Social Icons

Blog Keris Pusaka;silakan call/sms ke nomor;087855335960 @ 081235415435

Pages

Minggu, 16 Desember 2012

Efek Psikologis PUSAKA KERIS Terhadap Pemiliknya


Keris merupakan sebuah benda pusaka yang telah diakui oleh banyak orang terutama orang Jawa memiliki kekuatan tertentu. Kekuatan fisik dan kekuatan non-fisik. Kekuatan fisik dari sebuah keris yaitu mampu menahan beban tekan, tekuk (bending), beban kejut, beban impak dan beban puntir. Hal ini dapat diperoleh karena sebuah keris diciptakan dari material pilihan dan mengaplikasikan perlakuan pemanasan (heat treatment) yang baik.

Material penyusun benda pusaka ini mayoritas berasal dari benda angkasa luar yang jatuh ke permukaan bumi yang disebut dengan meteor. Mengapa dipilih dari material meteor? Telah kita ketahui bersama bahwa meteor adalah benda langit baik itu bintang, planet maupun satelit yang jatuh ke permukaan bumi.

Dalam proses perjalanannya tentunya akan mengalami gesekan dengan udara yang ada disekitarnya. Karena kecepatan jatuh dari meteor berbanding lurus dengan gaya gravitasi bumi maka kecepatan meteor semakin cepat seiring dengan bertambahnya waktu perjalanan atau dapat juga dikatakan selalu mengalami petmabahan percepatan.

Akibat kecepatan yang sangat tinggi ini mengakibatkan gaya gesek antara permukaan meteor dengan udara sekitar mengalami peningkatan juga. Sedangkan efek dari kedua benda yang mengalami gesekan adalah timbulnya kenaikan temperatur yang sebanding dengan besar gaya gesek yang diterimanya. Padahal gaya gesek antara permukaan meteor dengan udara sekitar sangat tinggi sehingga permukaan meteor akan terbakar dengan temperatur yang semakin meningkat. Maka sangatlah tepat sekali apabila benda langit ini dipergunakan sebagai material dasar untuk membuat sebuah benda pusaka berupa keris.

Kekuatan dari sebuah keris tidak hanya berasal dari kekuatan fisik saja namun ada kekuatan non-fisik yang memperkuat kekuatan fisik dari sebuah keris. Kekuatan fisik dari sebuah keris berasal dari kekuatan material penyusun keris tersebut. Sedangkan kekuatan nan-fisik dari sebuah keris tidaklah benar kalau penyebabnya adalah material penyusun benda pusaka meskipun berasal dari langit sekalipun. Namun peyebab adanya kekuatan non-fisik dari sebuah keris berasal dari mahluk yang tidak tampak oleh pandangan manusia biasa yaitu jin/KHODAM.

Jin/KHODAM adalah salah satu mahluk ciptaan Tuhan yang berada di Dimensi Imajiner dalam Sumbu Cartesian (x-y). Mahluk inilah yang mempengaruhi kekuatan sebuah keris yang tidak bergantung pada jenis material yang diaplikasikan. Dengan kekuatan tersebut maka sebuah keris mampu untuk mempengaruhi emosional si pemilik/pemegang keris tersebut, seperti menjadi lebih pemberani. Kekuatan non-fisik sebuah keris dapat juga berupa keris dapat bergetar sendiri apabila ada seorang atau hewan buas yang siap untuk menikam pemegang keris pusaka tersebut. Maka setiap keris yang diyakini memiliki kekuatan non-fisik pasti dilakukan ritual-ritual khusus terutama setiap Bulan Suro.

Ritual-ritual tersebut merupakan salah satu komunikasi antara keris pusaka dan mahluk berdimensi imajiner dengan perantara pemilik keris. Sehingga dengan dilakukannya ritual tersebut sebenarnya akan menambah kekuatan non-fisik sebuah benda pusaka berupa keris tersebut.

KEISTIMEWAAN KERIS LUK






Keris pusaka legendaris hasil jerih payah nenek moyang bangsa Indonesia pada umumnya terbuat dari paduan berbagai logam dan juga bukan logam yang memiliki sifat mekanik yang baik.

Paduan logam dan bukan logam tersebut dibentuk menjadi sebuah senjata tajam. Namun sebelumnya dilakukan penguatan terhadap bahan paduan tersebut baik dengan heat treatmen maupun dengan perlakuan fisik seperti pada posting cara pembuatan keris pusaka yang lalu.

Nenek moyang kita pada umumnya membuat senjata berupa keris berbentuk lurus, pipih, panjang, dan semua bagian tepinya tajam serta pada bagian ujung berbentuk lancip.

Pada dasarnya nenek moyang kita menciptakan benda pusaka berbentuk keris ini berfungsi sebagai media berperang untuk melawan musuh di medan laga.

Bentuk pusaka yang semua tepinya tajam diharapkan dapat lebih optimal dalam penggunaannya yaitu meyerang lawan.

Bagian tepi yang tajam berfungsi untuk memotong atau memangkas lawan.

Sedangkan bagian ujung dengan bentuk yang runcing berfungsi untuk menusuk lawan.

Dengan berkembangnya pemikiran dari nenek moyang kita dalam hal teknologi pembuatan keris pusaka, memunculkan bentuk pusaka yang agak berbeda dari kebanyakan yaitu sebuah keris dengan bentuk luk atau berlekok-lekok.

Luk dari keris pusaka juga sangat banyak variasinya, ada keris luk 1, keris luk 2, keris luk 3, dan sebagainya yang dapat ditandai dengan jumlah luk yang dipergunakan pada keris tersebut.

Sekarang, keris dengan luk memiliki nilai estetika tersendiri dalam perkembangannya.

Namun ternyata dibalik berbentuk luk tersimpan keistimewaan yang sangat luar biasa. Disamping menambah nilai estetika keris juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan keris pusaka.

Artinya keris pusaka lebih mampu untuk melakukan perlawanan terhadap musuh seperti penusukan, penggiresan dan pemotongan.

Hal ini disebabkan adanya kompleksitas mata tajam dari keris pusaka dengan bentuk luk tersebut.

Sebagai contoh sebuah keris pusaka dengan bentuk luk dipergunakan untuk melakukan tusukan pada lawan (gerak lurus menuju tubuh lawan).

Dalam hal ini keris pusaka meskipun bekerja dalam tusukan dalam arah mendatar juga bekerja proses pemotongan dan penggoresan pada bagian tepi keris. Proses ini tidak dimiliki oleh keris berbentuk lurus yang hanya bekerja untuk penggoresan pada bagian tepinya.

Demikian saat keris puksaka berbentuk luk dipergunakan untuk melakukan ayunan atau pemotongan pada lawa dengan arah melingkar.

Pada keris tanpa luk hanya akan bekerja proses pemotongan saja. Akan tetapi pada keris luk akan bekerja disamping dapat melakukan pemotongan juga dapat melakukan proses penggoresan sekaligus.

CARA Pembuatan Keris ( Empu Zaman Dahulu)

 

Keris merupakan sebuah senjata tajam yang terbuat dari paduan (alloy) logam pilihan jenis tertentu yang menyimpan sejuta nilai histories yang tinggi. Melihat sejarah Bangsa Indonesia bahwa keris terbukti mampu mengalahkan senjata api (senjata modern waktu itu). Ini merupakan satu bukti bahwa sebuah keris memiliki kekuatan yang tidak dapat diremehkan begitu saja. Kalau masih ada yang beranggapan bahwa senjata keris merupakan senjata masa lampau yang sangat lemah kekuatannya itu merupakan persepsi yang tidak benar.

Senjata tajam sekarang seperti pedang, tombak, pisau, golok, dan banyak lagi tidaklah sama dengan keris dalam hal kekuatan dan keampuhannya. Perbedaannya sangat jauh sekali, mulai dari komposisi kimia yang terkandung sampai dengan struktur mikro penyusunnya. Hal ini disebabkan karena pemilihan material, proses pembuatan dan perlakuan (heat treatment) yang jauh berbeda.

Penelitian tentang kekuatan sebuah keris sudah banyak dilakukan yang menunjukkan adanya keunikan dalam struktur mikro. Dan inilah yang ternyata menjadikan kekuatan sebuah keris sangat luar biasa. Kekuatan dari senjata tajam berupa keris ini adalah mampu menahan beban tekan yang tinggi, beban puntir yang tinggi, beban tekuk (bending) yang tinggi, beban momen yang tinggi. Dengan kata lain sebuah keris ternyata mampu untuk menahan dari semua jenis pembebanan.

Senjata tajam sekarang apakah ada yang sudah dapat memenuhi semua pembebanan tersebut diatas? Senjata tajam sekarang belum ada yang mampu membandingi atau melebihi kekuatan keris pusaka. Ini merupakan suatu pertanyaan besar mengapa senjata sekarang belum mampu menyamai atau bahkan melebihi kekuatan senjata keris.

Rahasianya terletak pada proses pembuatannya. Sebenarnya material dasar dari keris juga sangat menentukan kekuatan dari keris tersebut. Namun proses pembuatan juga sangat berpengaruh terhadap kekuatan sebuah keris bahkan lebih signifikan dari pada material dasarnya.

Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan hasil bahwa cara membuat keris menurut empu zaman dahulu yaitu dengan cara bahan baku pembuat keris dari bentuk batangan dipipihkan terlebih dahulu, lalu dilipat-lipat seperti halnya melipat selembar kertas. Semakin banyak menggunakann lipatan maka kekuatan sebuah keris akan semakin tinggi. Jadi semakin tinggi kekuatan sebuah keris berarti dibutuhkan lebih banyak lipatan.

Proses pembuatan lipatan sebanding dengan waktu (lama pembuatan). Semakin banyak lipatan otomatis akan memakan banyak waktu untuk mengerjakannya. Makanya pada zaman dahulu dalam pembuatan sebuah keris saja dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun yang disesuaikan dengan kekuatan sebuah senjata keris yang ingin diciptakan.

Proses pembuatan sebuah keris secara garis besar adalah sebagai berikut: dari material dasar berupa logam dengan berbagai paduan seperti baja dan juga bahan meteor dipanasi sampai suhu austenisasi. Penentuan suhu austenisai ini sangat tergantung pada kandungan Carbon yang terdapat pada material dasar tersebut.

Setelah mencapai suhu austenisasi bahan keris dipipihkan dengan cara dipukul berkali-kali sampai permukaannya tipis dan datar. Lalu bahan tersebut dilipat menjadi dua bagian dan dipipihkan sampai tipis dan datar lagi dengan cara dipanaskan terlebih dahulu. Proses ini dilakukan berulang-ulang sebanyak mungkin tergantung seberapa kuat keris yang ingin diciptakan. Semakin banyak jumlah lipatan yang dilakukan maka kekuatan sebuah keris akan semakin baik.


Dengan menggunakan metode lipatan-lipatan tersebutlah yang ternyata menjadikan sebuah keris akan mampu menahan pembebanan dari semua jenis pembebanan yang tidak dimiliki oleh senjata tajam masa kini.

DHAPUR TOMBAK DAN GAMBARNYA

GARAP KERIS MENURUT PAKEM @ TANGGGUHNYA

Pajajaran & Majapahit


Tuban, Blambangan, Sedayu



Madura, DemaK


Pajang , Mataram