
masing-masing. </span><br />
<br style="color: #444444;" />
<span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">Bila ada seseorang memiliki keris
yang derajatnya lebih tinggi dari kedudukan dirinya di masyarakat, maka
orang itu tidak akan menyimpannya untuk dirinya sendiri. Biasanya akan
diserahkan / dipersembahkannya kepada orang yang pantas untuk
memilikinya. Begitu juga b</span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">ila seseorang memiliki keris
yang peruntukkannya untuk kelas derajat yang lebih rendah, biasanya akan diberikannya </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">kepada orang lain yang lebih pantas untuk
memilikinya. </span><span style="color: #444444;">Keberadaan sebuah keris bersifat
pribadi. Keris menjadi lambang kehormatan pribadi dan harga diri
seseorang. Keris diakui sebagai sesuatu yang menyatu dengan pribadi
pemiliknya, sehingga sebuah k</span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">eris
milik seseorang akan sangat dihormati, sama seperti menghormati orang
pemiliknya, sehingga keris seseorang dapat diterima dan diakui untuk
mewakili kehadiran seseorang sebagai pengantin pria yang berhalangan
hadir dalam acara pinangan atau</span><span style="color: #444444;"> </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">perkawinan,
atau mewakili kehadirannya dalam acara penting kekeluargaan, dan keris
seorang raja dapat mewakili kehadirannya dalam acara kenegaraan. Dan
dalam setiap upacara formal, seseorang yang terpandang atau berderajat
tinggi akan jatuh martabatnya / kehormatannya jika menghadiri upacara
tersebut tanpa mengenakan keris.</span><br />
<span style="color: #444444;">Keris
menjadi kelengkapan "wajib" untuk dikenakan sebagai busana kehormatan
dalam acara-acara resmi kenegaraan, kekeluargaan, perkawinan, dan acara
ritual kerohanian, seperti acara ruwatan, selametan, bersih desa, </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">dsb. </span><br />
<br />
<span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">Demikianlah, keris memiliki status tersendiri
di masyarakat dan menjadi unsur penting dalam </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">budaya dan </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">kehidupan sehari-hari, lebih daripada sekedar sebuah senjata tarung.</span><br />
<br style="color: #444444;" />
<span style="color: #444444; font-size: x-small;">Pada jaman itu seorang empu keris adalah juga seorang spiritualis dan pemuka agama </span><span style="color: #444444; font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">(baca<b>:</b> <a href="https://sites.google.com/site/thomchrists/Spiritual-Kebatinan-Keris-Jawa/keris-jawa-dan-empu-keris" target="_blank">Keris dan Empu Keris</a>).
Karena itu sebuah keris yang diterima seseorang dari seorang empu keris akan
sangat dihargai dan juga 'dikeramatkan', lebih daripada sekedar jimat dan senjata,
karena berisi doa-doa keselamatan dan kesejahteran dari seorang
spiritualis / pemuka agama untuk si pemilik keris</span></span><br />
<div style="color: #444444;">
<span style="font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">Dengan demikian, lebih daripada sekedar sebuah senjata, </span><span style="font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">keris juga </span><span style="font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;">secara psikologis </span>menjadi
lambang kerohanian dan kedekatan hati dengan Tuhan. <span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt;">Karena itulah
sang pemilik keris akan benar-benar menjaga dan memelihara kerisnya, bahkan
akan 'mengeramatkan'-nya, lebih daripada sekedar senjata atau jimat.</span>
Keris menjadi sarana kedekatan hati dengan Tuhan dan juga menjadi
sarana pemujaan kepada Tuhan. Karena itu sang pemilik keris akan selalu
menjaga kelurusan hati, tekun beribadah, menjaga moral dan budi pekerti
dan sikap ksatria. Itulah sebabnya
orang-orang yang hidup dalam dunia kejahatan, yang menjadi penyamun,
perampok, dsb, orang-orang golongan hitam, tidak memakai keris,
tetapi menggunakan senjata jenis lain. <span style="font-family: arial,sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<br style="color: #444444;" />
<span style="font-size: x-small;"><span style="color: #444444;"><span style="line-height: 15px;">Mengenai kelengkapan dan kemewahan hiasan / perabot keris adalah
tergantung pada akan diberikan kepada siapa keris itu nantinya, tergantung pada status pribadi si pemilik keris di
masyarakat. Selain k</span><span style="line-height: 15px;">esanggupan untuk membayar biaya pembuatan keris, s</span></span><span style="line-height: 15px;"><span style="color: #444444;">tatus pribadi itulah yang menentukan kepantasan keris yang akan dikenakannya. Semakin tinggi status kedudukan sang pemilik
keris, maka akan semakin lengkap dan mewah hiasan kerisnya.</span></span></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #444444;"><span style="line-height: 15px;"> 1. </span></span></span><span style="color: #444444; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><span style="color: black;">Keris Pusaka Kerajaan</span></span></span><span style="color: #444444; font-size: x-small;">.</span></span></span><br />
<ol style="margin-left: 40px;">
<li><span style="color: #444444; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">Keris-keris yang dalam pembuatannya ditujukan untuk menjadi lambang kekuasaan dan kebesaran sebuah kerajaan. </span></span></li>
<li><span style="color: #444444; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">Keris-keris </span></span><span style="color: #444444; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">yang oleh
pemerintahan kerajaan diandalkan untuk mengamankan kerajaan
dari gangguan kerusuhan, pemberontakan atau serangan gaib. </span></span></li>
</ol>
<div style="margin-left: 40px;">
<span style="color: #444444; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">Keris-keris
jenis ini biasanya disimpan di dalam ruang pusaka kerajaan dan tempatnya
disendirikan terpisah dari pusaka-pusaka yang lain dan baru akan
dikeluarkan bila ada upacara-upacara
kerajaan atau bila terjadi situasi yang mendesak dan
berbahaya.</span> <br /><br />P</span><span style="color: #444444; font-size: x-small;">usaka kerajaan berbentuk tombak dan payung kebesaran, yang
juga merupakan lambang kebesaran sebuah kerajaan, biasanya diletakkan berdiri di belakang singgasana raja.<br /><br />Dalam kategori pusaka kerajaan ini termasuk juga, sesuai tingkatannya, pusaka-pusaka </span><span style="color: #444444; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">yang menjadi lambang kekuasaan dan kebesaran dari sebuah </span></span><span style="color: #444444;">k</span><span style="color: #444444; font-size: x-small;">adipaten atau kabupaten</span>.<br />
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="color: #444444; margin-left: 40px;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">Contohnya adalah <span style="color: black;">keris Nagasasra </span>dan <span style="color: black;">keris Sabuk Inten</span>, sepasang keris yang dijadikan lambang kebesaran kerajaan Majapahit.
Sepasang keris ini, menurut sejarahnya, pernah
digunakan untuk membersihkan wilayah kerajaan Majapahit pada saat
terjadi wabah penyakit sampar yang menyerang rakyatnya. </span><br /><br />Setelah
masa kerajaan Majapahit berakhir dan kekuasaan pemerintahan berpindah
ke kerajaan Demak, sepasang keris Nagasasra dan Sabuk Inten juga ikut
diambil dan dipindahkan ke Demak, dijadikan lambang kebesaran kerajaan
Demak.<br /><br /><span style="line-height: 15px;">Contoh lainnya adalah pusaka <span style="color: black;">Bende Mataram </span>yang digunakan oleh kerajaan </span><span style="line-height: 15px;">Mataram (Panembahan Senopati) </span><span style="line-height: 15px;">untuk </span><span style="line-height: 15px;">menaikkan semangat tempur prajurit Mataram, </span><span style="line-height: 15px;">tetapi sekaligus </span><span style="line-height: 15px;">merusak psikologis prajurit musuh, </span><span style="line-height: 15px;">pada saat berperang melawan prajurit kerajaan Pajang (Sultan Adiwijaya).</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><br /></span></span><span style="color: #444444; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"> 2. </span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #444444;"><span style="line-height: 15px;"><span style="color: black;">Keris Raja</span>. </span></span></span><br />
<div style="color: #444444; margin-left: 40px;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">Keris
raja ada 3 macam, yaitu : </span></span></div>
<div style="color: #444444; margin-left: 40px;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"> - keris yang menjadi pegangan sang raja
sehari-hari (bersifat pribadi dan dipakai oleh sang raja <br /> sehari-hari). </span></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"> - keris yang merupakan
keharusan untuk dimiliki oleh seorang raja (biasanya dikenakan dalam upacara-upacara kerajaan). </span></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"> - keris yang diberikan
/ dipersembahkan oleh orang lain kepada raja. </span></span></div>
<div style="color: #444444; margin-left: 40px;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">Selain yang sehari-hari dipakai oleh
sang raja, keris-keris lainnya disimpan dalam ruangan pusaka
kerajaan.</span> </span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><br /> 3. <span style="color: black;">Keris keluarga
kerajaan / bangsawan, bupati / adipati</span>. </span></span><br />
<div style="color: #444444; margin-left: 40px;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">Jenis ini adalah keris-keris yang memiliki tanda / bentuk tersendiri sesuai statusnya. Contohnya
adalah keris-keris ber-luk lima dan keris Singa Barong. <br />
Jenis keris ber-luk lima, keris pulanggeni atau keris pandawa, dan keris
Singa
Barong, hanya boleh dimiliki oleh raja, keluarga raja / bangsawan,
bupati dan adipati (kalangan ningrat). Selain mereka, bahkan para
menteri kerajaan, panglima, senopati
dan prajurit, tumenggung, demang dan lurah, dan orang-orang kaya, yang
tidak memiliki garis kebangsawanan dan bukan kerabat kerajaan, tidak
boleh memilikinya,
apalagi rakyat biasa.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><br /> 4. <span style="color: black;">Keris untuk menteri dan pejabat
kerajaan, panglima, senopati dan prajurit</span>. </span></span><br />
<div style="margin-left: 40px;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="color: #444444;"><span style="line-height: 15px;">Keris-keris ini m</span><span style="line-height: 15px;">emiliki tanda
khusus yang melambangkan status mereka di kerajaan dan biasanya memiliki hiasan-hiasan yang melambangkan derajat mereka.</span></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><br /> 5. <span style="color: black;">Keris untuk orang-orang kaya (yang bukan kerabat kerajaan), tumenggung, demang
dan lurah</span>. </span></span><br />
<div style="margin-left: 40px;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><span style="color: #444444;">Biasanya memiliki hiasan-hiasan yang melambangkan
derajat mereka</span>.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><br /></span><span style="line-height: 15px;"> 6. <span style="color: black;">Keris milik seorang panembahan / spiritualis dan
keris milik seorang raja atau keluarga raja <br /> yang sudah </span></span></span><span style="color: black; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">mandito<span style="color: #444444;"> (meninggalkan keduniawian). </span></span></span><br />
<div style="margin-left: 40px;">
<span style="color: black; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><span style="color: #444444;">Biasanya ber-luk 7 atau 9. </span></span></span></div>
<div style="margin-left: 40px;">
<span style="color: black; font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><span style="color: #444444;">Biasanya bentuknya sederhana dan tidak memiliki hiasan-hiasan mewah sesuai kondisi mereka yang sudah meninggalkan keduniawian.</span></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;"><br /> 7. <span style="color: black;">Keris untuk ksatria dan rakyat
biasa</span>. </span></span><br />
<div style="color: #444444; margin-left: 40px;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 15px;">Biasanya tidak memiliki hiasan-hiasan yang mewah,
sesuai budaya dan kebiasaan mereka untuk merendahkan hati.</span> </span></div>
<div style="color: #444444; margin-left: 40px;">
Keris
yang khusus dibuat untuk para ksatria, pesilat dan pendekar dunia
persilatan biasanya sederhana bentuknya, dan tidak menunjukkan kesan
angker, tetapi memiliki kesaktian gaib yang tinggi dan mengandung energi
gaib yang tajam. Keris-keris jenis ini biasanya aktif berinteraksi
dengan kebatinan pemiliknya, walaupun kerisnya tidak dikeluarkan dari
sarungnya.</div>
<div style="margin-left: 40px;">
<span style="color: #444444;">Keris
untuk rakyat biasa, sesuai pemiliknya, biasanya tuah utama
keris-keris tersebut bukan untuk kesaktian, kekuasaan atau wibawa,
tetapi untuk perlindungan gaib, ketentraman keluarga, kerejekian dan
kesuburan. Keris untuk rakyat biasa biasanya pembuatannya dilakukan
secara masal oleh sang empu, karena tidak bersifat pesanan khusus, dan
yang melakukan penempaannya adalah para cantrik-cantriknya.</span></div>
<span style="font-size: 12px; line-height: 15px;"><span style="font-size: x-small;"><br /><span style="color: #444444;">Sesuai
jenis keris-keris tersebut di atas, para empu pembuatnya pun
terbagi-bagi sesuai kelasnya masing-masing yang diterima dan
diakui di masyarakat dan di lingkungan perkerisan, yaitu
empu kerajaan, empu kelas menengah dan empu desa.</span></span></span><span style="color: #444444;"><span style="font-size: 12px; line-height: 15px;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span></span> <b><u><span style="font-size: medium;"><span style="line-height: 17px;"><span style="color: #444444;">Status Keris dan Kelas Keris</span></span><span style="line-height: 17px;"><span style="color: #444444;"> di Dunia Gaib Perkerisan</span></span></span></u></b><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-size: 12px; line-height: 15px;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span>Bukan
hanya di dunia manusia, di dunia gaib khodam keris juga ada aturan
hirarki status dan kelas gaib keris, yang aturannya sama dengan status
dan kelas wahyu dewa yang diturunkan kepada manusia, karena filosofi
dasar diturunkannya wahyu gaib keris adalah untuk dipasangkan dengan
wahyu dewa yang diturunkan kepada manusia, sehingga hirarki status dan
kelas gaib keris dan wahyu dewa itu sejalan.</span><span style="color: #444444;">Sesuai status dan kelas gaib
keris
di dunia gaib perkerisan, maka
urutan gaib keris yang menonjol dalam menunjukkan bentuk penyatuannya dengan manusia
adalah sbb :</span><br />
<ol style="color: #444444;">
<li>Keris-keris
ber-luk 5, keris pulanggeni, singa barong dan keris-keris keningratan
lain, yang dalam pembuatannya ditujukan untuk dimiliki oleh seorang raja atau
orang-orang yang memiliki status keningratan karena status keluarga /
keturunan seorang raja / bangsawan.</li>
<li>Keris-keris
bertuah kekuasaan dan wibawa.</li>
<li>Keris-keris
bertuah kewibawaan.</li>
<li>Keris-keris
bertuah kesaktian.</li>
<li>Keris-keris
bertuah kesepuhan.</li>
<li>Keris-keris
bertuah kerejekian.</li>
<li>Keris-keris
bertuah pengasihan.</li>
</ol>
<span style="color: #444444;">Jika ada </span><span style="color: #444444;">beberapa / sekelompok keris </span><span style="color: #444444;">yang mempunyai fungsi tuah yang sama,
misalnya ada beberapa keris yang sama-sama mempunyai tuah untuk
kekuasaan dan wibawa, atau sama-sama mempunyai tuah untuk kerejekian,
maka keris-keris yang sama tuahnya itu yang lebih tua akan mewakili keris-keris yang lebih muda umurnya.</span><br />
<br />
<span style="color: #444444;">Sesuai status dan kelas gaib keris di dunia gaib perkerisan itu, kualitas keris yang dibuat dan kemampuan </span><span style="font-size: 12px; line-height: 15px;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #444444;">para
empu keris dalam membuat masing-masing jenis keris di atas pun
terbagi-bagi sesuai kualitas masing-masing empu keris yang
ditentukan berdasarkan </span></span></span><span style="font-size: 12px; line-height: 15px;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #444444;">kelas / </span></span></span><span style="font-size: 12px; line-height: 15px;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #444444;">tingkatan kualitas wahyu dewa yang telah diterima
oleh masing-masing empu keris, tidak semata-mata ditentukan oleh
kemampuan pribadi manusia sang empu keris.</span></span></span><br />
<br />
<span style="color: #444444;">Sehubungan dengan tulisan di atas,
mengenai bentuk penyatuan / pendampingan isi gaib keris dengan manusia
pemiliknya, maka jika seseorang mempunyai beberapa buah keris, mungkin
tidak semua gaib keris akan tampak mendampingi si manusia,
mungkin hanya satu saja mewakili gaib keris yang lain, dan tidak
semuanya menonjol dalam memberikan tuahnya kepada manusia, karena ada
aturan hierarki status dan kelas gaib keris.</span><br />
<br style="color: #444444;" />
<span style="color: #444444;">Secara umum, yang lebih menonjol
menunjukkan penyatuannya dengan manusia
adalah keris-keris yang berfungsi untuk penjagaan gaib, terutama
didapatkan dari keris-keris untuk keningratan dan yang bertuah untuk
kekuasaan dan/ atau wibawa. Karena itu jika
seseorang memiliki beberapa buah keris yang fungsinya berbeda-beda dan
ingin semua keris memberikan tuah secara bersama-sama dan terkoordinasi,
maka harus ada upaya dari si manusia untuk menyatu dan mengsugesti
keris-kerisnya.</span><br />
<br style="color: #444444;" />
<span style="color: #444444;">Jika seseorang mempunyai beberapa buah keris,
sebenarnya masing-masing keris itu dapat memberikan tuahnya secara
terkoordinasi sesuai jenis tuahnya masing-masing. Namun dalam
pelaksanaannya tergantung juga pada tingkat penyatuan masing-masing
keris dengan manusia pemiliknya. </span><br />
<br style="color: #444444;" />
<span style="color: #444444;">Secara
alami tingkat penyatuan
masing-masing keris dengan manusia pemiliknya itu selain tergantung pada
tingkat penyatuan masing-masing pihak secara hati dan batin, juga
tergantung pada kecocokan sifat fungsi keris dengan aktivitas keseharian
pemiliknya, sehingga seorang pemilik keris yang kesehariannya bekerja
sebagai seorang karyawan, mungkin hanya kerisnya yang berfungsi
kerejekian-pengasihan saja yang menonjol tuahnya, bukan yang bertuah
kekuasaan dan wibawa.</span><br />
<span style="font-size: 12px; line-height: 15px;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #444444;"><span style="color: #444444;"></span></span></span></span><br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-56996325039554054942012-12-08T23:51:00.002+07:002012-12-08T23:53:00.953+07:00Keris Sriwijaya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
SEKEDAR CONTOH /BENTUK KERIS BUATAN KERAJAAN KALINGGA/RAJA SRIWIJAYA .,. <img border="0" height="287" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUvc5il3_LYRgO-5lc3obaaZM1Qdi-ZrY-o8JUPqZA5hWWGOrNJUEDjp4rpxXulZIiH6x8YWiNXwFNeV8PWG95s9MkUYzXl1igYQTuT-RtfWjby1su0DnJVnkATNciHUyu6uo-JFexkp0A/s400/3.jpg" width="400" /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW4Zrat8_Ay-mhR5EaUdWR440-mgxgXErIMvhdqcZa1yij83H21EtSHjHtWmqN1v4G9_o9SD6HwKuOI784hkALX9Nivd-NddTLzOsGtSx9niFRQCiiF8O4ksNIZRk29MT3D0XBtrssoWEA/s1600/5+copy.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW4Zrat8_Ay-mhR5EaUdWR440-mgxgXErIMvhdqcZa1yij83H21EtSHjHtWmqN1v4G9_o9SD6HwKuOI784hkALX9Nivd-NddTLzOsGtSx9niFRQCiiF8O4ksNIZRk29MT3D0XBtrssoWEA/s400/5+copy.jpg" width="300" /></a><span style="color: #cccccc;"><b>Sriwijaya,</b> disebut dengan berbagai macam nama Orang Tionghoa menyebutnya <i>Shih-li-fo-shih</i> atau <i>San-fo-ts'i</i> atau <i>San Fo Qi</i>. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali disebut <i>Yavadesh</i> dan <i>Javadeh</i>. Bangsa Arab menyebutnya <i>Zabaj</i> dan Khmer menyebutnya <i>Malayu, </i>adalah
salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Nusantara didirikan
di pulau Sumatera, seorang pendeta cina I Tsing mencatat sejak pada
tahun 671M Sriwijaya sudah ada, pada tahun 682 di diketahui imperium ini
di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang Jayanasa (prasasti kedukan Bukit
682M). </span><br />
<span style="color: #cccccc;"></span><br />
<span style="color: #cccccc;">Selanjutnya Sriwijaya berkembang dengan
menaklukan kerajaan lain di nusantara Itsing mencatat Melayu dan Kedah
telah menjadi kekuasaan Sriwijaya, Berdasarkan prasasti kota kapur yg
berangka tahun tahun 686 kemaaharajaan ini telah menguasai bagian
selatan Sumatera, pulau Bangka dan Belitung, Prasasti ini juga
menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer untuk
menghukum <i>Bhumi Jawa</i> yang tidak berbakti kepada Sriwijaya, ini
menjelaskan runtuhnya tarumanegara di Jawa Barat dan Holing (Kalingga)
di Jawa Tengah, pada saat yg sama menguasai lampung (prasasti palas
pasemah lampung Selatan),</span><br />
<span style="color: #cccccc;"></span><br />
<span style="color: #cccccc;">Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi,
pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh
kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa,Semenanjung
Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam dan Filipina.Dominasi atas Selat
Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute
perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas
setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaannya sebagai
pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan
India.</span><br />
<span style="color: #cccccc;"></span><br />
<span style="color: #cccccc;">Sriwijaya juga berperan menghancurkan Kerajaan Medang di Jawa, Prasasti Pucangan menyebut sebuah peristiwa <i>Mahapralaya</i> yaitu peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur, di mana <i>Haji Wurawari</i> dari <i>Lwaram</i>
yang merupakan raja bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016
menyerang dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang terakhir Teguh
Darmawangsa. Selain Wura wari wangsa syailendra di Jawa Tengah (abad 9
M) juga merupakan kerajaan bawahan dan berasal dari Sriwijaya (Buku
Sejarah Nasional Indonesia terbitan Balai Pustaka) hal ini didasarkan
pada beberapa prasasti berkaitan dengan wangsa Syailendra di jawa yang
ditulis dalam bahasa Melayu kuno (bahasa yg digunakan di Sriwijaya)
diantaranya prasasti Sojomertodan prasasti Kalasan, didukung prasasti
ligor yang ditemukan di Thailand.</span><br />
<span style="color: #cccccc;"></span><br />
<span style="color: #cccccc;">Pada akhirnya daerah kekuasaan dan
kerajaan bawahan Sriwijaya menjadi sangat luas sehingga membentang dari
Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya (Malaysia sekarang), Sumatera,
Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Luasnya wilayah kekuasaan
dan kekuatannya secara militer dan akumulasi kekayaan kerajaan Sriwijaya
membuat kerajaan ini banyak memberi pengaruh pada kerajaan lain di
Nusantara. </span><br />
<span style="color: #cccccc;">Penaklukan wilayah yang begitu luas yang
dilakukan Sriwijaya tentu didukung dengan persenjataan yang paling
canggih pada masanya , contoh keris yang dipercaya
sebagai peninggalan Sriwijaya</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-58253391052778486462012-12-08T20:27:00.000+07:002012-12-26T21:57:48.898+07:00ARTIKEL KERIS BUGIS /SUMBAWA MELAYU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Tak mudah menyusun sebuah buku tentang keris Sulawesi, kita harus
mengakui bahwa notasi kuno pun dipastikan tak memadai, sementara nara
sumber tutur sering mengalami pergeseran. Dalam pengetahuan keris kita
masuk pada tafsir-tafsir…. Lalu sebagiannya berkait pada artefak keris
itu sendiri dan manuscript yang ditemukan.<br />
<br />
Diskusi Senjata Pusaka Bugis, 12 Nopember 2011, cukup menggairahkan
dengan pemaparan yang sangat komprehensif dari prof. Ahmad Ubbe yang
lalu diramaikan oleh hipotesa atau pendapat-pendapat dari Dr. Ramli
Raman dari Malay University, yang membawa banyak kabar tentang
penelitiannya. Keduanya memiliki banyak detail-detail yang berbeda,
tetapi satu kesamaan bahwa keduanya sepakat apa yang disebut Bugis
terkait perkerisan bukan asal-usul “keris” tetapi “bugis influence” atau
pengaruh Bugis memang ada dimana-mana. Nomenklasi pada keris Bugis –
Melayu memang sangat kaya sehingga tampaknya perlu dikuatkan dengan
pembakuan istilah bersama para komunitasnya dari sisi pandang yang
berbeda-beda. <br />
<br />
Dalam buku ”Pesona Hulu Keris”, saya (penulis) pernah ungkapkan dengan
hati-hati : ”Although there is not a lot of information about the Malay
Peninsula kris, the kris lover communities that have emerge in Malaysia
and Singapore are now trying to discover past kris, There for, there are
many terminologies for kris hilt that are due to the friendship and
influence of the etnic language on the Malay Peninsula. An example is <i>Anak Ayam Sejuk </i>kris hilt for <i>Jawa Demam</i>……./
Tidak banyak catatan tentang keris Semenanjung Malaya, tetapi sekarang
mulai diangkat dengan baik oleh komunitas penggemar keris yang
berkembang di Malaysia dan Singapura. Oleh sebab itu sangat banyak
istilah-istilah hulu keris yang ada lahir karena pergaulan dan pengaruh
bahasa etnik Semenanjung Malaya, seperti sebutan hulu keris <i>Anak Ayam Sejuk</i>, untuk menyebut <i>Jawa Demam</i>......”. <i>(132; The Beauty of Krist Hilt).</i>Tinjauan etnografis tampaknya harus menyertai penelitian dan kemudian
dikemukakan dalam berbagai hal, bahwa orang Bugis adalah insan bahari
dan telah berasimilasi dengan suku-suku lain di Semenanjung bahkan ke
Sumbawa. Disinilah akulturasi terjadi, sehingga mewarnai pada kerisnya,
pada sarung (sampirnya) dan busana adatnya.<br />
<br />
Jika analisa persebaran keris Jawa punya ”Ekspedisi Pamalayu”, Negara
Kertagama... titik tolak buku keris bugis tampaknya masih ada kerancuan
terutama pada tafsir-tafsir, apalagi jika persebaran pengaruh Bugis
berpijak pada sastra atau roman sejarah I La Galigo... Namun semua
kebutaan terhadap Senjata Pusaka Bugis sudah dibuka jendelanya oleh
sebuah buku yang sarat dengan bahasa lokalnya, untuk dilanjutkan oleh
hasil penelitian para peminat penelitian keris Bugis lainnya. <br />
<br />
Ilmu sosial budaya bukanlah ilmu eksakta, mereka akan mengikuti temuan
baru, analisa baru atau bukti ilmiah yang baru dikemudian hari nanti,
dan kita pahami bersama sebagai sesuatu yang akan terus menuju
kesempurnaannya.<br />
Bravo Bugis - Melayu.<br />
<table border="0" cellpadding="1" cellspacing="2" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td class="subject" colspan="3">GAGRAK SEBAGAI ISTILAH YANG MULAI POPULER</td></tr>
<tr><td colspan="3"><center>
<table style="width: 97%px;"><tbody>
<tr><td class="horizontaldot"></td></tr>
</tbody></table>
</center>
</td></tr>
<tr><td class="spacer6" colspan="3"></td></tr>
<tr><td class="message" colspan="3">Dibandingkan pada tahun 1980-an,
keris-keris yang kita jumpai sangat terbatas, antara lain umumnya keris
tangguh Majapahit dan Mataram. Setelah masa euforia (Indonesia mendapat
pengakuan UNESCO), sosialisasi perkerisan semakin semarak. Pameran dan
bursa diadakan dimana-mana, keris-keris bermunculan, semakin variatif
karena apa yang belum pernah kita lihat mulai bermunculan. Keris
penemuan (ditemukan di sungai) mulai terkenal dengan keris Singasari,
kini Palembang sungai Musi juga mulai sering ditemukan keris-keris yang
spektakuler baik detailnya maupun penggarapannya hingga pada asesorinya,
diduga jaman Sriwijaya. Kemudian keris bermuculan di Jawa Barat
(Cirebon) sungguh mempesona dengan sarung dan asesori yang sangat kaya
model. Kekayaan dhapur rupanya tak terbatas pada yang sudah tertulis di
buku-buku yang ada, keris mulai disimpulkan sebagai ’seni rupa’ senjata.
Artinya keris-keris yang ada (sepuh) adalah karya yang diciptakan oleh
seniman (empu) dengan gaya dan idenya masing-masing.<img border="0" height="640" src="http://www.javakeris.com/files/Graphic1.jpg" width="393" /><i>Area ditemukannya di Banten - dengan hulu keris khas Jawa Barat.</i><img border="0" height="400" src="http://www.javakeris.com/files/Graphic2.jpg" width="291" /><i>Ditemukan di area Mataram - dengan warangka original Mataram dan Ukiran tanpa Patra</i>Kajian-kajian terhadap keris juga terus dilakukan, sehingga melahirkan
pengetahuan baru, menambah dan menyempurnakan yang ada, juga merevisi
tulisan-tulisan terdahulu. <i>’Kawruh Padhuwungan’</i> menjadi semakin
kompleks. Jika masa lalu kita terkagum-kagum oleh tulisan GJ. Tammens,
W.H. Rassers dengan 'On the Javanese kris', Dr. Isaac Groneman dan
penulis lainnya, perkembangan notasi tentang keris kemudian tidak
berhenti begitu saja, muncul tulisan ‘The World of The Javanese Kris’ –
Garrett Solyom, David Van Duuren dengan ‘An Earthly Approach to a Cosmic
Symbol’, kemudian Karsten Sejr Jensen menyusun ‘Kris Disk’.<br />
<br />
Ada beberapa hal yang menarik adalah mengenai <i>”tangguh”</i>. Boleh
dikatakan hampir semua penulisan tentang tangguh hanya dilakukan oleh
penulis-penulis Indonesia seperti pada buku-buku kuno 'Pakem
Katjoerigan’ oleh Tanojo R., ’Ular-ular Panangguhing Dhuwung’ oleh
Suranto Atmosaputra, ’Dhuwung Winawas Sakwatawis’ oleh Darmosoegito,
’Pakem pengetahuan tentang Keris’ oleh Kusni, Serat Centhini dan juga
penulis seperti Haryono Arumbinang, Bambang Harsrinuksmo.... mereka
dengan segala cara menggambarkan tentang tangguh keris dengan kata-kata
agar memadai apa yang dimaksud. Saat itulah muncul sebuah kesenangan
menentukan tangguh keris. Pengayaan sebutan semakin merebak seperti <i>gagah, wibawa </i>dlsb,
sementara apa yang digambarkan dengan kata-kata sering tak bisa
ditangkap bentuk visualnya secara tepat, karena karya tulis waktu itu
tidak disertakan dokumentasi foto, bahkan tidak melalui research yang
serius.<br />
<br />
Istilah 'tangguh' bisa disimpulkan artinya adalah ’perkiraan jaman
pembuatan’ yang ditentukan dari bentuk keris, dimana bentuk keris itu
mempunyai ciri-khas gaya (characteristic style) tertentu sesuai
jamannya. Pemahaman ini telah dirintis oleh para sesepuh keris masa
lalu, seiring dengan penulisan pada buku-buku yang ada. Kemudian pula,
dalam komunikasi para penggemar keris ciri-khas gaya <i>perwujudan seutuhnya</i> (keris bersama warangkanya) diistilahkan dengan kata <i>”gagrak”</i>, yang kemudian entah dari mana pemahaman itu hadir menjadi sangat kental pengertian ’gagrak’ adalah gaya dari <i>perwujudan seutuhnya</i>
sesuai jaman kerajaan atau kedaerahannya. Gagrak dalam bahasa Jawa
artinya tampan, gagah.... mungkin korelasinya dengan istilah gagrak
keris adalah ”postur” atau ”dedeg”. Artinya melihat dedegnya bisa
ditentukan gagrak keris itu adalah Hamengku Buwanan, Pakubuwanan, Luar
Jawaan, atau Balian... dst (?). Walaupun mungkin bilahnya adalah tangguh
Majapahit atau Mataram. Istilah 'gagrak' lebih dititik beratkan pada
aliran jenis warangka dan keharmonisan antara warangka dengan hulu
kerisnya.<br />
<br />
<div>
<img border="0" src="http://www.javakeris.com/files/Graphic3.jpg" /></div>
<br />
<i>Ditemukan di area Mataram - dengan warangka original Mataram yang patah dan Ukiran tanpa Patra.</i><br />
Kesepakatan ’tangguh’ memang terasa riskan, oleh sebab tuntutan agar
'tangguh' lebih dapat 'dipastikan' atau bukan hanya 'perkiraan'. Seolah
nilai 'kebenaran ilmiah' menuntut 'tangguh' menjadi kajian akademik
terutama pada rintisan ”kerisologi”. Sedangkan yang berkembang dengan
istilah 'gagrak' tampaknya lebih menuju simplifikasi (penyederhanaan)
demi kesenangan bersama, atau demi perdagangan (barang antiq), sehingga
selain istilah 'tangguh' , mulai populer istilah 'gagrak' yang kini
menjadi sebuah kerangka pengelompokan. Misalnya yang disebut 'gagrak
Surakarta', 'gagrak Ngayogjakarta', 'gagrak Jawa Timuran - Madura',
tentu akan menimbulkan pertanyaan pula 'gagrak Majapahitan', 'gagrak
Pajang', 'gagrak Mataram' dlsb, itu yang bagaimana...? Sementara kita
tak pernah mengetahui yang sebenar-benarnya... <br />
<br />
Berbeda dengan Karsten dalam ’Kris Disk’ lebih suka menulis secara jujur
(ilmiah) tanpa menyebut 'tangguh' pada setiap foto kerisnya dengan
keterangan asal-muasalnya sesuai letak geografis dimana ditemukannya.
Dilema tentang ”tangguh” memang masih perlu direnungkan dan ditinjau
kembali. Sementara pembiasaan menyebut 'gagrak' juga sangat memungkinkan
memunculkan perdebatan. Apakah generasi mendatang cukup bisa menerima
begitu saja (?). Sementara itu kesenangan atau hobby untuk menentukan
'tangguh' dan menerima pemahaman 'gagrak' telah bersahabat secara
alamiah oleh komunitas penggemar keris di Indonesia, menjadi sebuah
’dinamika’ yang pada nantinya akan dituntut pula ’keilmiahannya’...
(TJ).<br />
<br />
<div>
<img border="0" src="http://www.javakeris.com/files/Graphic4.jpg" /></div>
<br />
<i>Ditemukan di area Cirebon, bilahnya menurut beberapa penangguh
dianggap tangguh Mataram Amangkurat, sementara beberapa penanguh yang
berkecimpung dengan keris Cirebon menyebut tangguh Cirebon</i><br />
<table border="0" cellpadding="1" cellspacing="2" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td class="subject" colspan="3">SULITNYA MENGUAK PENEMUAN SRIWIJAYA</td></tr>
<tr><td colspan="3"><center>
<table style="width: 97%px;"><tbody>
<tr><td class="horizontaldot"><br /></td></tr>
</tbody></table>
</center>
</td></tr>
<tr><td class="spacer6" colspan="3"><br /></td></tr>
<tr><td class="message" colspan="3"><div>
<img border="0" src="http://www.javakeris.com/files/penemuanSRI1.jpg" /></div>
<br />
<div>
<img border="0" src="http://www.javakeris.com/files/penemuanSRI2.jpg" /></div>
<br />
<i>Penemuan sungai Musi, mendak Sriwijaya yang telah aus ornament 'tumpal'nya.<br />
</i><br />
Saya pikir dan renungkan ternyata begitu sulitnya merangkai perjalanan keris. Saya menyimpulkan bahwa <i>’sejarah’</i>
keris tidak bisa dituliskan dengan sembarangan dan digampangkan.
Setidaknya penelitian archeologist harus berperan. Sudah hampir 2 tahun
saya mengikuti jejak penemuan Sriwijaya, karena seorang teman sedang
berkutat disana... berburu dan mencatat penemuan sungai Musi. <b><i>Beberapa hal sangat menakjubkan</i></b>...
ada kemungkinan akan mengubah hipotesa ”keris Singosari” atau lebih
tepat disebut jaman Kediri. Bahkan prototype keris jaman itu pun mungkin
perlu dikaji ulang, karena pemahaman kita belum melalui penelitian dari
manuskrip kuno, sosiologi, anthropologi dan archeo metallurgi. Kita
menyerahkan pemahaman-pemahaman yang ada sekarang ini pada kawruh yang
turun temurun minim data ilmiah.<br />
<br />
<div>
<img border="0" height="300" src="http://www.javakeris.com/files/teknikmas1.jpg" width="400" /></div>
<br />
Miniatur yang mungkin hanya dapat dicapai dengan alat kuno yang lebih sederhana.<br />
<br />
<div>
<img border="0" src="http://www.javakeris.com/files/teknikmas2.jpg" /></div>
<br />
<i>Perhatikan mendak (ring) Sriwijaya yang tak ternilai harganya oleh
karena pekerjaan yang sangat rumit dan detail, dengan ornament tumpal
yang merupakan chronogram (simbol tahun).<br />
</i><br />
<br />
Sriwijaya jauh lebih tua dari jaman Kediri (Mataram Hindu?) ... pada
penemuan-penemuan sungai Musi sangat jelas hampir mayoritas keris yang
ditemukan memiliki prototype sama dengan penemuan Brantas yang
dikategorikan Kediri (saya lebih suka menyebut Kediri dari pada
Singosari). Keris di sekitar Sumatera selatan ini, saya yakini pastilah
sangat indah dan bukan sembarangan. Beberapa indikasi prototype keris
Sriwijaya saya temukan masih sama dengan Melayu (Palembang/Kesultanan)
dimana masih ditandai sisa-sisa estetika 'greneng' dari masa Budha
Sriwijaya, serta teknologi emasnya yang tak tertandingi. Tetapi berbeda
pada penampang gonjo (sirah cecak) serta postur condong leleh yang
sangat membungkuk. Sedangkan keris penemuan Musi jika dibandingkan keris
penemuan Brantas terdapat perbedaan pula pada sirah cecak (penempang
gonjo) dan perbedaan pada ornamental asesori emas terutama pada
mendaknya (ring). Ada beberapa peninggalan seni emas yang sangat
signifikan menunjukkan bahwa sebuah kebesaran keris Sriwijaya pernah
di-agungkan.<br />
<br />
<div>
<img border="0" src="http://www.javakeris.com/files/penemuanSRI3.jpg" /></div>
<br />
<i>Penemuan Sriwijaya sangat berbeda pada sirah cecak dan rumbai
grenengnya dibandingkan temuan Brantas, tetapi yang paling signifikan
adalah pada mendak bawaan yang masih menyatu, ornament tumpalnya sudah
aus, tersisa tiang pegangannya saja.</i><br />
<br />
<div>
<img border="0" src="http://www.javakeris.com/files/penyederhanaan1.jpg" /></div>
<br />
<i>Pergeseran alat, keinginan pada kepraktisan menurunkan nilai pada hasil karya kriya emas yang canggih di jaman lampau.</i><br />
<br />
Penemuan <b><i>”ring keris” </i></b>(mendak; Jw) dapat menjadi indikasi
bahwa memang penemuan Musi dan Brantas tidak sama, dimana tampak
bergeser dari detil yang indah.<br />
<br />
Berbeda pula setelah jaman Kesultanan dimana semua menjadi sederhana
oleh sebab hal: 1. Pengabdian seniman pandai emas (Panday Tamraga) jaman
Budha. 2. Kehidupan yang layak bagi seniman waktu jaman Budha. 3. Ada
pergeseran teknologi emas. <br />
<br />
<div>
<img border="0" height="300" src="http://www.javakeris.com/files/penyederhanaan2.jpg" width="400" /></div>
<br />
<i>Terjadi penyederhanaan dimana ornament tumpal berubah menjadi untu walang (Kesultanan)</i><br />
<br />
Mungkin perlu menelusuri bab 3... tentang pergeseran teknologi emas,
saya menganalisa teknik tiup (ubub) masa kuno masih menggunakan mulut,
sementara kemudian teknologi maju menggunakan ububan kaki, sehingga
pekerjaan yang sangat kecil dan detail mulai disederhanakan oleh sebab
kemampuan alat sudah berbeda pencapaiannya. Ububan kaki memang lebih
cepat dan praktis, sementara teknik kuno menjangkau kerumitan yang tiada
tara.<br />
<br />
Keris Sriwijaya (Palembang) terus mempengaruhi prototype jaman
berikutnya, yang mungkin pula dibawa oleh para seniman mantan pengabdi
Tarumanegara... ke timur, lalu hijrahnya empu-empu pada jaman
Pajajaran... Ada indikasi <i>bukan</i> oleh sebab ekspedisi Pamalayu dari Singosari yang kemudian mempengaruhi keris-keris seperti yang ditemukan di sungai Musi...?</td></tr>
</tbody></table>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-83399803924768321112012-12-08T20:10:00.000+07:002012-12-17T20:29:13.739+07:00Sejarah dan Gaya Keris Sumbawa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img height="301" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQaFeE1ruyLfSlP4MFT7tTPLifCgMCPiLEJB_X5WECeyoq8Zmxk-jS36Vjg" width="400" /><img height="400" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTEuz5yyhCeEGooIHjDFk1iVm6TC72471XP0igRnLSnfGri0CqjVkRmZ3DA" width="235" />;gambar/contoh keris lurus sepokal dan luk,sumbawa/bimo/sulawesi;<br />
<div style="text-align: justify;">
DI Jawa
keris disebut juga Dhuwung atau Curiga; di Minangkabau disebut Kerieh;
di Lampung disebut Terapang; atau Punduk; di Sulawesi disebut Sale atau
Kreh; di Bali disebut Kedutan; di Nusa Tenggara Barat disebut Keris
(Lombok) dan Sampiri (Bima). Sedangkan di luar Indonesia, seperti di
Filipina keris dinamakan Sundang, dalam bahasa Inggris disebut Creese,
yaitu serapan dari keris (bahasa Indonesia). Kata keris pertamakali
ditemukan pada Prasasti Karang Tengah yang terbuat dari perunggu dari
Karang Tengah, Magelang yang berangka tahun 748 Caka (824 Masehi), serta
Prasasti Poh dari Jawa Tengah yang berangka tahun 829 Caka (907
masehi).</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sejarah Keris di Sumbawa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada
Masa Majapahit (abad XIV) keris telah mencapai masa puncaknya, kemudian
menyebar ke wilayah kekuasaannya antara lain: Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Bali, Lombok, Sumbawa (Dompu, Bima, Taliwang),
termasuk juga Malaysia, Brunei, Filipina, Kamboja, dan Thailand.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gaya
keris Sumbawa baik dari suku bangsa Mbojo (Bima dan Dompu) maupun suku
bangsa Samawa (Sumbawa) mirip gaya keris Sulawesi Selatan (Bugis).
Berarti budaya keris yang masuk melewati lintas utara, yakni melalui
Bugis-Makasar masuk ke Sumbawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di desa
Penana (Bima), masih ada beberapa kelompok pande besi yang pada abad
ke-20 masih membuat keris. Pada waktu dahulu, di kalangan Kesultanan
Bima, bila akan membuat keris akan dipanggil semua tukang ke istana
untuk membuat bilah keris dan kelengkapannya sesuai dengan keinginan
raja. Tidak seperti keris Jawa, keris Sumbawa tidak jelas tangguh-nya
sehingga tidak mudah untuk mengetahui di mana keris tersebut dibuat.
Belum diketemukan prasasti atau naskah yang menyebutkan pembuatan keris
atau asal keris di Sumbawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bentuk dan Gaya Keris Sumbawa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Keris
Sumbawa lebih pendek ukurannya yaitu 34-51 cm, dibandingkan keris Jawa
yang berukuran sedang yaitu 49-51 cm. Keris Sumbawa tidak banyak berbeda
bila dibandingkan dengan keris Mbojo. Keris yang berpenampilan mewah
disebut keris tatarapang. Keris tatarapang milik Kesultanan Bima bernama
Lasmpraja; milik Kesultanan Dompu bernama Balaba; sedangkan milik
Kesultanan Sumbawa bernama Baruwayat. Keris jenis ini bagian gandar
maupun wrangka-nya dilapisi perak atau emas yang ditatah. Di wilayah
Sumbawa khususnya Kabupaten Bima juga ada keris yang berukuran sedang,
yang disebut Saronggi. Ada juga keris yang berukuran besar, yang disebut
Sunda, yang bisanya dipakai oleh para pegawai Kesultanan Bima pada masa
lalu. Pamor pada Keris Sumbawa kurang bervariasi dan kurang jelas.
Keris Sumbawa diperkirakan menggunakan bahan pamor dari Luwu Sulawesi
Selatan, yang bukan berupa batu meteor tetapi dari biji besi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bilah
keris dari Sumbawa juga mempunyai dua bentuk yaitu lurus dan luk
(berkelok). Jumlah luk keris dari Sumbawa mulai dari luk tiga hingga luk
lima belas. Motif pamor keris Sumbawa secara umum sama dengan pamor
keris Jawa. Ada sedikit perbedaan, misalnya; pamor kalisu (useran
kepala) pada keris Bima, untuk keris Jawa bernama pamor mailut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hulu
keris Sumbawa berbentuk ekor lebah, kepala burung, dan ular, yang
biasanya terbuat dari kayu, gading, atau tulang, dipakai oleh rakyat
biasa. Hulu berbentuk Sang Bima, hanya dipakai pada keris Tataparang
yang menjadi pegangan para Sultan Bima. Hulu berbentuk raksasa Niwata
Kawaca hanya dipakai oleh para petugas yang memimpin penjagaan di
perbatasan. Keris dengan hulu berbentuk Burung Garuda dipakai oleh
pejabat kerajaan sekte Manggapo Donggo, sedangkan yang berbentuk naga
dipakai oleh pejabat kerajaan sekte Bilmana, dan yang berbentuk manusia
duduk dipakai oleh pemuka agama.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mendak
dan selut terbuat dari logam lebih lunak yaitu emas, perak, tembaga,
atau kuningan. Mendak berbentuk bulat menyerupai cincin, terletak di
antara ganja dan hulu. Sedangkan selut (bungkus) berbentuk bulat pepat,
membungkus pangkal hulu dan berssun terhadap mendak. Keris Sumbawa
memakai mendak yang menyatu dengan selut, yang dinamakan kili-kili, yang
berhias dengan pola tumpal, sulur, bunga, geometris, yang dibuat dengan
teknik patrian atau tatahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada
waktu dahulu di Sumbawa, keris yang perhiasannya terbuat dari emas hanya
boleh dipakai oleh bangsawan istana, sedangkan rakyat biasa hanya boleh
memakai keris yang perhiasannya terbuat dari perak. Perhiasan keris
Sumbawa membungkus seluruh sisi wrangka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Fungsi Keris bagi Masyarakat Sumbawa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Di Bima
dan Dompu yang berasal dari satu etnis Mbojo, yang mendiami bagian
timur Pulau Sumbawa, mempunyai tradisi menganugerahkan keris kepada anak
laki-lakinya yang dikhitan. Tradisi ini dinamakan compo sampiri, yang
masih berlangsung sampai sekarang. Si anak yang telah dianugerahi keris
(compo) dari kakeknya (sampii), kemudian melakukan maka dengan ucapan:
"Mada dau raga, wau jaga sarumbu" yang artinya "saya laki-laki jantan,
sanggup menjaga diri atau membela diri."</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada
masyarakat Sumbawa, untuk memenuhi tuntutan religi dan spiritual dalam
daur hidupnya (perjalanan hidupnya), masih melakukan upacara ritual yang
menggunakan keris, misalnya pada acara khitanan dan perkawinan.
Sehingga menimbulkan suasana rapi, bersih, anggun dan mewah. Cara
memakai keris pada masyarakat Sumbawa dengan menyelipkannya pada
pinggang depan sebelah kanan yang disebut salongi (Mbojo) atau bagadu
(Sumbawa).</div>
<div style="text-align: justify;">
Di
Kesultanan Bima, keris tatarapang menjadi tanda atau lambang kekuasaan
sultan, sehingga pada waktu penyerahan kekuasaan kesultanan ditandai
dengan penyerahan keris. Keris juga dapat digunakan sebagai lambang
status sosial, misalnya berdasarkan tanda hulu atau perhiasan yang ada.
Pada upacara sorong serah aji krama, pembayun membawa salah satu unsur
arta gegawan berupa keris yang disebut kao tindoq (kerbau tidur), yang
melambangkan keamanan dan ketentraman.</div>
<div style="text-align: justify;">
Keris
juga dapat digunakan sebagai benda yang mengandung tuah, daya kesaktian,
serta dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kepercayaan
diri, menyembuhkan penyakit, menolak hama, menghindarkan diri dari
gangguan magic atau roh jahat, serta untuk mencari rejeki.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena
masyarakat Sumbawa masih berpegang teguh pada adat dan tidak
bertentangan dengan norma-norma agama, maka keris masih bertahan sebagai
kelengkapan busana, bahkan dianggap sebagai kesopanan dalam berbusana
secara adat. Keris sebagai benda budaya warisan nenek moyang yang dapat
dihargai sebagai ungkapan ide, nilai seni, nilai filosofi, nilai
teknologi, nilai simbolis, benda pajangan, serta sebagai obyek keilmuan
dan kebudayaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada
saat ini hampir semua bentuk dan gaya dari berbagai jenis keris di Pulau
Sumbawa, telah dikoleksi oleh Museum Negeri Propinsi Nusa Tenggara
Barat di Mataram, yaitu berjumlah lebih dari 100 buah. Keris-keris
tersebut berasal dari Suku Samawa dan Suku Mbojo di Pulau Sumbawa. (Drs
Sunarno Sastroatmojo)(Asdep Konservasi & Pemeliharaan/Proyek
Pemanfaatan Kebudayaan)</div>
Sumber: <a href="http://www.sumbawanews.com/sumbawa/sejarah/sejarah-dan-gaya-keris-sumbawa.html">Sumbawa news</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-28099151004540700352012-12-08T12:50:00.000+07:002012-12-22T20:54:26.549+07:00ARTIKEL Keris Lurus dapur Jalak sumelang Gandring<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Keris Lurus SUMELANG, dalam bahasa Jawa bermakna kekhawatiran atau
kecemasan terhadap sesuatu. Sedangkan Gandring memiliki arti setia atau
kesetiaan yang juga bermakna pengabdian. Dengan demikian, Sumelang
Gandring memiliki makna sebagai bentuk dari sebuah kecemasan atas
ketidaksetiaan akibat adanya perubahan. Ricikan keris ini antara lain :
gandik polos, sogokan satu di bagian depan dan umumnya dangkal dan
sempit, serta sraweyan dan tingil. Beberapa kalangan menyebutkan bahwa
keris dapur Sumelang Gandring termasuk keris dapur yang langka atau
jarang ditemui walau banyak dikenal di masyarakat perkerisan..<br />
Konon salah satu pusaka kerajaan
Majapahit ada yang bernama Kanjeng Kyai Sumelang Gandring. Pusaka ini
hilang dari Gedhong Pusaka Keraton. Lalu Raja menugaskan mPu Supo
Mandangi untuk mencari kembali pusaka yang hilang tersebut. Dari sinilah
berawal tutur mengenai nama mPu Pitrang yang tidak lain juga adalah mPu
Supo Mandrang,<br />
<img alt="" border="0" src="http://gmic.co.uk/uploads/monthly_08_2011/post-10454-0-02920000-1313643040.jpg" />Menurut cerita rakyat, di masa mudanya bernama Supa Mandrangi. Karena
ketekunannya, ia menjadi empu yang mahir. Keris-keris buatannya selalu
indah dan disukai banyak orang. Karena itu Supa Mandrangi dan adiknya
yang bernama Supagati berniat untuk mengabdi pada Keraton Majapahit.<br />
Kebetulan sewaktu ia datang ke keraton, saat itu Majapahit sedang geger.
Pusaka kerajaan yang bernama Kanjeng Kyai Sumelang Gandring hilang dari
tempat penyimpanannya di Gedong Pusaka. Ki Supa Mandrangi lalu
dipanggil menghadap raja. Sang Raja bertitah, jika Empu Supa sanggup
menemukan kembali keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring, maka raja akan
berkenan menerima pengabdiannya di Keraton Majapahit, dan akan
dianugerahi berbagai macam hadiah,Setelah memohon petunjuk Tuhan, empu muda itu bersama adiknya berjalan
ke arah timur, sesuai dengan firasat yang diterimanya. Selama dalam
perjalanan Ki Supa menggunakan nama Empu Rambang. Nama ‘rambang’ berasal
dari kata ‘ngelambrang’ yang artinya berjalan tanpa tujuan yang pasti.
Beberapa bulan kemudian sampailai ia di Kadipaten Blambangan. (Sumber
lain menyebutkan, sebelum Ki Supa alias Ki Rambang sampai di Blambangan,
lebih dulu ia mampir ke Madura untuk menuntut ilmu pada empu Ki Kasa.
Tetapi sumber yang lain lagi mengatakan bahwa Ki Kasa juga merupakan
nama samaran atau nama alias Ki Supa).<br />
<br />
Di Kadipaten Blambangan, lebih dahulu Ki Supa Mandrangi menjumpai Ki
Luwuk, empu senior yang menjadi kesayangan Sang Adipati Menak Dadali
Putih. Berkat jasa baik Ki Luwuk, akhirnya Ki Supa bisa diterima
menghadap adipati itu. Pada saat itu Ki Supa mengaku bernama Pitrang,
dan menyatakan ingin mengabdi pada Sang Adipati. <br />
<br />
Ketika beberapa waktu kemudian Adipati Blambangan tahu hasil kerjanya,
ia menyuruh Ki Pitrang membuat putran (duplikat) sebilah keris lurus
yang indah. Setelah mengamati keris yang harus dibuatkan duplikatnya
itu, Ki Pitrang segera tahu bahwa itulah keris Kanjeng Kyai Sumelang
Gandring yang hilang dari Kerajaan Majapahit.<br />
<br />
Ki Pitrang alias Ki Supa menyanggupi membuat putran keris itu dalam
waktu 40 hari, dengan satu syarat, yaitu agar selama ia membuat keris
putran itu, tidak seorang pun boleh memasuki besalen -nya. Adipati
Blambangan menyanggupi syarat itu, bahkan ia akan menempatkan beberapa
prajurit di sekitar besalen empu Pitrang, agar jangan ada orang yang
masuk mengganggu kerjanya.<br />
<br />
Di besalen-nya, Ki Supa bekerja hanya dibantu oleh adiknya, Ki Supagati,
yang bertindak sebagai panjak-nya. Dalam waktu 40 hari itu Ki Supa
bukan membuat sebilah, melainkan dua bilah keris putran, yang bentuk dan
rupanya sama benar dengan keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring.<br />
<br />
Setelah pekerjaan itu selesai, KK Sumelang Gandring yang aseli
disembunyikan di balik kain di paha kirinya. Sedangkan kedua keris
putran yang dibuatnya dibahwa menghadap Adipati Blambangan, dan diakukan
sebagai keris yang putran dan yang aseli.<br />
<br />
Karena sama bagusnya, sama indahnya, Adipati Blambangan tidak bisa lagi
membedakan kedua keris itu. Mana yang aseli, dan mana yang putran.
Padahal sebenarnya kedua keris itu merupakan keris putran.<br />
<br />
Adipati Dadali Putih amat gembira melihat hasil karya Empu Pitrang.
Karenanya, empu muda itu lalu dinikahkan dengan salah seorang adik
perempuannya, dan diberi banyak hadiah.<br />
<br />
Beberapa bulan kemudian Empu Pitrang berpamitan hendak pulang ke
Majapahit. Ia berpesan pada istrinya yang sudah hamil, agar jika anaknya
lahir kelak, jika laki-laki, agar diberi nama Jaka Sura. Setelah cukup
besar, agar anak itu disuruh menyusulnya ke Majapahit.<br />
<br />
Betapa gembira Raja Majapahit ketika ternyata Ki Supa berhasil menemukan
dan mengembalikan keris pusaka keraton, Kanjeng Kyai Sumelang Gandring.
Karena dianggap berjasa besar bagi kerajaan, Empu Ki Supa Mandrangi
kemudian dinikahkan dengan salah seorang putrinya dan diangkat menjadi
pangeran, serta diberi tanah perdikan (bebas pajak, otonom) di daerah
Sedayu. Maka sejak itu Ki Supa lebih dikenal sebagai Empu Pangeran
Sedayu. Itu pula sebabnya, mengapa keris buatan Ki Supa hampir serupa
dengan keris buatan Pangeran Sedayu.<br />
<br />
Walaupun telah hidup mulia sebagai pangeran dan kaya raya berkat
kedududkannya sebagai penguasa tanah perdikan, Pangeran Sedayu masih
tetap membuat keris. Bahkan keris buatannya makin indah, makin anggun.<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-67807477188449773312012-12-08T12:46:00.000+07:002012-12-22T12:48:20.450+07:00ARTIKEL CIRI KERIS MANGKUBUMEN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Empu Brajakarya</b><br />
<b><br /></b>
<br />
Empu Brajakarya kuwi sawijining empu kondhang ing jaman krajan
Surakarta. Keris-keris gaweyane umume karan keris tangguh Mangkubumen.<br />
Keris
gaweyane bisa kawruhan saka ganjane sing kagolong sebit ron tal,
saengga wujude rada mlengkung. Pucuk endhas cecake lincip. Wetengane
remping lan perangan pucuk buntut urange luwih amba.<br />
Ukuran wilah
kerise sedhengan, dedege lempeng. Pesine pandhe mateng, pamore kebak
warata ing wilahan. Lan umume pamore nginden utawa mantulake cahya.
Cakrik pamore maneka warna, umume kagolong pamor mlumah.<br />
Yen gawe
kembang kacang, umume cakrik gelung wayang. Sogokane rada jero, janure
memper sada. Yen gawe da ing perangan ron da pucuk-pucuke lincip
lan luk-luke jero. Yen tanpa kembang kacang, gandhike digawe miring.
Keris gaweyane Empu Brajakarya kagolong gagah lan sulistya ing rupa,
nanging ukurane ora gedhe</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7901543973451635187.post-61488497122217850702012-12-08T09:18:00.000+07:002012-12-08T09:18:14.070+07:00Kujang - Antara Falsafah dan Mitologi Sunda<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img border="0" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBDc_n_JIedwAItJDvdHnqctQ0Cn7yU4-bBDx5B74zwnoZB4ng1WKJrbsK5ZpcftRRdupRcxX1iTGvnpQZbUJfCOProHAp4s7YopAWq4fmjYgdTWoXmCGSkMizj9Gh_X-MV2IMpXpYTHhk/s400/kujangsunda.JPG" width="400" /><br />
<div style="text-align: justify;">
Kujang adalah salah satu senjata khas dari daerah Jawa Barat, tepatnya
di Pasundan (tatar Sunda). bentuk senjata ini cukup unik, dari segi
desainnya tak ada yang menyamai senjata ini di daerah manapun, senjata
ini di Jawa Barat. Tidak adanya kata yang tepat untuk menyebutkan nama
senjata ini ke dalam bahasa International, sehingga Kujang dianggap sama
pengertiannya dengan “sickle” (= arit / sabit), tentu ini sangat
menyimpang jauh karena dari segi wujudnya pun berbeda dengan arit atau
sabit. Tidak sama juga dengan “scimitar” yang bentuknya cembung. Dan di
Indonesia sendiri arit atau sabit sebetulnya disebut “chelurit”
(celurit). Mungkin untuk merespon kendala bahasa tersebut, tugas dan
kewajiban budayawan sunda, dan media cetak lokal di tatarsunda yang
harus lebih intensif mempublikasikannya senjata Kujang ini ke dunia
International.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Asal muasal istilah Kujang berasal dari kata "Kudihyang" dengan akar
kata "Kudi" dan "Hyang". "Kudi" diambil dari bahasa Sunda Kuno yang
memilii pengertian senjata yang mempunyai kekuatan gaib sakti, sebagai
jimat, sebagai penolak bala, misalnya untuk menghalau musuh atau
menghindari bahaya/penyakit. Senjata ini juga disimpan benda pusaka,
yang digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya dengan meletakkannya
di dalam sebuah peti atau tempat tertentu di dalam rumah atau dengan
meletakkannya di atas tempat tidur (Hazeu, 1904 : 405-406) Sedangkan
"Hyang" dapat disejajarkan dengan pengertian Dewa dalam beberapa
mitologi, namun bagi masyarakat Sunda Hyang mempunyai arti dan kedudukan
di atas Dewa, hal ini tercermin di dalam ajaran “Dasa Prebakti” yang
tercermin dalam naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian disebutkan
“Dewa bakti di Hyang”. Secara umum, Kujang mempunyai pengertian sebagai
pusaka yang mempunyai kekuatan tertentu yang berasal dari para dewa
(=Hyang), dan sebagai sebuah senjata, sejak dahulu hingga saat ini
Kujang menempati satu posisi yang sangat khusus di kalangan masyarakat
Jawa Barat (Sunda). Sebagai lambang atau simbol dengan niali-nilai
filosofis yang terkandung di dalamnya, Kujang dipakai sebagai salah satu
estetika dalam beberapa lambang organisasi serta pemerintahan.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>BAGIAN BAGIAN KUJANG</b></div>
<br />
<ol>
<li>Papatuk (Congo); bagian ujung kujang yang runcing, gunanya untuk menoreh atau mencungkil.</li>
<li> Eluk (Siih); lekukan-lekukan atau gerigi pada bagian punggung kujang sebelah atas, gunanya untuk mencabik-cabik perut musuh.</li>
<li> Waruga; nama bilahan (badan) kujang.</li>
<li> Mata; lubang-lubang kecil yang terdapat pada bilahan kujang yang
pada awalnya lubang- lubang itu tertutupi logam (biasanya emas atau
perak) atau juga batu permata. Tetapi kebanyakan yang ditemukan hanya
sisasnya berupa lubang lubang kecil. Gunanya sebagai lambang tahap
status si pemakainya, paling banyak 9 mata dan paling sedikit 1 mata,
malah ada pula kujang tak bermata, disebut “Kujang Buta”.</li>
<li> Pamor; garis-garis atau bintik-bintik pada badan kujang disebut
Sulangkar atau Tutul, biasanya mengandung racun, gunanya selain untuk
memperindah bilah kujangnya juga untukmematikan musuh secara cepat.</li>
<li> Tonggong; sisi yg tajam di bagian punggung kujang, bisa untuk mengerat juga mengiris.</li>
<li> Beuteung; sisi yang tajam di bagian perut kujang, gunanya sama dengan bagian punggungnya.</li>
<li> Tadah; lengkung kecil pada bagian bawah perut kujang, gunanya untuk
menangkis dan melintir senjata musuh agar terpental dari genggaman.</li>
<li> Paksi; bagian ekor kujang yang lancip untuk dimasukkan ke dalam gagang kujang.</li>
<li> Combong; lubang pada gagang kujang, untuk mewadahi paksi (ekor kujang).</li>
<li> Selut; ring pada ujung atas gagang kujang, gunanya untuk memperkokoh cengkeraman gagang kujang pada ekor (paksi).</li>
<li> Ganja (landéan); nama khas gagang (tangkai) kujang.</li>
<li> Kowak (Kopak); nama khas sarung kujang.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Di antara bagian-bagian kujang tadi, ada satu bagian yang memiliki
lambang “ke-Mandalaan”, yakni mata yang berjumlah 9 buah. Jumlah ini
disesuaikan dengan banyaknya tahap Mandala Agama Sunda Pajajaran yang
juga berjumlah 9 tahap, di antaranya (urutan dari bawah): Mandala
Kasungka, mandala Parmana, Mandala Karna, Mandala Rasa, Mandala Séba,
Mandala Suda, Jati Mandala, Mandala Samar, Mandala Agung. Mandala tempat
siksaan bagi arwah manusia yang ketika hidupnya bersimbah noda dan
dosa, disebutnya Buana Karma atau Jagat Pancaka, yaitu Neraka.</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>SEJARAH PERKEMBANGAN KUJANG</b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kujang sangat identik dengan Sunda Pajajaran masa silam. Sebab, alat ini
berupa salah sastu aspek identitas eksistensi budaya Sunda kala itu.
Namun, dari telusuran kisah keberadaannya tadi, sampai sekarang belum
ditemukan sumber sejarah yang mampu memberitakan secara jelas dan rinci.
Satu-satunya sumber berita yang dapat dijadikan pegangan (sementara)
yaitu lakon-lakon pantun. Sebab dalam lakon-lakon pantun itulah kujang
banyak disebut-sebut. Di antara kisah-kisah pantun yang terhitung masih
lengkap memberitakan kujang, yaitu pantun (khas) Bogor sumber Gunung
Kendeng sebaran Aki Uyut Baju Rambeng. Pantun Bogor ini sampai akhir
abad ke-19 hanya dikenal oleh warga masyarakat Bogor marginal
(pinggiran), yaitu masyarakat pedesaan. Mulai dikenalnya oleh kalangan
intelektual, setelahnya tahun 1906 C.M. Pleyte (seorang Belanda yang
besar perhatiannya kepada sejarah Pajajaran) melahirkan buku berjudul
Moending Laja Di Koesoemah, berupa catatan pribadinya hasil mendengar
langsung dari tuturan juru pantun di daerah Bogor sebelah Barat dan
sekitarnya. Pemberitaan tentang kujang selalu terselip hampir dalam
setiap lakon dan setiap episode kisah serial Pantun Bogor, baik fungsi,
jenis, dan bentuk, para figur pemakainya sampai kepada bagaimana cara
menggunakannya. Malah ungkapan-ungkapan konotatif yang memakai
kujang-pun tidak sedikit. Contoh kalimat gambaran dua orang berwajah
kembar; “Badis pinang nu munggaran, rua kujang sapaneupaan” atau
melukiskan seorang wanita; “Mayang lenjang badis kujang, tembong pamor
tembong eluk tembong combong di ganjana” dsb. Demikian pula bendera
Pajajaran yang berwarna “hitam putih” juga diberitakan bersulamkan
gambar kujang “Umbul-umbul Pajajaran hideung sawaréh bodas sawaréh
disulaman kujang jeung pakujajar nu lalayanan”.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Di masa lalu Kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
Sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian. Pernyataan ini
tertera dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M)
maupun tradisi lisan yang berkembang di beberapa daerah diantaranya di
daerah Rancah, Ciamis. Bukti yang memperkuat pernyataan bahwa kujang
sebagai peralatan berladang masih dapat kita saksikan hingga saat ini
pada masyarakat Baduy, Banten dan Pancer Pangawinan di Sukabumi.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dengan perkembangan kemajuan, teknologi, budaya, sosial dan ekonomi
masyarakat Sunda, Kujang pun mengalami perkembangan dan pergeseran
bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian, kujang
berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan
cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sakral. Wujud baru
kujang tersebut seperti yang kita kenal saat ini diperkirakan lahir
antara abad 9 sampai abad 12.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sejak sirnanya Kerajaan Pajajaran sampai sekarang, kujang masih banyak
dimiliki oleh masyarakat Sunda, yang fungsinya hanya sebagai benda
obsolete tergolong benda sejarah sebagai wahana nostalgia dan kesetiaan
kepada keberadaan leluhur Sunda pada masa jayanya Pajajaran, di samping
yang tersimpan di museum-museum.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pengabadian kujang lainnya, banyak yang menggunakan gambar bentuk kujang
pada lambang-lambang daerah, pada badge badge organisasi
kemasyarakatan atau ada pula kujang-kujang tempaan baru (tiruan),
sebagai benda aksesori atau cenderamata.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Selain keberadaan kujang seperti itu, di kawasan Jawa Barat dan Banten
masih ada komunitas yang masih akrab dengan kujang dalam pranata
hidupnya sehari-hari, yaitu masyarakat Sunda “Pancer Pangawinan”
(tersebar di wilayah Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak – Provinsi Banten,
Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cisolok Kabupaten
Sukabumi – Provinsi Jawa Barat). Dan masyarakat “Sunda Wiwitan Urang
Kanékés” (Baduy) di Kabupaten Lebak – Provinsi Banten. Dalam lingkungan
budaya hidup mereka, tiap setahun sekali kujang selalu digunakan pada
upacara “Nyacar” (menebangi pepohonan untuk lahan ladang). Patokan
pelaksanaannya yaitu terpatri dalam ungkapan “Unggah Kidang Turun
Kujang”, artinya jika bintang Kidang telah muncul di ufuk Timur di kala
subuh, pertanda musim “Nyacar” sudah tiba, kujang (Kujang Pamangkas)
masanya digunakan sebagai pembuka kegiatan “Ngahuma” (berladang).</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>BENTUK DAN JENIS KUJANG SERTA FUNGSINYA</b></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Pada zaman masih jayanya kerajaan Pajajaran, kujang terdiri dari beberapa bentuk, di antaranya:</div>
<ol>
<li> Kujang Ciung; yaitu kujang yang bentuknya dianggap menyerupai burung Ciung.</li>
<li> Kujang Jago; kujang yang bentuknya menyerupai ayam jago.</li>
<li> Kujang Kuntul; kujang yang menyerupai burung Kuntul.</li>
<li> Kujang Bangkong; kujang yang menyerupai bangkong (kodok).</li>
<li> Kujang Naga; kujang yang bentuknya menyerupai naga.</li>
<li> Kujang Badak; kujang berbadan lebar dianggap seperti badak.</li>
<li> Kudi; perkakas sejenis kujang.</li>
</ol>
Berdasarkan jenisnya, kujang memiliki fungsi sebagai:<br />
<ol>
<li> Kujang Pusaka; yaitu kujang sebagai lambang keagungan seorang raja
atau pejabat kerajaan lainnya dengan kadar kesakralannya sangat tingi
seraya memiliki tuah dan daya gaib tinggi.</li>
<li> Kujang Pakarang; yaitu kujang untuk digunakan sebagai alat berperang dikala diserang musuh.</li>
<li> Kujang Pangarak; yaitu kujang bertangkai panjang seperti tombak sebagai alat upacara.</li>
<li> Kujang Pamangkas; kujang sebagai alat pertanian (perladangan). </li>
</ol>
<div style="text-align: center;">
<b>KELOMPOK PEMAKAI KUJANG</b></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun perkakas kujang identik dengan keberadaan Kerajaan Pajajaran
pada masa silam, namun berita Pantun Bogor tidak menjelaskan bahwa alat
itu dipakai oleh seluruh warga masyarakat secara umum. Perkakas ini
hanya digunakan oleh kelompok tertentu, yaitu para raja, prabu anom
(putera mahkota), golongan pangiwa, golongan panengen, golongan agama,
para puteri serta kaum wanita tertentu, para kokolot. Sedangkan rakyat
biasa hanya menggunakan perkakas-perkakas lain seperti golok, congkrang,
sunduk, dsb. Kalaupun di antaranya ada yang menggunakan kujang, hanya
sebatas kujang pamangkas dalam kaitan keperluan berladang.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Setiap menak (bangsawan), para pangagung (pejabat negara) sampai para
kokolot, dalam pemilikan kujang, tidak sembarangan memilih bentuk.
Namun, hal itu ditentukan oleh status sosialnya masing-masing. Bentuk
kujang untuk para raja tidak boleh sama dengan milik balapati. Demikian
pula, kujang milik balapati mesti berbeda dengan kujang miliknya
barisan pratulup, dan seterusnya.</div>
<ol>
<li> Kujang Ciung mata-9: hanya dipakai khusus oleh Raja;</li>
<li> Kujang Ciung mata-7: dipakai oleh Mantri Dangka dan Prabu Anom;</li>
<li> Kujang Ciung mata-5: dipakai oleh Girang Seurat, Bupati Pamingkis,dan para Bupati Pakuan;</li>
<li> Kujang Jago: dipakai oleh Balapati, para Lulugu, dan Sambilan;</li>
<li> Kujang Kuntul: dipakai oleh para Patih (Patih Puri, Patih Taman,
Patih Tangtu Patih Jaba, dan Patih Palaju), juga digunakan oleh para
Mantri (Mantri Majeuti, Mantri Paséban, Mantri Layar, Mantri Karang, dan
Mantri Jero).</li>
<li> Kujang Bangkong: dipakai oleh Guru Sekar, Guru Tangtu, Guru Alas, Guru Cucuk;</li>
<li> Kujang Naga: dipakai oleh para Kanduru, para Jaro, Jaro Awara, Tangtu, Jaro Gambangan;</li>
<li> Kujang Badak: dipakai oleh para Pangwereg, para Pamatang, para
Palongok, para Palayang, para Pangwelah, para Bareusan, parajurit,
Paratulup, Sarawarsa, para Kokolot.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Selain diperuntukkan bagi para pejabat tadi, kujang digunakan pula oleh
kelompok agama, tetapi kesemuanya hanya satu bentuk yaitu Kujang Ciung,
yang perbedaan tahapannya ditentukan oleh banyaknya “mata”. Kujang
Ciung bagi peruntukan Brahmesta (pendeta agung negara) yaitu yang
bermata-9, sama dengan peruntukan raja. Kujang Ciung bagi para Pandita
bermata-7, para Geurang Puun, Kujang Ciung bermata-5, para Puun Kujang
Ciung bermata-3, para Guru Tangtu Agama dan para Pangwereg Agama Kujang
Ciung bermata-1.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Di samping masing-masing memiliki kujang tadi, golongan agama menyimpan
pula Kujang Pangarak, yaitu kujang yang bertangkai panjang yang gunanya
khusus untuk upacara-upacara sakral seperti Upacara Bakti Arakana,
Upacara Kuwera Bakti, dsb., malah kalau dalam keadaan darurat, bisa saja
dipakai untuk menusuk atau melempar musuh dari jarak jauh. Tapi fungsi
utama seluruh kujang yang dimiliki oleh golongan agama, sebagai pusaka
pengayom kesentosaan seluruh isi negara.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kelompok lain yang juga mempunyai kewenangan memakai kujang yaitu para
wanita Menak (Bangsawan) Pakuan dan golongan kaum wanita yang memiliki
fungsi tertentu, seperti para Puteri Raja, para Puteri Kabupatian, para
Ambu Sukla, Guru Sukla, para Ambu Geurang, para Guru Aés, dan para
Sukla Mayang (Dayang Kaputrén). Kujang bagi kaum wanita ini, biasanya
hanya terdiri dari Kujang Ciung dan Kujang Kuntul. Hal ini karena
bentuknya yang langsing, tidak terlalu “galabag” (berbadan lebar”, dan
ukurannya biasanya lebih kecil dari ukuran kujang kaum pria.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk membedakan status pemiliknya, kujang untuk kaum wanita pun sama
dengan untuk kaum pria, yaitu ditentukan oleh banyaknya mata, pamor, dan
bahan yang dibuatnya. Kujang untuk para puteri kalangan menak Pakuan
biasanya kujang bermata-5, Pamor Sulangkar, dan bahannya dari besi
kuning pilihan. Sedangkan (kujang) wanita fungsi lainnya kujang
bermata-3 ke bawah malah sampai Kujang Buta, Pamor Tutul, bahannya besi
baja pilihan.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kaum wanita Pajajaran yang bukan menak tadi, di samping menggunakan
kujang ada pula yang memakai perkakas “khas wanita” lainnya, yaitu yang
disebut Kudi, alat ini kedua sisinya berbentuk sama, seperti tidak ada
bagian perut dan punggung, juga kedua sisinya bergerigi seperti pada
kujang, ukurannya rata-rata sama dengan ukuran “Kujang Bikang” (kujang
pegangan kaum wanita), langsing, panjang kira-kira 1 jengkal termasuk
tangkainya, bahannya semua besi-baja, lebih halus, dan tidak ada yang
memamai mata.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>PROSES PEMBUATAN KUJANG</b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada zamannya Kerajaan Pajajaran Sunda masih jaya, setiap proses
pembuatan benda-benda tajam dari logam termasuk pembuatan senjata
kujang, ada patokan-patokan tertentu yang harus dipatuhi, di antaranya:</div>
<br />
<b>1. Patokan Waktu</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Mulainya mengerjakan penempaan kujang dan benda-benda tajam lainnya,
ditandai oleh munculnya Bintang Kerti, hal ini terpatri dalam ungkapan
“Unggah kidang turun kujang, nyuhun kerti turun beusi”, artinya ‘Bintang
Kidang mulai naik di ufuk Timur waktu subuh, pertanda masanya kujang
digunakan untuk “nyacar” (mulai berladang). Demikian pula jika Bintang
Kerti ada pada posisi sejajar di atas kepala menyamping agak ke Utara
waktu subuh, pertanda mulainya mengerjakan penempaan benda-benda tajam
dari logam (besi-baja)’. Patokan waktu seperti ini, kini masih berlaku
di lingkungan masyarakat “Urang Kanékés” (Baduy).</div>
<br />
<br />
<b>2. Kesucian “Guru Teupa” (Pembuat Kujang)</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Seorang Guru Teupa (Penempa Kujang), waktu mengerjakan pembuatan kujang
mesti dalam keadaan suci, melalui yang disebut “olah tapa” (berpuasa).
Tanpa syarat demikian, tak mungkin bisa menghasilkan kujang yang
bermutu. Terutama sekali dalam pembuatan Kujang Pusaka atau kujang
bertuah. Di samping Guru Teupa mesti memiliki daya estetika dan
artistika tinggi, ia mesti pula memiliki ilmu kesaktian sebagai wahana
keterampilan dalam membentuk bilah kujang yang sempurna seraya mampu
menentukan “Gaib Sakti” sebagai tuahnya.</div>
<br />
<b>3. Bahan Pembuatan Kujang</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk membuat perkakas kujang dibutuhkan bahan terdiri dari logam dan bahan lain sebagai pelengkapnya, seperti:</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"> Besi, besi kuning, baja, perak, atau emas sebagai bahan membuat waruga (badan kujang) dan untuk selut (ring tangkai kujang).</li>
<li style="text-align: justify;"> Akar kayu, biasanya akar kayu
Garu-Tanduk, untuk membuat ganja atau landean (tangkai kujang). Akar
kayu ini memiliki aroma tertentu.</li>
<li style="text-align: justify;"> Papan, biasanya papan kayu Samida untuk pembuatan kowak atau kopak (sarung kujang). Kayu ini pun memiliki aroma khusus.</li>
<li style="text-align: justify;"> Emas, perak untuk pembuatan “mata”
atau “pamor” kujang pusaka ataukujang para menak Pakuan dan para
Pangagung tertentu. Selain itu, khusus untuk “mata” banyak pula yang
dibuat dari batu permata yang indah-indah.</li>
<li style="text-align: justify;"> Peurah” (bisa binatang) biasanya “bisa
Ular Tiru”, “bisa Ular Tanah”, “Bisa Ular Gibug”, ”bisa Kelabang” atau
“bisa Kalajengking”. Selain itu digunakan pula racun tumbuh-tumbuhan
seperti ”getah akar Leteng” “getah Caruluk” (buah Enau) atau “serbuk
daun Rarawea”, dsb. Gunanya untuk ramuan pelengkap pembuatan “Pamor”.
Kujang yang berpamor dari ramuan racun-racun tadi, bisa mematikan musuh
meski hanya tergores.</li>
<li style="text-align: justify;"> Tuah “Gaib Sakti” sebagai isi,
sehingga kujang memiliki tuah tertentu. Gaib ini terdiri dari yang
bersifat baik dan yang bersifat jahat, bisa terdiri dari gaib Harimau,
gaib Ulat, gaib Ular, gaib Siluman, dsb. Biasanya gaib seperti ini
diperuntukan bagi isi kujang yang pamornya memakai ramuan racun sebagai
penghancur lawan. Sedangkan untuk Kujang Pusaka, gaib sakti yang
dijadikan isi biasanya para arwah leluhur atau para “Guriyang” yang
memiliki sifat baik, bijak, dan bajik.</li>
</ul>
<b>4. Tempat (Khusus) Pembuatan Kujang</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Tempat untuk membuat benda-benda tajam dari bahan logam besi-baja, baik
kudi, golok, sunduk, pisau, dsb. Dikenal dengan sebutan Gosali,
Kawesen, atau Panday. Tempat khusus untuk membuat (menempa) perkakas
kujang disebut Paneupaan.</div>
<span class="post-icons">
</span>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07142122242384055963noreply@blogger.com0